1
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2021
PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN: AR-RAHMAN DENGAN IRAMA NAHAWAND TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI STADIUM II
Susi Narasari1), Erlina Windyastuti2), Dian NurWulanningrum3)
1)Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2)Dosen Diploma III Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
3)Dosen Prodi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]
ABSTRAK
Hipertensi stadium II merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia. Lansia akan mengalami penurunan fungsi secara fisiologi pada organ-organ tubuhnya, terutama sistem kardiovaskuler. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang perlu diwaspadai dan diperhatikan, khususnya dalam penatalaksanaan. Salah satu penalataksanaan non farmakologi untuk hipertensi adalah terapi murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan irama nahawand. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan irama nahawand terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium II.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperiment dengan Pre and Post Test Without Control. Penelitian ini diikuti oleh 33 responden yang menderita hipertensi stadium II. Hasil penelitian ini menunjukkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium II sebelum terapi rata-rata tekanan darah sistol 167,88 mmHg, dan diastol 102,12 mmHg, setelah dilakukan terapi rata-rata tekanan darah sistol menjadi 154,55 mmHg dan diastol 93,33 mmHg. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan tekanan darah sistol dan diastol dengan P Value 0,000 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh terapi murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan irama nahawand terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium II. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi lansia untuk menurunkan tekanan darah.
Kata Kunci: Murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman irama nahawand, Hipertensi, Lansia Daftar Pustaka: 24 (2012-2020)
2
NURSING STUDY PROGRAM OF UNDERGRADUATE PROGRAMS FACULTY OF HEALTH SCIENCES UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2021
THE EFFECT OF MUROTTAL AL-QUR'AN THERAPY: AR-RAHMAN WITH NAHAWAND RHYTHM ON BLOOD PRESSURE
IN ELDERLY PATIENTS WITH STAGE II HYPERTENSION
Susi Narasari1), Erlina Windyastuti2), Dian Nur Wulanningrum3)
1)Student of Nursing Undergraduate Study Program, University of Kusuma Husada Surakarta
2)Lecture of Nursing Diploma III Study Program, University of Kusuma Husada Surakarta
3)Lecture of Nursing Undergraduate Study Program, University of Kusuma Husada Surakarta [email protected]
ABSTRACT
Stage II hypertension is a degenerative disease. The physiological functions of the body's organs will deteriorate due to degenerative processes with age. Hypertension could lead to stroke, myocardial infarction, and kidney failure. Management of hypertension could be accomplished by non-pharmacological therapy of Murottal Al- Qur'an: Ar-Rahman with the rhythm of Nahawand. This study intended to determine the effect of Murottal Al-Qur'an therapy: Ar-Rahman with Nahawand rhythm on Blood pressure in the elderly with stage II hypertension.
This study adopted a Quasi-Experimental research design with Pre and Post Tests Without Control. 33 elderly who suffered from stage II hypertension were respondents of this research. Its data was analyzed by using the Wilcoxon test.The results in pretherapy of the elderly patients with stage II hypertension presented an average systolic blood pressure of 167.88 mmHg and 102.12 mmHg for diastolic blood pressure.
In post-therapy, the systolic blood pressure was 154.55 mmHg, and diastolic blood pressure was 93.33 mmHg. The results of the Wilcoxon test on systolic blood pressure obtained a p-value of 0.000 <0.05 and a diastolic p-value of 0.000 <0.05. There was an effect of Murottal Al-Qur'an: Ar-Rahman therapy with Nahawand rhythm on blood pressure in the elderly with stage II hypertension. The researchers expect that the results of this study could be managed as education for the elderly with stage II hypertension to reduce blood pressure.
Keywords:Murottal Al-Qur'an: Ar-Rahman with Nahawand Rhythm, Hypertension, Elderly.
Bibliography:24 (2012-2020).
3 PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu jenis penyakit pembuluh darah arteri abnormal ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang menjadi faktor mematikan dimasyarakat.
Bahwa hipertensi pada usia lansia khususnya di Indonesia menjadi penyumbang terbesar dalam kesakitan dan morbiditas atau kematian lansia. Hal ini disebabkan seiring dengan bertambahnya usia maka fungsi fisiologis terutama fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan akibat proses degeneratif atau penuaan (Nugroho, 2017).
