• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Petani Ladang Berpindah di Jorong IV Simamonen Mudik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Profil Petani Ladang Berpindah di Jorong IV Simamonen Mudik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Profil Petani Ladang Berpindah di Jorong IV Simamonen Mudik Kenagarian Languang Kecamatan Rao Utara

Kabupaten Pasaman.

By:

Yeni*Slamet Rianto**Nila Afryansih**

Education Of Geografhy STKIP PGRI Sumatera Barat*

Lecturer At Education Geografhy Departemen Of STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRACT

This study aimed to obtain information, analyze and explain the data on farmers who do swidden farming in Jorong IV Rao Kenagarian Languang northern districts of Pasaman district views of management, income, status of land ownership and motivation.

This research is qualitative research. The informants are people who do the entire shifting cultivation in jorong IV Simamonen Homecoming Kenagarian districts Languang North Rao Pasaman district. This informant taken with snowball sampling technique that people who perform shifting cultivation. Data collection techniques using observation, interviews and documentation then performed triangulation techniques.

Research results found that: 1) the management of the fields is not maximized because only done with the cleaning field with simple tools while fertilizing the fields or similar drugs other pests was not performed because the cost is not sufficient. 2) income shifting cultivation, soil fertility will be reduced when agriculture has performed 2-3 times so that farmers 'income will be reduced and the need to find more fertile land, farmers' income can only meet the needs of families with no save for other needs. 3) status of land ownership of farmers cultivated land area ranging between 0.5-1 ha of land ownership is when the land is empty and has never been opened, the person who first opened this land then he is entitled to have an area of land that opening. 4) The main motivation to leave the ground as soil fertility is reduced, so that the plants do not grow well slow crop development, the results are not satisfactory so look for new land to be reopened.

keywords : shifting cultivation management, income, status of land ownership and motivation

(3)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya bekerja disektor pertanian. Oleh karena itu, tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang aktifitas masyarakat di bidang pertanian. Pertanian masih memegang peranan penting pada seluruh sistem perekonomian nasional, untuk itu pembangunan pertanian menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan.

Pembangunan sektor pertanian sudah selayaknya tidak hanya berorientasi pada produksi atau terpenuhinya kebutuhan pangan saja tetapi juga harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama petani.

Simamonen Mudik adalah salah satu jorong yang ada di kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Kenagarian ini terdiri dari enam jorong yang terdiri dari suku minang dan mandailing. Simamonen Mudik merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya sebagian besar memiliki mata pencarian sebagai ladang berpindah (Languang dalam Angka 2014).

Selanjutnya untuk menjaga keseimbangan lingkungan, bagi anggota masyarakat di daerah pedesaan sistem pertanian yang menggunakan pengistirahatan lahan sebagai hal yang utama dalam menjaga produktivitas. Sistem perladangan dikerjakan hanya 1–2 tahun dalam penanaman yang kemudian dilanjutkan dengan periode istirahat lahan yang panjang (Lahaji, 2001).

Kegiatan berladang dilakukan dengan cara menebang pohon-pohon di hutan, kemudian setelah kering dibakar. Sisa-sisa pohon yang tidak terbakar dibersihkan, kemudian ditanami langsung tanpa mengolah tanah karena sngat gambur.

Demikina pula pemupukan tanah tidak diperlukan karena tanahnya masih subur.

Setelah ditanami dua atau tiga tahun,

kesuburan tanah akan jauh berkurang.

Penduduk kembali melakukan penebangan hutan baru, dan membakarnya kembali untuk dijadikan ladang yang baru pula, sedangkan ladang yang lama ditinggalkan begitu saja, dan akhirnya berkembang menjadi alang-alang dan tanah menjadi tandus.

