• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pembiayaan mikro terhadap pengembangan usaha nasabah UMKM di BRI Syariah KCP Metro

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pembiayaan mikro terhadap pengembangan usaha nasabah UMKM di BRI Syariah KCP Metro"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembiayaan unit mikro dalam hal produk pembiayaan mikro iB, pembiayaan unit mikro di Bank BRI Syariah KCP Metro sudah ada sejak tahun 2010. Di Bank BRI Syariah KCP Metro yang merupakan nasabah UMKM mikro, sebagian besar masyarakatnya memiliki perusahaan industri dan korporasi.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta bermanfaat bagi nasabah atau masyarakat yang melakukan pembiayaan khususnya nasabah yang melakukan pembiayaan di bank syariah.

Penelitian Relevan

Ketiga, penelitian tesis berjudul “Analisis Dampak Keuangan Mikro Syariah Terhadap Perkembangan Laba UMKM di Kabupaten Bogor” oleh Risya Maulid Septian (skripsi Institut Pertanian Bogor 2013). Penelitian ini membahas bagaimana menganalisis dampak keuangan mikro syariah terhadap perkembangan keuntungan bisnis UMKM.

LANDASAN TEORI

Bank Syariah

  • Pengertian Bank Syariah
  • Dasar Hukum Bank Syariah
  • Fungsi, Kegiatan, dan Peranan Bank Syariah

Namun dalam implementasinya, microfinance 25iB tetap menggunakan agunan, karena BRI Syariah KCP Metro meminimalisir resiko yang mungkin terjadi jika nasabah tidak membayar cicilan. 16 Risya Maulida Septiana (Skripsi Institut Pertanian Bogor 2013), “Analisis Dampak Keuangan Mikro Syariah Terhadap Perkembangan Laba UMKM di Kabupaten Bogor”, di http://www.googlerepository.ipb.ac,id, diakses pada November 21, 2018.

Pembiayaan Mikro

  • Pengertian Pembiayaan Mikro
  • Landasan Hukum
  • Jenis-Jenis Pembiayaan

Akad murabahah adalah akad untuk membiayai suatu barang dengan cara menegaskan harga pembelian kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai keuntungan yang telah disepakati. Akad salam adalah akad pembiayaan suatu barang dengan cara memesan terlebih dahulu dan membayar harganya dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati kedua belah pihak. Akad Istisna adalah akad pembiayaan barang berupa pesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan pembuatnya.

Akad Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan sebagian harta dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsinya. kekayaan masing-masing pihak. Akad Qardh adalah akad pinjam meminjam dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah harus mengembalikan pokok pinjaman yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati, baik secara sekaligus maupun secara angsuran. Akad Ijarah adalah akad penyediaan dana untuk pemindahan hak pakai hasil atau manfaat suatu benda berdasarkan transaksi sewa, tanpa pemindahan hak milik atas benda itu sendiri.

Akad Ijarah Muntakiya Bittamlik adalah akad penyediaan dana untuk mengalihkan hak pakai hasil atau manfaat suatu barang berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. Akad yang digunakan dalam keuangan mikro adalah akad muarabahah bil wakalah, yaitu bank mengadakan akad jual beli dengan nasabah, setelah itu bank mewakili nasabah untuk membeli barang-barang yang diperlukan untuk usaha nasabah.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

  • Pengertian UMKM
  • Hakekat Usaha Kecil Menengah
  • Peluang dan Kendala Bisnis UMKM

Usaha Menengah (UMI) adalah badan usaha milik warga negara Indonesia yang kekayaan bersihnya melebihi Rp200 juta sampai dengan Rp10 miliar) tidak termasuk tanah dan bangunan. Perusahaan kecil didefinisikan sebagai badan usaha yang mempekerjakan 5 sampai 9 orang. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan no. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 mendefinisikan usaha kecil sebagai usaha yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/perusahaan yang memiliki hasil penjualan atau omzet tahunan tidak lebih dari Rp. bangunan yang ditempati) baik untuk perusahaan (perusahaan, CV, PT, koperasi) maupun perorangan (industri rumahan, petani, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa usaha mikro, kecil dan menengah adalah usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6 tentang Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UM-UMKM) adalah sebagai berikut: 39. Untuk meningkatkan daya saing UMKM harus melakukan pembenahan di segala bidang agar menjadi lebih dan lebih kompetitif di masa depan perilaku pasar yang lebih terbuka.

