REGENERASI REGENERASI
EKOR IKAN EKOR IKAN
Dosen Pengampu: Iwan Ridwan Yusuf M. Pd Asisten Praktikum: Siti Mariyah
1 2 3 4 5 6
our team our team
1 2 3 4 5 6
Sofy Tri Alfiani 1202060097
St. Lailatul Rizqi (1202060099)
Subagja Burhaanuddin (1202060101)
Wildi
(1202060110)
Zahra Mutiara Rahma
(1202060118)
1 2 3 4 5 6
Judul Praktikum:
Regenerasi Ekor Ikan
Waktu Praktikum: Kamis, 04 Mei 2023 pukul 09.00 – 10.30 WIB
Tempat Praktikum : Kost salah satu anggota kelompok
1.
2.
3.
1 1 2 2
Mengetahui konsep
regenerasi ekor pada ikan komet.
Mengamati proses regenerasi ekor pada ikan komet.
1.
2.
Tujuan Praktikum
landasan teori landasan teori
Istilah regenerasi meliputi berbagai kegiatan mulai dari pemulihan kerusakan parah akibat hilangnya bagian tubuh utama misalnya anggota badan sampai kepada pergantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses fisiologi. Kemampuan untuk meregenerasi strukturyang hilang terdapatpada hampir semua makhluk, paling tidak dalam suatu derajat tertentu. bebrapa hewan vertebrata misalnya ikan mampu beregenerasi pada bagian sirip distal yang cacat. Pemotongan sirip ekor secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dari ikan tersebut. Pemotongan sirip ikan ini dapat dilakukan pada sirip caudal, sirip ventral pada bagian kanan dan kiri ataupun pada bagian sirip yang lainnya misalnya sirip dorsal atau anal. Apabila bagian sirip yang dipotong tersebut tumbuh lagi maka mudah dikenali (Enggar, 2003). Sebagian sirip diamputasi atau terluka parah dapat menyelesaikan pemulihan diri melalui proses regenerasi epimorfik. Proses ini melibatkan perekrutan sel mesenkim untuk membentuk protoplasma yang diikuti oleh diferensiasi sel ke skleroblasts, sintesis dan deposisi matriks ekstraseluler, restorasidan morfologikal (Anusree et al., 2011).
Sirip yang dipotong parsial atau benar-benar terluka mempunyai kemampuan untuk melengkapi perbaikan diri
melalui proses regenerasi epimorfik. proses inimelibatkan penambahan sel mesenkimal baru untuk membentuk
blastema yang diikutioleh diferensiasi sel tersebut menuju skleroblas, sintesis, dan deposisi
matriksekstraseluler dan perbaikan morfologikal. Hal itu menunjukkan bahwa blastema pada ikan dibentuk dari
pre-existing mesenchymal sel yang berdediferensiasi, proliferasidan berdiferensiasi menjadi semua tipe sel
yang dibutuhkan untuk menyusun kembali jaringan yang diamputasi. Ketika sebagian dari sel blastema
berdiferensiasi, bentukmereka seperti halnya perubahan karakteristik membran eksternal mereka menurut
posisi yang mereka duduki dalam memperbaharui sirip (Monroe et al., 2015).
alat dan bahan alat dan bahan
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
langkah kerja langkah kerja 1 1
2 2 Ikan dibalut dengan kapas pada bagian yang berdarah pada ekor ikan.
Ikan di siapkan,potret ikan yang belum di potong ekornya, letakan ikan di atas papan bedah kemudian potong ekor ikan secara membujur dan melintang dengan silet.
Ikan yang sudah di potong di bagian ekor, kemudian kembalikan kembali pada akuarium.
Ikan akan mengalami pertumbuhan ekornya kembali seiring waktunya, kemudian catat dan masukan pada tabel pengamatan
3 3
4 4
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
hasil pengamatan
Analisis Data dan Analisis Data dan
grafik pertumbuhan grafik pertumbuhan
ekor ikan komet
ekor ikan komet
1 2 3 4 5 6
Analisis Perkembangan Regenerat Secara Deskriptif Analisis Perkembangan Regenerat Secara Deskriptif
Perlakuan I pemotongan ekor ikan komet (Carassius auratus) secara melintang ,hari ke 1 ekor ikan sedikit pendarahan dan belum terlihat adanya perubahan panjang ekor. hari ke-2 masih belum terlihat adanya perubahan. Perubahan panjang terjadi pada hari ke-3 dan ke-4 pemotongan. Ekor ikan komet bertambah dengan panjang jaringan yang terbentuk adalah 1 mm dengan munculnya lapisan tipis transparan disepanjang bidang pemotongan. hari ke-5, terjadi penebalan lapisan di sepanjang bidang pemotongan dengan pertambahan ekor ikan komet menjadi 1,5 mm. Blastema mulai terbentuk pada hari ke-6 dan ke-7 dengan pertambahan panjang ekor menjadi 2 mm.
Pada hari ke-8 hingga ke-9 ekor ikan komet terbentuk pulau-pulau darah (tahap diferensiasi) dengan pertambahan panjang ekor 3 mm.
Masuk pada hari ke-11 hingga ke-14 pertambahan ukuran ekor ikan menjadi 4 mm, regenerat mulai sedikit panjang pada daerah sirip ekor yang dipotong. Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemotongan ekor ikan komet secara melintang selama 2 minggu atau 14 hari menghasilkan nilai rata-rata sebesar 2,32 mm.
Perlakuan II pemotongan ekor ikan komet (Carassius auratus) secara membujur, Pada hari pertama dan ke-2, panjang ekor ikan komet berukuran 12,5 mm munculnya lapisan tipis transparan di sepanjang bidang pemotongan, namun belum terdapat jaringan baru yang terbentuk. hari ke-3 blastema terbentuk dan hari ke-4 terbentuk pulau-pulau darah bagian proksimal bakal jari-jari (tahap diferensiasi) dengan panjang jaringan baru yang terbentuk adalah 5 mm sehingga ukuran ikan komet bertambah menjadi 13 mm. pada hari ke-5 hingga ke-9 regenerat terus memanjang pada daerah perifer sirip ekor ikan komet. Panjang jaringan baru yang terbentuk pada hari ke-5 adalah 6 mm dan panjang ekor ikan komet berukuran 14 mm. Pada hari ke-6 panjang jaringan baru yang terbentuk adalah 7 mm dan panjang ekor ikan komet berukuran 15 mm. pada hari ke-7 dan ke-8 panjang jaringan baru yang terbentuk adalah 7 mm dan panjang ekor ikan komet berukuran 15 mm. Pada hari ke-9 panjang jaringan baru yang terbentuk adalah 9 mm dan panjang ekor ikan komet bertambah menjadi 17 mm. Pada hari ke-10 hingga ke-12 panjang jaringan baru yang terbentuk masih tetap yakni 9 mm dengan ukuran panjang ekor yang sama 17 mm. Ujung tiap jari-jari sirip ekor regenerat terlihat bergerigi pada bagian distal perifer terlihat pada hari ke- 10, pada hari ke-11 seluruh jari-jari regenerat sudah terbentuk ruas di bagian proksimal, sedangkan pada hari ke-12 percabangan pada daerah perifer nampak jelas. Panjang jaringan baru yang terbentuk pada hari ke-13 dan ke-14 adalah 10 mm dan ukuran panjang ekor menjadi 18 mm. Ujung ekor regenerat sudah mulai tampak jelas pada hari ke-13 dan pada hari ke-14 struktur sirip ekor hampir sempurna seperti semula. Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemotongan ekor ikan komet secara membujur pada hari ke-14 lebih panjang ukurannya dari pemotongan ekor ikan secara melintang dan selama 2 minggu atau 14 hari menghasilkan nilai rata-rata sebesar 15,25 mm.
1.
2.
1 2 3 4 5 6
Analisis Perkembangan Regenerat Secara Deskriptif Analisis Perkembangan Regenerat Secara Deskriptif
3. Ekor tidak dipotong (kontrol)
Pada ekor ikan yang tidak dipotong memiliki panjang ekor awal 21 mm. Pada hari pertama dan ke-2 belum ada pertambahan panjang ekor ikan. Pada hari ke-3 dan ke-4 sudah terdapat panjang jaringan baru yang terbentuk 1 mm dan pertambahan panjang ekor ikan komet menjadi 22 mm.
Pada hari ke-5 panjang jaringan baru yang terbentuk adalah 1,5 mm dan panjang ekor sedikit bertambah menjadi 22,5 mm. Pada hari ke-6 dan ke-7 panjang jaringan baru yang terbentuk adalah 2 mm dan panjang ekor sedikit bertambah menjadi 23 mm. Pada hari ke-8 dan ke-9 panjang jaringan baru yang terbentuk adalah 3 mm dengan pertambahan panjang ekor 24 mm. Panjang ekor bertambah dan terdapat corak hitam pada bagian sirip ekor di hari ke-8 hingga hari ke 13.
Panjang jaringan baru yang terbentuk pada hari ke-10 hingga ke-13 adalah 4 mm dan pertambahan
ukuran ekor ikan 25 mm. Di hari terakhir pengamatan, yaitu hari ke-14 panjang ekor bertambah
dan corak hitam bertambah pada bagian tengah sirip ekor ikan dengan panjang jaringan baru 5
mm dan pertambahan ukuran ekor menjadi 26 mm. Pengamatan menunjukkan bahwa, ekor ikan
yang tidak dipotong atau sebagai kontrol ini tetap mengalami pertambahan ukuran panjang ekor.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai regenerasi ekor ikan komet (Carassius auratus) ekor ikan dipotong dengan dua tipe yang berbeda dan ada satu ekor ikan yang tidak dipotong sebagai kontrol. Pada perlakuan pertama ekor ikan komet (Carassius auratus) dipotong secara melintang, pada perlakuan ini diperoleh rata-rata pertumbuhan ekor baru sekitar 2,32 mm. Kemudian pada perlakuan kedua ekor ikan komet (Carassius auratus) dipotong secara membujur, diperoleh rata- rata pertumbuhan ekor baru sekitar 15,25 mm. Sedangkan pada perlakukan ketiga ekor ikan komet yang tidak dipotong sebagai kontrol, diperoleh rata-rata pertumbuhan ekor baru sekitar 23,46 mm.
