PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hewan yang disembelih termasuk dalam kategori hewan halal dan tetap eksis kehidupannya (hayah mustaqirrah). Begitu pula dalam praktik penyembelihan, masih ada ayam yang urat lehernya masih belum terpotong seluruhnya dan setelah itu.
Rumusan Masalah
Mereka tidak mempertimbangkan dampak dari daging yang akan diperjualbelikan konsumen, apakah hewan tersebut benar-benar halal atau sebaliknya.
Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti ingin menganalisis jual beli ayam potong yang tidak memenuhi syarat pemotongan syari di desa Varia Agung kecamatan Seputih Mataram. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan jual beli ayam potong yang tidak memenuhi syarat pemotongan syari di desa Varia Agung kecamatan Seputih Mataram.
Penelitian Relevan
Penelitian yang membahas mengenai praktek jual beli yaitu pertama Praktek jual beli kulit hewan kurban Dalam Perspektif Sosiologis Hukum Islam (Studi di Desa Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta), oleh Nurleni Ayu Qomariah, NIM. penelitiannya adalah penelitian lapangan, fokus penelitiannya adalah pada proses penyembelihan dengan menggunakan air pemingsanan menurut ikhtisar hukum Islam.19 Kesamaan penelitian yang dilakukan Siti Aminah Binti Sedek terletak pada proses penyembelihan ayam menurut Islam. hukum.
LANDASAN TEORI
Jual Beli (Al-Bai)
- Pengertian Jual Beli
- Dasar Hukum
- Rukun dan Syarat Jual Beli
Jual beli tidak dikatakan sah sampai izin yang diberikan itu dilaksanakan, karena izin yang diberikan menunjukkan kesediaan (kesenangan). Dalam syarat-syarat akad di atas dapat dijelaskan bahwa persetujuan dan persetujuan merupakan kunci terjadinya transaksi atau kata-kata yang menjadikan sahnya jual beli, dan merupakan salah satu tanda kesediaan antara kedua belah pihak. . .
Penyembelihan
- Pengertian Penyembelihan
- Dasar Hukum Penyembelihan
Sama ada barang atau wang yang digunakan sebagai objek transaksi sebenarnya telah menjadi hak milik orang yang membuat transaksi. Ini bermakna anda tidak boleh menjual barangan orang lain atau membelanjakan wang orang lain melainkan anda mempunyai kebenaran atau kuasa daripada orang yang memilikinya. Tidak boleh bagi orang yang tidak siuman, mabuk atau anak kecil yang belum mumyyiz (sudah dapat membezakan antara yang baik dan yang jahat).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang menyembelih harus sudah cukup umur atau sudah mumejiz (bisa membedakan yang baik dan yang jahat), berakal sehat dan beragama Islam. Orang yang menyembelih harus berakal sehat, baik laki-laki maupun perempuan, misalnya. dia mabuk, atau dia gila, atau anak kecil yang belum menjadi mumejiz, maka penyembelihannya tidak halal. Menurut penjelasan para ulama mazhab, syarat seseorang yang menyembelih adalah seorang muslim, berakal dan cakap, baik laki-laki maupun perempuan.
Ahli Kitab ialah penganut agama Kristian dan Yahudi (pengikut Injil dan Taurat) dan orang yang mengetahui Ahli Kitab. Tidak boleh menyembelih orang gila atau mabuk, atau anak kecil yang belum mumyyiz. Menurut penjelasan Ibnul Qayyim di atas bahawa gigi dan kuku tidak boleh digunakan untuk penyembelihan dengan pelbagai sebab, gigi diibaratkan seperti tulang yang najis, kerana ia sering digunakan oleh orang yang beriman kepada jin.
Hukum Ekonomi Syariah
- Pengertian Hukum Ekonomi Syariah
- Dasar Hukum Ekonomi Syariah
- Ruang Lingkup Hukum Ekonomi Syariah
Hukum ekonomi adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur dan mempengaruhi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan kehidupan. Hukum ekonomi syariah merupakan ilmu sosial yang mempelajari permasalahan perekonomian masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dengan kata lain, Sistem Ekonomi Islam memerlukan dukungan Hukum Ekonomi Islam untuk menyelesaikan berbagai perselisihan yang mungkin timbul di masyarakat.
