PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN
KELOMPOK 1 1.YOGI NOVINDRA 2.M.DAFFA ALFARIZI 3.ZULFA AQILAAH FITRIA
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Aida Syarif, M.T.
PENDAHULUAN
Pada umumnya transportasi fluida lebih mudah bila dibandingkan dengan zat padat.
Untuk memilih alat-alat yang akan dipergunakan untuk pengaliran fluida perlu
diperhatikan sifat fisik dan kimia dari fluida tersebut. Seperti pompa, peranan Pompa memiliki peran penting dalam kehidupan guna mempermudah semua kegiatan
manusia yang berkaitan dengan perpindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat yang lain. Untuk melaksanakan fungsi itu masih diperlukan alat tambahan lainnya sehingga peran sebagai sarana pemindah zat cair dapat dilaksanakan dengan baik.
Adapun alat tambahan yang dimaksud adalah sistem perpipaan sebagai sarana atau tempat mengalirnya cairan dari satu tempat ke tempat lainnya.
PERUMUSAN MASALAH
• Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditinjau beberapa permasalahan, yakni:
1.Apa pengertian dari pompa?
2.Apa saja klasifikasi dari pompa?
3.Bagaimana prinsip kerja dari pompa?
4.Bagaimana cara menghitung karakteristik pompa?
5.Apa saja masalah yang sering terjadi pada pompa?
A. POMPA
1. PENGERTIAN POMPA
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida cair (liquid) dari suatu tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi
melalui suatu sistem perpipaan, atau dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke suatu tempat yang bertekanan tinggi dengan cara menambah energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara kontinu.
Pompa juga dapat didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan ini
digunakan untuk mengatasi hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.
Pompa beroperasi dengan menimbulkan perbedaan tekanan antara bagian hisap (suction) dengan bagian tekan (discharge) dengan cara mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber energi (motor listrik, motor bensin/diesel ataupun turbin) menjadi tenaga cairan, dimana tenaga ini digunakan untuk mengalirkan cairan sehingga dapat
berpindah dari suatu reservoir ke tempat yang lain. Pada zaman modern ini, posisi pompa menduduki tempat yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Pompa memerankan peranan yang sangat penting bagi berbagai industri misalnya industri air minum, minyak,
petrokimia, pusat tenaga listrik dan sebagainya.
Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda tergantung pabrik yang membuatnya. Pompa dapat digolongkan menjadi 2 golongan : 1.Positive Displacement Pump (PDP)
a.Reciprocating pump b.Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP) a.Pompa sentrifugal
b.Pompa turbin
2. KLASIFIKASI POMPA
2.1. POMPA PERPINDAHAN POSITIF
Pompa perpindahan positif sering disebut juga dengan pompa tekanan statik merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent karena fluida ditekan didalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Pompa perpindahan positif memberikan perkiraan aliran stabil pada kecepatan, meskipun perubahan dalam gaya balik.
Tindakan memompa dari pompa adalah putaran yang dapat dimotivasi oleh ulir, piston, rol, roda gigi (gear), diafragma atau baling baling.
1. POMPA PUTAR (ROTARY PUMP)
Pompa rotari adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis
ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang berputar (rotor) di dalam rumah pompa (casing). Pada waktu elemen berputar di dalam rumah pompa yang berbentuk kantong-kantong yang mula- mula volumenya besar (pada sisi permukaan) kemudian volumenya berkurang pada sisi tekan (outlet). Tekanan dihasilkan akibat gerakan putar dari elemen- elemennya atau gerak gabungan berputar dan berosilasi. Karena tidak
memakai katup-katup, maka pompa rotari dapat bekerja terbalik (sebagai pompa atau motor). Macam-macam rotary pump yaitu:
A. POMPA SEKRUP (SCREW PUMP)
Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa yang diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam sebuah stator atau lapisan heliks dalam (internal helix stator). Pompa 2 sekrup atau 3 sekrup masing-masing mempunyai satu atau dua sekrup bebas (idler).
