• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440H/2019

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440H/2019"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

Dalam pembiayaan mikro 75iB, bank membutuhkan jaminan/agunan bagi nasabah yang akan menjadi penanggung jawab pembiayaannya Fungsi jaminan/agunan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kepercayaan bank kepada nasabah untuk mengembalikan pembiayaannya. Namun dalam prakteknya, jaminan/agunan selain untuk meningkatkan kepercayaan bank kepada nasabah, jaminan/agunan juga berperan dalam menentukan nominal pembiayaan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peranan agunan dalam pembiayaan murabahah. pada produk mikro 75iB di BRI Syariah KCP Sribhawono. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi Wawancara dilakukan kepada nasabah Micro Account Officer (AOM), PINCAPEM, BRI Syariah KCP Sribhawono.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjaminan/agunan dalam pembiayaan di BRI Syariah KCP Sribhawono memiliki peranan penting dalam pembiayaan, selain dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan bank kepada nasabah atas pengembalian pembiayaannya, agunan juga berperan dalam menentukan besar kecilnya pembiayaan. pembiayaan nominal. hal ini dikarenakan untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dan bertujuan untuk dapat mengembalikan pembiayaan ketika terjadi default.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Pertanyaan Penelitian
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Penelitian
    • Manfaat Penelitian
  • Penelitian Relevan
  • Peranan
  • Agunan
    • Pengertian Agunan
    • Landasan Hukum Agunan

Diantara berbagai produk dan layanan yang ditawarkan oleh BRI SyariahKCP Sribhawono, salah satunya adalah 75iB Microfinance. Sehubungan dengan pertanyaan penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran agunan dalam pembiayaan murabahah untuk produk mikro 75iB di BRI SyariahKCP Sribhawono. Penelitian tesis ini dilakukan pada tahun 2017 oleh Kurniati Muharom Amir, mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dengan judul “Peran Asuransi Dalam Mengatasi Problematic Microfinance di BRI Syariah KCP Metro”.

Pada penelitian yang akan peneliti lakukan akan lebih ditekankan pada peran agunan dalam meningkatkan nominal pembiayaan menjadi mikro 75 iB di BRI SyariahKCP Sribbhawono.

ﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ

ﺎﮭﻨﻋ ﷲ ﻰﺿر ﱠﻰِﺒﱠﻨﻟا ﱠنَأ

Fungsi Agunan

Persamaan penjaminan pada bank syariah dan konvensional adalah adanya penjaminan dalam kredit atau pembiayaan, jika terjadi wanprestasi akan dilakukan beberapa tahap, jika tahap gagal maka jaminan akan dijual untuk melunasi hutang nasabah. Perbedaan utama antara bank syariah dan bank konvensional adalah bahwa jaminan pada bank syariah masih dimiliki sepenuhnya oleh nasabah, sedangkan bank konvensional sementara menjadi milik bank sampai nasabah melunasi kreditnya11. 12 First way out merupakan sumber pembayaran yang berasal dari kelayakan usaha dan berdasarkan arus kas perusahaan.

Jaminan kredit atau pembiayaan dalam bentuk agunan substansial berlaku sebagai resor kedua 13. Sebagai resor kedua, penjualan atau eksekusi agunan hanya dilakukan jika debitur tidak memenuhi kewajibannya melalui resor pertama.

Jenis-Jenis Agunan

Jaminan berwujud adalah barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti tanah, bangunan, kendaraan, mesin atau peralatan, barang dagangan, tanaman/kebun/sawah, dan lain-lain. Jaminan yang berbentuk orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit macet, maka yang memberikan jaminanlah yang menanggung resiko. Nilai suatu jaminan biasanya dilihat dari harga pasar yang berlaku pada hari itu atau harga kedua yang berlaku.

Dalam menentukan nilai suatu agunan, diperlukan perhitungan agar barang yang dijadikan agunan dapat menjamin pembiayaan jika di kemudian hari timbul masalah. Menurut Hasibuan, penjaminan yang diberikan merupakan langkah manajemen dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Hal ini dikarenakan karakter dan kapasitas seseorang dapat berubah sewaktu-waktu tergantung situasi yang dialami nasabah, sehingga dalam mengurangi risiko suatu barang jaminan dapat dijadikan sebagai syarat sekunder yang mampu membackup risiko yang mungkin terjadi di masa depan. masa depan.

Artinya jaminan memiliki nilai ekonomi yang lebih besar dari plafon pembiayaan yang diterimanya sampai dengan akhir pelunasannya. Jaminan tersebut memiliki nilai likuiditas yang tinggi artinya jika terjadi masalah di kemudian hari, jaminan tersebut dapat dilunasi dalam waktu dekat. Nilai agunan setelah dikurangi penyusutan masih memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pembiayaan yang diterima atau sisa pembiayaan yang belum dibayar/dibayar.

