• Tidak ada hasil yang ditemukan

The population in this study is all students of grade XI SMAN 1 Bukit Sundi registered in the academic year 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "The population in this study is all students of grade XI SMAN 1 Bukit Sundi registered in the academic year 2017/2018"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 1 BUKIT SUNDI

Zulmaidawati, Siska Nerita, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Wati.zulmaida@gmail.com

ABSTRACT

The learning process at SMAN 1 Bukit Sundi is still not maximal because students are less active in learning, lack of cooperation among students during group discussion which resulted in students not yet able to interact learning among other students. These conditions have an impact on the low learning outcomes of biology students on plant tissue material. To overcome these problems, we need a model that matches the character of students and plant tissue material. This study aims to determine the effect of applying cooperative learning model of Student Teams Achievement Division (STAD) type on Plant Network material in the affective, cognitive and psychomotor aspects of student learning outcomes of grade XI SMAN 1 Bukit Sundi. This type of research is experimental research, with research design Randomized Control Group-Postest Only Design.

The population in this study is all students of grade XI SMAN 1 Bukit Sundi registered in the academic year 2017/2018. Sampling using Purposive sampling technique and obtained class XI MIPA1 as experiment class and XI MIPA4 as control class. Data were analyzed using t-test. Instruments in this research are affective, cognitive and psychomotor domains. The results of data analysis in the affective domain of the experimental class has an average value of 83.17 with the predicate B and control class is 62.67 with the predicate C. In the cognitive domain obtained the average value of the experimental class is 79.38 with the predicate B and control class that is 65,92 with predicate C. In experimental psychomotor class experimental class has average value 82,53 and control class that is 73,43 with second predicate of sample class that is B. Based on data analysis can be concluded that learning model Student Teams Achievement Division (STAD ) affects the students' learning outcomes in the affective, cognitive, and psychomotor aspects of class XI SMAN 1 Bukit Sundi.

Keywords: STAD (Student Teams Achievement Division), Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang meliputi interaksi antara guru dengan siswa,

siswa dengan sesama siswa serta antara siswa dengan lingkungan.

Dalam proses pembelajaran Guru

(2)

tidak hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga bertanggung jawab dalam memotivasi dan membimbing siswa, serta menciptakan suatu kondisi belajar yang optimal sehingga dapat menantang siswa untuk berpikir lebih lanjut dan dapat mendorong siswa untuk belajar sehingga penguasaan konsepnya semakin baik.

Majid (2014:5) mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa aspek yang saling berkaitan. Untuk itu diperlakukan berbagai keterampilan yang dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif bagi siswa, salah satunya keterampilan dalam memilih dan menerapkan strategi, pendekatan, metode serta model pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bulan Juni 2017 yang penulis lakukan dengan guru

Biologi kelas XI SMAN 1 Bukit Sundi didapatkan informasi bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung guru sudah bertindak sebagai fasilitator yaitu membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa, tetapi siswa masih ada yang kurang aktif dalam pembelajaran, pada saat diskusi kelompok kurang kerjasama antar siswa, ini mengakibatkan siswa belum mampu berinteraksi belajar sesama siswa lain.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu siswa SMAN 1 Bukit Sundi diketahui bahwa semangat belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi juga masih rendah, hal ini terlihat pada saat mengerjakan tugas rumah masih ada yang mengerjakannya di sekolah.

Kondisi tersebut berdampak terhadap hasil belajar siswa yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dapat dilihat dari nilai rata- rata ulangan harian pada materi Jaringan Tumbuhan kelas XI SMAN 1 Bukit Sundi tahun pelajaran 2016/2017, kelas XI MIPA 1 56,69 kelas XI MIPA2 59,73 dan kelas XI MIPA3 61,48 dimana Kriteria

(3)

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk materi ini yaitu 80.

Berdasarkan jumlah keseluruhan siswa yang berjumlah 88 siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 31 siswa (35,2%), sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 57 siswa (64,8%).

Disini terlihat bahwa persentase siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari pada persentase siswa yang tuntas. Hal ini menggambarkan bahwa belum terjadi proses pembelajaran secara optimum.

