prakiraan dampak dalam proses amdal - Spada UNS
Teks penuh
(2) POKOK BAHASAN 1. Pengertian Dampak Penting 2. Metode Prakiraan Dampak Penting 3. Metode Evaluasi Dampak Penting 4. Contoh Prakiraan dan Evaluasi Dampak Penting.
(3) URUTKAN ? APA BEDANYA ? B. C. IDENTIFIKASI DAMPAK. PRAKIRAAN DAMPAK. B. A. C. A. EVALUASI DAMPAK.
(4) KONSEP AMDAL PRAAMDAL PENAPISAN. Menentukan Dokumen Lingkungan yang dibuat: 1. AMDAL 2. UKL-UPL 3. SPPL. A M D A L. KA- ANDAL. RKL-RPL ANDAL. PELINGKUPAN. Menentukan Dampak Penting Hipotetik (DPH). PRAKIRAAN DAMPAK. Menentukan : 1. Sifat Dampak 2. Besar Dampak 3. Sifat Penting Dampak. EVALUASI HOLISTIK. RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN. Menentukan: 1. Bentuk/jenis 2. Lokasi Menentukan 3. Periode Kelayakan 4. Pelaksana/p atau engawas/ Ketidaklayakan pelaporan Lingkungan Dari Hidup Pengelolaan & Pemantauan.
(5) MUATAN AMDAL. PERMENLH NO. 16 Thn 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen LH. I Kerangka Acuan (KA-ANDAL) memuat: a. pendahuluan; Inventarisasi DP tanpa memperhatikan b. pelingkupan; besar/kecilnya dampak atau pentingnya c. metode studi; dampak d. daftar pustaka; dan Andal memuat: e. lampiran. a. pendahuluan; II b. deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal; c. prakiraan dampak penting;. III. d. evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan; e. daftar pustaka;dan f. lampiran.. RKL-RPL memuat: a. pendahuluan; b. rencana pengelolaan lingkungan hidup; c. rencana pemantauan lingkungan hidup; d. jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan; e. pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam RKL-RPL; f. daftar pustaka; dan g. lampiran..
(6) BAGAN ALIR PROSES PELINGKUPAN PERMEN LH 08 TH 2006.
(7) PROSES PELINGKUPAN PERMENLH NO 16 TAHUN 2012. Komponen Rencana Kegiatan Komponen Lingkungan Hidup. Dampak Potensial. Dampak Penting Hipotetik (DPH). Kegiatan Lain di Sekitarnya Saran, Pendapat dan Tanggapan (SPT) Masyarakat. Identifikasi Dampak Potensial. Tidak Dikelola dan Dipantau. Evaluasi Dampak Potensial Bukan Dampak Penting Hipotetik (DTPH) Dikelola dan Dipantau.
(8) INTERAKSI. Tabel 2. Matriks Interaksi Komponen Lingkungan dengan Tahapan Kegiatan No. Komponen Lingkungan Terkena Dampak. Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab Dampak Pra Konstruksi 1. Konstruksi 2. 3. 4. Operasi 5. 6. √ √ √. √ √ √ √ √ √. 7. 8. A. Fisik-kimia:. 1. 2. 4. 5. 6. 7.. Kualitas Udara Kebisingan Getaran Kuantitas air tanah Kualitas Air permukaan Run off, erosi dan Sedimentasi. B.. Transportasi (Lalulintas):. 1.. Kepadatan lalulintas dan resiko kecelakaan. √. √. 2.. Kerusakan Jalan. √. √. C.. Biologi:. 1. D. 1. 2.. Biota Perairan Sosial Ekonomi: Peluang Kerja dan Berusaha Jumlah dan Kepadatan Penduduk. √ √. 3.. Pendapatan Masyarakat. √. E.. Sosial Budaya:. 1. 2. 3. 4.. Sikap dan Persepsi Masyarakat Keresahan masyarakat Penyakit Sosial Masyarakat Gangguan keamanan dan kenyamanan. F.. Kesehatan Masyarakat. 1. 2.. Pola Penyakit dan nosokomial Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat. 3.. Vektor penyakit. √ √ √. √ √ √. √ √. √ √ √ √. PraKonstruksi. : (1) Sosialisasi proyek. Konstruksi. : (2) Rekruitmen tenaga kerja konstruksi, (3) Pembukaan dan pematangan lahan, (4) Pembuatan basecamp tenaga kerja, bahan dan alat, (5) Mobilisasi peralatan dan bahan bangunan, (6) Pembangunan fisik RS-PKU dan kelengkapannya, : (7) Rekruitmen Karyawan Operasi RS-PKU Muhammadiyah, (8) Operasi Rumah Sakit PKU Surakarta. √. √ √. √. √ √ √. √ √. √. √. √. √. √. √. √. √. √. √. √ √. √ √. √ √. √ √. √ √ √. Operasi.
