EKONOMI PUBLIK
“TOERI PENGEMBANGAN
PENGELUARAN PEMERINTAH”
PEMBAHASAN
TEORI MAKRO
a. MODEL PEMBANGUNAN TENTANG PERKEMBANGAN PENGELUARAN PEMERINTAH b. HUKUM WAGNER
c. TEORI PEACOCK DAN WISEMAN
TEORI MIKRO
a. PENENTUAN PERMINTAAN
b. PENENTUAN TINGKAT OUTPUT
TOERI PENGEMBANGAN PENGELUARAN PEMERINTAH
◦Pengeluaran pemerintah adalah uang yang dikeluarkan atau dihabiskan oleh pemerintah untuk berbagai keperluan. Pemerintah membutuhkan uang ini untuk menjalankan negara, memberikan layanan kepada warganya, dan membangun infrastruktur.. Teori pengeluaran pemerintah juga dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu teori makro dan mikro.
1. Teori Makro
Pengeluaran Pemerintah Secara Makro yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya seluruh perekonomian dengan cara menentukan besarnya pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Teori mengenai pengeluaran pemerintah dikemukakan oleh para ahli dan dapat di golongkan menjadi beberapa golongan ( Mangkoesoebroto 1997), yaitu :
1. Model Pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah
Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan 3:
Tahap awal Pada tahap awal perkembangan ekonomi, presentase investasi pemerintah terhadap total ⮕ investasi besar, sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya.
Tahap menegah Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan ⮕ untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin membesar.
Tahap lanjut ⮕ Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut Rostow mengatakan bahwa pembangunan ekonomi aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti halnya program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan Masyarakat & sebagainya.
Model ini mencerminkan pandangan bahwa pemerintah memiliki peran kunci dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dianggap sebagai penggerak utama pembangunan melalui investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan proyek-proyek pembangunan lainnya sehingga pemerintah diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jangka panjang
2. Hukum wagner
Hukum Wagner menyatakan bahwa seiring dengan pertumbuhan ekonomi, proporsi pengeluaran pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) cenderung meningkat. Dengan kata lain, ketika ekonomi suatu negara berkembang, kebutuhan akan layanan publik dan infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah juga meningkat.
beberapa penyebab semakin meningkatnya pengeluaran pemerintah, yakni meningkatnya fungsi pertahanan keamanan dan ketertiban, meningkatnya fungsi kesejahteraan, meningkatnya fungsi perbankan dan meningkatnya fungsi pembangunan.
kecenderungan ini disebut dengan hukum selalu meningkatnya peranan pemerintah (law of ever increaing state activity)
3. Teori Peacock dan Wiseman
Teori ini mendasarkan pada suatu analisis dimana:
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan pengeluaran negara tidak disukai oleh masyarakat⮕harus membayar pajak lebih besar
Masyarakat mempunyai sikap toleran untuk membayar pajak sampai pada suatu tingkat tertentu yang di maksud suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah
sehingga mereka mempunyai tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar pajak
Tiga efek yang menyebabkan bertambahnya aktivitas pemerintah yaitu:
1. Penggantian (displacement effect) yaitu adanya gangguan sosial menyebabkan aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah, contoh Pandemi dan Sistem Kesehatan:Selama wabah penyakit global, sektor swasta mungkin menghadapi penurunan permintaan untuk barang dan jasa tertentu. Pemerintah kemudian dapat meningkatkan peran dalam menyediakan layanan kesehatan dan mendukung industri-industri terkait, seperti produksi vaksin atau peralatan medis.
2. Efek inspeksi (inspection effect) yaitu masih banyak aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah
terjadinya perang, contoh Rekonstruksi Pasca-Perang: Setelah perang berakhir, pemerintah mungkin terlibat dalam upaya besar untuk merekonstruksi wilayah yang terkena dampak perang. Program-program ini mungkin mencakup pembangunan kembali infrastruktur, rumah sakit, sekolah, dan layanan publik lainnya yang rusak selama konflik.
3. Efek konsentrasi (concentration effect) yaitu adanya gangguan sosial yang akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah yang sebelumnya dilaksanakan oleh swasta, contohnya
Penanggulangan Krisis Kesehatan:Selama krisis kesehatan global, seperti pandemi, pemerintah dapat mengambil kendali langsung atas produksi dan distribusi alat medis kritis, seperti masker, ventilator, dan obat
B. TEORI MIKRO
Teori mikroekonomi berfokus pada keputusan ekonomi individu, rumah tangga, dan perusahaan. Dalam konteks model Pembangunan dimana keputusan ini memengaruhi perkembangan ekonomi secara
keseluruhan dimana mencakup penentuan permintaan dan penentuan tingkat output.
A.
PENENTUAN PERMINTAAN
Hukum permintaan menyatakan bahwa, dengan asumsi ceteris paribus (faktor-faktor lain tetap konstan), ketika harga suatu barang turun, kuantitas yang diminta akan meningkat, dan sebaliknya. Ini menciptakan permintaan yang menunjukkan hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta.
faktor-faktor penentu permintaan.