Prevalensi berdasarkan dari WHO (2018) penderita hipertensi terus meningkat dan diprediksi sampai tahun 2025 sebanyak 29% orang diseluruh dunia terkena hipertensi dan mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya. Prevalensi berdasarkan data dari Kemenkes (2018) bahwa angka kejadian hipertensi pada lansia di Indonesia sebesar 55.2% untuk usia 55-64 tahun, 63,2% usia 65-74 tahun dan 69,5% usia >75 tahun.
Prevalensi berdasarkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2018)diketahui jumlah prevalensi sebesar 2.360.592 orang atau 22.71% menderita hipertensi. Prevalensi berdasarkan dari Dinas Kesehatann Kabupaten Ngawi (2018) kasus hiprtensi di Kabupaten Ngawi yaitu sebesar 10.302 jiwa.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua stadium yaitu stadium I dan stadium II.Hipertensi stadium I yaitu tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-99 mmHg.
Hipertensi stadium II yaitu tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan diastolik
≥100 mmHg (JNC VII) (Rosari, 2014).
Pada lansia yang memiliki tekanan darah melebihi dari normal dapat mengakibatkan dampak negatif yang bisa menyebabkan komplikasi dan kerusakan organ seperti gagal jantung, gagal ginjal, stroke, dan kerusakan pada mata (Aspiani, 2018).
Sehingga lansia dengan hipertensi
khususnya stadium II harus segera ditangani, salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah padapenderita hipertensi stadium II adalah dengan penanganan terapi non farmakologi diantaranya terapi relaksasi nafas dalam, terapi herbal dan terapimurottal Al-Qur’an:
Ar-Rahman dengan irama nahawand.
Terapi murottal Al-Qur’an merupakan salah satu terapi musik dengan menggunakan Al-Qur’analatyang mudah dijangkau dan digunakan untuk mempercepat proses peyembuhan (Handayani et al., 2014). Murottal adalah rekaman suara ayat-ayat Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’ atau pembaca Al-Qur’an.Irama dalam Al-Qur’an dibagi menjadi 7 tilawah salah satunya adalah irama nahawand. Irama nahawand adalah irama yang dilakukan dengan menggunakan 3 tingkatan nada yaitu tinggi, datar, dan nada rendah (Hasrul, 2013). Irama nahawand memiliki sifat yang menenangkan, mendamaikan, dan menentramkan (Artori dan Rusdiansyah, 2016). Al-Qur’an terdapat beberapa surat salah satunya adalah surat Ar-Rahman yang memiliki efek terapeutik. Ar-Rahman adalah surat kasih sayang yang memiliki arti Yang Maha Pemurah. Ar-Rahman merupakan surah ke 55 yang terdiri dari 78 ayat. Semua ayat dalam surat Ar-Rahman merupakan surat makiyah yang mempunyai karakter ayat pendek sehingga ayat ini nyaman didengarkan dan dapat menimbulkan efek relaksasi bagi pendengar yang masih awam sekalipun (Zahra, Hadiyanto dan Siregar, 2020).
Pengaruh dari terapi murottal Al-Qur’an surat Ar-Rahman dengan irama nahawand adalah merangsang hipotalamus untuk mensekresi atau meningkatkan hormon endorfin di kelenjar pituitari dan menekan hormon stress serta mengeluarkan hormon endorfin sebagai pengaktifan saraf otonom untuk mengendalikan hormon epinefrin dan norepinefrin yang menghambat angiotensin sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Ganong, 2012).
4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartini, Fratidhina, & Kurniawati (2017) mengatakan bahwa murottal Al-Qur’an dengan Surat Maryam dapat menurunkan tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi, dengan didapatkan hasil penelitian rata- rata tekanan darah sistolik post-test kelompok intervensi adalah 152 mmHg dan kelompok kontrol 161 mmHg dan menunjukkan bahwa tekanan darah diastolik post-test kelompok intervensi adalah 85 mmHg dan kelompok kontrol 89 mmHg. Hal ini dapat disimpulkan bahawa terapi murottal Al-Qur’an efektif dalam menurunkan tekanan darah.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 27 November 2020 di Puskesmas Kendal di dapatkan data jumlah hipertensi di Desa Gayam yang berkunjung ke Puskesmas pada bulan Agustus-Oktober 2020 sebanyak 87 penderita hipertensi yang kemudian peneliti membuat rincian berdasarkan klasifikasi hipertensi JNC VII dengan hasil hipertensi stadium II pada usia lansia sebanyak 33 penderita.