(9) EVALUASI DAMPAK POTENSIAL. DP. Kriteria yang digunakan untuk menapis dampak potensial sehingga menjadi dampak penting hipotetik antara lain: a) Apakah beban (daya tampung) dari komponen lingkungan yg dikaji sudah cukup tinggi ?. DPH. DTPH. b) Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dlm kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis), shg perubahan besar pd kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem? c) Apakah masy. setempat menyatakan kekhawatiran thd perubahan komp. Lingk. tsb ? d) Apakah akan ada peraturan atau kebijakan yg akan dilanggar atau dilampaui dgn adanya dampak tersebut ? e) Apakah telah disusun Prosedur Operasi Standard (SOP) untuk mencegah, meminimisasi dan/atau memitigasi dampak yang diprakirakan akan timbul? Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat disimpulkan: 1.. Apabila minimum 1 (satu) diantara 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “Ya”, dan point (e) dijawab “tidak” maka dampak potensial tersebut termasuk dampak penting hipotetik. (DPH). 2. Apabila minimum 1 (satu) diantara 4 (empat, a-d) kriteria dijawab “Ya”, tetapi point (e) dijawab “ya” maka dampak potensial tersebut termasuk dampak tidak penting hipotetik ttp harus dikelola dan dipantau. (DTPHk) 3. Apabila 4 (empat, a-d) kriteria dijawab. “tidak”, dan. point (e) dijawab “tidak” maka dampak. potensial tersebut termasuk dampak tidak penting hipotetik. (DTPHo). DTPHk. DTPHo.
(10) Tabel 2.38. Evaluasi Dampak Potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik Komponen lingkungan terkena dampak No. Penerima Dampak 1 A. Tahap Pra Konstruksi 1. Sosialisasi dan Masyaraka 1. Muncul Tidak Konsultasi t sekitar nya Publik keresah an masyara kat Sumber Dampak. Masyaraka 1. t sekitar. A. 1.. Tahap Konstruksi Penerimaan Masyaraka 1. Tenaga Kerja t sekitar Konstruksi. Kriteria. Dikaji dalam ANDAL. 2. 3. 4. 5. Tidak. Ya. Tidak. Tidak. Ya. Muncul Tidak nya sikap dan persepsi masyara kat. Tidak. Ya. Tidak. Tidak. Ya. Terbuka Tidak nya kesemp atan kerja. Tidak. Ya. Tidak. Tidak. Ya. Penjelasan. Keresahan masyarakat timbul karena kekhawatiran terhadap kemungkinan timbulnya limbah yang bersifat infeksius maupun timbulnya limbah yang tidak terkelola dengan baik. Dampak munculnya keresahan masyarakat akan dikaji dalam ANDAL. Dengan adanya keresahan masyarakat maka timbulah sikap dan persepsi negatif masyarakat. Dampak munculnya sikap dan persepsi masyarakat akan dikaji dalam ANDAL. Terbukanya peluang bekerja dan berusaha akan menimbulkan dampak dan persepsi positif masyarakat. Dampak terbukanya kesempatan kerja akan dikaji dalam ANDAL..
(11) Tabel 2.41. Matriks Evaluasi Dampak Pada Setiap Tahapan Kegiatan Tahapan & Komponen Kegiatan Penyebab Dampak No A 1. 2. 4. 5. 6. 7. B. 1. 2. C. 1. D. 1. 2. 3. E. 1. 2. 3. 4. F. 1. 2. 3.. Komponen Lingkungan Terkena Dampak Fisik-kimia: Kualitas Udara Kebisingan Getaran Kuantitas air tanah Kualitas Air permukaan Run off, erosi dan Sedimentasi Transportasi (Lalulintas): Kepadatan lalulintas dan resiko kecelakaan Kerusakan Jalan Biologi: Biota Perairan Sosial Ekonomi: Peluang Kerja dan Berusaha Jumlah dan Kepadatan Penduduk Pendapatan Masyarakat Sosial Budaya: Sikap dan Persepsi Masyarakat Keresahan masyarakat Penyakit Sosial Masyarakat Gangguan keamanan dan kenyamanan Kesehatan Masyarakat Pola Penyakit dan nosokomial Sanitasi Lingkungan & Limbah Padat Vektor penyakit. Pra Konstruksi 1. 2. Konstruksi 3 4 5 DTPHk DTPHo DTPHk DTPHo DTPHk DTPHo. DTPHo. 6. Operasi 7 8. DPH DPH DPH. DPH DPH DPH DPH DTPHk DTPHo DPH. DPH DTPHo. DPH DTPHk. DPH DTPHo. DPH DPH. DTPHo DPH DTPHo DPH DPH DPH. DPH DPH DTPHo. DPH. DPH. DPH. DPH. DPH. DPH. DPH. DPH. DPH. DTPHo TDPHo DTPHo DTPHk DTPHo DTPHo DTPHo DTPHk DTPHo DPH. DPH DPH DPH DPH DPH.
(12)
(13) Jenis & Fungsi Metode AMDAL Metode Identifikasi Dampak. . Metode Prakiraan Dampak. . .  . Metode Evaluasi Dampak. .  . Mengidentifikasi komponen lingkungan yg berpotensi terkena dampak penting Terutama digunakan disaat proses pelingkupan untuk penyusunan KA Memprakirakan arah dan besar dampak lingkungan yang akan timbul Mengevaluasi sifat penting dari dampak Terutama digunakan disaat penyusunan ANDAL Evaluasi secara holistik untuk pengambilan keputusan kelayakan proyek dr segi lingkungan Digunakan sebagai arahan utk RKL dan RPL Terutama digunakan disaat penyusunan ANDAL. KERANGKA ACUAN BAB II. KERANGKA ACUAN BAB III.