Jaminan memiliki nilai pasar yang tinggi, jika terjadi masalah jaminan dapat dijual dengan harga pasar yang lebih tinggi dari plafon pembiayaan. Penilaian jaminan dilakukan oleh bank dalam rangka meningkatkan kepercayaan bank kepada nasabah atas jaminan yang diberikan oleh nasabah yang akan melakukan pembiayaan.

Pembiayaan Mikro

  • Pengertian Pembiayaan Mikro
  • Prinsip –Prinsip Pemberian Pembiayaan
  • Fungsi dan Tujuan Pembiayaan
  • Jenis-Jenis Pembiayaan

Sebelum pinjaman atau pinjaman diberikan, bank harus dapat mempercayai bahwa pinjaman atau pinjaman itu benar-benar akan dikembalikan. Adanya kredit atau pembiayaan dapat meningkatkan kemanfaatan uang, artinya jika uang hanya disimpan di rumah tidak akan membawa sesuatu yang berguna. Dengan memberikan kredit atau pembiayaan, uang menjadi berguna untuk produksi barang atau jasa oleh penerima kredit atau pembiayaan.

Kredit atau pembiayaan yang diberikan bank akan dapat dimanfaatkan oleh debitur untuk mengolah barang yang tadinya tidak berguna menjadi berguna. Kredit atau keuangan juga dapat meningkatkan atau memperlancar arus barang dari satu daerah ke daerah lain, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu daerah ke daerah lain meningkat, atau kredit atau keuangan juga dapat meningkatkan jumlah barang yang beredar. Pemberian kredit atau pembayaran dapat dikatakan sebagai sarana stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit atau pembiayaan akan menambah jumlah barang yang dibutuhkan masyarakat.

Pinjaman atau pembiayaan juga dapat membantu dalam ekspor barang dari negara ke luar negeri dan dengan demikian meningkatkan devisa negara. Hal ini dapat meningkatkan semangat usaha penerima kredit atau pembiayaan, terutama di kalangan nasabah dengan modal rata-rata. Semakin banyak kredit atau pembiayaan yang disalurkan semakin baik, terutama dalam hal peningkatan pendapatan.

Jika pinjaman atau pembiayaan membangun pabrik, maka kemungkinan besar pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit atau pembiayaan yang disalurkan dari sektor perbankan akan semakin baik, mengingat semakin banyak kredit atau pembiayaan berarti mengucurkan dana untuk meningkatkan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil.

Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

  • Sifat Penelitian

Sumber Data

Berdasarkan uraian di atas, maka sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan secara sistematis peran agunan dalam meningkatkan nominal pembiayaan produk mikro 75iB di BRISyariah KCP Sribhawono. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen 7 Data sekunder juga dapat dikatakan sebagai data material atau pelengkap dari data primer. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku agunan dan pembiayaan yang terdiri dari, Muhammad Syafi'I Antonio, Islamic Banks From Theory to Practice, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), Kashmir, Banks and Institutions of Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), H.

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), Muhammad, Permasalahan dan Prospek Pengembangan Perbankan Syari'ah di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005) dan dokumen-dokumen dari perbankan terkait penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Teknis Analisis Data

Profil BRI Syariah KCP Sribhawono

  • Sejarah berdirinya BRI Syariah KCP Sribhawono
  • Visi dan Misi BRI Syariah KCP Sribhawono a. Visi Bank BRI Syariah KCP Sribhawono adalah: 4
  • Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Sribhawono
  • Produk Pembiayaan Mikro 75iB BRI Syariah KCP Sribhawono Pembiayaan Mikro 75iB merupakan produk khusus untuk

BRI Syariah bersinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang menggunakan jaringan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sebelah Timur : Bank Mandir b. Sebelah Barat : Warga c. Sebelah Utara : Pemakaman d. Sebelah Selatan : Jl. Ir. Suratmin. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan bagaimana berbagai fungsi atau kegiatan dikoordinasikan.

Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan, garis komando dan pelaporan. Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berlangsung dalam sistem operasional perbankan di cabang-cabang dan mengawasi semua sektor. Merencanakan, mengkoordinasikan dan memastikan kegiatan unit mikro Syariah untuk memastikan pencapaian target anggaran yang efektif dan efisien.