Hukum ekonomi syariah merupakan kumpulan norma-norma hukum yang bersumber dari Al-Quran dan hadits yang mengatur urusan perekonomian umat manusia. Dalam hal ini diuraikan sumber-sumber hukum ekonomi syariah yaitu yang bersumber dari Al-Qur'an, Al-Hadits dan Ijtihadi, serta sumber-sumber hukum positif dalam penyusunan hukum ekonomi syariah. Sebagai salah satu sumber utama hukum Islam yang pertama, dalam hukum ekonomi syariah ini sebagian besar Al-Qur’an hanya mengatur prinsip-prinsip umum saja.
Masih banyak ayat lain dalam Al-Quran yang mengatur tentang perbuatan muamalat secara umum yang dijadikan landasan hukum ekonomi syariah. Hadits-hadits tersebut menjadi landasan hukum ekonomi syariah antara lain hadits-hadits yang berkaitan dengan kegiatan muamalah syariah di masyarakat. Sumber hukum ekonomi syariah yang ketiga adalah ijtihat yang dilakukan melalui penggunaan akal atau rayuan.
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Sifat Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Peneliti ingin mengetahui proses penyembelihan dan dampak jual beli ayam broiler yang tidak memenuhi syarat pemotongan syari di desa Varia Agung kecamatan Seputih Mataram. Berdasarkan pemaparan di atas, maka analisis data untuk membentuk teori-teori yang ada dengan kenyataan yang ada di lapangan untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang berhubungan dengan penyembelihan ayam dan pengolahannya serta jual beli daging olahan di Desa Varia Agung Kecamatan Seputih Kecamatan Seputih. Mataram. Berdasarkan pengamatan peneliti, masih terdapat sebagian yang mengabaikan rukun dan syarat jual beli yang terdapat di Desa Varia Agung.
Analisis praktik jual beli ayam untuk ayam yang terjadi di Desa Varia Agung dilihat dari segi jual belinya masing-masing. Ditinjau dari syarat-syarat akad jual beli dalam Islam, para aqid (penjual dan pembeli) harus matang, mempunyai kemauan sendiri dan mampu membedakan (memilih). Jadi, sepanjang subjek atau pelaku (aqid) jual beli yang terjadi di Desa Varia Agung sudah mengetahui ketentuan hukum yang berlaku dalam Islam.
Sedangkan dari segi akad, jual beli ayam untuk ayam yang dibuat di Desa Varia Agung dilakukan secara lisan dan juga ada wasiat antara penjual dan pembeli ayam yang disembelih tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa jual beli ayam kampung yang dilakukan di Desa Varia Agung masih belum sepenuhnya memenuhi syarat dan ketentuan rukun. Jual beli ayam broiler diperbolehkan apabila mempunyai manfaat lain yang tidak untuk dikonsumsi manusia.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Usaha Jual Beli Ayam Potong Di Desa Varia
Sebelum mendirikan usaha pemotongan ayam, pemilik usaha pemotongan ayam yaitu Bapak Agus Ruyanto dan Ibu Wiwik Marianti ingin membangun usaha yang dapat mensejahterakan perekonomian masyarakat desa Varia Agung khususnya tetangga terdekatnya, karena mereka mempunyai kekurangan. terlihat ketrampilan di masyarakat khususnya perempuan (wanita) yang sehari-harinya hanya berkumpul membicarakan berita-berita terhangat (ngrumpi). Pemilik rumah potong hewan berusaha mencari cara agar tradisi pemarah tersebut diganti dengan kegiatan yang bermanfaat yaitu dengan niat awal mencari keridhaan Allah SWT, karena barangkali jika mempunyai usaha yang bermanfaat bagi banyak orang pasti Allah SWT memberikan nilai tambah. yaitu keberkahan dan kemaslahatan, karena sebenarnya perbuatan tergantung niat. Semoga keberkahan datang kepada semua yang memohon kepada Allah SWT, saat itu niatnya ingin membangun usaha pemotongan ayam, keluarga bapak Agus Riyanto juga akan menunaikan ibadah haji, dari situlah bapak Agus Riyanto dan ibu Wiwik Marianti berdoa agar di izinkan untuk itu. usaha pemotongan ayam sehingga bermanfaat bagi lingkungan dan lain-lain.3.
Rumah Pemotongan Ayam Pak Riyanto didirikan pada tahun 2010 dan awalnya hanya 200 ekor ayam yang disembelih, itupun memakan waktu 2 hari 2 malam dan tidak selesai karena kurangnya pengetahuan tentang pengolahan dan pemanasan ayam. satu per satu, seperti kebanyakan memotong ayam.4. Meski awalnya banyak kendala dan hampir putus asa, kemudian Pak Agus Riyanto mencoba merekrut tenaga kerja yang sudah profesional di bidang pemotongan dan pengolahan ayam dari Jakarta dan bersedia membayar mahal agar ilmunya bisa ditiru. oleh karyawan lainnya. Pada awal pemotongan ayam mereka mengambil dari agen bukan langsung dari peternak, hal ini juga membuat harga ayam menjadi lebih tinggi.
Setelah melakukan riset dari awal, pemilik usaha mencoba membeli langsung dari peternaknya dan juga memilih ayam ukuran 2 kg untuk disembelih. Ternyata daging yang bisa menaikkan harga adalah bagian dada, akhirnya yang dipilih adalah ayam betina, karena ayam betina dagingnya lebih banyak terutama pada bagian dada, sedangkan ayam jantan lebih banyak bagian pahanya yang juga mempunyai tulang yang besar. Kemudian pengembangan ayam broiler mulai membaik, ayam yang dipilih semakin banyak, cara pengolahannya lebih profesional dan masyarakat mempunyai penghasilan tambahan hingga saat ini.
Pembahasan
Jual beli adalah satu proses pemindahan hak milik, yang dalam Islam adalah aktiviti yang sangat dianjurkan. Sebenarnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Jika orang lain yang memiliki harta yang diingininya juga memerlukan harta yang dimilikinya yang tidak diperlukannya, maka boleh jadi ada jual beli, yang dalam bahasa Arab disebut Al-Bai' atau jual beli.
Sesuai dengan ketentuan para ulama fiqh bahwa dalam jual beli terdapat rukun dan syarat hukum jual beli. Berdasarkan beberapa syarat obyek barang yang diperjanjikan diatas, dalam praktek di lapangan ada beberapa yang tidak memenuhi syarat, yaitu yang pertama adalah kesucian barang tersebut, karena yang menjadi fokus penelitian ini adalah penjualannya. dan membeli barang-barang yang tidak suci karena kecerobohan. Adapun mengenai (subyek) akad jual beli terbagi menjadi tiga bagian, yaitu lisan, perantara, dan akta.
Akad jual beli lisan merupakan akad yang dilakukan oleh sebagian besar orang; bagi orang bodoh diganti dengan tanda; Tanda merupakan suatu sifat alamiah dalam menyatakan kehendak, yang tercermin dalam akad. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kerugian akad timbul karena syarat-syarat barang tersebut tidak dipenuhi seluruhnya, dan bila tetap dijual maka mengakibatkan batalnya jual beli. Akad jual beli ayam pada dasarnya halal (boleh), namun yang menjadi permasalahan adalah ketika ayam tersebut mati karena gagal disembelih, maka akad jual beli ayam yang menjadi karkas adalah haram (tidak diperbolehkan) karena syarat hukumnya. dalam akad jual beli obyek barangnya harus suci dan bersih.
Padahal jual beli barang najis (bangkai) dalam hal ini ayam yang tidak disembelih diperbolehkan jika dijual dengan tujuan tertentu dan tidak untuk dikonsumsi, namun perlu pengawasan yang ketat karena bisa saja terjadi penyimpangan dari yang seharusnya. . Nurleni Ayu Qomariah, Praktek Jual Beli Kulit Hewan Kurban Dalam Perspektif Sosiologi Hukum Islam (Studi di Desa Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta), dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/9322/ 1/ BAB.