PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana upaya BAZNAS Kabupaten Sidrap dalam memaksimalkan potensi zakat hasil pertanian jagung di Desa Mattirotasi Kabupaten Sidrap.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teori
- Teori Potensi
- Teori Pengelolaan
- Teori Kesadaran
- Zakat
- Orang yang Berhak Menerima Zakat
- Sumber Hukum Zakat
- Zakat Pertanian
- Landasan Hukum Zakat Pertanian
- Nizab Zakat Pertanian
- Manajemen Pengelolaan Zakat
Orang-orang dengan kesadaran seperti ini cenderung memproses informasi yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dengan lebih cepat dan memiliki pandangan yang lebih konsisten tentang diri mereka sendiri. Orang dengan kesadaran diri masyarakat yang tinggi akan cenderung memperhatikan identitas sosialnya dan reaksi orang lain terhadapnya. Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga dan wajib. Orang yang tidak mengakui kewajibannya adalah kafir dan diperbolehkan berperang melawan orang yang tidak mau membayarnya.
Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil baik usahamu dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.21. Sedangkan menurut istilah zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahik) 25 Sedangkan menurut syariah, zakat berarti kewajiban harta yang bersifat wajib dan bukan anjuran atau sunnah.zakat yaitu delapan asnaf sebagaimana termuat dalam Q.S at-Taubah/9:60.26. Fakir, yaitu orang yang tidak mempunyai apa-apa yang tidak mencukupi kebutuhan hidupnya dan tidak mampu berusaha.
Miskin, mereka adalah orang-orang yang mempunyai harta yang dapat menutupi setengah atau lebih kebutuhannya, namun tidak dapat memenuhi kebutuhannya selama setahun penuh, sehingga diberikan sesuatu untuk menutupi kekurangan rezekinya selama setahun. Amil yaitu orang yang mempunyai tugas menghimpun zakat dari muzakki dan menyalurkannya kepada umat. Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para pengelola zakat, para mu'allaf yang yakin hatinya, untuk (memerdekakan) hamba, orang-orang yang terlilit utang, karena Allah dan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan. , sebagai ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.30.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.32 Pada ayat di atas, kalimat “dan menunaikan hak-haknya” dimaknai oleh para musafir sebagai zakat. Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil baik usahamu dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Jadi, pengelolaan zakat adalah suatu kegiatan merencanakan, mengatur, mengarahkan, melaksanakan dan mengawasi pengumpulan, pendistribusian, penggunaan dan pertanggungjawaban harta zakat agar harta zakat sampai kepada orang-orang yang berhak menerimanya. syariah'.
45Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (deskripsi dan ilustrasi), Yogyakarta:. ekonisia, 2003.h orang-orang yang terlibat atau ikut aktif dalam kegiatan pelaksanaan zakat mulai dari pengumpulan atau pengambilan zakat dari muzakki hingga penyalurannya kepada mustahik. Hasil pengumpulan zakat kemudian dipergunakan untuk orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahik).
Tinjauan Konseptual
Lembaga penyelenggara zakat, seperti badan amil zakat atau lembaga amil zakat, dapat berdiri sendiri atau menjadi bagian dari organisasi sosial keagamaan atau pemerintah daerah. Maka dalam hal ini peran amil zakat yang proaktif sangat penting yaitu mulai melakukan pendataan, mengunjungi dan menjelaskan kepada muzakki tentang pentingnya membayar zakat. Pengelolaan zakat di zaman modern seperti sekarang ini hendaknya ditangani oleh orang-orang yang beriman, berakhlak mulia, berpengetahuan luas dan memiliki kemampuan pengelolaan modern dengan perencanaan yang matang, tujuan yang jelas dan juga hasil yang jelas yang ingin dicapai, sehingga tercipta kewibawaan. dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Jadi, dengan hadirnya UU Zakat diharapkan dapat memberikan semangat kepada pemerintah dalam menangani persoalan pengelolaan zakat. Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga dan wajib hukumnya, orang yang tidak mau menunaikan kewajibannya adalah kafir dan boleh memerangi orang yang tidak mau membayarnya. Hasil pertanian adalah segala hasil pertanian yang ditanam dengan menggunakan biji gandum yang hasilnya dapat dimakan oleh manusia, hewan dan lain-lain.