Meskipun UMKM berperan besar dalam perekonomian Indonesia, namun bisnis UMKM tidak selalu berjalan mulus dikarenakan: Akses bahan baku yang terbatas, sehingga seringkali UMKM masih mendapatkan bahan baku yang kualitasnya rendah.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sifat Penelitian

Artinya, dalam penelitian ini hanya berupa deskripsi dan pernyataan tentang peran microfinance (Head of Department, Micro Account Officer) dalam pengembangan bisnis nasabah UMKM.

Sumber Data

Pertimbangan-pertimbangan tertentu ini, misalnya dianggap orang yang paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia adalah penguasa, sehingga akan memudahkan peneliti untuk menyelidiki objek atau situasi sosial yang diteliti. Sampel penelitian diambil melalui purposive sampling dengan kriteria nasabah yang telah menjalankan usaha minimal satu tahun setelah mendapat pembiayaan dari BRI Syariah KCP Metro. Mengenai sumber data utama dalam penelitian ini adalah Bapak Iwan Mafa selaku UH (UnitHead), Ibu Rani selaku AOM (Account Office Micro) dan beberapa klien (Bpk Darmawan, Ibu Sriyatmi, Ibu Uden, Ibu Tri, Pak Anto, Pak Edi , Pak Puji dan Bu Siti) microfinancing.

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen terkait. 48 Sumber data sekunder ini adalah bahan atau data yang melengkapi atau mendukung sumber primer. 49. Dalam hal ini, peneliti menggunakan sumber data sekunder berupa dokumentasi dan buku-buku yang mengacu pada literatur yang berkaitan dengan keuangan mikro dan usaha UMKM serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal microfinance, BRI Syariah KCP Metro memiliki beberapa persyaratan lain sebelum melakukan akad dengan klien. Hal ini agar BRI Syariah KCP Metro memiliki data yang sangat mendukung untuk mendapatkan pendanaan tersebut. Ibu Sri mengatakan perusahaan saya berdiri kurang lebih 12 tahun setelah saya mendapat pendanaan dari BRI Syariah KCP Metro.

Microfinance di BRI Syariah KCP Metro berperan sebagai fasilitator dalam membantu nasabah mengembangkan usaha atau menjaga agar usaha nasabah tetap berjalan. Pembiayaan mikro yang diberikan BRI Syariah KCP Metro untuk tambahan modal kerja tidak berdampak pada tingkat pendapatan UMKM. Dengan demikian, BRI Syariah KCP Metro kurang berhasil dalam meningkatkan distribusi pendapatan bagi nasabah.

Kiranya dengan penambahan modal atau pembiayaan dari BRI Syariah KCP Metro dapat meningkatkan pendapatan usaha nasabah. Jika diperhatikan, pembiayaan mikro yang dilakukan oleh BRI Syariah KCP Metro bagi masyarakat yang membutuhkan pembiayaan modal cukup berpengaruh bagi kemajuan dan keberlangsungan usahanya. Dengan begitu, masyarakat secara tidak langsung akan mengetahui produk dan benefit yang ada di BRI Syariah KCP Metro.

Berapa jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP Metro tahun 2017 dan tahun 2018.

Teknik Analisa Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil BRI Syariah KCP Metro

  • Sejarah Berdirinya BRI Syariah KCP Metro
  • Visi, Misi, dan Motto BRI Syariah KCP Metro
  • Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Metro
  • Produk-produk BRI Syariah KCP Metro

Pembiayaan Mikro Terhadap Pengembangan UMKM

Pembiayaan Mikro di BRI Syariah KCP Metro adalah pembiayaan yang diberikan oleh BRI Syariah kepada nasabah atau calon nasabah, baik perusahaan perorangan maupun badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan plafon Rp. Rp. Dalam operasionalnya, pembiayaan di BRI Syariah KCP Metro khususnya microfinance telah memberikan pinjaman modal yang relatif terjangkau, persyaratan yang mudah serta prosedur yang mudah, cepat dan akurat. Microfinance di BRI Syariah dalam pengembangan UMKM telah membantu meningkatkan modal usaha masyarakat yang menjadi nasabah.

Tn. Darma adalah nasabah BRI Syariah KCP Metro dengan usaha panggangan kerupuk, beliau mengatakan bahwa usaha saya sudah berjalan selama 2 tahun setelah saya mendapatkan pembiayaan dari BRI Syariah KCP Metro sebesar Rp. Walaupun penghasilan saya tidak bertambah setelah mendapat pembiayaan dari BRI Syariah KCP Metro, setidaknya usaha saya masih berjalan sampai sekarang. Diwawancarai ibu Uden, beliau mengatakan bahwa program pembiayaan yang dilakukan oleh BRI Syariah KCP Metro sangat membantu dalam menambah modal usaha saya yaitu usaha jual ikan asin yang sudah berjalan kurang lebih 15 tahun, sebelum saya memperoleh tambahan modal yang diterima, omzet saya.