(14) ● ● ● ●. Harus dapat memprakirakan: siapa yg akan terkena; berapa banyak; & siapa kelompok/golongan masy. yg terkena dampak. Dalam bentuk apa terkena dampak: gangguan kesehatan, aliran limbah, gas buang, psikis Berapa lama dampak berlangsung & seberapa dalam intensitas dampak yg ditimbulkan Apakah dampak dapat kembali sendiri secara alami atau tidak → Bila pelingkupan terfokus baik (isu pokok,. potensi dam-ting & batas studi) serta pengumpulan & analisis data terarah; maka prakiraan dampak akan tajam dan analitis ..
(15) PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK 1. Dua macam kajian . . Besar dampak lingkungan (magnitude of impact)  dimuat dalam Bab Prakiraan Dampak Sifat penting dampak lingkungan (importance of impact)  dimuat dalam Bab Evaluasi Dampak atau dalam Bab Prakiraan Dampak.
(16) PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK (LANJUTAN) 2. Definisi Dampak Proyek  Besar dampak Besar dampak (magnitude of impact) & arah dampak lingkungan yg akan terjadi di ruang & waktu tertentu, diprakirakan dg pendekatan sebagai berikut:. DAMPAK = DTp – DTo • DTo = DAMPAK YANG TERJADI TANPA PROYEK • DTp = DAMPAK YANG TERJADI DENGAN PROYEK.
(17) PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK (LANJUTAN) 3. Prinsip Keterkaitan antar Dampak dari Proyek Prakiraan dampak suatu komponen harus mempertimbangkan prakiraan komponen lingkungan lain yang terkait.. . Contoh, prakiraan terhadap perubahan pendapatan nelayan harus mempertimbangkan hasil prakiraan dampak populasi ikan.
(18)
(19) BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Prakiraan Dampak Penilaian dampak penting ditentukan dengan berpedoman pada pasal 22 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. Terdapat 8 kriteria. Sifat dampak dibedakan menjadi dampak positif (+) dan dampak negatif (-). Besaran dampak dapat dibedakan atas 3 (tiga) kategori, yaitu : besar (3) , sedang (2) dan kecil (1).
(20) DAMPAK PENTING Dampak = Dp – Dtp . DAMPAK PENTING: Perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Dp= Rona lingkungan di waktu yang akan datang dengan proyek Dtp= Rona lingkungan diwaktu yang akan datang tanpa proyek.
(21) DAMPAK PENTING 1. 2. 3. 4.. KEPENTINGAN DAMPAK. 5. 6. 7.. Jumlah penduduk yang terkena dampak Luas sebaran dampak Intensitas dampak dan lamanya dampak berlangsung Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak Sifat kumulatif dampak Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Kriteria lain : Ketersedian teknologi.
(22) KRITERIA DAMPAK PENTING. NO .. FAKTOR PENENTU DAMPAK PENTING Penduduk (Pd) Pd = P1/P2. 1.. P1 = Penduduk yang terkena dampak. Tidak Penting (Nilai 1). Penting (Nilai 5). Penduduk yang menerima manfaat Penduduk yang menerima dampak lebih besar daripada penduduk yang lebih besar daripada penduduk menerima dampak yang menerima manfaat. P2 = Penduduk yangmenikmatimanfaat. 2.. Luas persebaran dampak (L) L = L1/L2 L1 = Luas persebaran dampak L2 = Luas areal kegiatan. Tidak ada wilayah yang mengalami Ada wilayah yang perubahan mendasar perubahan mendasar. mengalami. Lama berlangsungnya dampak (W) W = W1/W2 3a. W1 = Lamanya dampak berlangsung W2 = Lamanya kegiatan (tahapan kegiatan). Lamanya dampak lebih dari 1 Lamanya dampak kurang dari 1 tahapan kegiatan sedang s/d berat, tahapan kegiatan, ringan, populasi populasi terkena dampak terkena dampak tidak terpengaruh terpengaruh, melampaui baku mutu. 3b. Intensitas dampak. Ringan, populasi yang dampak tidak terpengaruh. terkena Sedang sampai berat, populasi yang terkena dampak terpengaruh. 4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak (DL) Banyaknya komponen lingkungan Banyaknya komponen lingkungan DL = SR/PR hdup primer lebih banyak daripada hdup primer lebih sedikit daripada SR = Dampak Sekunder dampak sekunder dampak sekunder PR = Dampak Primer. 5. Sifat kumulatif dampak. 6. Berbalik atau tak berbalik. 7. Kreteria lainnya ; ketersedian teknologi. Tidak kumulatif, dapat diasimilasi Kumulatif dan sinergistik, tidak oleh lingkungan dapat disimilasi oleh lingkungan Dapat dipulihkan dengan rekayasa Tidak dapat Dipulihkan (tidak manusia berbalik). Tersedia. Tidak tersedia.
(23) PENENTUAN DAMPAK PENTING Berdasarkan 7 (tujuh) kriteria dampak penting di atas maka suatu komponen. kegiatan. berdampak. penting. terhadap. komponen. lingkungan hidup apabila: 1) Kriteria jumlah manusia yang terkena dampak dianggap penting dan/atau 2) Terdapat 3 (tiga) dari 7 (tujuh) kriteria yang lain berdampak penting..