1) Dari Abi Sa'id al-Kudri dari Nabi SAW yang bersabda: Tidak wajib memberi makanan yang kurang dari lima ausuq, dan binatang ternak yang kurang dari lima, dan perak dan emas yang kurang dari lima uqiah. ” (H.R Muslim). 2) “Dari Abu Harairah, Rasulullah s.a.w bersabda: zakat bagi tanaman yang tumbuh bersama hujan adalah 10% dan yang tumbuh bersama selain air hujan, zakatnya adalah 5%” (H.R. Tirmidzi). Zakat hasil pertanian tidak diwajibkan untuk mencapai se nishab, tetapi setiap tuaian wajib dikeluarkan zakat.
Jika hasil pertanian diperoleh dengan cara pengairan (menggunakan alat penyiram) maka zakatnya sebesar 5% dan jika hasil pertanian tersebut diairi dengan air hujan maka zakatnya sebesar 10%.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Fokus Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
- Uji Keabsahan Data
- Teknik Analisis Data
Penelitian ini mengarah pada potensi penyelenggaraan zakat produk pertanian jagung (studi kesadaran masyarakat di Mattirotasi Kabupaten Sidrap). Menurut Mutmainnah, kesadaran masyarakat di Desa Mattirotasi mengenai zakat hasil pertanian khususnya jagung dan jambu mete masih sangat rendah. Menurut Abdul Alam Haris, masyarakat Mattirota di desa tersebut belum begitu paham dengan zakat mal, khususnya zakat hasil pertanian jagung.
Zakat hasil pertanian khususnya jagung dapat mengurangi kemiskinan di desa Mattirotasi kecamatan Watang Pulu kecamatan Sidrap. Untuk memaksimalkan potensi zakat produk budidaya jagung di Desa Mattirotasi, setidaknya perlu dilakukan beberapa langkah. Ada dua cara untuk meningkatkan potensi zakat dari produksi jagung di desa Mattirotasi, yaitu sosialisasi dan distribusi”71.
Senada, kata Mutmainnah, sosialisasi dan pendistribusian harus dilakukan untuk memaksimalkan potensi zakat hasil tanaman jagung di Desa Mattirotasi. Menurut Pak Mustari, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan potensi zakat hasil tanaman jagung di Desa Mattirotasi. JUDUL : POTENSI ZAKAT HASIL PERTANIAN JAGUNG DI DESA MATTIROTASI KABUPATEN SIDRAP (ANALISIS PENGELOLAAN ZAKAT).
Adakah masyarakat Desa Mattirotasi yang sudah membayar zakat tanaman jagung dan jambu mete di BAZNAS? Q: bagaimana Baznas Sidrap memaksimalkan potensi zakat tanaman jagung dan jambu mete di desa Mattirotasi. Q: Bagaimana upaya Baznas Sidrap dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Mattirotasi tentang zakat tanaman jagung dan jambu mete?
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tingkat Kesadaran Petani Jagung di Desa Mattirotasi Kabupaten Sidrap
Untuk hasil tangkapan dan nisab harus dihitung zakatnya terlebih dahulu, sedangkan infaq dan sedekah segera dikeluarkan”66. Pertama, zakat hasil pertanian, hasil tangkapan, dan nisab harus dihitung, baru kemudian zakat dapat dikeluarkan sesuai dengan kondisi saat itu. Menurut Pak. Wahidina, rendahnya kesadaran masyarakat mengenai zakat produk jagung di desa Mattirotasi disebabkan karena masyarakat di desa Mattirotasi salah memahami informasi mengenai zakat dan sedekah.
Masyarakat Desa Mattirotasi beranggapan jika kita berinfak ke masjid pada hari Jum’at, mereka mengira telah mengeluarkan zakat hartanya, padahal kita tahu bahwa itu tidak termasuk dalam membayar zakat, melainkan infaq dan sedekah saja. Pak Wahidin juga mengatakan, masyarakat di Desa Mattirotasi ada yang sudah membayar zakat, namun tidak melalui BAZNAS atau lembaga amil zakat lainnya. Kita tahu bahwa untuk mengeluarkan zakat hasil pertanian perlu menghitung imbal hasil dan nisab yang benar kemudian diserahkan kepada lembaga zakat. Maka lembaga zakatlah yang akan menyalurkan dana zakatnya kepada orang yang tepat, yaitu kepada delapan golongan asnaf.