Memasarkan pembiayaan sesuai dengan ketentuan pembiayaan konsumen dengan tujuan yang telah ditetapkan, melakukan proses pembiayaan baru dan perpanjangan, termasuk analisis kualitatif secara detail, mempersiapkan kelengkapan dan keabsahan dokumen pembiayaan dan mengusulkan pembiayaan kepada panitia pembiayaan untuk mendapatkan keputusan, mengelola kekuatan pembiayaan wali asuh yang menjadi tanggung jawabnya dan menjaga kualitas pembiayaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Layanan nasabah untuk transaksi setor tunai, tarik tunai dan non tunai serta transaksi lainnya sesuai aturan yang telah ditetapkan untuk mencapai service excellence. Produk Pembiayaan Mikro 75iB KCP BRI Syariah Sribhawono 75iB Pembiayaan Mikro adalah produk khusus untuk Pembiayaan Mikro 75iB adalah produk khusus untuk pengusaha, baik perorangan maupun badan usaha yang tidak berbadan hukum, dengan total eksposur seluruh produk pembiayaan mikro 75iB maksimal sebesar 75 juta per nasabah dengan tujuan pembiayaan usaha produktif.

Untuk bank di microfinance 75iB, akad yang cocok adalah akad murabahah, karena bank berkeyakinan akad murabahah lebih mudah diterapkan di microfinance yaitu pembiayaan untuk perolehan barang untuk modal kerja atau pengembangan usaha. Akad wakalah digunakan oleh bank dalam keuangan mikro karena bank mewakili nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan nasabah sendiri.

Analisis Peran Agunan Dalam Meningkatkan Nominal Pembiayaan Agunan merupakan unsur yang penting dalam pembiayaan, karena

Untuk produk yang menggunakan agunan, perhitungan plafon pendanaan maksimum juga memperhitungkan rasio funding to value (FTV), yaitu perbandingan antara plafon pendanaan yang akan diberikan dengan nilai pasar dari agunan/jaminan yang diberikan. Di BRI Syariah KCP Sribhawono berlaku ketentuan tertentu dalam penggunaan agunan/jaminan khususnya untuk 75iB Microfinance. BRI Syariah KCP Sribhawono mensyaratkan agunan/agunan harus bernilai lebih besar dari nilai plafon pembiayaan yang diajukan.

9Hasil wawancara dengan Pak E selaku Micro Accounts Officer (AOM) BRI Syariah KCP Sribhawona, 3 Januari 2019. Berdasarkan wawancara dengan Pak T selaku nasabah BRI Syariah KCP Sribhawona yang baru bergabung kurang lebih 1 tahun . Pada dasarnya penilaian asuransi dilakukan oleh BRI Syariah KCP Sribhawono dengan cara mencari informasi harga barang yang dipertanggungkan berupa harga beli dan harga jual, kemudian menghitung nilai penyusutan pada saat pelunasan ditangguhkan.

Penilaian agunan di BRI Syariah KCP Sribhawono menggunakan ukuran Funding to Value Ratio (FTV). Berdasarkan peraturan bank dalam penilaian agunan dengan mempertimbangkan FTV, maka bank akan memperhitungkan agunan berupa BPKB nilai plafon pembiayaan maksimal 80% dari nilai agunan, yaitu sebesar 80% dari Rp. Dalam prakteknya BRI Syariah menjamin KCP Sribhawono/agunan, selain untuk meningkatkan kepercayaan bank kepada nasabah, agunan/agunan memiliki peran lain yaitu sebagai penentuan besarnya nominal plafon pembiayaan yang akan diperoleh nasabah menjadi

Sebagaimana dapat kita lihat, kenaikan nominal pembiayaan nasabah dalam hal penentuan nilai batas atas pembiayaan yang akan diperoleh juga dapat diamati pada saat bank melakukan analisis pembiayaan asuransi nasabah dengan memperhatikan rasio acuan dari pendanaan ke nilai (FTV). hubungan) dengan asuransi klien. Dalam hal ini agunan/penjaminan dalam pembiayaan di BRI Syariah KCP Sribhawono berperan penting dalam pembiayaan, selain untuk meningkatkan kepercayaan bank kepada nasabah untuk mengembalikan pembiayaannya, agunan juga berperan dalam menentukan besar kecilnya nominal pembiayaan, yaitu bertujuan untuk meminimalkan risiko, yang mungkin timbul dan berupaya menutupi pendanaan.

Kesimpulan

Saran

Permasalahan dan Prospek Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia, . yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.. dengan contoh aplikasi: proposal penelitian dan laporan), Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian "Penggunaan Metode Coperative Learning Tipe Think Pair Share TPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta didik Kelas V SD N 8 Metro Barat Tahun Pelajaran