Dimana:
Z= Volume gigi/satu roda b = Lebar gigi 𝑉𝑔 = Volume satu buah gigi R = Pitch Radius
ℎ = Addendum 𝜂𝑣= Efisiensi Volumentris m = Module
Pompa roda gigi terbagi atas 2 jenis yaitu:
1.Pompa Roda Gigi Luar (External Gear Pump)
External Gear Pump bekerja dengan cara mengalirkan fluida melalui celah-celah antara gigi dengan dinding. Kemudian fluida yang
dikeluarkan melalui saluran outlet karena sifat pasangan roda gigi yang selalu memiliki titik kontak. Apabila gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut.
Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar
apabila giginya bersatu lagi. Suatu pasangan roda gigi secara ideal akan selalu memiliki satu titik kontak dengan pasangannya meskipun roda gigi tersebut berputar.
2. Pompa Roda Gigi Dalam (Internal gear pump).
Internal gear pump bekerja dengan memanfaatkan roda gigi dalam yang biasanya dihubungkan dengan penggerak dan roda gigi luar yang biasanya bertindak sebagai idler. Awalnya fluida masuk lewat suction port antara rotor (roda gigi besar) dan idler (roda gigi kecil). Fluida kemudian masuk melalui celah-celah roda gigi. Bagian yang berbentuk seperti bulan sabit membagi fluida dan bertindak sebagai seal antara suction dan discharge port. Fluida yang membanjiri discharge port akan terus didorong oleh fluida dibelakangnya sehingga fluida terus mengalir
C. POMPA CUPING (LOBE PUMP)
Dimana:
Dr = Diameter root
Do = Jarak antar poros rotor = (0,63 ∼ 0,67). Dr
Lc = Panjang rumah pompa = (0,6 ∼ 1,5). Dr
𝜂𝑣= Efisiensi Volumentris (0,85 ∼ 0,99)
D. ROTARY PISTON PUMP
Dimana:
d = Diameter piston z = Jumlah piston
E. POMPA BALING GESER (VANE PUMP)
Dimana:
R= Radius Track Ring b = Lebar bilah E = Eksentrisitas 𝛿 = Tebal bilah
Z = Jumlah sudu/vane 𝜂𝑣= Efisiensi Volumentris
F. ROLLER PUMP
Dimana:
dA = Diameter silinder dB = Diameter Roller L = Panjang Silinder
2. POMPA BOLAK BALIK (RECIPROTING PUMP)
Reciproting Pump adalah pompa perpindahan positif (positive displacement pump) yang merubah energi mekanis mesin/motor penggeraknya menjadi energi aliran fluida dengan menggunakan bagian pompa yang bergerak bolak- balik (piston/plunger di dalam silinder). Umumnya menggunakan head yang rendah dan digunakan pada perbedaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara suction dan dischanger. Adanya perpindahan zat cair disebabkan
adanya perubahan volume ruang kerja pompa yang diakibatkan oleh gerakan elemen pompa yaitu maju mundurnya piston. Dengan perubahan tersebut, zat cair pada bagian luar (katup buang memiliki tekanan yang lebih tinggi
daripada tekanan pada katup isap) sehingga kapasitas yang dihasilkan sesuai dengan volume yang dipindahkan.
Macam macam pompa bolak balik yaitu :
A. POMPA PISTON
Piston itu dapat digerakkan oleh motor melalui roda gigi reduksi atau batang piston itu dapat pula digerakkan langsung dengan menggunakan silinder uap. Tekanan buang maksimal untuk pompa piston komersial kira- kira adalah 50 atm. untuk tekanan yang lebih tinggi digunakan pompa flyer sebuah silinder berdinding tebal dan berdiameter kecil berisi panjang bolak- balik yang sesuai rapat yang tidak lain merupakan perpanjangan dari batang piston pada batas langkanya periode itu mengisi hampir keseluruhan luas silinder selalu reaksi tunggal yang biasanya digerakkan dengan motor pompa ini dapat membuang melawan tekanan 1500 atm atau lebih.