(24) Faktor Penentu Dampak Jumlah manusia terkena dampak Luas wilayah persebaran dampak Intensitas dampak dan lama dampak berlangsung Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak Sifat kumulatif dampak. Berbalik atau tidak berbalik Kriteria lain Kesimpulan. Tingkat Kepentingan Dasar Penilaian Dampak Penting Penduduk yang tinggal di dukuh Bangorejo, dan Dukuh Munyung Desa Kwarasan yang berdekatan dengan lokasi kegiatan. Penting Wilayah RT 01/X, RT 01/XI Desa Kwarasan Penting Penting. Intesitas cukup yang terjadi pada pada saat musim hujan Komponen yang terpengaruh kesehatan dan kenyamanan penduduk. Karena pada saat terjadi penggenangan akibat mengumpulnya air dari kawawasan sebelah barat. Tidak Penting Tingkat aliran permukaan merupakan dampak yang tidak berbalik Tidak Penting Tidak ada kriteria lain yang dipertimbangkan Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan berdampak penting sementara terhadap peningkatan aliran permukaan. Penting.
(25) BESARAN DAMPAK . . . %. Besaran dampak dikategorikan besar, bila perubahan kondisi lingkungan hidup yang terjadi karena kegiatan, mencapai lebih dari 30 % kondisi lingkungan hidup semula. Besaran dampak dikategorikan sedang, bila perubahan kondisi lingkungan hidup yang terjadi karena kegiatan, mencapai nilai nilai 10 – 30 % dari kondisi lingkungan hidup semula. Besaran dampak dikategorikan kecil, bila perubahan kondisi lingkungan hidup yang terjadi karena kegiatan, kurang dari 10 % kondisi lingkungan hidup semula. SKL. Besaran dampak dikategorikan besar apabila selisih kualitas lingkungan (+ / - ) 3. Besaran dampak dikategorikan sedang apabila selisih kualitas lingkungan (+ / - ) 2. Besaran dampak dikategorikan kecil apabila selisih kualitas lingkungan (+ / - ) 1. SKALA KUALITAS LINGKUNGAN: Sangat Baik : 5 Baik : 4 Sedang : 3 Buruk : 2 Sangat Buruk : 1.
(26) Kondisi Tanpa Proyek. Dengan Proyek. Indikator Pada saat ini lahan digunakan sebagai sawah, diwaktu yang akan datang juga untuk sawah sehingga aliran permukaan yang terjadi adalah: Volume Aliran Permukaan = Koefisien aliran x tebal rata-rata curah hujan x luas atau Q1 = K x P x L = 0,55 x 186,67 mm/bulan x 8.178 m2 x 10-3= 839,623 m3/bulan atau 0,324 liter/detik. Tetapi lokasi kegiatan merupakan bagian hilir dari aliran drainase sehingga sering mendapatkan kiriman air yang mangakibatkan terjadi penggenangan. Dengan adanya kegiatan pembersihan dan pematangan lahan maka akan terjadi perubahan struktur tanah menjadi lebih padat. Volume aliran permukaan adalah: Volume Aliran Permukaan = Koefisien aliran x tebal rata-rata curah hujan x luas atau Q1 = K x P x L = 0,65 x 186,67 mm/bulan x 8.178 m2 x 10-3= 992,282 m3/bulan atau 0,383 liter/detik. Maka terjadi kenaikan aliran permukaan Qp – Qtp. Skala Nilai. Kriteria. 3. Sedang. 3. Sedang.
(27) BESAR EROSI 1. 2. 3. 4. 5.. Besar Erosi (Ton/ha/th) 0 -15 15 - 60 60 – 180 180 - 480 > 480. Klasifikasi Besar Erosi Sangat Ringan (SR) Ringan (R) Sedang (S) Berat (B) Sangat Berat (SB).
(28) BESAR DAMPAK SKALA KUALITAS LINGKUNGAN KOMPONEN TRANSPORTASI. Skala 1 2 3 4 5. Katagori Buruk Kurang Sedang Baik Baik Sekali. % 0 – 20 20 – 40 40 – 60 60 – 80 80 – 100. Derajat Kejenuhan (DS = Q/C) 0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20.
(29) METODE PRAKIRAAN (BESAR) DAMPAK Metode Formal. .    . Model Fisik (physical model) Eksperimen (experimental method) Model matematik. Metode Non Formal. Penilaian ahli (professional judgement)  Teknik Analog .
(30) METODE FORMAL Teknik memprakirakan dampak dg menggunakan formula, model atau rumus tertentu, baik yg sudah dikembangkan oleh pakar lain maupun yg dibuat sendiri.  Hasil prakiraan bersifat kuantitatif dg dukungan tabel, grafik atau referensi spasial/geografis..
(31) METODE FORMAL  Terlepas dari persoalan akurat tidaknya prakiraan dampak, akuntabilitas metode formal lebih dapat ditelusuri ketimbang yg bersifat non formal  Metode ini harus hati-hati digunakan karena sering terdapat asumsi atau koefisien teknis yg tidak relevan dgn kondisi Indonesia.
(32) METODE FORMAL Model Fisik  Model Illustrasi Illustrasi (sketsa, foto, film) tentang kondisi lingkungan “Tanpa Proyek” vs “Dengan Proyek”.  Model Miniatur Simulasi kondisi dengan proyek melalui model miniatur (sering digunakan utk aspek fisik kimia) Asumsi: Antara model miniatur & yang diamati terdapat kesamaan proses/dinamika.
