• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK 3 - MINYAK SEREH WANGI (TEKNOLOGI REMPAH DAN MINYAK ATSIRI)

alifia oktamania

Academic year: 2023

Membagikan "KELOMPOK 3 - MINYAK SEREH WANGI (TEKNOLOGI REMPAH DAN MINYAK ATSIRI)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TEKNOLOGI REMPAH DAN MINYAK ATSIRI

“MINYAK SEREH WANGI”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Rempah dan Minyak Atsiri Dosen Pengampu : Rahayu Utami, S.Tp., M.Si,

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Alifia Oktamania 2021340032 2. Reyza Nanda Effendy 2021340004

Universitas Sahid Jakarta

Fakultas Teknologi Pangan Dan Kesehatan Program Studi Teknologi Pangan

2023

▸ Baca selengkapnya: air aromatik merupakan larutan jenuh minyak atsiri dalam

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teknologi Rempah dan Minyak Atsiri dengan judul “Minyak Sereh Wangi”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis ucapkan terima kasih atas waktu, tenaga, pikiran, ide, dan materi yang telah diberikan. Meski telah disusun dengan maksimal, penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan, tata bahasa, maupun tanda baca. Oleh sebab itu, sangat diharapkan untuk kritik dan sarannya.

Jakarta, 21 November 2023

Tim Penulis

(3)

iii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Manfaat Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Spesifikasi Tanaman ... 3

2.2 Proses Pemetikan... 4

2.3 Proses Perlakuan Sebelum Penyulingan ... 4

2.4 Kondisi Penyulingan ... 4

2.5 Parameter Mutu Sesuai SNI ... 5

2.6 Aplikasi di Industri ... 6

BAB III SIMPULAN ... 7

3.1 Simpulan... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kondisi Penyulingan Minyak Sereh Wangi... 5 Tabel 2. Spesifikasi Persyaratan Mutu Minyak Sereh Wangi ... 5

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Minyak Sereh Wangi ... 1

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak atsiri (essential oli, volatile) merupakan salah satu hasil ekstrak tanaman yang mempunyai rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya seperti tanaman pala, cengkeh, sereh wangi, kayu manis, akar wangi, dan lain-lain.

Ketersediaan berbagai jenis tanaman tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen utama minyak atsiri dunia dengan kemampuan memasok sekitar 85%. Beberapa jenis minyak atsiri yang terdapat di Indonesia memiliki pangsa pasar dunia yang besar yaitu minyak nilam 90%, minyak cengkeh 63%, minyak pala 72%, minyak kenanga 67%, minyak akar wangi 26% dan minyak sereh wangi 12% (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).

Minyak sereh wangi adalah cairan kuning terang tidak berwarna dengan karakteristik mirip aroma kayu, rumput atau lemon. Minyak sereh wangi merupakan produk penting untuk menghasilkan bahan dasar pembuatan parfum, antiseptik, kosmetik obat-obatan, perisa makanan dan minuman serta pencampuran rokok kretek (Ketaren, 1985). Minyak sereh wangi berfungsi sebagai penolak nyamuk, aromaterapi, sebagai obat diuretik, antiseptik, analgesic, buang angin, penenang saraf, antibiotik, antimikrobal, penurun panas serta stimulant untuk obat sakit perut (Simarmata, 2017). Dalam dunia perdagangan, minyak serah dikategorikan menjadi dua jenis:

1. Minyak sereh wangi tipe Ceylon atau “Lenabatu” yang diperoleh dari Cymbopongon nardus Rendle (tipe inferior)

2. Minyak sereh wangi tipe Jawa atau “Mahapengiri” yang diperoleh dari Cymbopongon winterianus Jowitt (tipe superior)

Gambar 1. Minyak Sereh Wangi

(7)

2

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dijadikan fokus pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana spesifikasi tanaman minyak sereh wangi?

2. Bagaimana proses pemetikannya?

3. Bagaimana proses perlakuan sebelum penyulingan?

4. Bagaimana kondisi penyulingan?

5. Bagaimana parameter mutu minyak sereh sesuai SNI?

6. Bagaimana aplikasi minyak sereh di industri?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui spesifikasi tanaman minyak sereh wangi 2. Untuk mengetahui proses pemetikannya

3. Untuk mengetahui proses perlakuan sebelum penyulingan 4. Untuk mengetahui kondisi penyulingan

5. Untuk mengetahui parameter mutu minyak sereh sesuai SNI 6. Untuk mengetahui aplikasi minyak sereh di industri

1.4 Manfaat Penulisan

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulisan, maka maka manfaat makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai spesifikasi tanaman minyak sereh wangi

2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai proses pemetikannya 3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai proses perlakuan sebelum

penyulingan

4. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai kondisi penyulingan

5. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai parameter mutu minyak sereh sesuai SNI

6. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai aplikasi minyak sereh di industri

(8)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spesifikasi Tanaman

Tanaman serai wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Andropogon nardus atau Cymbopogon nardus. Genus ini meliputi hampir 80 species, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai arti ekonomi dalam dunia perdagangan (Hieronymus,1992). Tanaman serai wangi mampu tumbuh sampai 1-1,5 m. Panjang daunnya mencapai 70-80cm dan lebarnya 2-5 cm, berwarna hijau muda, kasar dan memiliki aroma yang kuat (Wijayakusumah, 2005). Serai wangi merupakan tanaman yang dapat dibudidayakan di pekarangan dan sela-sela tumbuhan lain. Biasanya serai wangi ditanam sebagai tanaman bumbu atau tanaman obat.

Seraiwangi di Indonesia ada 2 jenis yaitu Mahapengiri dan Lenabatu (Ketaren dan Djatmiko,1978). Jenis mahapengiri mempunyai ciri-ciri daunnya lebih lebar dan pendek, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar sitronellal 30-45% dan geraniol 65- 90%. Jenis lenabatu menghasilkan minyak dengan kadar sitronellal 7-15% dan geraniol 55-65% (Wijoyo, 2009). Di Indonesia ada beberapa sebutan untuk tanaman ini yaitu Sereh (Sunda), Sere (Jawa tengah, Madura, gayo dan Melayu), Sere mongthi (Aceh), Sangge- sangge (Batak), Serai (Betawi, Minangkabau), Sarae (Lampung), Sare (Makasar, Bugis), Serai (Ambon) dan Lauwariso (Seram). Kedudukan taksonomi tanaman serai menurut Ketaren (1985) yaitu :

Kingdom : Plantae Subkingdom : Trachebionta Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Species : Cymbopogon nardus(L.)Rendle

(9)

4

2.2 Proses Pemetikan

Proses panen serai wangi dapat dilakukan dalam jangka waktu 4 sampai 6 bulan setelah penanaman bibit. Proses pemanenan yang baik dilakukan pada pagi hari dengan cara memotong bagian bawah daun dengan menyisakan 3-5 cm dari tinggi daun untuk menumbuhkan kembali. Setelah panen pertama, daun serai wangi dapat tumbuh kembali sekitar 3- 4 bulan kemudian untuk siap dipanen kembali. Hasil panen ditumpuk dekat rumpun tanaman. Setelah pemangkasan tumpukan daun hasil panen dikemas dalam bentuk gulungan dan diikat dengan tali.

2.3 Proses Perlakuan Sebelum Penyulingan

Minyak sereh wangi dapat diperoleh dengan cara menyuling daun dan batang sereh wangi. Sebelum disuling, daun serai wangi dilayukan terlebih dahulu untuk merangsang keluarnya minyak. Proses pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kelenjar bahan, sehingga proses ekstraksi lebih mudah dilakukan dan pencacahan merupakan usaha untuk memperluas area penguapan dan kontak dengan air sehingga atsiri lebih mudah terekstraksi. Kecepatan keluarnya minyak pada saat penyulingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu titik didih, besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak keluar dari bahan (Ketaren, 1985). Selain itu, faktor penyulingan, kadar air bahan juga berpengaruh terhadap rendemen minyak, sehingga sebelum disuling dilakukan pelayuan untuk mengurangi kadar air bahan. Menurut Genjor (1978), rendemen minyak atsiri dipengaruhi oleh cara penanganan sebelum dan sesudah disuling dan cara penyulingan. Menurut Ma’mun et al (1993), pelayuan dapat meningkatkan rendemen minyak sereh dapur sampai batas pelayuan 96 jam. Pelayuan terlalu lama dapat menurunkan kadar air dan kadar minyak karena semakin tinggi suhu bahan sehingga semakin banyak jumlah air yang menguap dan bersamaan dengan menguapnya minyak atsiri.