Kemudian peneliti melakukan wawancara di Desa Gayam terhadap 10 orang lansia yang menderita hipertensi stadium II, hasil didapatkan bahwa keluhan yang dirasakan saat hipertensi stadium II terjadi yaitu kepala terasa pusing dan lemas. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi hipertensi stadium II pada enam orang adalah dengan mengkonsumsi obat antihipertensi dan untuk 4 orang tidak mengkonsumsi obat antihipertensi serta belum pernah ada yang melakukan metode penurunan tekanan darah dengan teknik Murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan irama nahawand.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh terapi murottal Al-Qur’an: Ar- Rahman dengan irama nahawand terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium II”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Al- Qur’an: Ar-Rahman dengan irama
nahawand terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium II.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 Juli – 02 Juni 2021 di Desa Gayam wilayah kerja Puskesmas Kendal.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment dengan pendekatan Pre and Post Test Without Control. Penelitian ini dilakukan pada 33 responden yang mengalami hipertensi stadium II dan beraga islam. Penelitian ini memberikan intervensi murottal Al-Qur’an surat Ar- Rahman dengan irama nahawand selama 1x sehari selama 3 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia (n=33)
Usia Frekuensi (f)
Presentase (%) 60-74 tahun 27 81,8
75-82 tahun 6 18,2
Jumlah 33 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas usia responden yaitu berusia 60-74 tahun sebanyak 27 responden dengan persentase 81,8%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar, Nur dan Humairah (2020) yang menyatakan bahwa presentase kelompok usia 60-74 tahun merupakan kelompok usia yang paling banyak mengalami hipertensi yaitu sebanyak 46 responden (92%).
Hal ini sesuai dengan penelitian Adam (2019)menyatakan bahwa semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya. Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan kaku, kemampuan jantung untuk memompa darah menurun, elastisitas pembuluh darah menurun, dan resistensi pembuluh darah perifer meningkat sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.
5 Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n=33)
Jenis Kelamin
Frekuensi (f)
Presentase (%)
Laki-laki 14 42,4
Perempuan 19 57,6
Jumlah 33 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa mayoritas jenis kelamin responden yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 responden dengan persentase 57,6 %. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2019) yang menunjukkan bahwa dari 45 responden yang berjenis kelamin diantaranya laki- laki sebanyak 20 responden (44,4%) dan perempuan sebanyak 25 responden (55,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian (Wahyuni dan Eksanoto., 2013) menyatakan bahwa perempuan cenderung menderita hipertensi dari pada laki-laki, perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi setelah menopause yaitu usia diatas 45 tahun. Perempuan yang belum menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadarHight Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL rendah dan tingginya kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) memengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan mengakibatkan darah tinggi.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Menderita
Hipertensi (n=33)
Ket Me
an Me
dian SD Min- Max Lama
Menderita Hipertensi
3.76 4.00 1.06 2 1-5
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata lama menderita hipertensi responden yaitu 3,76 tahun dengan lama menderita hipertensi paling rendah 1 tahun dan lama menderita hipertensi paling lama 5 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuningsih, Amalia dan Nurfitri, 2018) yang menunjukkan bahwa terdapat 26 responden yang telah lama menderita hipertensi selama < 5 tahun.
