• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI VEGETASI PAKAN LEBAH TRIGONA sp

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "POTENSI VEGETASI PAKAN LEBAH TRIGONA sp"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Potensi Vegetasi Hijauan Lebah Madu Trigona sp di Kabupaten Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan adalah benar dan belum pernah diserahkan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Segala sumber data dan informasi yang bersumber atau dikutip dari karya penulis lain yang diterbitkan dan tidak diterbitkan disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di akhir skripsi. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di bidang kehutanan, salam dan shalawat selalu tercurah kepada Tuhan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini dirancang sebagai salah satu bukti bahwa penulis telah menyelesaikan penelitiannya di Kabupaten Barru, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si., IPM yang selalu memberikan masukan atau saran bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Kepada semua teman-teman yang kuliah di bidang kehutanan khususnya keluarga Merbau 018 yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada saya dalam penulisan skripsi ini.

Terima kasih kepada Vivian Safitri dan Kakanda Sulhan Rusyda yang telah banyak berkontribusi dalam penyusunan tugas ini dari tahap awal hingga akhir. Penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang mungkin penulis lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja dalam penyusunan skripsi ini.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai nutrisi lebah di Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk mengetahui potensi jenis tumbuhan sebagai sumber pangan dan menjaga keberlanjutan produksi madu Trigona sp. Hal ini dapat memberikan data yang dapat digunakan untuk mengetahui jenis tanaman yang berpotensi sebagai sumber pangan dan produksi madu yang dihasilkan oleh Trigona sp.

Dapat memberikan data yang dapat dijadikan dasar perencanaan kawasan untuk menjaga ketersediaan sumber pakan madu dan sebagai bahan bacaan untuk penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Potensi
  • Potensi Pakan Lebah
  • Gambaran Umum Lebah Trigona sp
  • Lebah Trigona sp
  • Lokasi Pemeliharaan Lebah
  • Kerangka pikir

5 Nektar dan serbuk sari pada dasarnya merupakan produk sampingan madu (serbuk sari bunga) dan air (Sihombing, 2005). Honeydew adalah cairan yang dihasilkan oleh serangga yang dapat digunakan oleh lebah madu. Faktor iklim merupakan bagian penting dalam pengembangan peternakan lebah madu, karena iklim dapat mempengaruhi kelangsungan hidup lebah madu.

Beberapa faktor iklim yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan usaha peternakan lebah adalah suhu, kelembaban, curah hujan dan ketinggian. Lebah madu merupakan serangga berdarah dingin sehingga sangat terpengaruh oleh perubahan suhu udara disekitarnya. Suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 26 ºC, pada suhu tersebut lebah madu dapat beraktivitas normal.

Peternakan lebah madu mengharuskan lebah ditempatkan pada lokasi yang curah hujannya sedikit dan merupakan sumber nektar terbanyak, terutama sumber serbuk sari bunga. Lokasi yang curah hujannya terlalu tinggi kurang cocok untuk budidaya lebah madu karena lebah pekerja tidak dapat memperoleh makanan.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat
  • Alat dan Bahan
  • Sumber Data
  • Metode Pengambilan Data
  • Analisis Data

Kamera/HP untuk mengambil dokumentasi sebagai bukti pengumpulan data dan merekam suara dari sumber. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, data primer merupakan data yang berkaitan erat dengan penelitian ini sedangkan data sekunder merupakan data pendukung penelitian ini. Data primer, menurut Umar (2013) data primer dapat diartikan sebagai data yang diperoleh dari sumber pertama, baik dari individu/individu, misalnya hasil wawancara, atau yang berasal dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan peneliti.

Data primer pada penelitian ini adalah jenis vegetasi mulai dari tingkat pohon, tiang, anakan dan semai atau tumbuhan bawah, serta dicatat waktu berbunga vegetasi untuk ketersediaan hijauan selama 1 tahun. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) Indrianto dan Supomo (2013). Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung obyek atau lokasi yang akan diteliti.

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi berupa buku, arsip, dokumen, nomor tertulis dan foto dalam bentuk laporan dan informasi yang dapat menunjang penelitian (Sugiyono 2018). Membuat petak dengan menggunakan ukuran 20 X 20 untuk tingkat pohon, 10 X 10 untuk tingkat tiang, 5 X 5 untuk tingkat semai, 2 X 2 untuk tingkat semai sebanyak 3 petak dengan ukuran yang sama sesuai tingkatannya setelah itu saya akan ambil beberapa data mulai dari tingkat pohon hingga tingkat tunas di dalam atau sekitar lokasi budidaya, kemudian saya akan mengambil semua jenis vegetasi, apakah ada yang berpotensi untuk dijadikan makanan atau tidak. . Untuk mendapatkan gambaran komposisi jenis lubang yang menjadi objek penelitian dilakukan dengan menghitung parameter yang meliputi indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman jenis.

Perhitungan indeks nilai signifikansi (IVI) dari masing-masing tingkat Rumus yang digunakan untuk menghitung IVI adalah metode kuadrat (Muller-Dombois dan Ellenberg, 1974, Soerianegara dan Indrawan, 1978). Khusus pada tingkat semai, indeks nilai penting jenis dihitung berdasarkan rumus Indeks Nilai Penting (INP) = KR + FR. Analisis keanekaragaman jenis menggunakan acuan Shannom (Indeks keanekaragaman), dengan rumus menurut Ludwig dan Reynolds (1998) adalah sebagai berikut.

H′ < 1 = Menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis yang rendah 1>H'>3 = Menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis rata-rata H'>3 = Menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi c. Potensi pakan lebah dihitung dengan menghitung persentase suatu jenis tanaman pakan lebah untuk seluruh spesies pada setiap tingkat vegetasi.