1. Harga Barang itu Sendiri ⮕ Hukum permintaan menyatakan bahwa, ceteris paribus (semua faktor lainnya konstan), jika harga suatu barang naik, kuantitas yang diminta akan cenderung turun, dan sebaliknya. Ini mencerminkan hubungan negatif antara harga dan permintaan.
2. Harga Barang Terkait ⮕ Harga barang terkait, baik sebagai substitusi (barang yang dapat saling menggantikan) maupun barang komplementer (barang yang biasanya digunakan bersama), dapat memengaruhi permintaan.
Misalnya, jika harga kopi naik, mungkin lebih banyak orang beralih ke teh (substitusi).
3. Pendapatan Konsumen ⮕ Pendapatan konsumen memiliki dampak besar pada permintaan. Normalnya, jika pendapatan meningkat, konsumen cenderung membeli lebih banyak barang dan layanan, dan sebaliknya. Ini mencerminkan hubungan positif antara pendapatan dan permintaan.
FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERMINTAAN.
4.
Selera dan Preferensi ⮕ Selera dan preferensi konsumen dapat sangat mempengaruhi permintaan. Perubahan tren atau preferensi masyarakat terhadap suatu barang atau
gaya hidup tertentu dapat mengubah tingkat permintaan untuk barang-barang tersebut.
5.
Ekspektasi ⮕ Ekspektasi konsumen tentang perubahan harga atau kondisi ekonomi di masa depan dapat memengaruhi keputusan pembelian mereka saat ini. Jika konsumen mengharapkan harga suatu barang akan turun, mereka mungkin menunda pembelian.
6.
Jumlah Pembeli di Pasar ⮕ Jumlah pembeli di pasar juga dapat memengaruhi permintaan secara keseluruhan. Semakin banyak pembeli potensial, semakin besar
kemungkinan permintaan. Sebaliknya, jika jumlah pembeli berkurang, permintaan dapat menurun.
Elastisitas permintaan mengukur sejauh mana permintaan suatu barang berubah sebagai respons terhadap perubahan harga. Jika perubahan
persentase dalam jumlah diminta lebih besar dari perubahan persentase
harga, permintaan dianggap elastis, dan sebaliknya.
B. PENENTUAN TINGKAT OUTPUT:
Hukum produksi adalah prinsip dasar dalam teori produksi yang menyatakan bahwa, dengan tetapnya faktor-faktor produksi lainnya, ada suatu titik di mana penambahan unit terakhir dari satu faktor produksi (misalnya, tenaga kerja) akan memberikan hasil tambahan yang semakin berkurang. Diamana Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input faktor-faktor produksi (seperti tenaga kerja dan modal) dan output yang dihasilkan. Fungsi produksi dapat bersifat tetap, berubah secara bertahap, atau memiliki skala kenaikan yang konstan.
1.Faktor-faktor Penentu Produksi:
a. Harga Input ⮕ Harga input, seperti harga bahan baku, tenaga kerja, dan modal, dapat berpengaruh langsung pada tingkat output. Jika harga input meningkat, biaya produksi per unit dapat naik, yang dapat membatasi tingkat output perusahaan, terutama jika perusahaan tidak dapat mentransfer kenaikan biaya tersebut ke konsumen melalui kenaikan harga.
b. Teknologi ⮕ Tingkat output juga sangat dipengaruhi oleh tingkat teknologi yang digunakan oleh perusahaan. Penggunaan teknologi yang lebih maju dan efisien dapat meningkatkan produktivitas,
c. Ukuran Pasar ⮕ Ukuran pasar atau permintaan untuk produk atau layanan tertentu dapat memengaruhi tingkat output. Jika permintaan tumbuh, perusahaan mungkin akan meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berkembang.
Sebaliknya, jika permintaan menurun, perusahaan mungkin perlu mengurangi tingkat outputnya. Dan faktor lainnya seperti Peraturan dan Kebijakan Pemerintah, Kondisi Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Kondisi Pasar dan Persaingan
Efisiensi produksi tercapai ketika perusahaan menghasilkan output maksimum dengan menggunakan input minimum. Kurva produksi menggambarkan kombinasi input-output yang mencapai tingkat efisiensi ini.
PENGELUARAN NEGARA
Menurut macamnya, pengeluaran negara dibedakan menjadi 2, yaitu menurut organisasi dan sifatnya.
Menurut organisasi, pengeluaran negara digolongkan menjadi 3 yaitu :
1.Pengeluaran Pusat (Central Government Expenditure) ⮕Melibatkan pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat atau pemerintah federal. Ini mencakup semua departemen dan lembaga federal yang bertanggung jawab atas kebijakan nasional dan pemerintahan.
2.Pengeluaran Daerah (Local Government Expenditure) ⮕ Merujuk pada pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah atau pemerintah lokal. Pemerintah daerah dapat mencakup pemerintah provinsi, kabupaten/kota, atau wilayah administratif lainnya. Pengeluaran ini sering terkait dengan pelayanan dan proyek lokal.