menurut Kimball (1993) bahwa regenerasi ekor ikan melalui beberapa tahapan, yaitu diawali dengan penyembuhan luka, pada fase pada fase ini terjadi migrasi beberapa sel epidermis menuju daerah yang luka sehingga luka akan tertutup dan membeku membentuk scab yang dapat dilihat berupa jaringan transparan sekitar luka. Selanjutnya, fase pembentukan blastema yang terjadi karena proliferasi sel-sel mesenkim. Proliferasi sel-sel akan berdifferensiasi secara mitosis sampai pada tahap puncak blastema sudah menjadi maksimal atau tidak membesar lagi. Kemudian, pertumbuhan regeneratif terbentuknya pulau-pulau darah yang akan berkembang menjadi pembuluh darah. Terakhir fase redifferensiasi, berhentinya proliferasi sel-sel blastema serta membentuk ruas atau jari-jari dan membran yang terjadi secara berurutan dan terus menerus sehingga memperbaiki struktur anatomi dan histologis yang hampir mirip dengan aslinya.
1 2 3 4 pembahasan pembahasan 5 6
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis regenerasi pada sirip ekor ikan komet (Carassius auratus) adalah epimorphosis. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan dan perkembangan pada ruas jari-jari sirip ekor ikan komet (Carassius auratus) yang terpotong. Ruas jari-jari yang terpotong, membentuk ruas baru dan tidak merenovasi jaringan yang tersisa seperti halnya pada jenis regenerasi morphalaxis seperti pada planaria sehingga ruas yang terpotong tetap pendek dengan diameter yang tetap, sementara itu ruas baru yang terbentuk memiliki diameter yang lebih kecil (lebih ramping). Selain itu, pada awal proses regenerasi sirip ekor komet (Carassius auratus) telah terbentuk blastema, yaitu masa proliferative dan mengandung banyak sel progenitor yang merupakan salah satu ciri regenerasi secara epimorphosis (Purba, 2019).
1 2 3 4 5 6
pembahasan
pembahasan
1 2 3 4 5 6
Kesimpulan Kesimpulan
Ekor ikan komet mampu beregenerasi pada bagian ekor yang hilang atau rusak. penyembuhan luka pada ekor ikan setelah 1-3 jam akan memebentuk lapisan epidermis yang bermigrasi yang nantinya akan menutup luka, dan tidak melibatkan proliferase sel. sirip yang terluka parah dapat menyelesaikan pemulihan diri melalui proses regenerasi epimorfik.
ikan komet yang dipotong secara melintang diperoleh rata-rata pertumbuhan ekor baru sekitar 2,32 mm. Kemudian dipotong secara membujur, diperoleh rata-rata pertumbuhan ekor baru sekitar 15,25 mm.
Sedangkan perlakukan kontrol rata-rata pertumbuhan ekor baru sekitar 23,46 mm.
Dari praktikum regenerasi pada ekor ikan dapat disimpulkan : 1.
2.
1 2 3 4 5 6
daftar pustaka daftar pustaka
Adnan, Arifah N.A & Irma S. 2016. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anusree, P. et al., 2011. Caudal Fin Regenerationis Regulated By Cox-2 InducedPGE In Teleost Fish Poecillia Latipanna. TheMaharaja SayajiraoUniversity of Baroda, 11(2), pp. 2795-2803.
Purba, S. T. (2019). Proses Regenerasi Sirip Ekor Ikan pada Ikan Krapu di Labuhan Batu. Jurnal Ilmiah Maksitek, Vol. 4, No. 2: 1-4.
Enggar, P., Junaidi, E. & Setioini, A., 2009. Pengaruh Pemotongan Sirip TerhadapPertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Jurnal Penelitian Sains, 12(13), pp. 63-66.
Monroe, J. D., Rajadinakaran G. & Smith M. E. 2015. Sensory Hair Cell Death and Regeneration in Fishes. Front.
Cell. Neurosci, 9(131), pp. 1-18.
Kimball, J. W. (1993). Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Poss, K.D., Nechiporuk, A., Hillam, A.M., Johnson, S.L., Keating, M.T. (2002). Mps1 defines a proximal blastemal proliverative compartment essential for zebrafish fin regeneration. Development 129: 5141-5149.
Poss, K.D., Keating, M.T., & Nechiporuk, A. 2003. Tales of Regeneration in Zebrafish. Developmental Dynamics
226:202-210.
6
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
1 2 3 4 5