2.4 Kondisi Penyulingan

Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan (2020), bahwa kondisi penyulingan terbaik seperti pada Tabel 1.

(10)

5

Tabel 1. Kondisi Penyulingan Minyak Sereh Wangi

Parameter Kondisi Penyulingan

Daun Sereh Wangi 100 g

Pengadukan 150 rpm

Etanol 90% 400 ml

Waktu Perendaman 3 hari 3 malam

Suhu Ekstraksi 80℃

Suhu Distilasi 80℃

Waktu Distilasi 2 jam

Waktu Ekstraksi 4 jam

Natrium Bisulfit 20 g

Diambil sejumlah daun sereh wangi lalu didiamkan selama 3 hari 3 malam.

Setelah itu daunnya dikecilkan ukurannya, lalu diambil sebanyak 100 gr daun sereh wangi dan direndam dalam etanol 90% sebanyak 400 ml selama 3 hari 3 malam. Cairan etanol- sereh dimasukkan ke dalam labu leher tiga yang telah berisi magnetic stirred dan diesktraksi selama 4 jam dengan suhu 80°C. Hasil ekstraksi disaring dan filtratnya kemudian didistilasi selama 2 jam kurang lebih pada suhu 80 °C.

Ditambahkan 20 gram larutan Natrium Bisufit lalu di aduk hingga homogen kurang lebih 2 menit. Larutan yang telah diaduk tadi didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan bawah berupa sisa endapan dari Natrium Bisulfit dan lapisan atas berupa Minyak Atsiri. Menganalisis GCSM pada minyak sereh, menghitung Yield dan menghitung Kadar Air.

2.5 Parameter Mutu Sesuai SNI

Standar mutu produk minyak sereh wangi mengacu pada SNI 06-3953-1995 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi Persyaratan Mutu Minyak Sereh Wangi

No. Jenis Uji Satuan Persayaratan

1 Warna - Kuning pucat sampai kuning kecokelatan

2 Bobot Jenis, 20℃/20℃ - 0,880 – 0,922 3 Indeks Bias (nD20) - 1,466 – 1,475 4 Total geraniol, bobot/bobot % Min. 85 5 Sitronelal, bobot/bobot % Min. 35

6 Kelarutan dalam etanol 80% - 1:2 jernih seterusnya Jernih sampai opalesensi 7 Zat asing :

Lemak

Alkohol tambahan Minyak pelikan Minyak terpentin

- - - -

Negatif Negatif Negatif Negatif Sumber : Badan Standarisasi Nasional (1995)

(11)

6

Berdasarkan Tabel 2. Persyaratan mutu minyak sereh wangi yang mana warna minyak harus berwarna kuning pucat sampai kuning kecokelatan dengan kandungan sitronelal minimal 35% dan total geraniol minimal 85%.

2.6 Aplikasi di Industri

Manfaat Sereh Wangi secara tradisional sereh wangi digunakan sebagai pembangkit cita rasa pada makanan, minuman dan sebagai obat tradisional (Wijayakusuma, 2001).

Sebagai pembangkit cita rasa, sereh banyak digunakan pada saus pedas, sambal goreng, sambal petis dan saus ikan. Di bidang industri pangan minyak sereh wangi sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam minuman, permen, daging, produk daging, dan lemak (Leung dan Foster, 1996). Penggunaan sereh wangi kemudian berkembang, terutama dalam industri parfum yang sebagian besar terdiri dari citral, yaitu bahan utama untuk produksi α dan β ionon, yang digunakan sebagai bahan pewangi pada sabun, detergen, krim dan lotion. Sebagai obat tradisional ekstrak sereh wangi sering diminum untuk mengobati radang tenggorokan, radang usus, radang lambung, diare, obat kumur, sakit perut, batuk, pilek dan sakit kepal. Menurut Leung and Foster juga digunakan sebagai obat gosok, untuk mengobati eksema dan rematik. Salah satu pemanfaatan hidrosol dalam bidang kecantikan adalah pengembangan produk kosmetik tonner wajah. Tonner merupakan sediaan yang digunakan untuk menyempurnakan penggunaan pembersih, membersihkan sisa-sisa pembersih yang tertinggal serta memberikan kesegaran pada kulit (Siregar, 2020).

(12)

7

BAB III SIMPULAN

3.1 Simpulan

Minyak sereh wangi adalah cairan kuning terang dan tidak berwarna, Minyak sereh wangi merupakan produk penting untuk menghasilkan bahan dasar pembuatan parfum, antiseptik, kosmetik obat-obatan, perisa makanan dan minuman serta pencampuran rokok kretek (Ketaren, 1985).

Minyak sereh wangi dapat diperoleh dengan cara menyuling daun dan batang sereh wangi. Sebelum disuling, daun serai wangi dilayukan terlebih dahulu untuk merangsang keluarnya minyak. Hasil dari penyulingan terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan bawah berupa sisa endapan dari Natrium Bisulfit dan lapisan atas berupa Minyak Atsiri. Menganalisis GCSM pada minyak sereh, menghitung Yield dan menghitung Kadar Air.

Standar mutu produk minyak sereh wangi mengacu pada SNI 06-3953-1995 yang mana warna minyak harus berwarna kuning pucat sampai kuning kecokelatan dengan kandungan sitronelal minimal 35% dan total geraniol minimal 85%.

(13)

8

DAFTAR PUSTAKA

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 06-3953-1995 Minyak Sereh. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional

Bagem Br. Sembiring dan Feri Manoi. 2015. Pengaruh Pelayuan Dan Penyulingan Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak Serai Wangi (Cymbopogom nardus). ISBN 978-602-70530-2-1, 447-452.

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2006). Statistik perkebunan Indonesia 2004– 2005: Serai wangi. Jakarta: Departemen Pertanian.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka: Jakarta, 21, 45–47, 142–

143.

Kurniawan, E., Sari, N., dan Sulhatun. 2020. Ekstraksi Sereh Wangi Menjadi Minyak Atsiri.

Jurnal Teknologi Kimia, 10(1), 43-53.

Leung AY, Foster S. (1996). Encyclopedia of common natural ingredients used in food, drugs and cosmetic. Ed ke-2. New York: John Wiley & Sons.

MURNI , LUDIA RUSTIN. 2020. Karakteristik Kandungan Minyak Atsiri Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.). ISBN : 978-602-72245-5-1.

Simarmata, J. 2017. Analisa Kualitas Minyak Sereh (Cymbopogon nardus Rendle).

Siregar, Ika Pranita. 2020. Studi Pemanfaatan Water Aromatic/Hidrosol Sereh Wangi dalam pembuatan Kosmetik Face Toner. UNY Journal.

Wijayakusuma HMH. 2001. Tumbuhan berkhasiat obat Indonesia: rempah, rimpang, dan umbi. Jakarta:

Milenia populer.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun sereh wangi dapat diformulasikan dalam sediaan losion dan efektifitasnya sebagai penolak nyamuk dimulai dari konsentrasi

Penyebab bau utama yang menyenangkan pada minyak sereh wangi adalah sitromellal, yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan parfum, oleh kerena itu minyak sereh dengan

UJI PERFORMANSI ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE UAP LANGSUNG PADA PENYULINGAN BIJI LADA DAN DAUN SEREH

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri sereh wangi memiliki aktivitas sebagai agen antibakteri terhadap Streptococcus

Berdasarkan data hasil identifikasi ukuran partikel dan indeks polidispersitas nanoemulsi minyak atsiri sereh wangi pada Tabel 4.2, dapat disimpulkan ketiga formula

Berdasarkan hasil pengujian homogenitas lotion antinyamuk Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L) Rendle) setelah satu minggu kemudian menunjukkan sediaan lotion

Pada tahap ini dirancang sebuah sistem yaitu sistem industri penyulingan minyak sereh wangi dengan terlebih dahulu mengidentifikasi teknologi yang akan

commit to user LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DARI SEREH WANGI Chymbopogon Winterianus DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT METANOL Disusun oleh: CINDY NURLITA