• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktikum Penyulingan Minyak Atsiri: Eukaliptus, Pala, dan Sereh Wangi

N/A
N/A
Afisha Zara

Academic year: 2025

Membagikan "Praktikum Penyulingan Minyak Atsiri: Eukaliptus, Pala, dan Sereh Wangi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

L A B O R AT O R I U M H H B K D I V I S I K I M I A H A S I L H U TA N

A N N E C A R O L I N A

PRAKTIKUM PENYULINGAN

MINYAK ATSIRI

(2)

TUJUAN PRAKTIKUM

• Melakukan penyulingan dari bahan yang telah ditentukan; Eukaliptus, pala, sereh wangi.

• Mahasiswa mampu menentukan rendemen minyak atsiri.

• Mahasiswa mengetahui pengaruh perlakuan

pendahuluan terhadap rendemen minyak atsiri yang dihasilkan; dengan dan tanpa perajangan

• Mahasiswa mengetahui pengaruh perbedaan metode

penyulingan (rebus dan kukus) terhadap rendemen

minyak atsiri yang dihasilkan

(3)

MINYAK EUKALIPTUS

• Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun eukaliptus ini memiliki bau dan khasiat yang khas

• Mutu minyak kayu eukaliptus

- Mutu Utama (U): kadar sineol ≥ 55%, - Mutu Pertama (P): kadar sineol  55%.

- Keduanya dibedakan oleh kadar sineol, yaitu senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang

terdapat dalam minyak atsiri seperti kayu putih.

(4)

MINYAK PALA

(SNI 2388:2019)

(5)

MINYAK SEREH

(SNI 8835:2019)

(6)

MINYAK EUKALIPTUS

(SNI 8834:2019)

(7)

CHEMISTRY OF ESSENTIAL OILS

(8)
(9)

TAHAPAN PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI

• Perlakuan pendahuluan

• Penyulingan minyak atsiri

• Pemurnian atau fraksinasi

(10)

A. Perlakuan Pendahuluan

Tujuan :

• Mempermudah pengeluaran minyak

• Mempercepat proses ekstraksi

• Meningkatkan mutu minyak Perlakuan :

• Pengecilan ukuran (perajangan, penggilingan)

• Pengeringan bahan (mempercepat proses dan meningkatkan mutu minyak)

• Penyimpanan (untuk menghasilkan minyak dengan rendemen dan mutu yang lebih baik)

Mis. Minyak nilam : untuk memecah sel-sel minyak

(11)

1. Perajangan

Tujuan : memudahkan pengeluaran minyak dan mengurangi sifat kamba (bulky) dari bahan yang diolah

Misalnya :

• Tidak perlu dirajang : - bunga (mawar, melati, kenanga) - daun (nilam, kayu putih)

• Potongan kecil : akar, ranting, kayu (akar wangi, cendana)

• Potongan halus/serbuk : biji-bijian (lada, pala)

Kerugian proses perajangan :

• Jumlah minyak berkurang → akibat menguap

• Komposisi minyak berubah → mengurangi aroma khas minyak

(12)

2. Pelayuan dan Pengeringan

Tujuan :

Menguapkan sebagian air dalam bahan proses penyulingan lebih mudah

Untuk menguraikan zat tidak berbau menjadi berbau wangi untuk memecah ikatan glikosida menjadi benzaldehida

(mis. Minyak almond, vanila) Kelemahan :

Kehilangan minyak lebih besar karena proses penguapan dan difusi (pengeluaran air akan membawa minyak keluar dari bahan)

Aplikasi :

Pelayuan : untuk bahan yang mengandung minyak atsiri mudah menguap

Pengeringan : bahan yang mengandung minyak atsiri yang sukar menguap

(13)

3. Penyimpanan Bahan

Tujuan :

• Untuk persediaan produksi

• Perlakuan untuk meingkatkan mutu minyak (mis. Nilam) Kelemahan :

• Kehilangan minyak besar

• Mutu minyak menurun karena oksidasi dan resinifikasi Kondisi penyimpanan :

• Ruangan dengan udara cukup kering, bersuhu rendah, dan tidak bersikulasi udara, atau ruangan dengan “air conditioner”.