Penduduk membuka hutan dengan cara ditebas dan di tebang dengan menggunakan alat seperti kapak dan parang, kemudian dibakar dan dibersihkan langsung ditanami sesuai dengan perencanaan petani. Hasil pertama umumnya sangat baik, tetapi setelah ditanami dua atau tiga kali hasilnya semakin berkurang. Akhirnya tempat itu ditinggalkan dengan mencari daerah baru proses macam itu dilakukan berturut-turut dan akhirnya kembali kebagian hutan pertama yang dulu telah ditinggalkan tadi. Sebab hutan pertama itu sudah ditumbuhi kembali dan telah jadi hutan kembali (hutan sekunder) dan petani itu membukanya lagi untuk digunakan bagi pertanian (Bakaruddin, 2012).

Berdasarkan observasi penulis masyarakat umumnya pada daerah ini sangat banyak melakukan ladang berpindah, dimana masyarakat yang melakukan ladang berpindah tingkat pendidikannya adalah 90% hanya tamatan SD. Bahkan sebagian sama sekali tidak tamat SD, sedangkan kehidupan atau perekonomiannya petani ladang berpindah ini sangat sederhana dilihat dari perumahannya dan kehidupan sehari-hari yang hanya mengkonsumsi sayuran sedangkan untuk lauknya hanya dapat dikonsumsi dua kali dalam seminggu karena keterbatasan pendapatan dalam perminggu.

Selanjutnya untuk menjaga keseimbangan lingkungan, bagi anggota masyarakat di daerah pedesaan sistem pertanian yang menggunakan pengistirahatan lahan sebagai hal yang utama dalam menjaga produktivitas. Sistem perladangan dikerjakan hanya 1–2 tahun

(4)

dalam penanaman yang kemudian dilanjutkan dengan periode istirahat lahan yang panjang (Lahaji, 2001).

Kegiatan berladang dilakukan dengan cara menebang pohon-pohon di hutan, kemudian setelah kering dibakar. Sisa-sisa pohon yang tidak terbakar dibersihkan, kemudian ditanami langsung tanpa mengolah tanah karena sngat gambur.

Demikina pula pemupukan tanah tidak diperlukan karena tanahnya masih subur.

Setelah ditanami dua atau tiga tahun, kesuburan tanah akan jauh berkurang.

Penduduk kembali melakukan penebangan hutan baru, dan membakarnya kembali untuk dijadikan ladang yang baru pula, sedangkan ladang yang lama ditinggalkan begitu saja, dan akhirnya berkembang menjadi alang-alang dan tanah menjadi tandus.

Penduduk membuka hutan dengan cara ditebas dan di tebang dengan menggunakan alat seperti kapak dan parang, kemudian dibakar dan dibersihkan langsung ditanami sesuai dengan perencanaan petani. Hasil pertama umumnya sangat baik, tetapi setelah ditanami dua atau tiga kali hasilnya semakin berkurang. Akhirnya tempat itu ditinggalkan dengan mencari daerah baru proses macam itu dilakukan berturut-turut dan akhirnya kembali kebagian hutan pertama yang dulu telah ditinggalkan tadi. Sebab hutan pertama itu sudah ditumbuhi kembali dan telah jadi hutan kembali (hutan sekunder) dan petani itu membukanya lagi untuk digunakan bagi pertanian (Bakaruddin, 2012).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang sistem pertanian yang dilakukan oleh masyarakat tani di kenagarian Languang kabupaten Pasaman dengan judul “Profil Petani Ladang Berpindah Di Jorong IV Simamonen Mudik Kenagarian Languang Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pasaman “

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data atau informasi dan menganalisis data secara mendalam tentang Profil Petani Ladang Berpindah Di Jorong IV Simamonen Mudik Kenagarian Languang Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pasaman.

METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan masalah dan tinjauan penelitian yang dikemukaan pada bagian terdahulu maka penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan kajian terhadap profil petani ladang berpindah di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kabupaten Pasaman. Hal ini senada dengan pendapat Moleong (2010) bahwa penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami objek oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan pemanfaatan berbagai metode ilmiah.

Penelitian ini dilakukan di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman.

Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa di kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman masih ada lahan yang belum dibuka seehingga banyak terdapat orang yang melakukan ladang berpindah. Kondisi ini menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana petani tersebut dalam melakukan ladang berpindah, oleh karena itu diperlukan suatu kajian yang akan dapat mengungkapkan bagaimana profil petani ladang berpindah di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kabupaten Pasaman. Informan penelitian ini adalah masyarakat petani ladang berpindah di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten

(5)

Pasaman.teknik atau cara penentuan informan dalam penelitian ini adalah dengan teknik snowball atau bola salju yaitu pengambilan informan mulai dari satu menjadi makin lama makin banyak tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya (Moleong, 2010).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer adalah data yang berasala dari informasi yang dikumpulkan melalui wawancara dan data skunder berasalal dari Wali Nagari dan Jorong.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti data primer yang diperoleh melalui teknik wawancara dengan responden langsung agar kebenarannya dapat terjaga, maka alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kertas, pena/spidol dan kamera.

Teknil analisis data ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 1984) :

1. Reduksi data (data reduction), yaitu dengan cara merangkum dan memilih hal-hal pokok yang penting kemudian disusun secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dikendalikan.

2. Penyajian data (data display), yaitu dengan memuat berbagai tabel dari seluruh data yang diperoleh, sehingga lebih mudah untuk menganalisis data yang diperoleh.

3. Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing/verification), yaitu penarikan kesimpulan data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dengan kata-kata dan kalimat- kalimat yang dapat dimengerti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasrkan hasil penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :

Pertama : hasil penelitian bahwa pengelolaan yang dilakukan petani ladang berpindah belum maksimal, sebelum membuka lahan ada perencanaan yaitu dengan memilih lokasi yang dianggap subur, karena masyarakat disini mengelola ladang tersebut hanya membersihkan rumput- rumput yang tumbuh dengan cara ditebas dengan menggunakan alat yang sederhana seperti parang dan cangkul. Rumput yang dibersihkan tersebut lalu ditumpukan, Sedangkan pemupukan terhadap tanaman tersebut tidak dilakukan dan sejenis obat tanaman lainnya karena modal maupun biaya yang tidak mencukupi, petani hanya mengharapkan kesuburan tanah tanpa adanya masukan yang diberikan terhadap tanaman. Selanjutnya mengunjungi ladang tersebut hanya dilihat pada siang hari karena jarak dari tempat pemukiman sangat jauh membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak dapat dilihat pda malam hari. Untuk menempuh jarak tersebut dilalui dengan jalan kaki dengan waktu 1-2 jam.

Sesuai dengan pendapat (Arifin, 2001) Pengelolaan adalah bentuk dan proses pemeliharaan yang dilakukan secara terus–

menerus dan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan produksi dan jasa yang diharapkan, akan tetapi tidak mengurangi fungsi hutan dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang tidak di inginkan.

Kedua : Pendapatan yang dihasilkan bagi petani ladang berpindah ini hanya dapat memenuhi kebutuhannnya saja menjelang panen berikutnya, karena seluas apapun lahan yang dibuka sedangkan pengelolaan tidak baik maka tidak menghasilakan pendapatan yang diharapkan, dari pendapatan yang dihasilkan hanya dapat memenuhi kebutuhan tanpa ada sisa yang akan ditabung untuk keperluan biaya

(6)

pendidikan maupun keperluan yang lain, ini merupakan gambaran pendapatan petani yang melakukan sistem ladang berpindah yang menghasilkan pendapatan rata-rata Rp.

600.000-700.000 perbulan dari pendapatan yang sedikit akan dihabiskan pula dalam waktu yang singkat jadi istilah pendapatan masyarakat disini adalah dicari sehari dan dihabiskan sehari pula begitulah seterusnya yang dilakukan masyarakat di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman.

Namun pendapatan yang hanya pas-pasan tidak dapat dipertahankan karena meningkatnya kebutuhan sehingga pendapatan bukan hanya untuk dikonsumsi.

