• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 15 SOLOK SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

E- JURNAL

ASTIA GUSTI NORA NIM.10010168

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA KELAS VII SMP N 15 SOLOK SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Astia Gusti Nora, Rina Widiana dan Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Jurusan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat E-mail: Tyasheenora@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research was based on by the low studying result of biology in class VII SMPN 15 Solok Selatan. This was caused by some factors, like student was not active in studying, lack of teamwork of student in group, lack of responsibility in doing task, student was not active in giving idea and new opinion, learning which was implemented in school was not varieties and student studying result was under criteria minimum (KKM). The effort in solving this problem was writer implement learning model cooperative type Group Investigation (GI). The purpose of this research was to know what The Influence of Implementing Learning Model cooperative type Group Investigation (GI) to Biology Studying result class VII SMPN 15 Solok Selatan. The type of this research was experiment research, using “Randomized Control Group Posttest Only Design”. The population of this research was all students class VII SMPN 15 Solok Selatan. The sample taken was using total sampling technique. Class VII2 as experiment class and VII1 as control class. The instrument of this research was knowledge competence like optional choice which was done through the test in research. The hypothesis in this research was tested by using t-test. The result of research shown that the cognitive average in experiment class was higher that control class, where experiment class 75,74 and control class 70,23. The hypothesis can be gotten thitung was 1,75 and ttabel 1,68 where thitung>ttabel which means hypothesis of research H1 was accepted, so that can be concluded that studying result by implementing Learning Model cooperative type Group Investigation (GI) can increase Biology Studying result class VII SMPN 15 Solok Selatan 2014/2015.

Keyword : Learning Model, Group Investigation, Biology Studying Result.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsa. Pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi dan mampu bersaing dengan bangsa lain diera globalisasi. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi. Hal ini dapat dipahami karena biologi merupakan bagian dari sains yang menunjang ilmu terapan seperti ilmu kedokteran, peternakan, pertanian dan sebagainya. Mengingat akan pentingnya ilmu biologi bagi kehidupan maka perlu diusahakan peningkatan dalam mutu pendidikan biologi. Untuk itu

diharapkan dalam proses pembelajaran guru dapat memahami, menguasai, dan terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar dan menerapkan suatu model dalam proses pembelajaran agar tercapainya suatu pembelajaran yang optimal sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 5 Januari 2015 dengan salah seorang guru biologi di SMP N 15 Solok Selatan. Terlihat bahwa masih banyak siswa yang kurang aktif saat proses pembelajaran berlangsung karena siswa kurang menguasai materi, kurangnya kerja sama antar kelompok, kurangnya tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dan siswa kurang aktif dalam mengeluarkan ide atau gagasan baru. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa

(4)

kelas VII adalah materi Ekosistem. Pada materi ekosistem ini siswa dituntut memahami konsep-konsep dan prinsip- prinsip yang terdapat pada materi tersebut.

Misalnya tentang rantai makanan, jaring- jaring makanan, piramida makanan dan aliran energi. Salah satu faktor ini disebabkan oleh kurang bervariasinya pembelajaran yang diterapkan di sekolah, sehingga siswa terkadang merasa bosan dan kurang termotivasi dalam belajar. Hal ini menyebabkan hasil belajar biologi siswa masih rendah di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan yaitu 75. Rendahnya hasil belajar biologi siswa SMP N 15 Solok Selatan dapat dilihat dari nilai rata-rata biologi pada materi Ekosistem kelas VII tahun pelajaran 2013/2014 sebagai berikut : kelas VII1 70,17 dan VII2 66,12. Memenuhi tuntutan di atas maka diperlukan proses pembelajaran yang melibatkan siswa, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Menurut Eggen and Kauchak (1996 dalam Trianto, 2011:58) Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok model pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok. Memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama meskipun mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun guru.

Memenuhi tuntutan di atas maka diperlukan proses pembelajaran yang melibatkan siswa, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Menurut Trianto (2011:78) Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan.

Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok disini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang

sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan secara mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas. Pembelajaran koopertif tipe Group Investigation (GI) dapat memadukan kemampuan siswa melalui kelompok yang heterogen, dapat melatih siswa untuk meningkatkan kerja sama dalam kelompok, melatih siswa untuk bertanggung jawab serta dapat melatih siswa menemukan ide atau gagasan baru.

Berdasarkan uraian di atas, maka telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP N 15 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar bioloi siswa kelas VII SMP N 15 Solok Selatan tahun pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 pada semester genap kelas VII tahun pelajaran 2014/2015 di SMP N 15 Solok Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Control Group Posstesst Only Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 15 Solok Selatan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2014/2015, sesuai dengan rancangan penelitian, maka diperlukan 2 kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total sampling. Kelas eksperimen yaitu kelas VII2 dan VII1 sebagai kelas kontrol.

Prosedur penelitian pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Penilaian kompetensi pengetahuan berupa soal pilihan ganda dengan lima options. Instrumen soal berupa soal pilihan ganda yang di uji cobakan pada kelas VIII2

maka perlu dilakukan analisis soal melalui validitas soal dan reliabilitas (Arikunto, 2013: 117), daya pembeda soal dan indeks kesukaran soal (Sudijono.2007:373-390).

Teknik analisis data pada penilaian

(5)

kompetensi pengetahuan melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. (Sudjana. 2005. 239-250).