(33) METODE FORMAL Model Eksperimen Banyak digunakan oleh aspek biologi . Eksperimen Laboratorium Kondisi lingkungan yang akan terjadi karena proyek diuji coba di laboratorium. . Eksperimen di Calon Lokasi Proyek Eksperimen dengan pengujian langsung di (calon) lokasi kegiatan proyek.
(34) METODE FORMAL Model Matematik  Model Proyeksi Prakiraan dampak dibangun berdasarkan model matematik yang dikonstruksikan dari teori dan asumsi bekerjanya suatu kondisi sosial tertentu. Misal, model proyeksi pertambahan penduduk . Model Empirik (black box) Model dibangun berdasarkan hasil pengamatan secara empiris terhadap perilaku input-ouput obyek yang diteliti, tanpa melihat perilaku proses Contoh: Model Efek Pengganda (Multiplier Effect).
(35) R. K. CP. LS. Prakiraan EROSI (A) menurut formula USLE: A (ton/ha/tahun) = R x K x L x S x C x P (Tahun 1989, 1998 dan 2004) 1989. 1998. 2004.
(36) . Teknik memprakirakan dampak yang mengandalkan pada kemampuan profesional pakar (ilmu-ilmu sosial). Ketajaman metode ini banyak ditentukan oleh: –. –. . Pengalaman empiris yg terhimpun pada pakar bersangkutan Kemampuan analisis-sintesis secara logis dari pakar bersangkutan. Hasil prakiraan dapat bersifat kuantitatif.
(37)  Metode ini sebaiknya digunakan bila tidak ada metode formal yg representatif & atau tidak tersedia data yg dipersyaratkan oleh metode formal yg akan digunakan.  Kesahihan metode informal sangat tergantung pada kemampuan pakar yg menggunakannya. Sehingga hasilnya tidak selalu lebih rendah dari metode formal..
(38) Penilaian Ahli  Meminta kepada seorang ahli  Meminta pendapat kepada lebih dari 1 (satu) orang ahli  Meminta pendapat kepada group para ahli/asosiasi pakar  Meminta kepada group para ahli untuk menyepakati dan melembagakan konsensus yang dicapai.
(39) Teknik Analog Fenomena dampak lingkungan tertentu (akibat proyek tertentu) digunakan untuk memperkirakan dampak kegiatan/proyek sejenis di lokasi lain misal: Sebab-sebab timbulnya keresahan warga masyarakat sekitar tambang batubara di Barito Utara (Kaltim) digunakan sebagai analogi untuk kasus tambang batubara di Kalsel.
(40) SEJAUH MANA DAMPAK LINGKUNGAN YANG TIMBUL BERSIFAT PENTING?: EVALUASI SIFAT PENTING DAMPAK  Sejauh mana perubahan lingkungan (dampak) akibat rencana kegiatan/usaha yg timbul bersifat mendasar thd: stabilitas & keberlanjutan kehidupan ekologi (ecological importance), dan/atau kehidupan sosial, ekonomi & budaya masy. (social importance)  Setiap kelompok masy. memberi nilai penting yg berbeda2 (ruang, waktu) thd dua segi kehidupan tersebut.
(41) Penting-tidaknya dampak sangat ditentukan oleh kondisi sosial, ekonomi & budaya masy. yg terkena dampak. Sehingga sifat penting dampak sangat kontekstual:  Emic, tergantung pada nilai-nilai dan norma yg dianut oleh masy. yg berkepentingan dg dampak yg timbul  Relatif, apa yg dipandang penting saat ini dapat berubah di masa mendatang.
(42) CONTOH-CONTOH ANDAL STIKES SURAKARTA.
(43) JENIS DATA No. Komponen. Parameter. Pengumpulan Data. Primer V. Sekunder. V. V. V. 1.. Kualitas air sungai. Temperatur, Padatan terlarut, Padatan tersuspensi, DHL, pH, Ca, Mg, Fe, Mn, Cd, Cu, Pb, Cr, Hg, Sulfida, Amonia bebas, Nitrat, Nitrit, DO, BOD, COD, Fosfat, Sulfat, Chlorida. 2.. Kualitas air tanah dangkal/ sumur. Bakteri E coli dan coliform. 3. 4.. Kedalaman muka air tanah Kuantitas air tanah. karakteristik DPS, intensitas hujan,. V V. 5.. Kuantitas air sungai. pola debit sungai, banjir, angkutan volume sedimen,. V. 6.. Kualitas Udara (kimia). SO2, NO2, OX, CO, Pb, Hidrokarbon. V. 7. 8. 9. 10. 11.. Kadar debu Kebisingan Kondisi saluran drainase Debit sungai Geologi. Total Partikel Debu (TSP) Kebisingan sistem drainase. V V V. 12.. Fisiografi, ruang dan lahan. 13.. Jenis tanah. 14.. Iklim. Kemiringan lereng (slope), beda tinggi, penggunaan lahan, proses geomorfologi Jenis tanah, distribusi ukuran butir, Batas-batas Atterberg, permeabilitas. Curah hujan, Suhu udara, Kelembaban, Angin (arah dan kecepatan). 16. 17. 18. 19. 20.. Evaporasi Radiasi Surya Kelembaban udara Transportasi (kepadatan) Kondisi jalan. V V V. Jenis batuan, Posisi dan penyebaran, Sifat fisik-batuan (kekerasan, tekstur, struktur, komposisi mineral) V V. V. V. V. V V V. V V V V.
