• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRACTICAL EXERCISE - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PRACTICAL EXERCISE - Spada UNS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 3 Alvadya Hevi Yuniar (H0718017) Mohammad Daffa M. P.

(H0718099) Syela Yohana (H0718148) Tyas Alivia Wulandari

(H0718155)

PENGARUH FAKTOR

LINGKUNGAN

TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN

HASIL TANAMAN SUKUN

(2)

I. Syarat Tumbuh dan Faktor Lingkungan pada

Tanaman Sukun

(3)

Sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu tanaman tropis yang memiliki banyak sebutan lokal di daerah-daerah persebarannya. Tanaman ini memiliki sebutan lokal seperti sake di Siam, dikenal sebagai breadfruit dalam bahasa inggris dan di Malaysia banyak dikenal dengan naman Bandarase. Pohon sukun memiliki tinggi rata-rata 12-15 meter, meski ada yang dapat mencapai hingga 30 meter. Hal lain yang perlu diketahui pada sukun yaitu mengenai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya.

Tanaman Sukun

(4)

Sukun sangat cocok tumbuh di daerah panas dan berilim tropis.

Kisaran suhu untuk tanaman sukun tumbuh sekitar 25-30

derajat celcius dengan pH optimal sekitar 6-7

Tanaman sukun dapat ditanam hampir di segala jenis tanah.

biasanya di dataran rendah hhingga ketinggiann lebih kurang 600 mdpl

Iklim, suhu, dan pH

Tanah

Curah hujan pada

pertumbuhan sukun yaitu 1500-2500mm/tahun.

Kelemababan udaranya yaitu sekitar 70-90%.

Curah hujan dan kelembaban

(5)

II. ANALISIS JURNAL

Penulis: Lincoln et al.

Tahun: 2019

Judul Jurnal: Early growth of breadfruit in a variety x environment trial

Nama Jurnal: J. Agron.

Volume: 111(6): 3020-3027.

Penulis: Lincoln et al.

Tahun: 2014

Judul Jurnal: Agroecology of pre- contact dryland farming: the spatial extent, yield, and social impact of Hawaiian breadfruit groves in Kona, Hawaii

Nama Jurnal: J of Archaeological Science

Volume: 49: 192-202

A

) B

)

(6)

LOKASI MANAJEMEN

RANCANGAN PERCOBAAN

01 03

02

VARIETAS

04

METODE PENELITIAN

05

PENGUMPULAN DATA

A. Pertumbuhan Sukun berdasarkan

Iklim dan Tanah

(7)

Uji coba 5 varietas dilakukan di 5 lokasi di 5 pulau di Hawai’i. lokasi tersebut mewakili berbagai kondisi lingkungan dan tanah.

LOKASI

(8)

Terdapat 4 jenis varietas yang digunakan dan diperoleh secara komersial melalui kultur jaringan. Keempat varietas sudah didistribusikan secara luas termasuk ke Hawai’i.

VARIETAS

(9)

Bibit diambil dari rumah kaca dengan pemupukan menggunakan Sustane 4N-2.6P-3.3K (pupuk organik dari kompos dan kotoran kalkun). Tinggi awal bibit adalah 74-80 cm. Irigasi dilakukan setiap hari. Dipasang suatu instalasi (weed mat) untuk mencegah pertumbuhan gulma.

Bibit ditanam di lahan mulai tahun 2016 hingga Maret 2018

MANAJEMEN

RANCANGAN PERCOBAAN

Setiap lokasi mencakup 20 pohon (masing-masing 5 pohon dari empat varietas uji) dalam blok acak sehingga masing-masing dari lima baris berfungsi sebagai blok dan berisi salah satu dari masing- masing varietas dalam posisi acak.

Pohon didirikan pada November 2016 dengan jarak 30 kaki.

(10)

- Perkiraan volume kanopi dihitung dengan asumsi bentuk mahkota piramidal, menerapkan radius kanopi rata-rata, dan menghitung kanopi tinggi sebagai tinggi toral dikurangi tinggi cabang pertama.