(14)

PENYUSUTAN MINYAK SELAMA PENYIMPANAN TERGANTUNG :

• Kondisi bahan

• Metode/kondisi penyimpanan

• Lama penyimpanan

• Komposisi minyak dalam bahan Tidak dapat disimpan lama :

bahan daun, bunga (minyak mudah menguap dan mudah rusak)

Tahan penyimpanan :

kulit pohon, akar, kayu (minyak mudah menguap kecil,

tidak mudah rusak)

(15)

Aromatherapy - Lemongrass BD Essential Oil

B. EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

1. Penyulingan

a. Penyulingan dengan air (Water distillation)

b. Penyulingan dengan air dan uap (Water and steam distillation)

c. Penyulingan dengan uap (Steam distillation) 2. Ekstraksi dengan pelarut (Solvent extraction) 3. Ekstraksi dengan lemak padat

a. Enfleurasi b. Maserasi

(16)

1. PENYULINGAN

Proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan

perbedaan titik uapnya, dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut air

Minyak yang menguap bersama uap air tergantung : a. Tekanan uap yang digunakan

b. Berat molekul komponen minyak

c. Kecepatan minyak yang keluar dari bahan

→ Penyulingan dapat dipercepat : meningkatkan suhu dan tekanan, untuk minyak yang sukar terdekomposisi.

(17)

KELEMAHAN PROSES PENYULINGAN :

• Tidak baik untuk menyuling minyak yang mudah terdekomposisi oleh panas dan air

• Minyak yang mengandung fraksi ester mudah terhidrolisis oleh air

• Komponen minyak yang larut air tidak bisa diekstraksi/dipisahkan

• Tidak bisa mengekstraksi minyak dengan titik didih tinggi

• Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah

(18)

PERALATAN PENYULINGAN :

a. Ketel suling (Retort)

(1) Ketel

- Tempat bahan yang akan disuling - Umumnya berbentuk silinder

- Terbuat dari seng, aluminium, tembaga, besi, baja, stainless steel

Ukuran ketel :

- Penyulingan air : diameter > tinggi

(menghindari tekanan dari tumpukan bahan dan partikel bisa bebas bergerak)

- Penyulingan air dan uap : diameter ≈ tinggi - Penyulingan uap : diameter < tinggi

(agar uap lebih lama kontak dengan bahan (2) Leher angsa

- Untuk mengalirkan uap dari ketel ke kondensor - Ukuran pipa minimal 4 inchi

- Bentuknya sedikit melengkung dan miring (untuk menghindari kondensasi uap)

(19)

B. TABUNG PENDINGIN (KONDENSOR)

• Berfungsi untuk mengubah uap menjadi bentuk cair (kondensasi)

• Jenis kondensor : - Coil condensor - Tubular condensor Beberapa faktor penting :

Aliran air harus berlawanan dengan arah aliran uap air-minyak (suhu kondensat yang keluar sama dengan suhu air)

Suhu kondensat dapat diatur dengan kecepatan air (debit air)

• Pendingin baik bila suhu kondensat yang keluar 25 – 30 °C

• Pipa kondensor sebaiknya berdiameter cukup besar dan mengecil ke bagian ujung.

(20)

C. ALAT PEMISAH MINYAK

• Pemisahan minyak dilakukan dengan prinsip perbedaan bobot jenis minyak dengan air.

• Labu pemisah minyak : “Florentine Flask

Bjm < Bja Minyak Bjm > Bja

Minyak Air

Air

Minyak dan Air Minyak dan Air

Minyak

Minyak Air

Air

(21)

PENYULINGAN DENGAN AIR (WATER DISTILLATION)

Retort

Kondensat

Kondensor

Air Masuk

Air Keluar

(22)

Air masuk Air keluar

(23)

Kelebihan :

Peralatan sederhana

Baik untuk penyulingan bahan berbentuk tepung dan bunga yang mudah menggumpal

Harga relatif murah

Dapat dipindah tempat

Kekurangan :

Rendemen relatif rendah

Tidak dapat menyuling minyak dengan titik uap tinggi

Suhu dan tekanan tidak dapat diatur

Bisa menyebabkan hangus pada bagian dasar ketel

Minyak dengan fraksi ester dapat terhidrolisis

Mutu minyak relatif rendah

(24)

PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP (WATER AND STEAM DISTILLATION)

Pemisah Minyak Minyak

Air Pendingin Uap

Coil

Penyekat

Pemanas

(25)

Air masuk Air keluar

(26)

Kelebihan :

• Cocok untuk mengolah bahan berbentuk daun dan rumput- rumputan

• Rendemen lebih baik dibanding penyulingan dengan air

• Kegosongan dan Hidrolisis bahan dapat dihindari

• Mutu minyak lebih baik dibanding penyulingan dengan air

• Waktu penyulingan lebih singkat Kelemahan :

• Tidak baik untuk mengolah bahan berbentuk serbuk

• Ukuran bahan harus seragam agar distribusi dan penetrasi uap merata

• Suhu dan tekanan uap tidak dapat diatur

• Pengisian bahan harus homogen

• Pada awal penyulingan terjadi pembahasa bahan yang bisa menyebabkan penggumpalan → rendemen rendah

(27)

PENYULINGAN DENGAN UAP (STEAM DISTILLATION)

(28)

Air keluar

Air masuk

(29)

Kelebihan :

• Baik untuk menyuling bahan berbentuk biji-bijian, akar, kulit, kayu

• Cocok untuk mengolah semua jenis bahan

• Sesuai untuk menyuling minyak atsiri dengan titik didih tinggi (mis.