(44) METODE PRAKIRAAN DAMPAK. No. 1.. 2.. 3.. Komponen Lingkungan. Metode Prakiraan Dampak. Iklim a. Curah hujan. Matematis. b. Suhu udara. Matematis. c. Kecepatan dan arah angin. Matematis. Kelembaban udara. Matematis. Radiasi matahari. Matematis. Evaporasi. Matematis. Udara a.. Kualitas Udara (kimia). Matematis dan analogi. a.. Kadar debu. Matematis dan analogi. a.. Kebisingan. Matematis dan analogi. Air a. Kualitas Air . Kualitas air sungai. matematis. . Kualitas air tanah. matematis. b.. Kuantitas. . Kuantitas air sungai (debit). matematis. . Kapasitas air tanah. matematis. b.. Arah aliran air tanah. matematis. b.. Kondisi saluran drainase. analogi.
(45) Lanjutan METODE PRAKIRAAN DAMPAK 4.. Geologi, tanah dan lahan a. Geologi. 5.. Analogi/Profesional Adjusment. a. Tanah. Matematis. a. Perubahan Penggunaan lahan. Matematis. Transportasi a. Transportasi (kepadatan) a. Kondisi jalan. B.. Biota. 1.. 2.. Fauna darat Hewan liar (Mammalia, Amphibia, Reptilia & insekta) Burung (Aves) Hewan peliharaan. 3.. Bakteri coli. 4.. Bentos (jenis). matematis Analogi. Analogi/Professional judgement Analogi/Professional judgement Analogi Analogi.
(46) CONTOH. PREDIKSI DAMPAK.
(47) SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN. Kondisi Tanpa Proyek. PENINGKATAN HARGA TANAH. Dengan Proyek. Indikator Status tanah milik pemerintah desa, dan masyarakat umum tidak berkepentingan secara langsung, sehingga tidak ada perubahan signifikan penggunaannya dan tidak akan mengalami perubahan NJOP. Desa Sobokerto hanya terpengaruh desakan Perkembangan Kota Surakarta Banyak fasilitas baru akan terbangun di Desa Sobokerto sehingga akan meningkatkan harga jual tanah (NJOP).. BESARAN DAMPAK. SIFAT DAMPAK. 4. +. SIFAT PENTING DAMPAK. PP. 5.
(48) Kondisi. Indikator. KONSTRUKSI. PENINGKATAN AIR LARIAN. BESARAN DAMPAK. SIFAT DAMPAK. _. Tanpa Proyek. Q = 13.649,6 m3/bulan. 4. Dengan Proyek. Besarnya air larian pada kondisi T1.tp dengan T1.p mengalami kenaikan sebesar 238,87 m3/bln atau 2.866,44 m3/tahun atau 1,75 %. Besar penambahan ini apabila dibandingkan debit air yang masuk ke dalam waduk tidak mengalami secara signifikan.. 4. SIFAT PENTING DAMPAK. PS.
(49) Kondisi. Indikator. BESARAN DAMPAK. SIFAT DAMPAK. 4. _. KONSTRUKSI Tanpa Proyek. EROSI DAN SEDIMENTASI Dengan Proyek. A = 163,2 ton/thn. Apabila dipaparkan ke waduk yang mempunyai luas 240 adalah: = 108,8 x (16/240) = 7,25 mm Peningkatan pemaparan sedimen tanpa pyoyek dan dengan proyek sebesar : 34,90 mm – 7,25 mm = 27,65 mm atau naik 381,37 %. SIFAT PENTING DAMPAK. PS. 3.
(50) Pengertian EVALUASI SECARA HOLISTIK DAMPAK LINGKUNGAN  Tahap akhir rangkaian ANDAL yang bertujuan mengevaluasi secara holistik (komprehensif) berbagai komponen lingkungan yang terkena dampak penting; sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan (alternatif) rencana kegiatan/usaha.  Dalam evaluasi dampak lingkungan, aspek sosial dianalisis sebagai bagian yang integral dengan aspek fisik-kimia dan biologi.
(51) Macam Metode Evaluasi Dampak 1.. Metode penampalan (overlays). 2.. Metode daftar uji berskala-terbobot (weightedscale checklist). 3.. Metode matrik. 4.. Metode bagan alir (networks)..
(52) Pedoman Memilih Metode Evaluasi Dampak . Dinamis. . Komprehensif. . Fleksibel. . Mampu menampung input dari berbagai bidang keahlian. . Dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. . Dalam hal digunakan skala dan atau bobot, perlu diperhatikan agar:  . Prosedur amalgamasi dilakukan secara benar Skala verbal (A, B, C, ….. Z) lebih baik dibandingkan skala numerik (1, 2, 3 …n).
(53) Contoh Metode Evaluasi Dampak . Metode penampalan (overlays) McHarg. . Daftar uji berskala, Adkins & Burke. . Metode matrik – Matrik interaksi Leopold – Matrik Fisher & Davies – Matrik Adiwibowo. . Metode bagan alir. . Kombinasi metode matrik dan bagan alir.
(54) Lokasi yang penting secara ekologis Kualitas air Penampalan Komponen Peta. Pertimbangan lansekap Pembangunan Pabrik Pembangunan Jalan. PETA PENAMPALAN (OVERLAY) LENGKAP.