- Tiga pengukuran kerapatan tajuk:

a.pengukuran persimpangan daun di mana tiang vertikal diulir pertengahan antara batang dan tepi kanopi di masing-masing arah mata angin.

b.metode fotogrametri yang menggunakan pohon gambar profil diambil dari empat arah mata angin dan menghitung persentase area celah cahaya menggunakan secara acak menghasilkan poin

c.metode fotogrametri yang digunakan cermin melengkung untuk menggambarkan kanopi dari bawah pohon dari empat arah mata angin dan menghitung persentase area celah lampu menggunakan titik yang dibuat secara acak.

PENGUMPULAN DATA

(11)

“Terbagi menjadi Pertumbuhan, Pertumbuhan dan Iklim, dan Pertumbuhan dan Tanah”

Hasil

(12)

Aspek yang diukur adalah tinggi tanaman, DBH, lebar kanopi, dan volume kanopi..

Tingkat perbedaan taraf pertumbuhan Sukun pada seluruh pertanaman mencapai 600%.

Perbedaan taraf tumbuh Sukun masih didominasi dari adanya perbedaan Iklim dan Tanah.

Varietasnya sendiri malah tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan

H a si l Pe rt u m b u h a n

Penghitungan 600%

Tidak Signifikan

(13)

Hasil Pertumbuhan dan Iklim

Tabel Perbedaan

Iklim

(14)

Aspek yang diukur adalah elevasi, frekuensi awan, radiasi, potensi evaporas Penman–Monteith, curah hujan, kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara.

Semua aspek analisis memiliki hasil signifikan terutama pada curah hujan, radiasi, dan elevasi

Model regresi linier multivariat antara DBH dan semua

parameter iklim menunjukkan bahwa parameter iklim

penting secara berurutan adalah curah hujan, frekuensi awan, suhu minimum, dan radiasi.

Dimasukkannya varietas ke dalam model tidak memiliki

pengaruh yang signifikan.

H a si l Pe rt u m b u h a n d a n Ta n a h

Signifikan

Aspek Parameter Iklim Penting

Varietas

(15)

Hasil Pertumbuhan dan Kondisi Tanah

Tabel Perbedaan

Kondisi Tanah

(16)

H a si l Pe rt u m b u h a n d a n K o n d is i Ta n a h

Parameter kondisi tanah yang berkorelasi tinggi dengan pertumbuhan

Sukun adalah belerang, kadar bahan organik, kapasitas pertukaran total,

dan fosfor.

Parameter kondisi tanah memiliki korelasi yang kuat dengan parameter

iklim.

Sama seperti iklim, adanya varietas juga tidak

memiliki pengaruh signifikan dengan kondisi

tanah.

Terdapat perbedaan kuat dalam parameter kondisi tanah dan kesuburan yang disebabkan oleh usia substrat dan iklim

pada lokasi tersebut.

Lokasi Korelasi dengan Iklim

Korelasi dengan Pertumbuhan

Varietas

(17)

B. Produktivitas Sukun berdasarkan curah hujan

• Penelitian dilakukan di Kona, Hawaii

• Kona terletak di lereng gunung Mauna Loa dan Hualalai

• Perbedaan ketinggian dataran, menciptakan curah hujan yang berbeda pada wilayah Kona.

• Jenis tanah di Kona umumnya histosol dan Andosol.

Jurnal Acuan: Lincoln N, Ladefoged T. 2014. Agroecology of pre-contact Hawaiian dryland farming: the spatial extent, yield and social impact of Hawaiian breadfruit groves in Kona, Hawai'i. J of Archaeological Science 49: 192-202.

(18)

Metode

• Buah sukun dewasa diambil dan ditimbang pada 54 sampel pohon sukun selama 3 tahun (Januari 2010 – Desember 2012).