Materi Jaringan Tumbuhan ini merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa karena siswa dituntut untuk menjelaskan struktur jaringan tumbuhan.

Untuk mengatasi suatu permasalahan tersebut, maka diperlukan model yang tepat dan sesuai dengan karakter siswa yang akan dinilai dan materi. Alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah di atas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), dimana siswa memperoleh pengetahuan dengan membangun sendiri pengetahuannya melalui

interaksi dengan guru dan siswa yang lain.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini telah digunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan satu kelas sampel yaitu kelas eksperimen yang akan dilaksanakan di SMAN 1 Bukit Sundi pada kelas XI tahun pelajaran 2017/2018. Rancangan penelitian ini adalah Randomized Control-Group Posttes Only Design dengan populasinya adalah seluruh siswa dan siswi kelas XI di SMAN 1 Bukit Sundi. Penentuan sampel dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan nilai rata-rata ulangan harian dua kelas yang sama atau hampir mendekati sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 1 Bukit Sundi, diperoleh data hasil belajar biologi pada ranah afektif,

(4)

kognitif dan psikomotor siswa pada kedua kelas sampel. Dari data yang diperoleh maka pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

terhadap hasil belajar siswa kelas XI di SMAN 1 Bukit Sundi pada materi jaringan tumbuhan.

1. Penilaian Afektif

Hasil proses pembelajaran penilaian afektif dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hasil Penilaian Afektif Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan di SMAN 1 Bukit Sundi, hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen 83,17 dan rata-rata

kelas kontrol 62,67 maka kelas eksperimen > kelas kontrol.

Tingginya nilai rata-rata sikap kompetensi kelas eksperimen pada indikator bertanggung jawab karena di dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan dari lembar kerja yang diberikan guru, dimana pertanyaan tersebut dijawab dan didiskusikan didalam 0

20 40 60 80

Bekerja Sama Tanggung Jawab

Rata-rata

Indikator

Eksperimen Kontrol 74,5

61

78,5 63,5

(5)

kelompoknya. Hal ini sesuai dengan Lufri (2007:34) bahwa pemecahan masalah bersama lebih baik daripada sendirian. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa siswa diberikan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan tetapi ada beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab dalam kelompoknya seperti masih adanya siswa yang meminta izin keluar dengan berbagai alasan yang membuat mereka mengumpulkan tugas tidak tepat waktu. Menurut Latisma (2011:192) hasil afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

Tingginya rasa bekerja sama siswa kelas eksperimen, karena siswa dituntut ikut berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dan ikut menyampaikan pendapat dalam kelompok tetapi masih ada ditemukan beberapa siswa

yang kurang berpartisipasi dalam kelompok, sehingga hasil yang dicapai rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Saebani (2013:53) semakin tinggi partisipasi anggota kelompok dalam memecahkan masalah, semakin tinggi pula hasil yang dicapainya. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah partisipasi anggota kelompok dalam memecahkan masalah, semakin rendah pula hasil yang dicapainya.

Sedangkan pada kelas kontrol siswa sudah bekerja sama dalam diskusi untuk menjawab pertanyaan tetapi masih ada dari beberapa siswa yang tidak ikut dalam membuat kesimpulan, namun ada juga ditemukan siswa yang tidak mau menerima pendapat temannya bahkan siswa tersebut lebih memilih mengerjakan tugas secara individu.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2013:105) menerima adalah kepekaan seseorang dalam merangsang atau stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lainnya dengan menerima siswa memiliki keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena.

(6)

Namun masih ada siswa yang hanya mengandalkan temannya yang pintar saja untuk mengerjakan.

2. Penilaian Kognitif

Hasil proses pembelajaran penilaian kognitif dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Hasil Penilaian Kognitif Penilaian kompetensi kognitif

diambil dari nilai tes akhir penelitian dengan jumlah soal 50 butir dalam bentuk pilihan ganda. Nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen yaitu 79,38. Siswa yang mencapai nilai KKM dikelas eksperimen sebanyak 18 orang dengan persentase ketuntasan 69,23 % sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 8 orang dengan persentase 30,77 %. Hal ini menggambarkan bahwa hasil belajar siswa telah tercapai dengan baik, sesuai dengan

pendapat Djamarah dan Zain (2013:107) menyatakan bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan 60% - 75%

dikuasai oleh siswa.

Nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yaitu 65,92. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 4 orang dengan persentase ketuntasan 16,67

% sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 20 orang dengan persentase ketuntasan 83,33

%. Rendahnya hasil belajar siswa 0

20 40 60 80

Eksperimen Kontrol

Rata-rata

Kelas Sampel

Eksperimen Kontrol 79,38

65,92

(7)

dikarenakan sebagian siswa dalam proses pembelajaran tidak peduli dengan kelompoknya, hanya beberapa siswa yang ikut serta dalam diskusi, siswa yang lain hanya mengandalkan teman yang pintar saja sehingga siswa kurang aktif dan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Kurangnya minat siswa untuk mencari dan mempelajari sendiri, sehingga banyak siswa yang tidak menguasai materi. Keinginan siswa untuk belajar juga kurang dikarenakan

pembelajaran di kelas kontrol ini dilakukan setelah jam pelajaran olahraga dan banyak siswa yang merasa kelelahan dan mengantuk pada saat diskusi kelompok. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang berhasil. Menurut Sardiman (2011:40) bahwa seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar.

3. Penilaian Psikomotor

Hasil proses pembelajaran penilaian psikomotor dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Hasil Penilaian Psikomotor 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

Kelengkapan isi laporan

Kesesuaian isi laporan

Rata-rata

Indikator

Eksperimen Kontrol 70,75

76,5 70,5

84,5

(8)

Penilaian kompetensi ranah psikomotor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa laporan hasil diskusi kelompok.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan didapatkan penilaian keterampilan kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Indikator yang memiliki nilai tertinggi adalah kelengkapan isi laporan dengan nilai yaitu 84,5 (B).

Pada indikator ini laporan sudah dilengkapi identitas dan siswa menjawab semua pertanyaan tetapi masih ada siswa yang tidak membuat kesimpulan. Indikator yang terendah adalah kesesuaian isi laporan didapatkan rata-rata 76,5 (B). Siswa telah mampu membuat isi laporan sesuai dengan topik, serta telah mewakili materi, tetapi masih terdapat kurang lengkap pada komponen yang diminta atau masih ada yang kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Kunandar (2013:249) penilaian psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil tercapainya kompetensi pengetahuan.

Keterampilan itu sendiri

menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

Pada kelas kontrol didapatkan rata-rata dari ketiga pertemuan untuk semua indikator yaitu 73,43 dengan predikat B. Indikator yang memiliki nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah kesesuaian isi laporan dengan nilai 70,75 (C). Pada indikator ini siswa sudah mampu menulis isi laporan sesuai dengan topik, tetapi masih terdapat kurang lengkap pada komponen yang diminta atau masih ada isi laporan yang kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurang mewakili materi. Indikator yang terendah pada kelas kontrol adalah kelengkapan isi laporan yaitu 70,5 (C). Siswa sudah mampu membuat laporan dengan dilengkapi identitas dan menjawab semua pertanyaan tetapi masih kurang lengkap karena tidak ada kesimpulan.

Menurut Kunandar (2013:299) penilaian produk dilakukan untuk menilai hasil penamatan, percobaan maupun tugas proyek tertentu dengan menggunakan kriteria penilaian (rubrik) yang ditetapkan.

(9)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor kelas XI SMAN 1 Bukit Sundi

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. Bahri& Zain Aswan.

2013. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan.

Padang: UNP Press Padang.

Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saebani, B. A & N. Kadar. 2013.

Manajemen Penelitian. Bandung:

Pustaka Setia.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rajawali Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru wali kelas XI IS 1 SMA Negeri 1 Sipirok penulissudah memperoleh data dari sekolah tersebut bahwa sistem

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan dengan wali kelas dan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada saat peneliti melakukan PPL di bulan November 2018 di