B. POMPA PLUNGER
Prinsip kerja dari pompa plunger ini hampir sama dengan pompa piston, hanya saja tidak digunakan piston melainkan digunakan silinder baja yang panjang atau biasa disebut plunger. Fluida masuk melalui dua arah yang berlawanan, yang pertama masuk melalui katup hisap pada bagian bawah, sedangkan yang kedua fluida masuk ketika plunger tersebut ditekan.
Plunger tersebut dihubungkan oleh sebuah batang sehingga bergerak serempak dan fluida juga dapat masuk secara bersamaan dari arah yang
berlawanan. Kemudian karena tekanan pada bagian katup buang lebih tinggi maka fluida akan terdorong ke atas dan keluar melalui katup buang tersebut.
C. POMPA DIAFRAGMA
Diafragma memiliki dua silinder dan pada dasarnya cara kerjanya hampir sama dengan paru-paru manusia yaitu berdasarkan pada mengembang dan
mengempisnya diafragma. Sisi-sisi diafragma dihubungkan dengan baut pada satu sisi dari flange. Ketika diafragma mengempis, maka fluida akan terhisap masuk sedangkan ketika diafragma mengembang, fluida akan terdorong ke luar melalui katup buang. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan tekanan antar katup buang dengan katup isap. Katup buang memiliki tekanan yang lebih tinggi bila dibandingkan pada katup isap. Pada pompa diafragma, bagian bolak
baliknya terbuat dari diafragma fleksibel dari logam, plastik atau karet.
2.2 POMPA DINAMIK (DYNAMIC PUMP)
1. POMPA SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL PUMP)
Pompa sentrifugal adalah salah satu tipe pompa yang memanfaatkan energi kecepatan yang kemudian diubah menjadi energi tekanan sehingga dapat menggerakkan fluida cair dari lokasi sumber menuju lokasi target dengan menggunakan impeler. Jadi pompa
sentrifugal pada prinsipnya dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida oleh gerakan sudu–sudu yang ada dalam volute. Energi yang dihasilkan dapat menghasilkan head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada fluida cair yang mengalir secara kontinu.
Kapasitas :
 Kapasitas rendah : < 20 m3 /jam
 Kapasitas menengah : 20-60 m3 /jam
 Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam Tekanan Discharge :
 Tekanan Rendah : < 5 Kgf / cm2
 Tekanan menengah : 5 - 50 Kgf / cm2
 Tekanan tinggi : > 50 Kgf / cm2
2. POMPA ALIRAN AKSIAL
Pompa aliran aksial adalah pompa jenis propeller. Pompa ini bisa mempunyai tiga
perangkat kipas: (1) kipas atau sirip penuntun masukan untuk menghilangkan komponen kecepatan tangensial, (2) kipas impeller, dan (3) sirip keluaran untuk menghilangkan komponen kecepatan tangensial atau pusaran di bagian keluaran. Prinsip kerja pompa ini adalah sebagai berikut, berputarnya sudu-sudu akan mengisap fluida yang akan dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial atau tegak lurus. Pompa jenis ini yang
berukuran besar sering dilengkapi dengan pengaturan pitch kipas impeller sehingga untuk rentang laju aliran yang lebar efisiensi dapat sebaik-baiknya. Pompa aliran aksial adalah jenis pompa yang memiliki kapasitas tinggi dan head rendah
3. POMPA ALIRAN CAMPURAN
Pompa aliran campuran, yang ditampilkan dalam Gambar berikut
mempunyai kurva-kurva karakteristik antara kurva-kurva untuk pompa sentrifugal dan pompa aliran aksial.
4. Pompa dengan Efek Khusus (Special Effect Pump)
Special effect pump adalah pompa yang prinsip kerjanya mengkonversi energi dari energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga membuat area bertekanan rendah dan dapat menghisap fluida di sisi fuction atau sisi hisap.
Pompa yang tergolong pompa dengan efek khusus yaitu :
A) Jet pump. Jet Pump digunakan untuk memompa fluida yang sangat dalam. Pada pompa ini dilengkapi dengan alat hisap guna menambah kevakuman pada sisi hisap pompa, sehingga fluida pada kedalaman yang cukup besar tetap dapat tershisap ke sisi hisap
pompa untuk kemudian dipompakan melalui sisi discharge pompa. Pompa jet merupakan suatu kombinasi pompa sentrifugal volut dan susunan venturi – nosel. Pompa jet biasanya digunakan untuk mengangkat atau menarik air dari sumur yang dalam ke suatu tempat yang lebih tinggi.
