• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI

SMA KARTIKA 1-5 PADANG

Dini Aprilla Sari 1), Dra. Nursyahra,M.Si 2) , Liza Yulia Sari, M.Pd3)

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatra Barat

Email: [email protected] ABSTRACT

This research was motivated by the low result of study biology students in class XI SMA Kartika 1-5 Padang. Low student learning outcomes are caused by several factors, among which the learning process is centered on teachers, lack of interest students in learning biology, students are less active in the learning process, students' lack of courage in issuing ideas and opinions. One of the efforts of teachers to engage students actively in the learning process by using cooperative learning model type Group Investigation (GI) on learning outcomes biology class XI SMA Kartika 1-5 Padang. This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model type Group Investigation (GI) on learning outcomes biology students in class XI SMA Kartika 1-5 Padang. This type of research is experimental research by using device Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population in this study were all students of class XI SMA Kartika 1-5 Padang enrolled in the academic year 2015/2016. Sampling with purposive sampling technique. The instrument used was a written test in the form of an objective matter. The results of data analysis to test the hypothesis by using t-test obtained t = 2.97 and table

= 1.68. Thus thitung> ttabel, then the hypothesis is accepted. Concluded that the implementation of cooperative learning model type Group Investigation (GI) can improve learning outcomes biology class XI SMA Kartika 1-5 Padang in academic year 2015/2016.

Key words: Group Investigation (GI), Cooperatif, the result of study biology.

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan komunikasi antara guru sebagai pihak yang mengajar dan menciptakan kondisi belajar sedangkan siswa sebagai pihak yang sedang belajar dan menikmati kondisi belajar suatu mata pelajaran. Pembelajaran (dari guru) baik atau efektif apabila menyebabkan siswa belajar secara efektif pula. Pembelajaran tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan, teori-teori, dan konsep-konsep, melainkan pembelajaran merupakan upaya untuk mengembangkan sejumlah potensi yang dimiliki peserta didik, baik berfikir (mental intelektual), emosional, sosial, nilai moral, ekonomikal, spiritual dan kultural.

Berdasarkan hasil observasi wawancara yang dilakukan pada guru biologi di SMA Kartika 1-5 Padang, didapatkan gambaran bahwa rendahnya hasil belajar biologi siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kurangnya minat siswa dalam belajar biologi, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, pada saat guru menjelaskan siswa hanya

mendengar, menulis, mencatat saja, kurangnya keberanian siswa dalam mengeluarkan ide dan pendapat sehingga siswa cenderung diam dalam menerima informasi, selama proses pembelajaran siswa kurang termotivasi untuk belajar sehingga siswa cenderung tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan pembelajaran. Selain itu, guru belum menggunakan model yang bervariasi, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Pada saat diadakan diskusi hanya beberapa siswa yang berpartisipasi sedangkan yang lainnya hanya diam saja.

Salah satu materi yang sulit dipahami siswa adalah materi sistem pencernaan, karena pada materi ini banyak terdapat proses-proses yang tidak bisa diamati secara langsung. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian biologi siswa kelas XI IPA pada materi sistem pencernaan yaitu: kelas XI IPA1 (61,76), XI IPA2 (64,48), XI IPA3 (61,39), dan XI IPA4 (68,93) yang mana

(2)

nilai tersebut masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Terkait masalah di atas, salah satu upaya yang dilakukan guru agar melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran salah satunya model pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI). Menurut Artzt dan Newman (1990:448) dalam Nur (2012:2) menyatakan pembelajaran Kooperatif adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama.

Menurut Istarani (2014:86) model pembelajaran Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran yang dimulai dengan pembagian kelompok yang selanjutnya guru beserta anak didik memilih topik-topik tertentu sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik tersebut.

Model pembelajaran ini bertujuan untuk memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen, dan melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok, melatih siswa untuk bertanggung jawab serta dapat melatih siswa menemukan ide dan gagasan baru.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Kartika 1-5 Padang.”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kartika 1-5 Padang di kelas XI pada bulan Januari semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Kartika 1-5 Padang yang terdaftar tahun pelajaran 2015/2016. Pada penelitian ini sampel yang dibutuhkan sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas Kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling. Kelas

sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA2 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah tes dan non tes. Untuk ranah kognitif penilaiannya berupa soal tes akhir berbentuk pilihan ganda. Agar didapatkan tes yang valid, reliabel dan memperhatikan taraf kesukaran serta daya beda soal, maka uji coba soal dilakukan di SMA Kartika 1-5 Padang. Instrumen yang digunakan dalam ranah afektif . Penilaian pada ranah afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel, maka didapat bahwa thitung > ttabel dimana thitung 2,97 dan ttabel 1,68 sehingga hipotesis diterima.

Dari data yang diperoleh maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap hasil belajar di SMA Kartika 1-5 Padang.

Nilai rata-rata pada kelas ekseprimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar yang terdapat dalam tabel di atas, maka didapatkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa seperti pada gambar 1 dan gambar 2

.

Gambar 1. Histogram Nilai Rata-rata Kognitif

0 20 40 60 80

Kelas EksperimenKelas Kontrol

(3)

Gambar 2. Histogram Nilai Rata-rata Afektif

Setelah dilakukan penelitian di SMA Kartika 1-5 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016, maka diperoleh hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) didapatkan nilai siswa yang mencapai KKM di kelas eksperimen sebanyak 13 orang dengan presentase ketuntasan 54,1%, sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang dengan presentase 45,8%. Nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi, didapatkan nilai siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 orang dengan presentase ketuntasan 29,1% sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 17 orang dengan presentase ketuntasan 70,9%.

Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), tetapi hasil belajar siswa tersebut masih kurang dari KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini terjadi karena saat diskusi berlangsung masih ada beberapa kelompok yang tidak serius dan terlibat langsung dalam melakukan diskusi. Hal ini terlihat disaat temannya berdiskusi siswa lainnya sibuk dengan hal-hal lain seperti bercerita dengan teman sebelahnya, bahkan ada yang main hp dan apabila ditegur oleh guru siswa tersebut akan mengikuti diskusi dengan kelompoknya, namun apabila guru sudah meninggalkan kelompok tersebut maka siswa yang bermasalah tadi mengulangi kembali perbuatannya. Hal ini tentunya sangat tidak diinginkan disaat pembelajaran berlangsung, karena keberhasilan siswa disaat pembelajaran dapat tercapai apabila

siswa serius dan terlibat langsung dengan kelompoknya untuk berdiskusi. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Aunurrahman (2010:121) bahwa keterlibatan langsung siswa di dalam pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemontrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung berarti siswa aktif mengalami dan melakukan proses belajar sendiri.

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan diskusi didapatkan nilai rata-rata yaitu 58,99 yang mana nilai tersebut rendah dari kelas eksperimen dan masih belum mencapai KKM yang ditetapkan. Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan metode diskusi ini dapat terlihat bahwa kurangnya minat dan rasa ingin tahu siswa dalam belajar, pada saat diskusi masih banyak siswa yang tidak saling berkerja sama dengan anggota kelompoknya, ini disebabkan karena ada dari salah satu anggota kelompok yang tida menyukai anggota kelompoknya, sehingga diskusi tidak terlaksana dengan baik, pemasalahan atau solusi tidak akan ditemukan.

Rendahnya hasil belajar siswa pada kelas kontrol disebabkan karena pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya sebagian siswa yang berdiskusi dengan kelompoknya. Beberapa kelompok hanya mengandalkan temannya yang pintar untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru sedangkan siswa yang lainnya tidak serius mengikuti proses pembelajaran dan hanya mengobrol pada saat diskusi berlangsung.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007:34) diskusi akan terasa kaku bila persoalan yang akan didiskusikan tidak dikuasai, didominasi oleh peserta didik yang aktif berbicara sehingga pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik yang pasif saat pembelajaran.

Dalam penelitian ini penulis tidak hanya menilai dari segi kognitif saja tetapi juga dilakukan penelitian afektif. Penilaian kompetensi afektif pada kelas eksperimen 2.4

2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

2

33

(4)

berada pada predikat B (3,00) dan pada penilaian kompetensi afektif pada kelas kontrol berada pada predikat C (2,60).

Aspek yang diamati dari penilaian kompetensi afektif yaitu santun berkomunikasi pada saat belajar, berkerja sama dalam kelompok, menghargai pendapat orang lain dalam proses pembelajaran. Penilaian kompetensi afektif kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari tingginya rasa ingin tahu, kerjasama dalam kelompok dan mampu menghargai pendapat teman.

Tingginya rasa ingin tahu siswa dapat menuntut siswa untuk aktif bekerjasama dengan teman sekelompoknya. Seperti aktif bertanya dengan guru, aktif dalam kerja kelompok, bersemangat dalam belajar.

Proses kerjasama antar siswa membutuhkan komunikasi yang baik sehingga dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik antar sesama siswa.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) di kelas XI SMA Kartika 1-5 Padang tahun pelajaran 2015/2016 lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hal ini terbukti dengan rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kelas kontrol.

Adapun beberapa kendala yang penulis temukan dalam proses pembelajaran yaitu pada kelas eksperimen sulit mengontrol siswa dalam melakukan kerja kelompok. Pada kelas kontrol juga masih kurang pengelolaan kelas, dan masih banyak siswa yang tidak serius dalam belajar serta juga sering siswa keluar masuk kelas.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Kartika 1-5 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan kesimpulan, maka disarankan bahwa untuk penelitian selanjutnya dapat menerapkan model Group Investigation (GI) pada materi dan sekolah yang berbeda dengan menggunakan media pembelajaran.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Aunarrahman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Istarani.2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan. Media Persada.

Lufri, 2007. Strategi Pembelajaran Biologi:

Teori, Praktik, Dan Penelitian.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa hasil belajar siswa meningkat, terbukti dari perolehan hasil belajar Biologi siswa setelah peneliti dan guru bekerja sama dalam penerapan

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar biologi kelas XISMA N I tarusan kabupaten pesisir selatan