PROFIL PUS MUDA USIA (15-19) DALAM KEIKUTSERTAAN PROGRAM KB, DI KAMPUNG KAYU GADANG TANGAH, NAGARI KOTO NAN TIGO
UTARA SURANTIH, KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
JURNAL
PENI SISRINAWATI 10070116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2014
PROFIL PUS MUDA USIA (15-19) DALAM KEIKUTSERTAAN PROGRAM KB, Di KAMPUNG KAYU GADANG TANGAH, NAGARI KOTO NAN TIGO
UTARA SURANTIH, KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh:
Peni Sisrinawati* Yulkardi * Nilda Elfemi *
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat*
Dosen Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatra Barat**
ABSTRACT
This study aimed to obtain information, analyze and discuss data on EFA Young Age (15-19) In the participation of family planning programs, in Kampung Kayu Tangah Tower, Nagari Koto Nan Tigo Surantih Northern, District Sutera South Coastal District. Marriage is a bond that acral and noble to regulate family life in order to establish a happy family based on one supreme divinity. In the village of Wood Tower Tangah pretty much going wedding Younger age and use of family planning after marriage because fear can not take care of the child, because of the economy and are on their own volition.
The theory used in this study is the social action proposed by Max Weber selection of informants through purposive sampling of informants is withdrawal deliberately chosen by the researcher. Research methods of observation, interviews and documents. Data is tested using triangulation of data, the data were analyzed with an interactive model that consists of data reduction, data
presentation and conclusion.
The results of this study that addressed: 1. Knowledge pussy young age (15-19) about modern contraception and contraception is desired. 2. Peferensi gender and number of children desired by young pussy age (15-19). 3. Continuity Pus young (15-19) in the use of contraceptives.
Keywords: young pussy age 15 to 19 and the involvement of family planning programs.
Pendahuluan
Keluarga Berencana merupakan suatu upaya untuk menjarangkan kelahiran dan menghentikan kehamilan, bila ibu sudah melahirkan anak yang banyak. Salah satu program KB adalah dengan menggunakan kontrasepsi.
Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula permanen (Prawihardjo, 2003:9).
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai.
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang (Notoatmodjo, 2010:34)
Pada setiap kunjungan ibu Pasangan Usia Subur (PUS) yang
datang dikampung kayu gadang tangah adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ingin mendapatkan alat kontrasepsi suntik. Banyak Pasangan Usia Subur (PUS) kesulitan dalam memilih metode kontrasepsi. Dimana mereka harus menimbang berbagai faktor antara lain status kesehatan mereka, efek samping biaya, konsekwensi dalam kehamilan yang tidak diinginkan, dan norma budaya yang mereka anut. Banyak akseptor yang mengeluh karena memakai alat kontarasepsi suntik dapat menyebabkan berat badan meningkat, haid yang tidak teratur, bahkan terdapat flek-flek hitam diwajah. Informasi tentang alat kontrasepsi yang kurang, yang didapatkan juga dapat mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam memilih alat kontrasepsi.(Sri maryani,2010:31)
Usia reproduksi punya potensi meningkatkan jumlah penduduk, semakin muda seseorang menikah, semakin besar potensi seseorang punya peluang untuk memiliki keturunan (meningkat jumlah penduduk). Pada tahun 2011-2014 jumlah wanita usia subur di kampung
kayu gadang yang berada dalam usia (15-19 tahun) adalah 28 orang dari seluruh mengikuti program KB di Kampung Kayu Gadang Tangah.
Menurut observasi 11-12 Juni dinyatakan dari seluruh PUS yang menikah 94 berusia 15-19. Jadi pasangan usia muda menggunakan KB sebagai alat tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Rusmiati, 2013:81)
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Profil PUS Muda Usia (15-19) Dalam Keikutsertaan Program Keluarga Berencana.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif (Bungin, 2003:53). Dengan tipe deskriptif (Bungin, 2011: 157).