Menurut Taufik, Puwoko dan Muharmatomo (2014) menyatakan bahwa hipertensi kronis atau hipertensi yang berlangsung lama, menyebabkan sel otot polos di pembuluh darah otak berpoliferasi. Karena lumen pembuluh darah menyempit dan dinding pembuluh darah menebal akibat pertumbuhan ini, nutrisi yang diangkut oleh darah ke otak juga terganggu.Hipertensi berdampak besar pada kesehatan seseorang, menyebabkan banyak fungsi berkurang, serta risiko lebih tinggi kehilangan memori daya ingat dan kemampuan untuk merawat diri sendiri, yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 4
Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi Murottal Al-Qur’an: Ar- Rahman dengan Irama Nahawand
(n=33)
Pre Test Me an
Me
dian SD Min- Max Sistole
(mmHg) 167.
88 170.
00 8.572 160- 180 Diastole
(mmHg) 102.
12 100.
00 6.963 90- 110
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistol sebelum dilakukan intervensi yaitu 167,88 mmHg dan diastole 102,12 mmHg, dengan nilai tekanan darah terendah sistol 160 mmHg dan tertinggi 180 mmHg, tekanan diastole terendah 90 mmHg dan tertinggi 110 mmHg.
6
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Agusti dan Lestariningsih (2014) dilakukan di RSUP dr. Kariyadi Semarang menunjukkan bahwa penderita hipertensi pada tingkat 2 sebanyak 64 orang (73,5%). Menurut Smeltzer dan Bare (2012) perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah, semuanya berkontribusi pada penurunan distensi dan daya regangan pembuluh darah.Akibatnya, kemampuan aorta dan arteri besar untuk mengoordinasikan volume darah yang dipompa oleh jantung berkurang, mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan resistensi perifer.
Tabel 5
Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi Murottal Al-Qur’an: Ar- Rahman Dengan Irama Nahawand
(n=33)
Post Test Me an
Me
dian SD Min- Max Sistole
(mmHg) 154.
55 150.
00 6.657 150- 170 Diastole
(mmHg) 93.3
3 90.0
0 4.885 90- 100
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistol setelah dilakukan intervensi yaitu 154,55 mmHg dan diastol 93,33 mmHg, dengan nilai tekanan darah terendah sistol 150 mmHg dan tertinggi 170 mmHg, tekanan diastol terendah 90 mmHg dan tertinggi 100 mmHg.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi, Putri dan Fahdi (2018)yang menunjukkanbahwa, terjadi penurunan tekanan darah pada responden yang diberi terapi murottal Al-Qur’an dimana rata-rata tekanan
darah sistolik pretest adalah 161,50 mmHg dan posttest 148,00 mmHg serta dengan tekanan darah diastolik pretest adalah 97,26 mmHg dan pos test 91,00 mmHg.
Murottal Al-Qur’an merupakan salah satu teknik untuk merelaksasikan tubuh.Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung suara manusia, suara manusia adalah alat penyembuhan yang luar biasa dan alat yang paling mudah diakses.Murottal al-Qur'an dapat digunakan untuk meningkatkan perasaan relaksasi, mengaktifkan endorfin alami, dan mengalihkan perhatian dari ketakutan, kecemasan, dan ketegangan. Ini juga dapat digunakan untuk menurunkan hormon stres, meningkatkan sistem bahan kimia tubuh, dan memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak (Handayani et al., 2014).
Rasa rileksasi ini didapatkan karena hipotalamus akan meningkatkan endorphin di kelenjar pituitari dan menekan hormon stress serta mengeluarkan hormon endorfinsebagai pengaktifan serat saraf otonom.
Stimulasi saraf otonom yang terkontrol akan mengatur sekresi epinefrin dan norepinefrin terkendali pula.
Terkendalinya hormon epinefrin dan norepinefrin yang dapat menghambat pembentukkan angiotensin sehingga tekanan darah dapat menurun (Ganong, 2012).
2. Analisa Bivariat Tabel 6
Analisa Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan Irama Nahawand Terhadap Tekanan
Darah pada Lansia Penderita Hipertensi Stadium II
Variabel Z P Value
Pre sistol – post
sistol - 5,027 0,000 Pre diastole – post
diastole - 5,038 0,000
7 Berdasarkan tabel 6 hasil uji
Wilcoxon menunjukkan bahwa tekanan darah sistol nilai p value = 0,000 (p value<0,05) dan tekanan darah diastole nilai p value = 0,000 (p value < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi murottal Al-Qur’an:
Ar-Rahman dengan irama nahawand dapat mempengaruhi tekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium II. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kartini, Fratidhina dan Kurniawati (2017)pada responden ibu hamil preeklamsi menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik paired t test diperoleh nilai p = 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi murottal Al- Qur’an terhadap penurunan tekanan darah.