3.Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah (Central and Local Government Expenditure) ⮕ Kategori ini mencakup total pengeluaran dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini mencerminkan total anggaran pemerintah dalam konteks keseluruhan negara.
berdasarkan sifatnya menjadi dua kategori utama:
1.Pengeluaran Rutin (Current Expenditure) ⮕ Merujuk pada pengeluaran yang berkaitan dengan operasional harian dan pemeliharaan pelayanan dan fasilitas yang sudah ada. Ini mencakup gaji pegawai, biaya operasional, dan pembayaran bunga utang.
2.Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) ⮕ Termasuk pengeluaran yang bersifat investasi jangka panjang. Ini mencakup pembangunan infrastruktur baru, pengadaan aset tetap, dan proyek-proyek pembangunan yang diharapkan memberikan manfaat dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dengan memahami dua klasifikasi ini, pemerintah dapat merencanakan dan mengelola pengeluarannya sesuai dengan
kebutuhan dan prioritasnya, baik dari segi wilayah administratif maupun sifatnya.
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP PEREKONOMIAN
Pengeluaran negara memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan dapat memainkan peran penting dalam mengatur siklus ekonomi. Berikut adalah beberapa
pengaruh utama pengeluaran negara terhadap perekonomian:
1.Stimulasi Pertumbuhan Ekonomi: Pengeluaran negara yang diarahkan pada proyek-proyek investasi dan pembangunan infrastruktur dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur yang baik, seperti jalan, jembatan, dan energi, menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas ekonomi dan investasi swasta.
2.Pengurangan Pengangguran: Program-progam pemerintah yang menciptakan
lapangan kerja, seperti proyek-proyek konstruksi atau program pelatihan pekerja, dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dengan memberikan peluang pekerjaan kepada masyarakat.
3.Stabilisasi Siklus Ekonomi: Pengeluaran negara dapat berperan sebagai alat untuk menjaga stabilitas siklus ekonomi. Pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya selama masa resesi untuk merangsang pertumbuhan dan mengurangi pengangguran, sementara selama periode pertumbuhan ekonomi yang kuat, pemerintah dapat
mengurangi pengeluarannya untuk mencegah terjadinya overheating dan inflasi.
4.Konsumsi dan Produksi:Pengeluaran pemerintah yang mendukung konsumsi
masyarakat, melalui subsidi atau program bantuan sosial, dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Ini juga dapat merangsang produksi dan aktivitas ekonomi.
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP PEREKONOMIAN
5. Pendidikan dan Kesehatan: Pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan dan kesehatan memiliki dampak jangka panjang dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang baik
dapat meningkatkan produktivitas, sementara akses kesehatan yang memadai mendukung kesejahteraan masyarakat.
6. Pendanaan dan Stabilitas Keuangan: Pemerintah yang melakukan pengeluaran dalam skala yang seimbang dapat membantu menjaga stabilitas keuangan dan mendukung keberlanjutan fiskal.
Pengeluaran yang bijaksana membantu mencegah defisit anggaran yang tidak terkendali.
7. Dukungan terhadap Sektor-Sektor Tertentu: Pemerintah dapat menggunakan pengeluaran untuk memberikan dukungan kepada sektor-sektor tertentu yang dianggap strategis untuk pembangunan ekonomi, seperti riset dan pengembangan, teknologi, atau industri tertentu.
8. Pengaruh Terhadap Neraca Perdagangan: Program pengeluaran yang mendukung produksi lokal dapat mempengaruhi neraca perdagangan, dengan potensi untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
9. Dampak Inflasi dan Deflasi: Pengeluaran pemerintah yang berlebihan dapat menyebabkan inflasi jika permintaan melebihi pasokan. Sebaliknya, pengeluaran yang rendah dapat berkontribusi pada deflasi.
• Penting untuk dicatat bahwa dampak pengeluaran negara akan bervariasi tergantung pada kebijakan yang diambil, tingkat keberhasilan implementasi, dan kondisi ekonomi global maupun lokal. Oleh karena itu, manajemen kebijakan fiskal yang cerdas dan adaptif diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan.
Dampak Pajak dan Pengeluaran Pemerintah:
1. Pengaruh Kebijakan Pajak terhadap Pengeluaran Pemerintah:
Tingkat pajak dapat memengaruhi tingkat pengeluaran pemerintah karena pajak adalah salah satu sumber pendapatan utama pemerintah.
Peningkatan atau penurunan tarif pajak dapat mempengaruhi jumlah uang yang tersedia untuk pengeluaran pemerintah. Tarif pajak yang lebih rendah dapat memberikan insentif bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat mengurangi sumber pendapatan pemerintah.
2. Pengaruh Pajak terhadap Permintaan Konsumen:
Kebijakan pajak juga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Pajak yang tinggi dapat mengurangi daya beli konsumen, sedangkan pemotongan pajak dapat merangsang pengeluaran konsumen.
3. Kebijakan Fiskal yang Efektif:
Pemahaman yang baik tentang hubungan antara pajak dan pengeluaran pemerintah sangat penting dalam merancang kebijakan fiskal yang efektif.
Kebijakan yang tepat dapat membantu mencapai keseimbangan antara meningkatkan pendapatan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.