PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan oleh Siswanto (2018) menyebutkan bahwa sebagian besar penderita diabetes mengalami kesejahteraan subjektif dan memiliki pengaruh psikologis positif yang dapat mempengaruhi keadaan fisik dan mental penderita diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti “hubungan kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo”.
Rumusan Masalah
Selain diabetes melitus, kesejahteraan subjektif juga dapat mempengaruhi keadaan psikologis pasien dengan penyakit kronis lainnya seperti HIV dan kanker tulang (Larasati, 2017), (Restuti, 2016). Penelitian Ghilda et al (2021) dengan menggunakan metode wawancara menunjukkan bahwa kesejahteraan subjektif merupakan inti dari kepuasan dalam hidup, kepuasan hidup merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatan seseorang, kepuasan hidup yang buruk akan semakin memperburuk keadaan tersebut. suatu penyakit, seperti halnya penyakit dapat menyebabkan penurunan kepuasan hidup seseorang.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi pada penderita diabetes melitus tipe 2 pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan sebagai bahan untuk penelitian serupa selanjutnya tentang hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Keaslian Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan variabel kesejahteraan subjektif dependen ke arah yang lebih baik dilihat dari hasil kualitatif kedua partisipasi tersebut. Penelitian sebelumnya menggunakan metode eksperimen semu sedangkan penelitian yang akan direncanakan menggunakan metode deskriptif-korektif.
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus
- Definisi Diabetes Mellitus
 
Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit metabolik menahun yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, ginjal, mata dan saraf, penyebab tersering adalah diabetes melitus tipe 2 yang biasanya terjadi pada orang dewasa (WHO, 2022) ). Risiko diabetes melitus tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun, hal ini terjadi karena manusia.
Subjective Well-Being
- Definisi Subjective Well-Being
 - Aspek-Aspek Subjective Well-Being
 - Faktor-Faktor Subjective Well-Being
 - Prediktor Subjective Well-Being
 
Kesejahteraan subyektif adalah kebahagiaan yang dialami oleh mereka yang memiliki perasaan positif tentang kehidupan, yang diperoleh dengan menilai kepuasan hidup (Anggarani, 2013). Kesejahteraan subyektif atau kebahagiaan subyektif adalah kebahagiaan yang dialami individu dan individu memiliki perasaan positif tentang kehidupannya berdasarkan evaluasi emosional (suasana hati atau perasaan) dan puas dengan apa yang telah dicapai, khususnya penilaian kepuasan hidup yang dihasilkan dari penilaian kognitifnya. (Anggarani, 2013). Pandangan ini merepresentasikan pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan, istilah yang digunakan dalam pandangan ini biasanya adalah kesejahteraan subjektif, yang diturunkan dari penilaian tentang baik atau buruknya kehidupan seseorang (Irwan, 2019).
Menurut Diener, individu dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif yang rendah jika tidak puas dengan kehidupan, mengalami sedikit kepuasan (kegembiraan), dan sering merasakan emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan (Proctor, 2016).
Konsep Perilaku
- Definisi Perilaku
 - Domain Perilaku
 - Faktor-Faktor Perilaku
 - Teori Perilaku
 - Perilaku Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus
 
Pengetahuan merupakan hasil persepsi manusia atau hasil mengetahui objek melalui panca indera, menurut Notoatmodjo (2016), pengetahuan secara umum dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu: Menurut Notoatmodjo (2016), sikap adalah tanggapan tertutup seseorang terhadap rangsangan tertentu, yang sudah termasuk faktor yang relevan pendapat dan emosi, sikap juga memiliki tingkatan menurut intensitasnya, yaitu: Menurut Notoatmodjo (2016), praktek adalah pelaksanaan atau praktek dari apa yang diketahui dan dihadapi seseorang dan dibagi menjadi empat tingkat yaitu.
Menurut Notoatmodjo (2016), teori yang mengungkapkan determinan perilaku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan adalah:. a) Teori Lawrence Green.
Puskesmas
- Definisi Puskesmas
 - Tujuan Puskesmas
 - Fungsi Puskesmas
 - Jenis Pelayanan Puskesmas
 
Data khusus akan disajikan hasil tabel hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo. Analisis hubungan kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo. Hubungan kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo.
Ada hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi diabetes tipe 2 di Puskesmas Madurejo.
Kerangka Teori
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan gambaran yang secara teoritis menghubungkan antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2014). Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah untuk menemukan hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kesejahteraan subjektif, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Pencegahan Komplikasi.
Hipotesis (Tentatif)
Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Madurejo. Karakteristik tingkat pendidikan penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Madurejo diperoleh data seperti pada Tabel 5.2. Karakteristik pekerjaan pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Madurejo diperoleh data seperti pada Tabel 5.2.
Hal ini perlu ditinjau kembali karena sebagian penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo memiliki kesejahteraan subjektif yang rendah (36,5%) dan (44,9%) mengalami perilaku pencegahan komplikasi. Diharapkan penderita diabetes melitus tipe 2 dapat meningkatkan kesejahteraan dan perilaku subjektif untuk mencegah komplikasi diabetes melitus tipe 2 dengan rajin berolahraga dan rutin minum obat diabetes. Kesejahteraan subyektif penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo sebagian besar responden berada pada kategori rendah.
Perilaku pencegahan komplikasi pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo hampir separuh responden berada pada kategori terkecil. JUDUL: HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SUBYEKTIF DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MADUREJO.
METODE PENELITIAN
Tempat Dan Waktu Penelitian
Desain Penelitian
Rancangan penelitian merupakan sesuatu yang esensial dalam penelitian yang memungkinkan pengendalian secara maksimal terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi validitas suatu hasil. Desain penelitian sebagai pedoman penelitian dalam perencanaan dan pelaksanaan peneliti untuk mencapai suatu tujuan atau untuk menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013). Kuantitatif merupakan jenis penelitian data yang berbentuk numerik atau numerik dan deskriptif korelasi merupakan jenis penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat dengan desain penelitian cross sectional, cross sectional merupakan penelitian untuk mengumpulkan data satu kali atau pada waktu yang sama (Nursalam, 2013).
Kerangka Kerja
Populasi, Sample Dan Sampling
Kemudian disajikan data khusus berupa hasil tabulasi kesejahteraan subjektif dan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Karakteristik jenis kelamin penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Madurejo diperoleh data seperti pada Tabel 5.2. Berdasarkan data pada Tabel 5.6, 31 responden (44,9%) memiliki perilaku kurang untuk mencegah komplikasi diabetes melitus tipe 2.
Menurut peneliti, ada hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2. Diharapkan penderita diabetes tipe 2 di Puskesmas Madurejo dapat menyesuaikan aspek pemahaman makna tujuan hidup, persepsi penerimaan penyakit.
Identifikasi Dan Operasional Variabel
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian, terutama sebagai alat ukur dan pengumpulan data berupa angket, seperangkat soal tes, lembar observasi dan digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati atau diteliti (Sugiyono , 2018 ). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah dari peneliti sebelumnya, sedangkan pada kuesioner kesejahteraan subjektif terdapat 24 pernyataan terkait harga diri, rasa kontrol yang dapat diterima, optimisme, hubungan positif dan pemahaman tujuan hidup, untuk diabetes. Kuesioner Perilaku Pencegahan Komplikasi Diabetes memiliki 10 pernyataan terkait pemahaman, kepercayaan, kepercayaan diri, pengobatan, kerentanan, dan pencegahan.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Karakteristik umur penderita diabetes melitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Madurejo diperoleh data seperti pada tabel 5.1. Menurut peneliti, rendahnya perilaku pencegahan komplikasi diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo disebabkan karena penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Madurejo tidak mengikuti anjuran dokter atau petugas kesehatan setempat. dokter. staf. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2019) yang menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dengan pencegahan diabetes melitus tipe 2.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel kesejahteraan subjektif pada indikator hubungan positif dan pada variabel perilaku pencegahan komplikasi pada indikator penerimaan diri pada pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan penelitian pada indikator tersebut.
Pengumpulan Dan Pengolahan Data
- Analisis Data
 
Etika Penelitian
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama (2021) hasil penelitian yang dilakukan pada 60 orang penderita diabetes melitus tipe 2 menunjukkan bahwa sebagian penderita diabetes melitus memiliki sedikit upaya untuk mengendalikan komplikasi diabetes melitus, hal ini berbanding terbalik dengan penelitian dilakukan oleh Sari (2022) penelitian dilakukan pada 72 pasien diabetes melitus tipe 2, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penderita diabetes melitus tipe 2 mengalami perilaku pencegahan komplikasi pada kategori kurang baik. Profil komplikasi kronis pada pasien diabetes melitus tipe 2 di klinik endokrin RSUD dr. RSUD Soetomo periode Juli-September 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi komplikasi pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Dender Kabupaten Bojonegoro, 2018.
Hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Madurejo merupakan pelayanan kesehatan yang ada di Desa Madurejo, Kecamatan Arut Selatan, Kalimantan Tengah. Puskesmas yang dibangun pada tahun 1993 sampai dengan sekarang ini telah mengalami beberapa kali perubahan luas bangunan wilayah kerja Puskesmas Madurejo yaitu 194 KM² terdiri dari Desa Madurejo dengan luas 26 KM², Desa Sidorejo seluas 6 KM² dan Desa Pasir Panjang seluas 162 km². Puskesmas Madurejo memiliki 60 tenaga kesehatan, terdiri dari 32 PNS, 23 tenaga kontrak daerah dan 5 tenaga sukarela (TKS).
Fungsi Puskesmas Madurejo adalah menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas Madurejo.
Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan responden, responden terbanyak adalah sekolah dasar dengan jumlah 21 responden (30,4%). Berdasarkan tabel 5.4 di atas terlihat bahwa berdasarkan pekerjaan responden terbanyak adalah IRT dengan jumlah 27 responden (23,7%). Berdasarkan data pada tabel 5.5, 33 responden (47,8%) memiliki kesejahteraan subjektif tinggi dan 36 responden (52,2%) memiliki kesejahteraan subjektif rendah.
Berdasarkan Tabel 5.7, hasil analisis uji Spearman Rank antara hubungan kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi diabetes melitus tipe 2 diperoleh hasil uji statistik dengan nilai p Spearman Rank 0,004, dimana p-value < 0,05 , sehingga H1 diterima yang artinya ada hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan perilaku pencegahan komplikasi diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Madurejo.
Pembahasan
Hubungan antara self-management diabetes dengan kontrol glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 peserta Prolanis di Bandar Lampung. Pengaruh penyuluhan diet pada penderita diabetes melitus dengan dan tanpa komplikasi di Kecamatan Getasan. Pengaruh senam diabetes melitus terhadap risiko terjadinya ulkus diabetikum pada pasien diabetes melitus tipe 2 di desa Rambipuji Kabupaten Jember.
Hubungan antara beberapa faktor yang dapat dimodifikasi dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada jemaah haji masa depan di kabupaten Magetan.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus di poliklinik penyakit dalam RS Ibnu Dina Bukit Tinggi. Kesejahteraan subyektif pada pasien Diabetes Mellitus (DM) tipe II di Srikandi Wound Care Kabupaten Semarang. Karakteristik faktor risiko komplikasi kronis nefropati diabetik dan/atau penyakit pembuluh darah perifer pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Raden Matter tahun 2018.
Sosiodemografi dan pemantauan klinis mandiri individu dengan diabetes melitus tipe II di RS Dr. Doris Sylvanus, Palangka Raya. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan aktivitas fisik pada pasien DM untuk pencegahan komplikasi regional. Akan melakukan penelitian dengan judul “Korelasi Subjektif Kesejahteraan dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus” di wilayah kerja Puskesmas Madurejo Kabupaten Kotawaringin Barat.