(55) 1. Peta tematik kemiringan lereng 2. Peta tematik nilai lahan 3. Peta tematik nilai margasatwa. 4. Peta tematik nilai sejarah 5. Peta tematik nilai bentang lahan 6. Peta komposit tumpang tindih pada no 1 s/d 5. Catatan: Zona berwarna tua menunjukkan “nilai sosial” tinggi. CONTOH PENAMPALAN PETA (OVERLAY) McHarg.
(56)
(57) MATRIK EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN DAM YAE DI THAILAND (LOHANI, 1984).
(58)
(59) CONTOH MATRIK EVALUASI DAMPAK SEDERHANA.
(60) CONTOH BAGAN ALIR DAMPAK KEGIATAN PENGERUKAN DI LAUT (SORENSON,1971).
(61) TELAAHAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN.
(62) Contoh Tata Cara Menggunakan Metode Matrik • Matrik Leopold • Matrik Lohani & Thanh.
(63) Matrik Leopold (1) PRINSIP • Asumsi dasar adalah kegiatan dilakukan di daerah/lingkungan yang masih perawan (virgin) • Setiap kegiatan memberikan dampak negatif kepada lingkungan • Memasukkan seluruh dampak akibat kegiatan • Nilai skala indeks untuk besaran dan kepentingan dampak adalah “SAMA”. Langkah 1. Buat matrik interaksi antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan. Langkah 2. Identifikasi interaksi antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan dengan cara memberi tanda garis diagonal dari kiri bawah ke kanan atas. Langkah 3. Ubah besaran (magnitude) dan kepentingan (importance) ke dalam indeks matrik.
(64) Matrik Leopold (2) Langkah 4. Langkah 5. Masukkan nilai indeks matrik untuk setiap nilai besaran dan kepentingan dampak ke dalam setiap sel matrik yang terjadi interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan dengan meletakkan nilai besaran di atas dan nilai kepentingan di bawah garis diagonal. Jumlahkan antara nilai besaran dampak dari setiap sel dalam baris yang sama ke kanan. Langkah 6. Jumlahkan antara nilai kepentingan dampak dari setiap sel dalam baris yang sama ke kanan. Langkah 7. Jumlahkan antara nilai besaran dampak dari setiap sel dalam kolom yang sama ke bawah. Langkah 8. Jumlahkan antara nilai kepentingan dampak dari setiap sel dalam kolom yang sama ke bawah.
(65) MOTODE FISHER AND DAVIS • Metoda Fisher and Davies sangat cocok digunakan pada proyek/kegiatan yang berada pada kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan cepat mengalami perubahan..
(66) Langkah-langkah Metoda Fisher and Davies (Chafid Fandeli : 2007) adalah sebagai berikut:. •Menyusun tabel matrik evaluasi dasar terhadap komponen lingkungan.  Menyusun daftar parameter komponen lingkungan yang diduga terkena dampak Pembangunan, Menentukan kondisi kualitas, kepentingan dan kepekaan komponen lingkungan hidup dalam rona awal lingkungan hidup. •Menyusun matrik untuk melakukan identifikasi dan prediksi dampak. Menyusun daftar parameter yang akan dikaji dampaknya. Menyusun aktivitas-aktivitas yang diduga akan menimbulkan dampak yang dikelompokkan berdasarkan tahapan pra-konstruksi-konstruksi- dan pasca konstruksi. Membuat prediksi dampak terhadap setiap parameter untuk komponen lingkungan hidup. •Menyusun matrik evaluasi dampak dan keputusan Menyusun kualitas skala lingkungan pada saat ini, Memprediksi keadaan kualitas setiap parameter lingkungan tanpa Pembangunan, Memprediksi keadaan kualitas setiap parameter lingkungan dengan Pembangunan, Melaksanakan evaluasi terhadap seluruh aktivitas dan seluruh parameter, kemudian pada setiap parameter diperhitungkan dampaknya..
(67) MATRIK FISHER AND DAVIS Tanpa Proyek. Tabel 4.4. Matrik Keputusan Pembangunan Kampus STIKES Nasional Surakarta Aktivitas Kegiatan A. Komponen Fisika – Kimia 1. Kualitas air permukaan 2. Kuantitas air tanah 3. Kualitas air tanah 4. Kualitas udara 5. Kebisingan 6. Getaran 7. Air larian (run off) 8. Erosi dan sedimentasi 9. Limbah padat, ceceran tanah dan B3 10. Derajat kejenuhan lalu lintas 11. Kerusakan Jalan 12. Keselamatan Jalan 13. Perubahan tata guna lahan B. Komponen Biologi 14. Flora darat 15. Fauna darat 16. Biota air C. Komponen Sosial 17. Kepadatan penduduk 18. Kesempatan kerja dan usaha 19. Mata pencaharian dan pendapatan 20. Pendapatan asli daerah 21. Kamtibmas 22. Persepsi masyarakat D. Komponen Kesmas 23. Keselamatan dan kesehatan kerja 24. Sanitasi lingkungan 25. Prevalensi penyakit 26. Vektor penyakit JUMLAH. Ada Proyek. Kondisi Kondisi Sekaran y.a.d g. Pra Konstruksi a. b. c. Evaluasi. Konstruksi A. b. c. d. Operasi e. f. Pasca Operasi. Selisih Kondisi dengan y.a.d proyek. Selisih tanpa Proyek. a. b. c. a. b. c. (n). (o). (p). (q). (r). (r - a). (b - a). Dampak. (a). (b). (c). (d). (e). (f). (g). (h). (i). (j). (k). (l). ( m ). 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 3 3 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 2 4 3 4. 2 3 4 3 2 3 3 2. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 2 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 2 3 4 3 4. 