Gambar 3. Plot Pengukuran
Gambar 3. Plot Pengukuran

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kondisi umum

Aspek fisik

  • Penggunaan Lahan
  • Kemiringan Lereng
  • Iklim
  • Jenis Tanah
  • Hidrologi

Iklim yang tampak di Desa Coppo suhu rata-rata 3 tahun terakhir, pada tahun 2019 suhu rata-rata berkisar 27,4 oC, pada tahun 2020 suhu rata-rata mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sekitar 27,3 oC, pada tahun 2021 Namun suhu rata-rata meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai suhu 28,45 oC. Mengenai curah hujan dalam 3 tahun terakhir, misalnya pada tahun 2019 rata-rata curah hujan mencapai 158 mm, pada tahun berikutnya 2020 curah hujan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 276 mm, dan pada tahun 2021 curah hujan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. tahun sebelumnya sebesar 352,9 mm (BPS, Kabupaten Barru 2020). Jenis tanah yang terdapat di lokasi terdiri dari 4 jenis tanah yaitu Aluvial, Lithosol, Regosol dan Mediterania dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 1.

Sistem hidrologi di desa coppo berasal dari PAM dan pegunungan yang dimanfaatkan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari seperti kebutuhan perumahan, budidaya ikan, kebutuhan lahan perkebunan yang berasal darinya. Terdapat satu DAS/sub DAS yaitu DAS Walanae/Sumpang Binangae dan terdapat sungai yang mengalir ke desa coppo (KTH Padaidi 2019).

Aspek Biologi

  • Flora
  • Fauna

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Jenis Vegetasi Pakan Lebah
  • Analisis Vegetasi
    • Analisis Vegetasi Pada Tingkat Pohon
    • Analisis Vegetasi Pada Tingkat Tiang
    • Analisis Vegetasi Pada Tingkat Pancang
    • Analisis Vegetasi Pada Tingkat Semai
  • Potensi Kerapatan Vegetasi Pakan Lebah
  • Ketersediaan Pakan Lebah

Analisis vegetasi merupakan analisis untuk mengetahui komposisi (komposisi jenis) berupa struktur (vegetasi) atau komunitas tumbuhan. Parameter vegetasi kuantitatif yang umumnya diukur pada suatu tipe komunitas adalah kepadatan, frekuensi dan dominasi (Kusuma, 1997). 22 Berdasarkan Tabel 3, kerapatan tertinggi pada tingkat pohon adalah vegetasi pohon mangga (Mangifera indica) dengan kerapatan 116,67 pohon/ha, kerapatan relatif 0,259, frekuensi 1,000, frekuensi relatif 0,167, dominansi 0,179, dominansi relatif dengan dominasi yang signifikan. nilai indeks 0,579.

Jumlah individu jenis pada tingkat pohon sebanyak 12 jenis dan 10 jenis (83,33%) termasuk dalam pakan lebah Hal ini menunjukkan bahwa jenis pakan pada tingkat pohon di hutan rakyat sangat potensial karena ketersediaan pakan Cukup. 24 Berdasarkan tabel 4 pada tingkat tiang terdapat 9 jenis vegetasi yang menjadi sumber makanan lebah Trigona sp. Pada tingkat tiang terdapat 9 jenis vegetasi dan yang termasuk pakan lebah terdapat 7 jenis vegetasi, terdapat 9 jenis tiang (77,78%) sehingga pada tingkat tiang terdapat potensi yang besar sebagai tanaman pakan lebah.

26 Berdasarkan hasil tabel 5, terdapat jenis vegetasi tingkat pohon muda yang merupakan sumber makanan bagi Trigona sp. lebah 28 Berdasarkan hasil tabel 6, terdapat jenis vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah yang merupakan sumber makanan bagi Trigona sp. lebah Berdasarkan Gambar 4 terlihat jumlah individu/ha sebanyak 923 individu/ha dengan rincian kepadatan tingkat pohon sebanyak 416 individu/ha, kepadatan tiang sebanyak 183 individu/ha, kepadatan semai sebanyak 83 individu/ha dan kepadatan semai atau tumbuhan bawah sebanyak 241 individu. /Ha.

32 Berdasarkan kalender pembungaan, ketersediaan pakan lebah di lokasi penelitian tersedia sepanjang tahun dengan ketersediaan pakan yang melimpah, terutama pada bulan Juni–September dimana banyak spesies tanaman menghasilkan bunga sebagai penghasil nektar dan polen. Ketersediaan pakan cukup bervariasi, pakan lebah tersedia sepanjang tahun, meskipun jumlahnya bervariasi dari bulan ke bulan. Dengan demikian pakan lebah dapat selalu tersedia karena periode pembungaan yang berbeda, kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi oleh tumbuhan lain.

Tabel 3. Analisis Vegetasi Pada Tingkat Pohon
Tabel 3. Analisis Vegetasi Pada Tingkat Pohon

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Jenis tanah Kabupaten Barru

Jenis Vegetasi Pakan

Analisis Vegetasi Pada Tingkat Pohon

Analisis Vegetasi Pada Tingkat Tiang

Analisis Vegetasi Pada Tingkat Pancang

Analisis Vegetasi Pada Tingkat Semai

Kalender Pembungaan

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3. Plot Pengukuran
Tabel 2. Jenis Vegetasi Pakan Lebah
+7

Referensi

Dokumen terkait

v PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Komparatif Usahatani Sayur Kangkung Dan Kacang Panjang di Desa