HASIL dan PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMPN 15 Solok Selatan pada bulan April 2015 dengan sampel penelitian adalah siswa kelas VII1 dan VII2. Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah siswa kelas VII2, yaitu dengan menerapakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Sedangkan kelas kontrol pada

penelitian ini adalah siswa kelas VII1, yaitu dengan menerapakan metode diskusi dan tanya jawab. Materi pada penelitian ini adalah Ekosistem. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh data tentang hasil belajar siswa pada ranah kognitif seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Histogram Rata-rata nilai kelas Eksprimen dan Kontrol.

Keterangan:

- Eksperimen (kelas VII2) = Menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI).

- Kontrol (kelas VII1) = Menggunakan pembelajaran diskusi dan tanya jawab.

Dari histogram terlihat bahwa rata- rata kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata kelas kontrol, dimana rata-rata kelas eksperimen adalah 75,74 sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 70,23. Uji normalitas pada masing-masing kelas didapat L0 < Lt maka data berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan Fh < Ft

dimana Fh = 1,07 dan Ft = 2,12 yang berarati data homogen. Dari uji hipotesis yang dilakukan didapat bahwa > dimana = 1,75 dan = 1,68 maka hipotesis diterima.

Pembahasan

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat kompetensi kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen yang mencapai 75,74. Jumlah siswa yang memiliki nilai hasil belajar di atas KKM yaitu 14 orang dengan persentase ketuntasan 66,7%. Perolehan nilai hasil belajar siswa di bawah KKM yaitu 7 orang dengan persentase 33,3% dengan jumlah siswa 21 orang. Uji normalitas pada masing- masing kelas didapat Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan Fh < Ft dimana Fh = 1,07 dan Ft = 2,12 yang berarati data homogen. Dari uji hipotesis yang dilakukan didapat bahwa

> dimana = 1,75 dan = 1,68 maka hipotesis diterima. Hal ini terlihat bahwa siswa yang telah memahami materi pembelajaran sudah mendekati baik.

Menurut pendapat Bahri dan Zain 67

68 69 70 71 72 73 74 75 76

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata Nilai

75,74

70,23

(6)

(2010:107) tingkatan keberhasilan dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan 60-75% dikuasai siswa.

Penelitian yang dilaksanakan dikelas eksperimen belum terlaksana secara optimal, hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran seperti, sulitnya mengontrol siswa dalam melakukan diskusi kelompok dan siswa cenderung ribut. Berdasarkan hal tersebut, hasil belajar kompetensi kognitif pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation hanya naik 0,74 dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 75. Seperti yang dikemukakan Clark dalam (Sudjana 2011:39) bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%

dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian.

Penilaian kompetensi kognitif siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari kelas eksperimen. Hal ini terlihat dari rendahnya rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol yang mencapai 70,23. Jumlah siswa yang memiliki nilai hasil belajar diatas KKM yaitu 6 orang dengan persentase ketuntasan 28,6%. Perolehan nilai hasil belajar siswa dibawah KKM yaitu 15 orang dengan persentase 71,4% dari 21 orang jumlah siswa. Hal ini terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum memahami materi dengan baik. Didukung oleh pendapat Bahri dan Zain (2010:107) tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan kurang baik, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa.

Hasil belajar siswa pada kelas kontrol lebih rendah dikarenakan selama proses pembelajaran hanya sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan terkait materi pembelajaran. Disebabkan, siswa yang mau menanggapi pertanyaan dari teman maupun guru serta siswa juga berani mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran didominasi oleh siswa yang sama. Rendahnya rasa ingin tahu siswa membuat siswa kurang aktif bertanya dan bekerjasama dengan teman sekelompoknya. Menurut Khodijah (2014:156) motivasi yang kurang menyebabkan dorongan dan kemauan tidak kuat, sehingga hasil kerjanya tidak sesuai

dengan kecakapan. Rendahnya motivasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan hanya menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.

Dalam proses pembelajaran kelompok di kelas kontrol terlihat bahwa tidak semua siswa mau berdiskusi dengan teman kelompoknya. Dalam kelas kontrol terlihat bahwa beberapa siswa yang tergolong pintar hanya belajar untuk dirinya sendiri. Siswa yang mampu tidak mau menjadi sumber untuk mengajarkan siswa yang kurang mampu. Siswa pada kelas kontrol terlihat lebih mementingkan diri sendiri agar mendapat nilai yang lebih bagus dari anggota kelompoknya. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran bahwa siswa yang bisa menanggapi dan menjelaskan materi pelajaran hanyalah siswa yang sama setiap pertemuannya. Pembelajaran kelompok yang seperti ini menyebabkan tidak semua anggota kelompok berhasil memahami materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Syah (2003:153) teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. sehingga hasil belajar mengajar di kelas kontrol belum mampu mencapai tujuan dari pembelajaran.

KESIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajar Kooperatif Tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP N 15 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Guru biologi dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation, namun ada baiknya dikombinasikan dengan media, strategi maupun metode pembelajaran yang lain, sehingga dalam penerapannya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih optimal dan Peneliti selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada materi pelajaran biologi lain yang sesuai.

(7)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bahri, S.D dan A..Zain. 2010. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Grafindo Persada.

Sudjana, N. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudijono, A. 2007. Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2011. Mendisain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yan dilakukan di SMA Negeri 3 Pekanbaru pada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantu audio visual terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII