PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Melitus
- Pengertian Diabetes Melitus
- Gejala Klinis
- Diagnosis Diabetes Melitus
- Klasifikasi Diabetes Melitus
Gejala klinis yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus adalah : awalnya polifagia, poliuria dan polidipsia. Diabetes melitus tipe II merupakan jenis diabetes yang lebih umum terjadi, penderitanya lebih banyak dibandingkan diabetes melitus tipe I. Penderita diabetes melitus tipe II merupakan 90 – 95% dari total populasi penderita diabetes melitus, biasanya berusia diatas 45 tahun (WHO, 2013) ).
Etiologi diabetes mellitus tipe II adalah diabetes yang disebabkan oleh kelainan progresif pada sekresi insulin dan resistensi insulin. Selain resistensi insulin, penderita diabetes melitus tipe II juga dapat mengalami gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hati yang berlebihan. Namun tidak terjadi kerusakan autoimun pada sel beta Langherhans seperti yang terjadi pada diabetes melitus tipe I.
Defisiensi fungsi insulin pada pasien diabetes mellitus tipe II hanya bersifat relatif, tidak absolut. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pada penderita diabetes mellitus tipe II umumnya ditemukan kedua faktor yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin (Rakhmadany, 2010). Kurangnya aktivitas fisik dapat mempengaruhi kerja insulin pada tingkat reseptor sehingga dapat mengakibatkan resistensi insulin sehingga mengakibatkan penyakit diabetes melitus tipe II (Departemen Kesehatan, 2008).
Prevalensi obesitas pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II adalah obesitas, namun hanya 10% penderita obesitas yang mengalami Diabetes Mellitus (Notoatmodjo, 2010). Olahraga ringan sangat baik bagi penderita diabetes melitus tipe II karena memiliki beberapa manfaat.
Patofisiologi dan Etiologi DM Tipe II
- Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe II
- Etiologi Diabetes Melitus Tipe II
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Melitus 14
- Faktor Jenis Kelamin
- Faktor Genetik
Jika seseorang mempunyai saudara laki-laki atau perempuan yang mengidap penyakit diabetes melitus tipe I, maka mempunyai risiko 6-7% untuk terkena penyakit diabetes melitus tipe I di kemudian hari (Manganti, 2012). Yang berperan dalam meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus tipe II adalah obesitas abdominal, yang ditentukan jika nilai rasio lingkar pinggang ≥ 80 untuk wanita, ≥ 90 untuk pria. Pada diabetes melitus tipe II, pankreas dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk memetabolisme glukosa (gula), namun tubuh tidak mampu menggunakannya secara efisien.
Melakukan upaya pencegahan sejak awal atau sebelum Anda terkena penyakit diabetes melitus merupakan tindakan yang sangat bijaksana. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi Diabetes Mellitus tipe II pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria, wanita lebih berisiko terkena diabetes karena wanita secara fisik mempunyai peluang lebih besar untuk meningkatkan indeks massa tubuhnya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif silang yaitu pengambilan, analisis sampel, pengolahan data dengan tujuan untuk melihat prevalensi penyakit diabetes melitus tipe II pada pasien di Puskesmas Blangkejeren Kota Kabupaten Gayo Lues. Populasi penelitian adalah seluruh penderita Diabetes Melitus yang dirawat rawat inap maupun rawat jalan di Puskesmas Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tahun 2015-2017. Sampel adalah populasi yang akan diteliti, atau sebagian dari karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, yaitu seluruh pasien Diabetes Mellitus tipe II yang terdaftar sebagai pasien di Blangkejeren Bys Sundhedscenter pada tahun 2017.
Selama penelitian dilakukan survei awal untuk mengetahui kondisi lokasi, memperoleh informasi tentang Puskesmas Kota Blangkejeren dan informasi mengenai pasien diabetes melitus (DM). 2011). http://Penyakitdalam.files.Wordpress.com/2010/11/Konsensus-Management-and-Prevention-diabetes-melitus-tipe-2-di-indonesia-2011.pdf.
Faktor Resiko Diabetes MelitusTipe II
- Faktor-Faktor Gaya Hidup Pemicu Diabetes Melitus
- Faktor-Faktor Pencegah Diabetes Melitus
Komplikasi Diabetes Melitus Tipe II
Ini adalah istilah yang digunakan untuk pasien diabetes dengan defisiensi insulin relatif (bukan absolut). Diabetes ini sering kali tidak terdiagnosis dalam jangka waktu lama karena hiperglikemia seringkali tidak cukup untuk menimbulkan gejala diabetes yang sebenarnya. Faktor yang diyakini menyebabkan resistensi insulin dan hiperinsulinemia merupakan kombinasi dari kondisi genetik, obesitas, kurang aktif, faktor lingkungan dan pola makan (Rakhmadany, 2010).
