• Tidak ada hasil yang ditemukan

poligami dalam al-qur'an - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "poligami dalam al-qur'an - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan tafsiran ayat poligami menurut kitab Al-Azhar dan kitab Fi

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Jelaskan persamaan dan perbedaan tafsir ayat poligami dalam kitab Al-Azhar dan kitab Fi

Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka Terdahulu

Sedangkan perbedaan penelitian Nurul dengan penelitian ini terletak pada konsistensi fokus tokoh yang diteliti, penelitian ini hanya akan mengkaji dua tokoh yaitu Sayyid Qut}b ahli tafsir klasik dan Hamka ahli tafsir modern. Kesamaan tesis Hikmatuloh dengan penelitian ini adalah sama-sama menjelaskan latar belakang pemikiran para tokoh tentang poligami dan relevansi keyakinan.

Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

  • Data
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Teknik Analisis Data

Penelusuran dan kompilasi ayat-ayat Alquran terkait poligami dalam kitab Fil Al-Qur'an dan Al-Azhar c. Membandingkan tafsir ayat dan mengkaji persamaan dan perbedaan tafsir poligami kedua tokoh dalam kitab Fil Al-Qur'an dan Al-Azhar.

Sistematika Pembahasan

Bab ketiga berisi metode penafsiran ayat poligami dalam Al-Qur'an Surat an Nisa<' ayat 3 dan 129 dalam kitab Al-Azhar dan kitab Fi. Bab keempat berisi tentang perbandingan tafsir ayat poligami dalam kitab Al-Azhar dan Fil Al-Qur'an, peneliti mencoba menganalisis persamaan dan perbedaan tafsir kedua kitab tersebut dan mencoba relevansi penafsiran kedua kitab tersebut dalam konteks poligami di Indonesia kontemporer.

Pengertian Poligami

Kebalikannya adalah poliandri, yaitu perkawinan antara seorang wanita dengan beberapa pria. 15 Sedangkan menurut Huzaimah Tahido Yanggo, poligami adalah mengawini beberapa lawan jenis dalam waktu yang bersamaan. 16. Secara konseptual, poligami dapat diartikan sebagai perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki atau perempuan untuk memiliki pasangan hidup lebih dari satu 17 Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, poligami adalah perkawinan yang mengacu pada berbagai syarat dan alasan.

Sejarah Poligami

Perkawinan perempuan yang memiliki lebih dari satu suami, biasanya dua sampai sembilan laki-laki. Perbedaan fungsi biologis antara laki-laki dan perempuan tidak dapat dijadikan acuan perbedaan status atau kedudukan dalam kesejahteraan.

Poligami dalam Pandangan Ulama

Dapat dipahami secara biologis, bahwa usia pria berpotensi menghamilinya lebih lama karena tidak mengalami menstruasi dan menopause seperti wanita. Berdasarkan ayat di atas, tafsir klasik mengartikan bahwa setiap laki-laki muslim diperbolehkan beristri empat. 40 Abdul Nasir Taufiq Al Athar, Ta'dduduz Zaujati Min Nawa

Pertama, pada saat itu jumlah laki-laki lebih sedikit dari jumlah perempuan karena sebagian besar laki-laki atau suaminya meninggal saat perang dan poligami adalah cara untuk merawat dan melindungi perempuan tersebut. An-Nisa <' ayat 3 adalah ayat yang dimaksudkan untuk menghapus kebiasaan bangsa Arab pada masa itu yang banyak beristri. An-Nisa <' ayat 3, bahwa hubungan wanita yang menikah dengan anak yatim berarti wanita adalah makhluk lemah yang perlu dilindungi sama seperti anak yatim.

Sedangkan makna pengucapan kalimat Matsna<, Wa-tsula

Kitab-kitab modern yang paling menonjol di Al-Azhar adalah kitab al-Menar dan Fi

Sayyid Qut}b bersekolah di sekolah dasar selama 4 tahun dan ketika berusia sepuluh tahun, Sayyid Qut}b telah hafal 30 surat Al-Qur'an. Tafsir Fi

Selama di penjara, ia menerbitkan dua surat Fi> Z}ila Z}ila'I (satra, budaya dan masyarakat).

Melalui pendekatan ini, diharapkan wahyu Allah dalam al-Quran dapat diterima untuk faedah dan petunjuk-Nya.

ةَقالَعُم

Persamaan Penafsiran Ayat Poligami

  • Corak dan Metode Penafsiran
  • Syarat adil dalam poligami

Dalam bab ini, pengkaji akan membandingkan dua kitab tafsir yang memfokuskan kepada tafsiran ayat poligami dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa>' ayat 3 dan ayat 129, serta membandingkan pandangan kedua mufassir tentang poligami dengan realiti poligami pada masa ini. Daripada pembentangan bab 3 kitab Al-Azhar dan Fi>Z}ila antaranya. pola tafsiran Z}ila'i.

