Tahap Berpikir Geometri
Siswa Berdasarkan Teori Van Hiele dalam Konteks Bangun
Ruang Sisi Datar
Anggota
Zammara Hasya Arcdyan 1212050193
Ni’mah Humairo Salma 1212050125
Pendahuluan
Geometri adalah bagian dari matematika yang mempelajari titik, garis, bidang, dan ruang.
Menurut Prihandoko dan Bird, geometri
menghubungkan titik-titik untuk membentuk garis, bidang, dan bangun ruang. Geometri membantu mengembangkan ketelitian logika,
pemikiran ilmiah, dan apresiasi terhadap keindahan bentuk.
Pendahuluan
Namun, pengajaran geometri sering dianggap sulit karena keterbatasan sumber daya dan pendekatan
hafalan yang digunakan guru. Banyak siswa
kesulitan memahami konsep abstrak dan membuat kesalahan dalam pemecahan masalah geometri.
Menurut teori Van Hiele, siswa perlu melewati lima level berpikir geometri secara berurutan: visualisasi,
analisis, abstraksi, deduksi, dan presisi.
Pendahuluan
Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran geometri harus disesuaikan dengan level
perkembangan berpikir siswa. Oleh karena itu, penelitian tentang kemampuan berpikir geometri siswa dengan fokus pada materi bangun ruang sisi
datar menggunakan teori Van Hiele sangat diperlukan.
Metode Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat berpikir geometri siswa dalam menyelesaikan permasalahan geometri sisi datar berdasarkan teori Van Hiele sehingga menggunakan metode studi kasus (Creswell, 2012). Salah satu siswa kelas VIII di MTS Negeri 11 Majalengka dijadikan subjek penelitian dengan metode sampling acak. Alat yang digunakan termasuk ujian tulis, survei, dan wawancara yang menunjukkan tingkat pemikiran geometri yang ditunjukkan oleh teori Van Hiele. Ujian tulis terdiri dari lima pertanyaan yang didasarkan pada teori Van Hiele dan divalidasi oleh dua pakar geometri.
Hasil dan Pembahasan
Level Visualisasi
1. Berdasarkan jawaban peserta didik
dari gambar 1 tampak bahwa peserta didik dapat memahami maksud soal yang memuat indikator dari level Visualisasi.
Peserta didik dalam level ini mampu memaknai maksud yang
ditanyakan pada soal. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh dari peserta didik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik menengah pertama mampu mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar berdasarkan Teori Van Hiele dan mencapai level visualisasi.
Hasil dan Pembahasan
Level Visualisasi 1.
Peserta didik mampu mencapai level visualisasi. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh dari peserta didik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik menengah pertama mampu mengerjakan soal- soal bangun ruang sisi datar berdasarkan teori Van Hiele dan mencapai level visualisasi.
Hasil dan Pembahasan
2. Level Analisis
peserta didik bisa memahami maksud soal yang memuat indikator dari level analisis. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa peserta didik mampu mencapai level analisis.
Hasil dan Pembahasan
2. Level Analisis
peserta didik dapat memahami maksud soal yang memuat indikator dari level analisis. Peserta didik dalam level ini hanya menjelaskan bangun ruang prisma segitiga berdasarkan jumlah sisinya saja tetapi tidak menjelaskan dari bangun ruang limas segi empat segingga tidak terlihat bagian yang menjadi pembeda dari keuda bangun ruang tersebut. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa peserta didik belum mampu mencapai level analisis.
Hasil dan Pembahasan
3. Level Abstraksi (Pengurutan)
peserta didik dapat memahami maksud soal yang memuat indikator dari level abstraksi. Tetapi peserta didik belum mampu menyajikan argument informal pada level ini. sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik belum mampu mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar level abstraksi berdasarkan teori Van Hiele dengan benar.
Berdasarkan hasil tes tulis, angket dan wawancara,
kemampuan berpikir geometri siswa berada pada tingkat
yang bervariasi. Pada tahap visualisasi, siswa menunjukkan
kemampuan yang sangat baik, dengan nilai 85% dalam
berpikir geometri. Pada tahap analisis, kemampuan siswa
cukup tinggi dengan nilai 70% pada kemampuan berpikir
geometri. Namun, pada tahap abstraksi, siswa mengalami
kesulitan signifikan, dengan nilai 40% dalam kemampuan
berpikir geometri. Siswa membutuhkan lebih banyak
bantuan untuk memahami konsep-konsep abstrak dalam
geometri.
Pembahasan
Berdasarkan indikator level berpikir geometri teori Van Hiele, peserta didik sekolah menengah pertama telah mencapai maksimal pada level 1 (visualisasi) dan sebagian besar pada level 2 (analisis), namun masih kesulitan pada level 3 (abstraksi). Menurut Van De Walle, siswa SMP seharusnya sudah mencapai level 3 untuk mempersiapkan pembelajaran geometri di SMA. Penelitian menunjukkan bahwa siswa SMP tidak ada yang berada di level 4 dan 5, sehingga deskripsi level berpikir Van Hiele untuk SMP hanya mencakup visualisasi, analisis, dan abstraksi. Siswa yang belum mencapai level 3 akan mengalami kesulitan dalam memahami geometri di tingkat selanjutnya.
Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peserta didik sekolah menengah pertama pada materi bangun ruang sisi datar hanya mampu berada pada tahap 1 dan 2 dalam berpikir geometri menurut teori van Hiele. Idealnya, peserta didik sekolah menengah pertama harus berada di level 3 untuk mempersiapkan mereka memasuki tahap 4 dan 5 di sekolah menengah atas. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam merancang pembelajaran geometri yang memperhatikan level berpikir geometri peserta didik, agar siswa dapat mencapai level 3 dan siap menghadapi materi geometri yang lebih kompleks di jenjang pendidikan berikutnya.