2 2 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2 4 4 3 3 4 3 4. 2,00 3,67 4,00 2,93 2,87 3,93 3,00 3,87. 0,00 -0,33 0,00 -0,07 -0,13 -0,07 0,00 -0,13. 0 -1 -1 0 0 0 0 0. 0,00 0,67 1,00 -0,07 -0,13 -0,07 0,00 -0,13. 4. 3. 4. 4. 4. 4. 4. 2. 4. 4. 4. 2. 4. 4. 4. 4. 4. 3,73. -0,27. -1. 0,73. 3 3 3 4. 3 3 3 3. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3 3 3 4. 3,00 3,00 3,00 4,00. 0,00 0,00 0,00 0,00. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3,00 3,00 3,00. 0,00 0,00 0,00. 3 3. 3 3. 3 3. 3 3. 3 4. 3 3. 3 3. 3 3. 3 3. 3 4. 3 5. 3 5. 3 3. 3 3. 3 2. 3 3. 3 3. 3,00 3,33. 0,00 0,33. 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 0 0. 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33. 3. 3. 3. 3. 4. 3. 3. 3. 3. 2. 4. 5. 3. 3. 3. 3. 3. 3,20. 0,20. 0. 0,20. 3 4 4. 3 4 4. 3 4 5. 3 4 4. 3 4 4. 3 4 4. 3 4 4. 3 4 4. 3 4 4. 3 4 3. 3 4 5. 3 4 3. 3 4 3. 3 4 3. 3 4 2. 3 4 3. 3 4 3. 3,00 4,00 3,60. 0,00 0,00 -0,40. 0 0 0 0. 0,00 0,00 -0,40 0,00. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3,00. 0,00. 0. 0,00. 3 3 3. 2 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 2 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 3 3 3. 2,93 3,00 3,00. -0,07 0,00 0,00. -1 0 0. 0,93 0,00 0,00. 85. 80. 86. 85. 87. 85. 84. 77. 85. 84. 89. 84. 3 3 3 8 3 3 ,. 82. 82. 84. 84. 84,07. -0,93. -5. 4,07.
(68) PERBANDINGAN METODE EVALUASI DAMPAK No.. Metode. Kelebihan. Kekurangan. 1. Matrik. • Menyediakan visualisasi yang baik untuk ringkasan dampak • Dapat diadaptasi untuk identifikasi dan evaluasi,-pada tingkat tertentu-, dampak tidak langsung & kumulatif, dan interaksi dampak. • Matrik dapat diberi bobot/ dampak dapat dirangking untuk membantu evaluasi. • Hanya menunjukkan dampak primer dan dampak langsung • Tidak memasukkan waktu sebagai faktor pertimbangan • Hasil bergantung kepada tim yang melakukan (subyektif) • Tidak memasukkan partisipasi masyarakat dalam pemberian nilai • Dapat kompleks dan susah dipakai. 2. Penampalan (overlay). • Sangat baik untuk mengidentifikasi dan melihat persebaran dampak • Dapat digunakan untuk perencanaan lebih lanjut. • Tidak memasukkan dampak sosial, ekonomi • Tidak mempertimbangkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan alternatif • Penentuan nilai penting bersifat subyektif • Membutuhkan banyak peta dan dapat mahal. 3. Bagan alir. • Sangat baik untuk menggambarkan hubungan sebab akibat (dampak primer, sekunder, tersier dst) • Dapat memberikan arahan yang tepat dalam pengelolaan dampak. • Tidak mengkuantifikasi dampak yang teridentifikasi • Umumnya hanya mempertimbangkan faktor fisik dan ekologis, tidak untuk aspek sosial, estetika dan budaya • Membutuhkan banyak informasi dan pengetahuan karena banyaknya dampak primer, sekunder, tersier dst.
(69) Penentukan kelayakan mendasarkan pada Permen LH RI Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup No 1 2 3 4. 5. 6. 7 8. 9 10. Kriteria Penilaian Kelayakan atau. Kelayakan. Ya Ketidaklayakan Lingkungan Hidup Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan Kepentingan pertahanan keamanan Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view) Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan a.. entitas dan/atau spesies kunci (key species). b.. memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance). c.. memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau. d. memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance) Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud. Tidak. Ket..
(70) TERIMA KASIH.
(71)
Dokumen terkait
Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2013 tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif dibidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Oleh karena itu, keputusan kelayakan lingkungan hidup berdasarkan hasil penilaian analisis dampak lingkungan hidup rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana
VALUASI EKONOMI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN BIAYA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN STUDI AMDAL RUMAH SAKIT.
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan diimpelmentasikan yaitu Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan diimpelmentasikan yaitu komponen/parameter lingkungan
Pengintegrasian KLHS dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang KONDISI WILAYAH DAN KECENDERUNGAN  Wilayah administratif  Geologi, hidrogeologi, dan bencana geologi  Hidrologi, sumber
CV SUMBER HARAPAN DUA menyatakan kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
AMDAL digunakan untuk: • Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan •
praktek profesi, dan peran asosiasi profesi  Memahami Kebijakan, peraturan per-undang-undangan tentang desa lestari, desa mandiri Kuliah tamu Tata Ruang Desa Kuliah di