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan (Dyckman, 2002) bahwa Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada pola kuantif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Secara garis besar, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Ketiga : status kepemilikan tanah Berdasarkan hasil penelitian bahwa masyarakat yang melakukan ladang berpindah mempunyai luas lahan sekitar 0.5-1 ha per keluarga tanah ini dihasilkan dari pemberian orang tua dan tanah yang dibeli dari orang lain. Apabila masyarakat tidak memiliki lahan maka berhak membuka lahan baru yang belum pernah dibuka oleh orang lain. Lahan yang dibuka tersebut maka dia berhak memiliki lahan seluas yang dibuka. Akan tetapi yang berhak memiliki lahan yang dibuka tersebut harus yang ada kaitan dengan masyarakat yang tinggal pada daerah jorong IV Simamonen

Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman.

Penjelasan diatas juga sependapat dengan teori (Soedikno, 2005) kepemilikan tanah pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk menggunakan tanahnya sesuai dengan macam hak atas tanahnya, misalnya wewenang pada tanah Hak Milik adalah dapat untuk kepentingan pertanian dan atau mendirikan bangunan.

Ke empat : motivasi petani yang melakukan ladang berpindah di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman karena pendidikan yang sangat rendah sehingga masyarakat disini hanya mengikuti pekerjaan yang dilakukan secara turun temurun, Hal ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, disamping itu orang disini juga termotivasi pindah dari ladang sebelumnya karena ladang yang diolah tersebut tidak subur dan pertumbuhan tanaman lambat sehingga menghasilkan lebih sedikit dari sbelumnya sehingga dan perlu pindah ketempat yang lain untuk mencari lahan baru yang menurutnya subur. Selama pembukaan lahan sampai panen ladang ini tidak ada dilakukan pemupukan maupun obat untuk tanaman karena biaya yang tidak mencukupi untuk pemberian pupuk tersebut.

Penjelasan diatas juga sependapat dengan teori (Handoko, 2001) Motivasi merupakan dorongan dari dalam seseorang maupun dari luar dirinya. Faktor pendorong yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan social, menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun demikian, dibalik dari tujuan yang tidak langsung tersebut, orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa menggantungkan hidupnya kepada perusahaan dengan menerima upah atau gaji

(7)

dari hasil kerjanya itu. Jadi pada hakekatnya orang bekerja, tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai kesimpulan:

1. Petani ladang berpindah melakukan pengelolaannya dengan cara membersihkan rumpu-rumput yang tumbuh agar tidak mengganggu tanaman dengan menggunakan alat yang sederhana seperti: cangkul dan parang dan petani mengunjungi ladang tersebut 4-5 hari perminggu.

Petani ladang berpindah ini kurang maksimal dalam pengelolaannya, karena pemupukan dan sejenis pengobatan tanaman lainnya tidak dilakukan karena modalnya tidak mencukupi untuk melakukan pemupukan tersebut.

2. Petani ladang berpindah mendapat penghasilan berkisar Rp 600.000- 700.000 perbulan. Karena kebutuhan keluarga meningkat maka Pendapatan yang dihasilkan petani ini hanya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya saja.

Penghasilan tersebut hanya setengah dari UMR kabupaten Pasaman, Sedangkan upah maksimum regional (UMR) kabupaten Pasaman adalah Rp.

1.300.000

3. Petani yang melakukan ladang berpindah yaitu masyarakat yang tinggal di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman. Sistem pertaniannya dengan membuka lahan sendiri atau lahan yang diberikan orang tua dan ada juga petani tersebut membuka lahan yang

belum pernah dibuka oleh orang lain.

Orang yang membuka lahan ini akan berhak memiliki lahan yang dibuka.

Akan tetapi yang bisa membuka lahan pada daerah ini yaitu harus ada kaitannya dengan orang yang bertempat tinggal di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman.

4. Motivasi petani yang melakukan ladang berpindah di jorong IV Simamonen Mudik kenagarian Languang kecamatan Rao Utara kabupaten Pasaman karena pendidikan yang sangat rendah sehingga masyarakat disini hanya mengikuti pekerjaan yang dilakukan secara turun temurun, pendapatan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, disamping itu orang disini juga termotivasi pindah dari ladang sebelumnya karena ladang yang diolah tersebut tidak subur.

