PROGRAM PENGEMBANGAN ALSINTAN DI INDONESIA
Oleh:
Direktur Alat dan Mesin Pertanian
disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian
Februari 2024
Daftar Isi
P e n d a h u l u a n
1 2 3 4
Kebijakan dan Permasalahan R e k o m e n d a s i
P e n u t u p
Daftar Isi
P e n d a h u l u a n
1
kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id
PRODUKSI DAN KEBUTUHAN BERAS INDONESIA, 2018-2024
34 jt
31 jt 31 jt 31 jt 31jt
30 jt
32 jt
34
30 jt
28 jt
29 jt
30 jt 30 jt 30 jt
31 jt
32
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Produksi Beras (Ton)*) Kebutuhan Beras (Ton)
Keterangan : Produksi Beras (BPS, 2023)
Penduduk 2018 dan 2019 menggunakan proyeksi pddk 2015-2045 (BPS, 2023)
Penduduk 2020 sd 2022 menggunakan proyeksi pddk 2020-2050 SP2020 (BPS, 2023)
Program Akselerasi
Impor
3,5 jt ton
kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id
KONDISI PERBERASAN INDONESIA
DULU SWASEMBADA, SEKARANG IMPOR 3,5 JT TON
Produksi turun
Stok rendah
Inflasi beras
Pupuk langka Alsintan
tua Pendapatan
rendah
Rekomendasi impor: 3,5 juta ton
Stok Bulog 1,47 juta ton (14 hari)
Pupuk sulit, langka dan mahal
Pendapatan petani Rp231 rb/kap/bulan
Umur ekonomis 5 tahun, teknis 8 tahun
Inflasi beras Okt: 1,72% (m-to-m)
PENGGUNAAN ALSINTAN
LEVEL TEKNOLOGI
SDM
KELEMBAGAAN
INFORMASI INFRA-
STRUKTUR (LAHAN)
Land clearing Land levelling
Irigasi
Tanam
Pemeliharaan tanaman
Panen Pasca Panen
Pengolahan
Ruang Lingkup
Penggunaan Alsintan
ALAT DAN MESIN PERTANIAN SEBAGAI BENTUK SISTEM TEKNOLOGI
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI:
ALAT DAN MESIN
PERTANIAN
(ALSINTAN)
Ketersediaan Alsintan Pra Panen Periode Tahun 2019-2023
DATA KEBUTUHAN ALSINTAN PRAPANEN
Jenis Kebutuhan Ketersediaan Alsintan Kinerja Per Jenis Kinerja Sisa Kebutuhan
Alsintan Alsintan TA.2019 - 2023 Alsintan Alsintan Alsintan
(Ha) (unit) (unit) (unit) (Ha/Musim) (Ha) (unit)
TR4 59.712 4.681 50 234.050 55.031
TR2 298.558 32.878 15 493.170 265.680
Pompa Air 248.798 34.870 30 1.046.100 213.928
Rc Transplanter 497.597 825 15 12.375 496.772
Hand Sprayer 248.798 51.289 30 1.538.670 197.509
JUMLAH 1.353.463 124.543 Total 1.228.920
Asumsi :
Luas Lahan Sawah
7.463.948
Dari luas lahan sawah nasional diasumsikan 40% lahan sawah diolah tanahnya menggunakan TR4, sisanya sebanyak 60% menggunakan TR2.
Kinerja alsintan untuk pengolahan tanah dalam 1 musim hanya 727.220 Ha/musim
Terjadi perubahan kebutuhan alsintan dari supply ke demand driven :
1. Swasembada pangan, liberasisasi ekonomi, perubahan iklim global, isu efisiensi penggunaan input energi, tuntutan good agricultural practices s/d good sanitary agricultural product
mendukung usahatani berorientasi value chain 2. Pertimbangan luas optimal ideal agribisnis
3. Kelangkaan tenaga kerja
4. Luasnya lahan pertanian sub-optimal yang sangat potensial untuk dikembangkan
5. Berfungsi sebagai teknologi untuk mencapai efisiensi dan produktivitas kerja yang bersifat mendatangkan keuntungan tinggi
6. Menciptakan diversifikasi dari usaha utama budidaya dengan peluang usaha yang lain off-farm 7. Melimpahnya tenaga kerja usia produktif di masa depan
8. Tingkat kemampuan akses, penguasaan teknologi dan ada jaminan purna jual
Faktor Pendorong Penggunaan Alsintan
Dampak negatif → marjinalisasi petani subsistence, munculnya gender issue
Dampak positif → meningkatnya minat kelompok generasi muda dalam kegiatan usahatani. Ada transfer pengetahuan
meskipun masih terbatas pada manajemen operasional alsintan
KONTRIBUSI TEKNOLOGI ALSINTAN TERHADAP WAKTU KERJA. BIAYA.
PROVITAS DAN LOSSES
PENGOLAHAN TANAH
➢ Meningkatkan efisiensi waktu kerja 97.4%
➢ Menurunkan biaya kerja 40%
➢ Meningkatkan efisiensi waktu kerja 98%
➢ Menurunkan biaya kerja 20%
PENANAMAN
➢ Meningkatkan efisiensi waktu kerja 88.5%
➢ Menurunkan biaya kerja 28.6%
PENYIANGAN
➢ Meningkatkan efisiensi waktu kerja 98.6%
➢ Menurunkan biaya kerja 26.9%
PANEN
SUSUT HASIL (LOSSES) 3.5 % –5.5%
MENINGKATKAN PROVITAS 5 % –10%
Daftar Isi 2 Kebijakan dan Permasalahan
• Meningkatkan kompetensi SDM pertanian;
• Mendorong munculnya kebijakan peningkatan penyediaan material komponen lokal
• Mendorong pertumbuhan dan pengembangan produk alsintan dalam negeri;
• Mendorong peningkatan standarisasi alsintan yang dipergunakan oleh petani
• Menarik minat generasi milenial untuk bekerja di sektor pertanian;
• Mendorong lembaga keuangan untuk terlibat dalam pembiayaan pengembangan dan penggunaan alsintan
• Pengembangan alsintan secara selektif, partisipatif, bertahap dan berkelanjutan.
• Penyesuaian, revitalisasi dan harmonisasi kapasitas antar alsintan dengan potensi produksi pertanian serta mengintegrasikan dengan pengembangan bisnis
korporasi petaninya.
• Pelibatan berbagai pelaku usaha termasuk Gapoktan dan/atau Gapoktan Bersama dan pengusaha lokal.
• Pengembangan infrastruktur pendukung.
• Pemberdayaan alsintan dan kelembagaan yang ada secara optimal.
• Penyempurnaan tata kerja dan tata kelola bantuan Alsintan untuk mendukung percepatan pengembangan Alsintan.
• Peningkatan kapasitas SDM pelaksana kegiatan serta pengelola Alsintan melalui advokasi dan
penyempurnaan pola pendampingan.
• Mendorong pola pembiayaan dengan sharing dana dari Pemerintah Pusat, Daerah, KUR, Swasta dan
Poktan/Gapoktan Kebijakan
Strategi
Kebijakan dan
Strategi
Permasalahan
Infrastruktur pendukung usahatani (irigasi, drainase, jalan usaha tani) yang belum memadai.
Luas petakan lahan sawah petani yang bervariasi
Jumlah dan kompetensi SDM di bidang mekanisasi pertanian (petani, penyuluh) masih belum memadai.
Belum terdapat data terkait spesifikasi dan jenis alsintan.
Sistem data dan informasi mekanisasi pertanian masih terbatas dan tidak up to date.
Belum terdapat dukungan sistim kredit alsintan yang mudah dijangkau oleh pengguna alsintan.
1
2 3
4 5 6
Daftar Isi
3 R e k o m e n d a s i
KONSEP PENGEMBANGAN ALSINTAN SELEKTIF MENDUKUNG PERTANIAN MODEREN DI INDONESIA
Kata Kunci:
• Pertanian Moderen (mandiri, maju, moderen)
• Mekanisasi Pertanian: alsintan
• Mekanisasi Pertanian Selektif:
❖ Teknologi Alsintan:
o Jenis
o Daya Enjin Penggerak (Power)
o Lahan (Fisik-Mekanik-Kesuburan-Topografi) o Komoditas
o Petani (Human Capital: knowledge and Social Capital) o Kebijakan
❖ Teknologi Pendukung:
o Perbengkelan
o Tata air (irigasi & drainase) dan tata lahan (termasuk fasilitas jalan usahatani) o Akses pelayanan & pemanfaatan
❖ Kelembagaan (organisasi/lembaga, budaya (local wisdom/local knowledge, sosial)
❖ Finansial (kelembagaan keuangan)
UPJA Syarat (potensi di
Poktan/Gapoktan/UPJA):
• Jenis alsintan
• Jumlah alsintan
• Luas wilayah kerja
• Polatanam
• Kondisi lembaga
• Kondisi lahan Dinas
Provinsi/Kabupaten
Proposal
Survei
Proposal Baik ?
Direktorat Alsintan
Verifikasi
Baik ?
Bantuan alsintan
Memenuhi persyaratan:
• Jenis alsintan
• Jumlah alsintan
• Luas wilayah kerja
• Polatanam
• Kondisi UPJA/Poktan
• Kondisi lahan
BPPSDMP
Tidak
Ya Tidak
UPJA Penerima
Bantuan
Modul ToT, dll
Pelatihan, CPCL, Pendampingan, dll
PERAN LEMBAGA PENANGGUNG JAWAB KEBERHASILAN PEMANFAATAN BANTUAN ALSINTAN MELALUI PEMBERDAYAAN UPJA
Materi modul ToT untuk petugas Dinas Prov/Kab:
Teknis (Operasi & Pemeliharaan, perbaikan ringan Alsintan. Manajemen Kelembagaan UPJA, dll
Ya
PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN MEKANISASI
PERUMUSAN KEBIJAKAN
Pelaksanaan Kebijakan
Kementerian Pertanian
KEBIJAKAN TINGKAT DAERAH: Berdasarkan Kebutuhan Provinsi dan Kabupaten
Peraturan yang objektif memiliki Tujuan, Sasaran, Standar, Norma, Prosedur, Jenis, Nomor, Lokasi, Anggaran, Sistem Keuangan, Evaluasi, Prioritas
Jenis Teknologi, Ukuran, Karakteristik,Pengujian dan Prosedur
Kebijakan membutuhkan prioritas dan tujuan yang berkaitan dengan rencana pembangunan nasional
KELOMPOK TANI/ORGANISASI PERTANIAN/ KERJASAMA PERTANIAN
Haka-11112o
Sistem Pendukung
Industri Pasar
Perbankan/
Lembaga Pembiayaan
Lembaga Riset
Sumber Daya Manusia Membutuhkan Pelatihan
dan Keberlanjutan
Sistem Pendukung Mekanisasi ditingkat
Daerah
K/L
Pendukung