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana PUS muda usia (15-19) yang mengikuti
program KB di Kampung Kayu Gadang Tangah. Jumlah informan dalam penelitin ini adalah 10 orang yaitu perempuan.
Teknik penarikan informan dalam penelitian ini adalah purposive samling (Afrizal, 2005:66). Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara mendalam (Sugiyono, 2012 :74).
Hasil dan Pembahasan
A. Pengetahuan PUS Muda Usia (15-19) Tentang Kontrasepsi Modern
1. Kontrasepsi Suntik
Menurut asumsi peneliti, bahwa banyaknya pasangan usia muda yang memilih kontrasepsi suntik. Pada umumnya pasangan usia muda menggunakan kontrasepsi suntik karena pemakaiannya yang praktis, hanya melakukan suntik satu kali sebulan atau tiga kali sebulan dan tidak perlu diingat setiap hari seperti alat kontrasepsi lainnya, serta harganya yang murah sehingga pasangan usia muda lebih banyak menggunakan kontrasepsi suntik dari pada kontrasepsi lainnya.
2. Pil KB
Wanita banyak yang datang ke klinik KB dan memilih pil, sebagai kontrasepsi, oleh karena cara pemakaiannya yang sangat mudah, yaitu hanya meminum pil setiap hari tanpa berhenti.
3. Kondom
Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut.
B. Preferensi Jenis Kelamin dan Jumlah Anak Yang diinginkan Oleh PUS Muda Usia (15-19) 1. Jumlah Anak Yang diingikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata jumlah anak yang diinginkan oleh informan adalah 2 lelaki dan 2 perempuan.
C. Keberlansungan PUS Muda Dalam Menggunakan Alat
Kontrasepsi Yang dipakai Saat ini 1.Suntik KB
Sangat banyak perempuan yang mengikuti program keluarga berencana (KB) suntik karena diizinkan oleh suaminya. Hal ini bisa dinilai upaya peningkatan pertumbuhan penduduk, karena minat KB dikalangan suami sendiri
masih rendah, jika melihat kepesertaan KB, maka akan ditemui ketimpangan gender yang besar sevagian besar peserta KB didominan oleh kaum ibu. Pil KB
Pasangan usia subur banyak yang datang ke klinik KB dan memilih pil, sebagai kontrasepsi, oleh karena cara pemakaiananya yang sangat mudah, yaitu hanya meminum pil setiap hari tanpa berhenti.
2. Pil KB
Pasangan usia subur banyak yang datang ke klinik KB dan memilih pil, sebagai kontrasepsi, oleh karena cara pemakaiananya yang sangat mudah, yaitu hanya meminum pil setiap hari tanpa berhenti.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan di lapangan yang dilengkapi dengan rata-rata tertulis, skripsi yang relevan dengan penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan program KB ini merupakan sebagai ajang dalam upaya meningkatkan dan menambah pengetahuan kader. Keberadaan keluarga
berencana adalah upaya dalam mengatur tentang tumbuh kembangnya kelahiran anak, jarak dan usia ideal ibu melahirkan.
Peran kader maupun bidan dalam menggerakkan seluruh warga masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan program keluarga berencana untuk kepentingan keluarga masing-masing dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia.
2. Prenferensi jumlah anak di dunia ini memang menunjukan kecenderungan untuk lebih menyenangi kelahiran anak laki-laki, dibandingkan anak perempuan.
3. Keberlangsungan ber KB dalam program keluarga berencana sangat banyak karena program keluarga berencana ini sangat cocok sekali dengan menggunakan alat kontrasepsi suntik dan pil KB.
Daftar Pustaka
Afrizal, 2005. Pengantar metode kualitatif. Padang:
Laboratorium Sosiologi FISIP Unand.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitataif.
Rajawali Press.
Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitataif.
Rajawali Press.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Sri, Maryani. 2007. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Sugiyono. 2012. Memahami
Penelitian Kualitatif.
Bandung: Ifabeta, CV.