Pola Adabi Ijtima>'I adalah gaya tafsir yang menjelaskan petunjuk ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan yang berhubungan langsung dengan penyelesaian masalah dan penyakit masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami. dan mengerti. Biasanya penafsir yang menggunakan gaya ini adalah mereka yang dekat dengan masyarakat dan memiliki seni sastra dan budaya yang tinggi, oleh karena itu buku-buku yang menggunakan gaya ini sering disebut dengan tafsir sosial budaya.103 Gaya ini juga terlihat pada penafsiran ayat-ayat poligami. baik Hamka maupun Sayyid Qut}b memberi. Metode penafsiran ayat Al-Qur’an kedua tokoh yaitu Hamka dan Sayyid Qut}b sama-sama menggunakan metode tah}li>li> yang dapat dilihat pada tafsir Al-Azhar dan Fi> Z }ila< l Al-Qur'an 'an menafsirkan ayat demi ayat secara berurutan sesuai dengan naskah Utsmaniyah mulai dari surah al Fatihah dan diakhiri dengan surah an Nas, keduanya selalu berusaha melengkapi penjelasan ayat dari segala aspek baik dari I'rab, Asba> ayat bun Nuzu>l dan paulagu sebelum kita melanjutkan ke bagian berikutnya.

Hamka dan Sayyid Qut}b menekankan beban yang harus ditanggung seorang laki-laki ketika memilih beristri lebih dari satu. Kesetaraan merupakan syarat mutlak yang harus ada dalam rumah tangga poligami, seorang laki-laki harus dapat memperlakukan istri-istrinya dengan baik dan sama dalam hal kehidupan, kasih sayang dan kebutuhan jasmani dan rohani.

Perbedaan penafsiran ayat Poligami

  • Alasan Perbedaan Tafsiran tentang Poligami

Hamka juga mengatakan bahwa perintah Allah yang membolehkan seorang muslim berpoligami hingga empat istri hanya ada dalam satu ayat di dalam Al-Qur'an. Mengenai pandangan Sayyid Qut}b tentang poligami, beliau mengatakan bahwa poligami adalah rukhsa}h yang penuh dengan pencerahan. Sayyid Qut}b juga berpendapat bahwa poligami juga merupakan jalan keluar bagi para janda yang membutuhkan perlindungan dan seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, Sayyid Qut}b mengatakan bahwa poligami lebih baik daripada memilih untuk melajang atau memutuskan untuk tidak menikah demi masa depan. sisa hidupnya.

Sayyid Qut}b mengkritik kelompok yang melarang poligami dengan dalih bahwa tidak semua perempuan membutuhkan laki-laki untuk menjadi pasangannya. Menurut Sayyid Qut}b, sebebas apapun seorang wanita, dia tetap membutuhkan seorang pria untuk memenuhi kebutuhan batinnya dan untuk melindunginya dari penghinaan yang mungkin terjadi. Hamka ada di Indonesia yang terdiri dari beberapa suku, sedangkan Sayyid Qut}b ada di Mesir yang merupakan negara muslim.

Hamka berada dalam situasi di tengah masyarakat yang haus akan ilmu Al-Qur'an namun terhalang oleh ketidakmampuan menyerap makna yang terkandung. Sedangkan Sayyid Qut}b berada di negara Islam yang bisa lebih leluasa dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran.

Relevansi pemikiran poligami Hamka dan Sayyid Qut}b dengan poligami di Indonesia

Menurut peneliti, pemikiran Hamka dan Sayyid Qut}b tentang poligami masih relevan dengan hukum poligami saat ini. Di sisi lain, interpretasi Hamka dan Sayyid Qut}b tentang poligami masih mempertimbangkan aspek sosiologis, ekonomi, psikologis, dan budaya masyarakat yang akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Tafsir ayat poligami dalam Al-Azhar dan Fi> Z}ila

Kemiripan selanjutnya terletak pada penekanan pada kejujuran saat melakukan poligami. Hamka dan Sayyid Qut}b sepakat bahwa syarat adil adalah syarat suci yang tidak boleh diremehkan. Perbedaan penafsiran ayat poligami Hamka dan Sayyid Qut}b, menurut Hamka, kecukupan ekonomi ditekankan sebagai syarat yang sama pentingnya dengan syarat adil, karena berkaitan dengan kelangsungan kesejahteraan rumah tangga poligami agar tetap sejahtera. dibangun, karena tanpa ekonomi yang cukup, poligami hanya akan mengganggu diri sendiri dan lebih banyak merugikan. Perbedaan berikutnya, Hamka mengatakan bahwa surat Al-Qur'an An-Nisa<' ayat 3 mengandung makna monogami karena menurutnya tujuan suci perkawinan akan lebih mudah diwujudkan dengan monogami sedangkan menurut Sayyid Qut}b ayat 3 surat An-Nisa<' adalah a rukhs } Ah, yang bisa dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan kehati-hatian, menurut Sayyid Qut}b, poligami boleh dilakukan asalkan harus sesuai dengan aturan syariat Islam dan selama tujuannya untuk kemaslahatan.

Sayyid Qut}b mengecam kelompok yang melarang poligami dengan alasan kemerdekaan bagi perempuan yang tidak membutuhkan laki-laki dalam hidupnya, bagi Sayyid. Di sisi lain, ketika menafsirkan ayat-ayat poligami, Hamka dan Sayyid Qut{b tetap memperhatikan aspek ekonomi, sosial budaya, dan psikologis, meskipun dalam pelaksanaan poligami saat ini, banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku poligami yang lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. .

Saran

Relevansi penafsiran ayat poligami dengan poligami di Indonesia saat ini masih relevan dengan UU Pasal 3 No. 1 Tahun 1974 tentang poligami di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

 Poligami adalah keluarga yang dibentuk mempunyai lebih dari satu suami atau istri.. Poligami ini terbagi ke dalam dua konsep perkawinan,

Hasil dari tugas akhir ini adalah suatu aplikasi pembukuan keuangan yang memiliki fitur tambahan yaitu pemeriksaan inventaris pada Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet