• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROGAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM "

Copied!
71
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para praktisi dalam mengatasi permasalahan khususnya yang berkaitan dengan implementasi keuangan mikro.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Proses penelitian kualitatif diawali dengan suatu masalah yang biasanya khusus dan khusus diteliti, yang akan muncul ke permukaan tanpa maksud menggeneralisasikannya. Proses penelitian kualitatif memiliki masa yang dilakukan secara iteratif sehingga keadaan yang sebenarnya terungkap secara cermat dan utuh. Jika metode penelitian kuantitatif dapat memberikan gambaran tentang populasi secara umum, maka metode penelitian kualitatif dapat memberikan gambaran yang spesifik tentang suatu kasus secara mendalam.

Dengan kata lain, metode penelitian adalah cara memperoleh pengetahuan atau masalah yang datanya berupa rangkaian kalimat atau cerita. Penelitian kualitatif berguna untuk memperoleh temuan tak terduga dan membangun kerangka teori baru. Penelitian kualitatif biasanya mengupayakan data verbal yang lebih mewakili fenomena daripada data persentase dan angka genap yang meremehkan keseluruhan fenomena.

Dengan penelitian kualitatif ini, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relatif luas, yang memungkinkan penelitian diorganisasikan, dikritisi, dan lebih menarik diklasifikasikan melalui penelitian kualitatif. Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami fenomena dari perspektif partisipan, konteks sosial dan kelembagaan, sehingga pendekatan kualitatif pada umumnya bersifat induktif.

Sistematika pembahasan

LANDASAN TEORI

Pengertian Bank Syariah

Menurut ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000, Pasal I, bank syariah adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, yang melakukan kegiatan usaha kegiatan berdasarkan hukum Islam, termasuk badan usaha Syariah dan cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah Islam. Adapun yang dimaksud dengan unit usaha syariah adalah unit kerja pada kantor pusat bank konvensional yang bertindak sebagai kantor pusat dari kantor cabang syariah. Kedua, dari segi struktur organisasi, bank syariah boleh saja memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, namun yang membedakannya adalah bank syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional dan produk perbankan, sehingga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. . Syariah Islam.

Dari segi etika, shiddiq (jujur), amanah (terpercaya), fathanah (cerdas) dan tabliq (bersahabat, komunikatif, terbuka) harus menjadi dasar setiap tindakan pelaku perbankan syariah. Oleh karena itu, perbankan syariah adalah perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam. Asas ini menjadi dasar dan acuan dalam mengatur hubungan antara perbankan dengan pihak lain dan dalam upaya menghimpun dan menyalurkan dana serta kegiatan perbankan syariah lainnya.

Sistem perbankan syariah menawarkan fungsi dan layanan yang sama dengan sistem perbankan konvensional meskipun terkait dengan prinsip-prinsip Islam. Prinsip syariah dalam perbankan syariah adalah perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lain yang sesuai dengan Islam.

Produk-produk Bank Islam

Dalam prinsip menabung dikenal dengan istilah Al-Wadi’ah, yang berarti suatu perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dimana penitip bersedia untuk menyimpan dan menjaga barang yang dititipkan kepadanya untuk dipelihara. Prinsip ini berkembang dalam bentuk produk simpanan yaitu: Giro, Wadi'ah dan Tabungan Wadi'ah. Keempat, prinsip sewa (Ijarah), yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang memperbolehkan penyewa untuk menggunakan barang dengan membayar sewa sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Kelima, prinsip pemungutan retribusi, yang dapat dibagi menjadi empat; (a) Al-kafalah, yaitu jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak tertanggung lainnya. Al-joalah, akad pihak pertama menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua untuk melakukan suatu bisnis atau tugas. Murabahah, berasal dari kata ar-ribhu, adalah transaksi jual beli dimana pihak bank menyatakan besarnya keuntungan.

Dalam hal murabah atas dasar pesanan, bank membeli barang sesuai dengan pesanan nasabah dan dapat mengikat atau tidak mengikat untuk pembelian barang pesanan (bank dapat meminta nasabah untuk membayar di muka untuk pembelian). ). Dalam jual beli yang normal, misalnya seseorang ingin membeli barang tertentu dengan spesifikasi tertentu, sedangkan barang tersebut tidak tersedia pada saat pemesanan, maka penjual akan mencari dan membeli barang sesuai dengan spesifikasinya, lalu menjualnya kepada pelanggan. Dasar jual beli murabah sebagai perbuatan hukum yang berimplikasi pada perpindahan hak atas suatu barang dari penjual kepada pembeli adalah Al-Quran, Sunnah dan Ijma.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan perbuatan yang kamu sukai di antara kamu. Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berpisah seperti orang yang dirasuk syaitan disebabkan (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka adalah kerana mereka mengatakan (berpendapat) bahawa jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Orang-orang yang telah mendapat larangan dari Tuhannya, kemudian melarang (mengambil bunga), maka baginya apa yang diambilnya sebelumnya (sebelum datang larangan); dan urusannya (diserahkan kepada) Allah. Rukun jual beli muraba ini sama dengan jual beli pada umumnya, ada penjual, pembeli, barang yang dijual, harga dan akad atau ijab yang diberikan. Prinsipnya, jika syarat pada pesanan pertama, keempat, dan kelima tidak terpenuhi, maka pembeli memiliki pilihan sebagai berikut: (6) Melanjutkan pembelian apa adanya. 7) Mengembalikan kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual, dan.

Pembiayaan

  • Pengertian pembiayaan
  • Fungsi pembiayaan
  • Pembiayaan Mikro

PEMBAHASAN

Sejarah Bank BRI Syariah KCP Pringsewu

Visi dan Misi BRI Syariah KCP Pringsewu

Struktur Organisasi

Produk-produk BRI Syariah KCP Pringsewu

Hasil Penelitian

PENUTUP

Saran

BRI Syariah kepada KCP Pringsewu agar lebih berhati-hati dalam menggunakan akad yang sesuai dengan labelnya. Jika menggunakan akad wakalah, isi dulu akad wakalah kemudian akad murabahah agar calon nasabah dapat membedakan antara bank konvensional dan bank syariah.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai peran agunan dalam peningkatan nominal pembiayaan pada produk mikro 75iB di BRI Syariah KCP Sribhawono dapat diperoleh kesimpulan bahwa