Masyarakat Desa Mattirotasi hanya mengetahui nama saja dan tidak mengetahui arti sebenarnya serta harta apa saja yang wajib dikeluarkan zakatnya. Masyarakat Desa Mattirotasi hanya memahami zakat sebagai kesadaran untuk mengeluarkan zakat fitrah saja dan mempunyai pola pikir bahwa zakat infaq dan sedekah adalah sama. Masyarakat beranggapan bahwa memberikan uang kepada orang yang membutuhkan atau menyumbangkan uang ke masjid untuk keperluan pembangunan masjid dianggap zakat dan dapat mensucikan harta yang dimilikinya. Menurut Pak. Madalingi mendapat perhatian masyarakat di Desa Mattirotasi Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap masih sangat sedikit pemahaman tentang zakat hasil pertanian khususnya jagung.
68 Abdul Alam Haris, Staf Distribusi Baznas Sidrap Sulawesi Selatan, wawancara penulis di kantor lembaga Baznas Sidrap, 30 Juli 2021. Penyebab rendahnya kesadaran warga Desa Mattirotasi mengenai zakat hasil pertanian khususnya Jagung, adalah rendahnya tingkat pendidikan sosialisasi masyarakat setempat, dikatakan kurangnya tingkat pendidikan, ada yang tamat SD, SMP, atau sederajat. Upaya BAZNAS Kabupaten Sidrap dalam memaksimalkan potensi zakat produk pertanian jagung di desa Mattirotasi Kabupaten Sidrap.
Upaya BAZNAS Kabupaten Sidrap dalam Memaksimalkan Potensi Zakat
Pertama, kesadaran dan edukasi masyarakat desa Mattirotasi mengenai hukum zakat mengenai hikmah zakat hasil pertanian jagung. Berikut beberapa hasil wawancara dengan narasumber mengenai cara memaksimalkan potensi zakat produksi jagung di desa Mattirotasi: ..melakukan sosialisasi dan penyaluran dana zakat di kalangan mustahika. Menurut Pak. Imran Burhanuddin, untuk meningkatkan potensi zakat produk jagung di desa Mattirotasi perlu dilakukan pengumpulan dan penyaluran dana zakat. Silaturahmi yang dilakukan BAZNAS Sidrap menggunakan metode ceramah masjid dengan mengundang beberapa kalangan masyarakat. Prioritas bagi yang diundang adalah muzaki.
BAZNAS Sidrap tidak bisa memungut zakat hasil panen jagung dari mereka jika tidak melakukan sosialisasi terlebih dahulu. Sebagaimana disampaikan sumber sebelumnya: memaksimalkan potensi zakat produk budidaya jagung di Desa Mattirotasi, yakni melalui sosialisasi. Sosialisasi yang biasa dilakukannya adalah: Berbagai strategi yang diterapkan BAZNAS Sidrap untuk memaksimalkan potensi zakat produk budidaya jagung di Desa Mattirotasi bertujuan agar masyarakat Desa Mattirotasi mencintai zakat. Jika masyarakat Desa Mattirotasi mencintai zakat maka akan timbul kesadaran masyarakat dalam berzakat dan tidak diragukan lagi BAZNAS Sidrap memberikan zakat.
Dengan luas lahan dan banyaknya masyarakat yang bekerja di perkebunan jagung, maka potensi zakat hasil pertanian khususnya jagung cukup menjanjikan. Untuk memaksimalkan potensi zakat produk budidaya jagung di Desa Mattirotasi, beberapa strategi dilakukan BAZNAS Sidrap agar masyarakat mencintai zakat dan tidak ragu lagi terhadap BAZNAS Sidrap. Diantara mereka. sosialisasi, pendistribusian, pembentukan upz, kerjasama dengan balai penyuluhan pertanian, kuliah jumat fokus pada zakat mal khususnya zakat hasil pertanian jagung.
BAZNAS Sidrap diharapkan dapat memberikan kontribusi kualitas sinergi dalam sosialisasi zakat mall khususnya zakat hasil pertanian jagung kepada masyarakat Desa Mattirotasi untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berzakat dan menjadikan masyarakat Desa Mattirotasi cinta zakat. A: Potensi zakat hasil pertanian di sana luar biasa karena ada sawah, jagung, dan jambu mete. Q: Berapa jumlah muzakki di Desa Mattirotasi yang bekerja di perkebunan jagung dan jambu mete?
Jawaban: Jumlah muzak yang ada di perkebunan jagung dan jambu mete di desa Mattirotasi belum kami ketahui karena kami belum melakukan pendataan muzak. Pertanyaan: Bagaimana rencana BAZNAS ke depan agar masyarakat bisa membayar zakat hasil pertaniannya berupa jagung dan jambu mete di lembaga resmi?