Pada masa lansia akan mengalami masalah kesehatan yaitu penurunan fungsi organ yang memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif termasuk hipertensi. Terapi murottal Al-Qur’an merupakan terapi religius dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an selama beberapa menit atau jam dapat memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang (Nurqalbi dan Kamarudin, 2019). Terapi ini berada di 60 db dengan irama yang lambat, konstan, teratur dan tidak ada perubahan irama yang mendadak sehingga dapat memberikan efek ketenangan dan relaksasi (Amana dan Purnamasari, 2017).
Terapi murottal Al-Qur’an yang diperdengarkan melalui telinga dengan tempo lambat dapat memicu relaksasi dan rasa tenang. Rasa relaksasi dan tenang tersebut didapatkan karna gelombang suara yang diterima oleh telinga akan merangsang hipotamalus.
Dimana hipotalamus akan meningkatkan endorphin di kelenjar pituitari dan menekan hormon stress serta mengeluarkan hormon endorphin sebagai pengaktifan serat saraf otonom.
Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin menjadi terkendali pula. Terkendalinya hormon epinefrin dan norepinefrin yang dapat menghambat pembentukan angiotensin sehingga tekanan darah dapat menurun (Ganong, 2012). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati, Nurcahyati dan Syaripudin (2019) yang menyatakan bahwa pemberian terapi Murottal Al-Qur’an selama 15 menit 1 kali sehari selama 3 hari dapat memberikan perasaan nyaman dan rileksasi, sehingga denyut jantung dan pembuluh darah nadi mengalami penurunan.
KESIMPULAN
1. Karakteristik usia responden pada penelitian mayoritas berusia 60-74 tahun sebanyak 27 responden (81,8%), mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 responden (57,65%), dan rata-rata responden lama menderita hipertensi 3,76 tahun.
2. Nilai tekanan darah sebelum pemberian terapi Murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan irama nahawand didapatkan hasil nilai minimal sistol 160 mmHg dan diastol 90 mmHg, nilai maksimal sistol 180 mmHg dan diastol 110 mmHg, mean atau rata-rata sistol 167,88 mmHg dan diastol 102,12 mmHg.
3. Nilai tekanan darah setelah pemberian terapi Murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan irama nahawand didapatkan hasil nilai minimal sistol 150 mmHg dan diastol 90 mmHg, nilai maksimal sistol 170 mmHg dan diastol 100 mmHg, mean atau rata-rata sistol 154,55 mmHg dan diastol 93,33 mmHg.
4. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi murottal Al-Qur’an:
Ar-Rahman dengan irama nahawand terhadaptekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium II dengan nilai p value (0,000).
8
SARAN
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini mampu memberikan informasi kepada masyarakat dan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan intervensi secara mandiri pada saat mengalami hipertensi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Terapi non farmakologi dengan terapi murottal Al-Qur’an: Ar-Rahman dengan irama nahawand dapat dipelajari oleh mahasiswa keperawatan untuk menambah keahlian tambahan non farmakologi dalam ilmu keperawatan serta menambah literasi ilmiah di institusi pendidikan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini mampu memberikan informasi kepada perawat untuk memberikan intervensi keperawatan berupa terapi murottal Al-Qur’an: Ar- Rahman dengan irama nahawand terhadap penderita hipertensi.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau acauan tambahan untuk penelitian lebih lanjut dengan menambah kombinasi intervenensi.
DAFTAR PUSTKA
Adam, L. (2019). “Determinan Hipertensi Pada Lanjut Usia,” Jambura Health and Sport Journal, 1(2), hal. 82–89.
Agusti, M. dan Lestariningsih, L. (2014).
“Hubungan Hipertensi Derajat 1 Dan 2 Pada Obesitas Terhadap Komplikasi Organ Target Di RSUP Dr,” Jurnal Kedokteran Diponegoro, 3(1), hal. 104256.