Selama pembukaan lahan sampai panen ladang ini tidak ada dilakukan pemupukan maupun obat untuk tanaman karena biaya yang tidak mencukupi untuk pemberian pupuk tersebut.

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang di kemukakan diatas maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Melihat petani yang melakukan ladang berpindah yang tidak dapat mengangkat kehidupannya meningkat atau lebih sejahtera. Disarankan kepada masyarakat agar memilih pekerjaan yang lebih sejahtera dan meninggalkan sistem pertanian ladang berpindah.

2. Kepada pemerintah melalui instansi terkait agar dapat memperhatikan daerah-daerah yang terpencil. Sehingga petani ladang berpindah dapat

(8)

melakukan sistem pertanian yang dikelola dengan baik dan menghasilkan pendapatan yang maksimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan sebagai pedoman /bahan rujukan yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca dan peneliti sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Afdhal, dayu maida.2014.Persepsi Masyarakat Tentang Pekerja Buruh Tani Dikenagarian Tanah Bekali Indrapura Kecamatan Air Pura Kabupaten Pasisir Selatan. Skripsi.

STKIP PGRI SUMBAR

Amda, Hull (1997) tingkat perkembangan distribusi pendapatan. RT Jakarta Arief, Arifin. 2001. Hutan Dan Kehutanan.

Yogyakarta:Kanisius.

Bakaruddin.2012.Pengantar Geografi Desa Dan Kota.Padang:unp press.

Benyamine.2009.sistem pertanian ladang berpindah sumatera utara.diakses 12 maret 2015

Bungin,Burhan. 2004.Metodologi Penelitian Kualitatip. Surabaya:kencana.

Fawnia.2004. Keadaan Ekologis Hutan dan Lahan Bekas Ladang (reuma) di Kawasan Adat Baduy.Bandung. Hamalik,Oemar.2001.Proses Belajar

Mengajar.Bandung:PT Bumi Aksara

Hamit,Hamrat.2007.Pengawasan Industri Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan.Jakarta:granit.

Handoko, 2001. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Kanisius. Yogyakarta.

Handoko.Pengaruh konflik organisasi terhadap motivasi kerja karyawan.

Majid, abdul.2013.Strategi Pembelajaran.

Bandung :Rosdakarya.

Moleong.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:Alfabeta

Mustamant,Mugy.2013.Kamus geografi.Bandung.Titian Ilmu

Nolinda nada Kristi. 2014 . Profil sosial ekonomi penyelam lokan (polymesoda) di kenagarian inderapura barat kecamata pancul soal kabupaten pesisir selatan.skiripsi STKIP PGRI SUMBAR

Retno. 2010. Motivasi Petani Dalam Budidaya Tanaman Mendon(Fimbristylis ) Di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.Skripsi.Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Soemarwoto, Otto. 2008. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. Jakarta :Djambatan Soemarwoto.2005.Menyinergikan

Pembangunan Dan

Lingkungan Telaah Kritis Begawan

Lingkungan.Semarang:Supriha ntono.

Sabran.Status Kepemilikan Tanah Masyarakat Dalam Kawasan Budidaya Kehutanan Di Kampung Terajuk Kecamatan Nyuatan Kabupaten Kutai Barat.

Suratno. Ilmu akutansi.2004.

Sheraden, (2006) dasar-dasar ilmu ekonomi.

Rineka cipta Jakarta.

Sugiyono.2010.MetodePenelitianKuantitatif Dan Kualitatif. Bandung:Alfabeta.

Yenni Melida. (2013) Prilaku Petani Ladang Berpindah Di Kenaarian Rabi Jonggor Kabupaten Pasaman Barat. Skiripsi. STKIP PGRI SUMBAR

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilaksanakan di Jorong Pasie Kenagarian Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, peneliti mendapatkan hasil: Strategi ekonomi yang

220.000 perhari, sedangkan menggunakan mesin comsheller biaya yang dikeluarkan adalah Rp 200 perkg sedangkan dengan manual Rp 1000 perliter, 2 waktu yang dibutuhkan sedikit kalau