• Sampel dipilih berdasarkan kriteria daerah tingkat curah hujan tertentu.

• Perlakuan curah hujan

 1000-1050 mm/tahun

 1100-1150 mm/tahun

 1250-1300 mm/tahun

Hasil

• Daerah yang kering (CH rendah) menghasilkan buah yang berukuran lebih kecil sehingga produktivitas lebih rendah.

• Kondisi pertumbuhan sukun yang optimal mencakup kondisi air yang memadai, tanah dan drainase yang baik, bebas dari naungan, serta lembab dan sinar matahari penuh

sepanjang tahun

(Meilleur et al. 2004)

(19)

III. KESIMPULAN

1. Sukun merupakan tanaman yang ditanam di daerah tropis.

2. Suhu optimal pertumbuhan sukun yaitu 25-30ºC dan pH optimal 6-7.

3. Cuaca serta Kondisi Tanah dapat mempengaruhi Pertumbuhan Sukun secara signifikan.

4. Iklim yang memiliki taraf pertumbuhan tertinggi ada pada daerah Pepeeko yang memiliki elevasi 6.7 m, Frekuensi Awan 0.59%, Potensi Evaporasi 2508.6 mm, Radiasi 144.8 w/m

2

, Curah Hujan 3376 mm, Kelembaban 71.3%, dan Temperatur rata-rata 22.6ºC.

5. Kondisi Tanah yang memiliki taraf pertumbuhan tertinggi ada pada daerah Pepeeko juga yang memiliki jenis tanah Andisol dengan pH 5.8, Kapasitas Pertukaran Total 4.61 cmol/kg, dan Bahan Organik 22.39%.

6. Faktor lingkungan seperti curah hujan berpengaruh pada produktivitas sukun.

7. Sukun yang dibudidayakan pada daerah curah hujan tinggi menghasilkan

produktivitas yang lebih tinggi.

(20)

◂ Lincoln N, Cho A, Dow, Graham et. al. 2019. Early growth of breadfruit in a variety × environment trial. J. Agron. 111(6): 3020–3027.

◂ Lincoln N, Ladefoged T. 2014. Agroecology of pre-contact Hawaiian dryland farming: the spatial extent, yield and social impact of Hawaiian breadfruit groves in Kona, Hawai'i. J of Archaeological Science 49: 192-202.

◂ Meilleur BA, Jones RR, Tichenal, Huang. 2004. Hawaiian Breadfruit:

Ethnobotany, Nutrition, and Human Ecology. Hawaii: University of Hawaii at Manoa Press.

CREDITS

Daftar

Pustaka

(21)

Ada Pertanyaan?

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Regresi linier antara petir dan curah hujan menunjukkan bahwa daerah yang memiliki korelasi yang cukup kuat antara densitas petir dan curah hujannya adalah

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh unsur iklim : curah hujan, suhu, kelembaban dan radiasi matahari terhadap produksi dan rendemen tebu

Model Hidrograf Regresi Linier adalah metode yang digunakan untuk menentukan fungsi linier yang paling sesuai dengan kumpulan titik data (curah hujan dan debit) yang

Dengan adanya penambahan variabel mengenai kemiringan lereng, elevasi, dan arah hadap lereng maka proses pengestimasian curah hujan tidak bisa menggunakan metode regresi

Model Hidrograf Regresi Linier adalah metode yang digunakan untuk menentukan fungsi linier yang paling sesuai dengan kumpulan titik data (curah hujan dan debit) yang

Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit meliputi curah hujan, radiasi sinar matahari, suhu, dan kelembapan udara (Hadi, 2004)... Kekurangan atau kelebihan

Analisis Regresi Linier Sederhana  Adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan garis lurus dan menentukan nilai perkiraannya  Hanya ada 1 variabel X dan 1

Analisis Regresi Linier Sederhana  Adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan garis lurus dan menentukan nilai perkiraannya  Hanya ada 1 variabel X dan 1