Akbar, F., Nur, H. dan Humairah, U.
(2020). “Karakteristik Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Desa Buku,”
Jurnal Wawasan Kesehatan, 5(2), hal. 35–42.
Amana, L. dan Purnamasari, S. (2017).
“Efektivitas Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia,”
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 17(1), hal. 11–28.
Artori, J. dan Rusdiansyah.
(2016).Mengenal Nagham Al- Qur’an: (Seni Baca Al-Qur’an.
Banjarmasin: Quantum Media Grafika.
Aspiani, R. Y. (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Edisi 1.
Jakarta: EGC.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
(2018). Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018.
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Tersedia pada:
https://dinkes.jatimprov.go.id/userfil
e/dokumen/BUKU PROFIL
KESEHATAN JATIM 2018.pdf (Diakses: 2 November 2020).
Ganong, W. F. (2012). Fisiologi Kedokteran Edisi 24. Jakarta: EGC.
Handayani, R. et al. (2014). “Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Untuk Penurunan Nyeri Persalinan Dan Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif,” Jurnal Ilmiah Kebidanan, 5(2), hal. 1–15.
Hasrul. (2013).7 Maqam Tilawah. Jakarta:
YATAQI.
Kartini, F., Fratidhina, Y. dan Kurniawati, H.(2017). “Pengaruh Mendengarkan Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Preeklamsi Di RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang,” Jurnal JFKT, 1(2), hal. 40–47.
Kemenkes, R. I. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kemkes RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Tersedia pada:
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/u pload/dir_519d41d8cd98f00/files/H asil-riskesdas-2018_1274.pdf (Diakses: 4 November 2020).
Kurniawan, I. (2019). “Hubungan Olahraga, Stress Dan Pola Makan Dengan Tingkat Hipertensi Di Posyandu Lansia Di Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota,”
Jurnal Keperawatan Inonesia, 1(1), hal. 10–17.
9 Mulyadi, A., Putri, T. H. dan Fahdi, F. K.
(2018). “Terapi Murottal Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Social Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya” Journal ProNers, 1(3), hal.
0–8.
Nugroho, H. W. (2017).Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Nurqalbi, S. dan Kamarudin, M. (2019).
“Pengaruh Terapi Murottal Al- Qur’an Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan Di Rumah Sakit Siti Khadijah III Makasar,” Medika Alhairat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 1(2), hal. 67–73.
Rosari, F. (2014). “Diagnosis And Management Of Hypertension In The Elderly Patitent,” J Majority, 3(7), hal. 46–51.
Smeltzer dan Bare. (2012).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 8.
Jakarta: Electrocardiogram.
Susilawati, S., Nurcahyati, S. dan Syaripudin, A. (2019). “Pengaruh Terapi Murotal Al-Quran Terhadap Stres Pasien Hipertensi Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Waled Cirebon,” Jurnal Kesehatan Mahardika, 6(1).
Taufik, E., Puwoko, Y. dan Muharmatomo, H. (2014).
“Pengaruh Hipertensi Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia,”
Jurnal Kedokteran Diponegoro, 3(1), hal. 137–294.
Wahyuni dan Eksanoto., D. (2013).
“Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi Di Kelurahagan Jagalan Di Wilayah Kerja Puskesmas Puncangsawit Surakarta,” Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia, 1(1), hal. 112–121.
Wahyuningsih, S., Amalia, M. dan Nurfitri, B. (2018). “Pengaruh Derajat Hipertensi, Lama Hipertensi Dan Hipertlipidemia Dengan Gangguan Jantung Dan Ginjal Pasien Hipertensi Di Posbindu Cisalak Pasar,” Jurnal Kesmas Indonesia, 10(1), hal. 54–67.
WHO. (2018).Health Topics:
Hypertension, diakses. Tersedia pada: https://www.who.int/news- room/fact-
sheets/detail/hypertension. (Diakses:
1 November 2020).
Zahra, M., Hadiyanto, A. dan Siregar, K.
(2020). “Karakteristik Pendidik Rahmani dalam Surah Ar-Rahman,”
Jurnal Studi Al-Qur’an, 16(1), hal.
89–100.