Wawancara dengan Bpk. Anto, dengan usaha penyediaan bahan bangunan katanya pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP Metro prosesnya cukup mudah, usaha saya sudah berjalan kurang lebih 9 tahun, sebelum saya mendapatkan pembiayaan bergulir saya mendapatkan sebanyak Rp. Bapak Puji merupakan nasabah BRI Syariah dengan usaha jasa kursi. Ia mengatakan pembiayaan mikro di BRI Syariah KCP Metro cukup mudah. Usaha saya sudah berjalan kurang lebih 8 tahun. Sebelum saya menerima pembiayaan sirkulasi, saya menerima sebanyak Rp.

Analisis Peranan Pembiayaan Mikro Terhadap

Setelah melihat penjelasan di atas, terlihat bahwa keberadaan pembiayaan mikro yang disediakan oleh BRI Syariah KCP Metro dapat meningkatkan produktivitas berbagai nasabah yang mengajukan pembiayaan. Salah satu contoh pelanggan home industri bolu kenong, awalnya pendapatan per bulan usahanya adalah Rp 3.000.000,- setelah pembiayaan total pembiayaan Rp 40.000.000,- Bpk. Usaha jasa jok Puji juga mengalami peningkatan penjualan dan menampung pesanan jasa jok lebih banyak setelah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp.Rp. diterima.

Namun terkait pembiayaan mikro yang diberikan oleh BRI Syaraiah KCP Metro, sebagian besar pelaku usaha tidak mengalami peningkatan pendapatan, misalnya usaha sembako yang awalnya memiliki pendapatan per bulan sebesar Rp. 9.000.000 per bulan, selanjutnya setelah pembiayaan Rp 75.000.000. Penghasilan sebelum pembiayaan Rp 8.000.000 per bulan, dan setelah pembiayaan masih sama yaitu Rp 8.000.000 per bulan Permasalahan yang terjadi tidak berbeda dengan ibu Tri tidak yaitu karena kondisi pasar yang tidak menentu, dan pemilik usaha sembako juga meramu untuk melengkapi kebutuhan pokok. Usaha home industry gorengan kerupuk tidak mengalami peningkatan pendapatan setelah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 15.000.000.

Kemudian usaha kebutuhan bahan bangunan juga tidak mengalami peningkatan pendapatan setelah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 50.000.000. Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan agar arahan yang dilakukan oleh BRI Syariah KCP Metro dapat lebih ditingkatkan lagi untuk pengembangan usaha nasabah yang telah melakukan pembiayaan, sehingga pendapatan nasabah semakin meningkat setelah dilakukan pembiayaan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peran pembiayaan mikro BRI Syariah KCP Metro dalam pengembangan usaha UMKM tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha nasabah BRI Syariah KCP Metro. Dikarenakan belum adanya pengarahan bisnis nasabah yang efektif dan adil, selain itu ada faktor lain yang tidak meningkatkan pendapatan nasabah yaitu kurangnya sumber daya manusia untuk laporan keuangan dan kurangnya pengetahuan tentang pemasaran.

Saran

Pembiayaan Mikro BRI Syariah: Upaya Pemberdayaan dan Menumbuhkan UMKM oleh BRI Syariah Cabang Kendari, Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Syariah, Volume 2, No 2, Desember 2017. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 1 Peluang dan Keterbatasan Bisnis UMKM BAB III METODE PENELITIAN. Sejarah berdirinya BRI Syariah KCP Metro 2. Visi, Misi dan Motto BRI Syariah KCP Metro 2. Visi, Misi dan Motto BRI Syariah KCP Metro 3. Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Metro.

Apa peran keuangan mikro dalam pengembangan UMKM?

Foto 1. Wawancara dengan Bapak Iwan Mafa   selaku Unit Head di BRI Syariah KCP Metro
Foto 1. Wawancara dengan Bapak Iwan Mafa selaku Unit Head di BRI Syariah KCP Metro

Gambar

Foto 1. Wawancara dengan Bapak Iwan Mafa   selaku Unit Head di BRI Syariah KCP Metro
Foto 2. Wawancara dengan Bapak Supendi dan Ibu Rani,  selaku AOM BRI Syariah KCP Metro
Foto 3. Wawancara dengan Ibu Uden,   selaku Penjual Ikan Asin
Foto 4. Wawancara dengan Ibu Sri,   Selaku Pengusaha Bolu Kenong
+2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “PERAN PEMBIAYAAN MIKRO KUR DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN USAHA JUAL BELI IKAN DI PPI KARANGSONG (Studi Kasus di Bank Syariah Indonesia KCP