B) Pompa gas lift (gas lift pump)
Pompa gas lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan yang lazim digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-sumur minyak bumi.
Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan ke dalam pompa sehingga membantu mengalirkan fluida. Prinsip dari pompa gas lift adalah
memanfaatkan udara atau gas yang tertekan untuk mengangkat air. Campuran udara dan air akan naik didalam pipa yang dikelilingi oleh air. Pada dasarnya pompa gas lift terdiri dari pipa vertikal yang sebagian terendam dalam air dan tabung supply udara yang menyediakan udara yang tertekan diberikan ke pipa vertikal. Campuran udara dan air bisa naik sampai ke atas permukaan air karena massa jenis dari campuran udara dan air tersebut lebih rendah dari massa jenis air itu sendiri.
C) Pompa Elektromagnetik
Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.
Prinsip kerjanya menggerakan fluida dengan gaya
elektromagnetik yang disebabkan medan magnetik yang dialirkan.
D) Pompa hidrolik ram
Salah satu jenis pompa dimana fungsinya menaikkan fluida menuju tempat lebih tinggi dari sumber air dan
penggerakkannya tanpa memerlukan listrik ataupun bahan bakar minyak, akibat adanya energi kinetik yang berasal dari air itu sendiri pompa hidram akan bergerak dengan sendirinya.
Prinsip kerja dari Hydraulic Ram adalah dengan menggunakan energi kinetik dari cairan dan energi tersebut diubah menjadi energi tekan dengan memberikan tekanan dengan tiba-tiba.
3. Hubungan Tinggi Tekan dan (Aliran serta Kerja) pada Pompa Ideal) Hubungan tinggi-tekan dan aliran pada pompa ideal. Dari Pers. (8-5) yang
dituliskan untuk pompa ideal, 𝑃 = 𝑃𝑓𝑟 = 𝑚̇ ∆𝐻 dan karena itu
Oleh karena u2. Ap, dan 𝛽₂ konstan, Pers. (8-15) menunjukkan bahwa hubungan antara tinggi-tekan dalam aliran volumetrik adalah bersifat linear.
Kerja yang dilakukan per satuan massa zat cair yang mengalir melalui pompa ideal, dari Pers. (8-4) dan (8-10) adalah
4. Kurva Karakteristik dan Kurva Daya
4.1 Kurva karakteristik
Hubungan tinggi-tekan dan kapasitas. Grafik tinggi-tekan nyata, kebutuhan total daya, dan efisiensi vs. laju aliran volumetrik disebut kurva-kurva karak teristik pompa. Skema contoh kurva itu terlihat pada Gambar 8-12. Pada Gambar 8-124. hubungan antara
tinggi-tekan teoretis dan laju aliran (kadang-kadang disebut hubungan tinggi-tekan dan kapasitas) merupakan garis lurus, sesuai dengan Pers. (8-21); tetapi, untuk setiap pompa tertentu, tinggi-tekan yang nyata-nyata dibangkitkan jauh lebih rendah dan bahkan turun hingga nol bila laju ditingkatkan sampai suatu nilai tertentu.
4.2 Kurva daya.
Contoh kurva daya fluida P dan daya total Pa vs. Perbedaan antara unjuk kerja ideal dan unjuk kerja nyata menunjukkan daya yang hilang di dalam pompa, yang disebabkan oleh gesekan fluida dan rugi kejutan, yang keduanya merupakan konversi energi-mekanik menjadi kalor, di samping rugi yang disebabkan oleh kebocoran, gesekan piring, dan gesekan bantalan. Kebocoran ialah aliran balik yang tak dapat dihindarkan dari buangan impeler melalui cincin ke pusat. Hal ini mengurangi buangan yang sebenarnya dan pompa per satuan daya yang diberikan.
Perbedaan antara kurva teoretis dan kurva kenyataan terutama adalah karena ada nya aliran sirkulasi. Faktor-faktor lain yang ikut menyebabkan rugi tinggi-tekan ialah gesekan fluida di dalam jalur-jalur dan saluran di dalam pompa, rugi kejutan (shock loss) karena perubahan tiba-tiba daripada arah zat cair yang meninggalkan impeler dan bersatu dengan arus zar cair yang bergerak menuruti keliling rumahan.
5. KARAKTERISTIK POMPA
Performansi pompa yang utama adalah kapasitas discharge atau laju aliran (Q), dan head total pompa (H). Kedua parameter tersebut harus diketahui dalam pemilihan pompa, disamping karakteristik lainnya seperti efisiensi, daya, putaran dan lain sebagainya.
5.1 Kapasitas (Q)
Dimana:
Q = kapasitas pompa (m3 /det) Di = diameter luar impeler (m) Dhub = diameter hub impeler (m) Ci = kecepatan fluida (m/det)
Beberapa istilah kapasitas yang umum digunakan adalah:
a. Kapasitas Teoristis (Qth)
Adalah laju aliran ideal pompa tanpa adanya kebocoran internal dan eksternal (QL).
Kebocoran ini terjadi dalam celah antara silinder dan piston/plunyer (pada pompa reciprocating), kebocoran di dalam gap antara impeler dan ‘shroud’ (pada pompa sentrifugal).
b. Kapasitas Optimum (Qopt)
Adalah kapasitas pompa jika pompa bekerja pada efisiensi-total maksimum pompa (Qop).
c. Kapasitas Aktual (Qact)
Adalah laju aliran pompa yang dialirkan melalui pipa tekan dalam satu satuan waktu.
d. Kapasitas Internal/Indikatif (Qi)
Adalah laju aliran di dalam pompa. Oleh karena itu: Qi = Qact+ QL
5.2 Head (H)
Head merupakan tekanan yang dihasilkan oleh pompa. Head pada umumnya dinyatakan dalam tinggi kolom air dam umumnya dalam satuan meter.
Pressure gauge, vacuum gauge, atau compound gauge digunakan untuk mengukur head pompa dalam operasinya.
Persamaan energi per satuan berat fluida untuk sistem pompa adalah:
z
s+
𝑃𝛾𝑠+
2𝑔𝑣𝑠2+𝐻
𝑝= z
d+
𝑃𝛾𝑑+
2𝑔𝑣𝑑2+𝐻
𝐿Dimana:
Zs = head statis elevasi isap/suction pompa (m)
Zd = head statis elevasi buang/discharge pompa (m) Ps = head statis tekanan isap/suction pompa (N/m2 ) Pd = head statis tekanan buang/discharge pompa (N/m2 )
vs = head dinamis kecepatan fluida pada ujung isap/suction pompa (m/det)
vd = head dinamis kecepatan fluida pada ujung buang/discharge pompa (m/det) Hp = head pompa (m)
HL= head losses total instalasi perpipaan sistem pompa (m) Oleh karena itu head total pompa adalah:
Hp = (zd−zs)+(𝑃𝑑𝛾−𝑃𝑠) + (𝑣𝑑22𝑔−𝑣𝑠2) + 𝐻𝐿
Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head , yaitu :
1.Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara permukaan liquid dengan pusat pompa (∆Z). Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka static head dibedakan atas : static head dan static discharge head .
2.Dynamic Head ; terdiri dari :
- Tekanan pada discharge yang diinginkan
- Velocity discharge yang diinginkan
- Hf pada sistem (friksi)
5.3 Net Positive Suction Head (NPSH)
NPSH adalah tinggi isap total dikurangi tekanan absolut, uap absolut (dalam tinggi kolom fluida yang dipompa).
 NPSH Yang Tersedia (NPSHA)
NPSHA (dalam satuan meter kolom fluida) adalah head yang dimiliki oleh fluida pada sisi isap pompa dikurangi tekanan uap jenuh fluida di tempat tersebut.
Dimana:
Pv = tekanan penguapan dari fluida/zat cair pada temperatur cairan di dalam impeler (N/m2 ) γv = berat jenis fluida/zat cair pada temperatur cairan di dalam impeler (N/m3 )
Dimana:
n = putaran pompa (rpm)
Q = Kapasitas pompa (m3 /det)
NPSH tersebut diatas sangat penting untuk dihitung untuk mengecek kemungkinan terjadinya kavitasi pada instalasi pompa. Syarat agar tidak terjadi kavitasi adalah:
NPSHA > NPSHR
Jadi NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan pompa.
6. KAVITASI PADA POMPA
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa sentrifugal adanya kemungkinan terjadinya kavitasi yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas pompa sentrifugal yang berakibat kerusakan mekanis pada impeller pompa sentrifugal dan timbulnya getaran. Kavitasi terjadi sebagai akibat dari tekanan fluida kerja pada sisi isap pompa sentrifugal yang mengalami penurunan tekanan hingga lebih rendah dari tekanan penguapan fluida kerja tersebut yang menyebabkan gelembung uap air, yang kemudian gelembung tersebut pecah karena mengalami tekanan yang lebih besar. Pompa sentrifugal yang dalam kondisi kavitasi akan menimbulkan suara bising dan getaran yang diakibatkan oleh gelembung-gelembung uap yang pecah secara kontinyu karena tekanan disekelilingnya.
Kavitasi ini terjadi karena harga NPSH = 0. Hal ini terjadi karena :
1. Static suction lift bertambah (Zb)
2. Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pompa inlet(Hfs)
3. Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa) 4. Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv)
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri, misalnya : pemompaan dari vessel yang vakum.
Tanda-tanda kavitasi :
1.Adanya noise dan vibrasi dari pompa.
2.Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga karakteristik pompa akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan operasi).
3.Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air. 4.Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
Rumus Perhitungan daya Pompa :
Dimana :
P = Daya dalam W atau HP
Q = Debit atau kapasitas aliran m3/jam H = Total head katalog pompa m
ρ = Berat jenis fluida kg/m3.
Ꞃ = Efisiensi dalam %
367= Faktor konversi satuan daya 270= Faktor konversi satuan daya
Contoh Soal
Dalam perhitungan dan pemilihan pompa, diketahui debit aliran (Q) = 3 m3/jam atau setara dengan 50 liter/menit, fluida yang dialirkan adalah air dengan massa
jenis (p) = 1000 kg/m3.Tekanan desain pompa (P) = 709,1 kPa, kondisi aliran dalam pipa dengan ukuran sam a dan terdapat beda ketinggian.
JAWAB :
Dik : Dit :
Q : 3 Kw ?
H : 40 HP ?
ρ : 1 : 75 Ꞃ
Penyelsaian:
Jadi, Dari perhitungan di atas maka untuk memilih pompa adalah dengan melihat debit aliran pompa, total head dan jumlah kerugian. kerugian tekanan akibat
panjang pipa dan fitting. Debit aliran (Q) = 3 m3/jam, dengan temperatur air = 30°C. friction loss pipa dan peralatan = 0,153360 m. NPSHA hasil perhitungan : 8,01 m, head total pompa: 1,8840 m. dari data tersebut maka dipilih pompa
sentrifugal yang mempunyai NPHSR lebih kecil dari nilai NPSHA. Daya pompa 0,592 HP, Daya listrik 436 Watt, faktor keamanan adalah 1,2. Maka dengan
melihat head total pompa, NPSHA, dan daya pompa serta kapasitas atau
debit pompa dipilih pompa lowara type 2HM5. dengan spesifikasi: daya 0,6 HP, daya listrik 550 Watt. 220V/AC, 50 Hz, 1 phase jenis motor capasitor.
Kesimpulan.
Pompa adalah alat-alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida atau gas.
Meskipun memiliki fungsi yang sama, ketiganya memiliki perbedaan dalam hal cara kerja dan kegunaan. Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ke tempat lainnya, biasanya dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Pompa dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti untuk memompa air dari sumur, mengalirkan bahan bakar pada kendaraan, atau memindahkan bahan kimia dalam proses industri.