Minyak cengkeh, kayu manis, akar wangi, ketumbar, sereh wangi, kamper, kayu putih, eucalyptus)

• Suhu dan tekanan uap dapat diatur

• Rendemen yang dihasilkan tinggi

• Konstruksi kuat dan awet

• Hidrolisis bahan kecil

• Waktu penyulingan singkat Kelemahan :

• Biaya relatif lebih mahal

• Tidak baik untuk mengolah minyak yang mudah rusak karena suhu tinggi

• Jika suhu dan tekanan penyulingan terlalu tinggi akan menyebabkan bahan kring

(30)

AKHIR PENYULINGAN :

Akhir penyulingan dapat berdasarkan pada :

• Memperhitungkan jumlah minyak yang diharapkan dari sejumlah bahan

• Dari pengalaman atau hasil percobaan

• Dengan mengukur jumlah minyak yang sudah tersuling

• Dengan mengukur laju penambahan minyak yang

tersuling

(31)

HASIL LIMBAH PENYULINGAN

1. Air suling

Air suling masih mengandung sebagian kecil minyak yang terlarut dan tersuspensi → minyak air

Air suling ini dapat diproses lebih lanjut untuk memperoleh sisa minyak, dengan cara :

Penyulingan kembali/re-destilasi dari air suling → disebut proses kohobasi

Penjenuhan air suling dengan garam lalu diekstraksi dengan pelarut menguap (mis benzene atau petroleum ether) lalu dievaporasi.

2. Ampas

Sampah organik sisa penyulingan dapat digunakan :

Bahan bakar boiler pembangkit uap

Pupuk

Makanan ternak (mis. Biji-bijian yang mengandung protein dan lemak yang tinggi)

(32)

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI

• dengan air (water destilation)

Seleksi bahan, timbang,

masukkan ke dalam ketel destilasi

Tambahk an aquades hingga terendam

Rangkaikan labu dg

kondensor, panaskan dg heater 8 jam

Tampung minyak dlm erlenmeyer, pisahkan minyak dg labu

pemisah Hitung

Volume dan rendemen minyak yg dihasilkan Bobot minyak (gram)

Rendemen = --- x 100%

Bobot bahan (gram

(33)

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI

• dengan uap (steam destilation)

Seleksi bahan, timbang,

masukkan ke dalam ketel destilasi

Tambahk an aquades hingga tanda garis

Nyalakan mesin destilasi,

biarkan 6 jam

Tampung minyak dlm erlenmeyer, pisahkan minyak dg labu

pemisah Hitung

Volume dan rendemen minyak yg dihasilkan Bobot minyak (gram)

Rendemen = --- x 100%

Bobot bahan (gram

(34)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Nilai sifat fisis minyak sereh wangi yang memenuhi standar SNI 06-3953- 1995 adalah bobot jenis pada bahan baku tanpa pengeringan (segar) dengan penyulingan metode rebus,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih merah dan minyak atsiri daun sereh wangi asal Tawangmangu terhadap

Pemanfaatan limbah padat penyulingan minyak sereh wangi sebagai bahan aktif yang di- kombinasikan dengan limbah penyulingan minyak nilam dalam pembuatan dupa

Pemanfaatan limbah padat penyulingan minyak sereh wangi sebagai bahan aktif yang di- kombinasikan dengan limbah penyulingan minyak nilam dalam pembuatan dupa

Nilai sifat kimia yang memenuhi SNI 06-3953-1995 adalah total geraniol pada minyak sereh wangi dengan penyulingan metode rebus pada bahan baku tanpa pengeringan (segar),

Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, Pemberian limbah serai wangi hasil penyulingan minyak atsiri dilakukan pada pagi hari 2 jam setelah pemberian konsentrat,

Nilai sifat kimia yang memenuhi SNI 06-3953-1995 adalah total geraniol pada minyak sereh wangi dengan penyulingan metode rebus pada bahan baku tanpa pengeringan (segar),

Dalam melakukan kajian dalam rangka melihat pengaruh minyak atsiri sereh wangi sebagai bahan insektisida atau pembunuh serangga perusak kertas yaitu rayap kayu kering adalah