Pencegahan Diabetes Melitus
Menjaga perilaku makan sehari-hari yang sehat dan seimbang dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, membatasi makanan tinggi lemak dan karbohidrat sederhana, menjaga berat badan normal sesuai umur dan tinggi badan, melakukan aktivitas fisik yang cukup sesuai umur dan kemampuan (Sidarthawan, 2001). Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua meliputi pemeriksaan rutin, screening yaitu pencarian penderita dini terhadap penyakit yang tidak terlihat secara klinis pada masyarakat umum pada kelompok risiko tinggi dan pemeriksaan kesehatan atau informasi kesehatan (Wiryowidigdo, 2002). Oleh karena itu, disarankan pada setiap kesempatan, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes, untuk dilakukan pemeriksaan skrining glukosa darah, sehingga mereka yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes dapat dilakukan skrining untuk dilakukan pemeriksaan dan kemudian bagi mereka yang dicurigai. penderita diabetes dapat ditindaklanjuti sampai mereka yakin benar menderita diabetes. , maka diagnosis dini diabetes dapat ditegakkan.
Pencegahan tingkat ketiga adalah pencegahan, dimana kelompok sasaran utama adalah masyarakat yang menderita penyakit tertentu, sebagai upaya untuk mencegah penyakit bertambah parah atau mencegah kecacatan. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti perawatan dan pengobatan khusus bagi penderita diabetes melitus, hipertensi, gangguan syaraf dan pencegahan kecacatan atau kematian karena sebab tertentu, serta upaya rehabilitasi (Wiryowidigdo, 2002). . Untuk mencegah kecacatan, deteksi dini penyakit diabetes tentunya harus dimulai agar penyakit tersebut dapat dikendalikan dengan baik, di samping tentunya pengendalian kadar gula darah (Sidartawan, 2001).
Prevalensi Diabetes Melitus Tipe II
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, terdapat 133 juta penduduk usia diatas 20 tahun dengan prevalensi DM sebesar 14,7% di perkotaan dan 7,2% di perdesaan, dan diperkirakan pada tahun 2003 terdapat 8,2 juta penderita DM. diabetes. di perkotaan dan 5,5 juta di daerah pedesaan. Selanjutnya berdasarkan pola pertumbuhan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 194 juta penduduk berusia di atas 20 tahun, dan dengan asumsi prevalensi DM di wilayah perkotaan (14,7%) dan perdesaan (7,2%), diperkirakan bahwa akan terdapat 12 juta penderita diabetes di perkotaan dan 8,1 juta di pedesaan (Suyono et al., 2006). Peningkatan dramatis kejadian DM tipe II ini berkaitan dengan obesitas dan berkurangnya aktivitas fisik pada pasien.
Faktor individu, termasuk faktor genetik yaitu peningkatan resistensi insulin dan kegagalan progresif sel beta pankreas, berperan dalam terjadinya DM Tipe II. Beberapa studi klinis telah membuktikan bahwa DM tipe II pada orang berisiko tinggi dapat dicegah dengan pengendalian kadar glikemik dan intervensi lain yang dapat memperlambat terjadinya komplikasi diabetes (Rakhmadany, 2010). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2008 menunjukkan angka kejadian Diabetes Melitus di Indonesia meningkat hingga 57%, pada tahun 2012 angka kejadian Diabetes Mellitus di dunia.
Menurut WHO, diperkirakan sedikitnya 171 orang di seluruh dunia menderita Diabetes Melitus atau sekitar 2,8% dari total populasi. Angka kejadiannya terus meningkat pesat dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah ini akan mencapai 366 juta orang atau sekitar 4,4% dari populasi dunia, DM ditemukan di seluruh dunia sebesar 90%. Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan faktor risiko DM antara lain: obesitas, tekanan darah tinggi, kurang aktivitas fisik, dan rendahnya konsumsi buah dan sayur (Soegondo, 2006).
METODE PENELITIAN
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Bahan dan Alat Penelitian
- Metode Penelitian
- Analisis Data
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Prosedur Penelitian
- Survey awal Penelitian
- Prosedur Kerja
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk menganalisis setiap variabel dari hasil penelitian, meliputi usia, jenis kelamin, dan gaya hidup pasien diabetes melitus tipe II, yang berfungsi untuk merangkum pengumpulan data dari hasil penelitian. Prosedur kerja pertama yang dilakukan adalah menerima surat izin penelitian dari fakultas, mengumpulkan data pasien diabetes melitus tipe II dari rekam medis pasien diabetes melitus, dan menyebarkan kuisioner untuk memperoleh data primer melalui purposive sampling yaitu penggunaan kriteria inklusi yang dipilih oleh peneliti selama pemilihan sampel. Daftar nama penderita diabetes melitus tipe II yang dirawat di Puskesmas Kota Blangkejeren Tahun 2015.
Daftar nama penderita diabetes melitus tipe II yang berobat di Puskesmas Kota Blangkejeren Tahun 2016. Daftar nama penderita diabetes melitus tipe II yang dirawat di Puskesmas Kota Blangkejeren Tahun 2017.
HASIL DAN PEMBAHSAN
Hasil Penelitian
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran