PROPOSAL
PENGOPTIMALAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING MELALUI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) DALAM UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Disusun Oleh:
YOLANDA MOINGGALO (21105009) WANDA NATALIN SALDRAK (21105083) FREMALICA CICILIA TIMBIL (21105084) MUTIARA ANINDITA TIMUMUN (21105296)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan proposal pada mata kuliah lintas prodi Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun materi sehingga proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih kepada: Bapak Alfiansyah Hasibuan, S.Kom, M.Kom selaku dosen yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
Tondano, 1 November 2023
Peneliti
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Rumusan Masalah ... 3
3. Tujuan Penelitian ... 3
4. Manfaat Penelitian ... 4
5. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
1. Konsep E-Learning ... 5
2. Pendekatan E-Learning ... 6
3. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning ... 7
4. Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran ... 8
5. E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif ... 9
6. Dampak Pembelajaran Berbasis E-Learning ... 9
7. Learning Management System ... 10
8. Penelitian Terdahulu ... 11
BAB III METODE PENELITIAN ... 13
1. Desain Peneliti ... 13
2. Kerangka Konseptual ... 13
3. Batasan Penelitian ... 13
4. Jenis Penelitian ... 14
5. Metode Pengumpulan Data ... 14
6. Jenis Data ... 14
7. Sumber Data ... 14
BAB IV PENUTUP ... 15
1. Kesimpulan ... 15
2. Saran ... 15
DAFTAR PUSTAKA ... 16
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Revolusi Industri 4.0 memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia.
Menurut Janum Yohannes (2018) menyatakan bahwa teknologi cyber memberikan fasilitas dalam proses produksi, distribusi dan pemanfaatan guna (utility) barang dan jasa secara efektif dan efesien. Aplikasi teknologi cyber di dalam lingkungan pendidikan, terutama banyak di jumpai di perguruan tinggi baik secara sistem maupun dalam proses perkuliahan serta layanan administrasi dan publikasi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Penerapan teknologi revolusi industri 4.0 mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik serta mampu untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing. Layanan kepada mahasiswa pada perguruan tinggi baik negeri maupun swasta telah menerapkan teknologi dalam perkuliahan,registrasi, sumber belajar dan laporan studi.
Hal ini dijelaskan dalam penelitian peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional di kalangan calon guru pendidikan sekolah dasar.
“The industrial revolution 4.0 influences the social and cultural behavior of students. The physical contacts of lecturers and students are diminishing, due to faster internet communication, and smart. Academic administration system, guardianship, guidance, developed based on line students can access from various places and times according to their
choice. The lecturers are worried, the characterof students experince problems in the formation of personal and social competencies, while for pedagogical and professional
competencies there is no problem”
Proses pembelajaran berperan sangat penting dalam meningkatakan mutu pendidikan.
Untuk mencapai kualitas pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran perlu menggunakan beberapa prinsip-prinsip pembelajaran yang telah di tetapkan. Menurut M Hosnan (2014) ada lima prinsip yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) pembelajaran berpusat kepada peserta didik. Bukan hanya guru yang menyampaikan materi namun peserta didik juga ikut andil dalam mengikuti pembelajaran seperti diskusi, memberikan pendapat, memberi pertanyaan dan lain-lain. (2) mengembangkan kreativitas peserta didik. (3) menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan, (4) bermuatan nilai (pengetahuan), etika (sikap), estetika (karya), logika (cara berpikir) dan kinestetika (kemampuan dalammenggunakan tubuh termasuk ide dan perasaan), dan (5) menyediakan pengalaman belajar (learning experince) yang beragam melalui penerapan berbaai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan mengkomunikasikan. Jika kualitas pendidikan sudah baik maka motivasi belajar mahasiswa akan meningkat. Mahasiswa akan melakukan hal terbaik untuk setiap proses pembelajaran, kemungkinan besar juga akan berdampak pada hasil belajar mahasiswa yang akan lebih baik.
Menurut Karwati dan Priansa (2014) sumber motivasi yang di dapatkan oleh mahasiswa antara lain: motivasi intrinsik (rangsangan dari dalam diri mahasiswa) motif-motif yang sudah aktif
1
tanpa perlu dorongan, karena pada dasarnya motivasi ini ada di dalam diri mahasiswa.
Sedangkan motivasi ekstrinsik (rangsangan dari luar diri mahasiswa) motivasi yang muncul karena adanya dorongan dari luar dan tidak berkaitan dalam diri mahasiswa. Motivasi ini timbul karen adanya pengaruh dari luar, seperti: adanya ajakan, suruhan bahkan paksaan dari orang lain, dengan demikian mahasiswa akan melakukan sesuatu.
Penerapan pembelajaran berbasis e-learning merupakan respons terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat. E-learning adalah metode pembelajaran yang menggunakan teknologi digital untuk memberikan materi pembelajaran, interaksi antara pengajar dan peserta didik, serta evaluasi hasil belajar.
Penerapan e-learning memiliki beragam latar belakang, di antaranya:
1. Aksesibilitas dan Fleksibilitas: E-learning memungkinkan peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja selama mereka memiliki koneksi internet.
Hal ini mengatasi hambatan geografis dan waktu, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan jadwal dan preferensi mereka sendiri. Ini dapat meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik memiliki kendali lebih atas proses pembelajaran mereka.
2. Aksesibilitas dan Fleksibilitas: E-learning memungkinkan peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja selama mereka memiliki koneksi internet.
Hal ini mengatasi hambatan geografis dan waktu, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan jadwal dan preferensi mereka sendiri. Ini dapat meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik memiliki kendali lebih atas proses pembelajaran mereka.
3. Interaktif dan Kolaboratif: E-learning dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif melalui forum diskusi, kuis online, dan kerja kelompok virtual.
Peserta didik dapat berinteraksi dengan sesama peserta didik dan pengajar, meningkatkan motivasi mereka untuk berpartisipasi dan belajar bersama.
4. Pelacakan dan Evaluasi Secara Real-Time: Platform e-learning sering menyediakan alat untuk memantau kemajuan belajar peserta didik secara real-time. Ini memungkinkan pengajar untuk memberikan umpan balik yang cepat dan peserta didik dapat melihat perkembangan mereka, yang dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
5. Individualisasi Pembelajaran: E-learning dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Ini memungkinkan setiap peserta didik untuk belajar dengan ritme mereka sendiri, yang dapat meningkatkan motivasi karena mereka tidak merasa tertinggal atau terlalu terburu-buru.
6. Penggunaan Alat Analitik: E-learning menyediakan data dan analitik tentang perilaku belajar peserta didik. Dengan informasi ini, pengajar dapat mengidentifikasi masalah motivasi atau kebingungan peserta didik dan mengambil tindakan yang sesuai.
7. Penghematan Waktu dan Biaya: E-learning dapat mengurangi biaya transportasi dan waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi fisik pembelajaran. Ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik karena mereka dapat fokus pada proses belajar.
Penerapan e-learning dengan baik dapat meningkatkan motivasi peserta didik dengan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, relevan, dan terjangkau. Selain
2
itu, dapat meningkatkan hasil belajar karena peserta didik dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi mereka sendiri. Namun, penting untuk memperhatikan pengelolaan, desain, dan implementasi e-learning dengan cermat agar dapat mencapai potensi penuhnya dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
Sari Liani (2013) menjelaskan bahwa penurunan hasil belajar di sebabkan minimnya minat peserta didik untuk bertanya dan hanya menjawab pertanyaan apabila di tunjuk oleh guru, peserta didik biasanya hanya mendengarkan penjelasan dan mencatat apa yang di sampaikan oleh guru. Sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru dan peserta didik memnjadi pasif saat proses pembelajaran. Hal ini juga terjadi di program studi pendidikan guru sekolah dasar. Berdasarkan pengamatan kejadian di lapangan ada beberapa permasalahan yang terjadi saat proses perkuliahan antra lain: dosen masih menggunakan metode konvensional dengan cara menjelaskan materi yang ada di power point sehingga beberapa mahasiswa cenderung kurang memperhatikan penjelasan yang di berikan, mahasiswa terkadang melakukan aktivitas yang lain ketika mengalami kebosanan. Dan juga pada saat akan di berikan tugas mahasiswa cenderung tidak mengerti atau mengalami kesulitan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar. Karena Pendidikan guru sekolah dasar memegang peran kunci dalam pembentukan dasar pengetahuan dan keterampilan siswa. Oleh karena itu, perlu terus meningkatkan kualitas pendidikan guru SD agar dapat memberikan pembelajaran yang efektif. Dalam era digital, penerapan e-learning menjadi alternatif yang potensial untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pendidikan guru SD.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis E-Learning melalui Learning Management System dapat mempengaruhi motivasi dan kualitas hasil belajar mahasiswa.
2. apa dampak dari pembelajaran berbasis E-Learning pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui konsep dari E-Learning
2. Mengetahui penggunaan model pembelajaran berbasis E-Learning dalam meningkatkan motivasi dan kualitas hasil pembelajaran mahasiswa.
3. Pemanfaatan E-Learning dalam pembelajaran.
4. E-Learning menjadi media pembelajaran intetraktif.
5. Mengetahui dampak pembelajaran berbasis E-Learning.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan di bidang ilmu teknologi informasi khususnya di bidang pembelajaran E-Learning serta penulisan karya ilmiah
2. Perguruan Tinggi
Bagi perguruan tinggi hasil dari peneitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi bacaan dan informasi terkait “penerapan pembelajaran berbasis E-Learning dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar”.
3. Mahasiswa
Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar menjadi bahan informasi dan masukan untuk lebih baik kedepannya dalam penggunaan media pembelajaran berbasis E-Learning.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan teori-teori dan konsep-konsep yang mendasari dan mendukung penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini memuat desain penelitian, batasan penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Konsep E-Learning
E-learning adalah singkatan dari "electronic learning," yang merujuk pada penggunaan teknologi elektronik, terutama komputer dan internet, untuk menyampaikan dan mendukung proses pembelajaran. Konsep e-learning melibatkan berbagai elemen dan strategi untuk memberikan pengalaman belajar yang efektif secara elektronik. Berikut adalah beberapa konsep utama yang terkait dengan e-learning:
1. Aksesibilitas: E-learning memungkinkan akses ke sumber daya belajar dari mana saja dan kapan saja, selama terhubung ke internet. Ini menghilangkan hambatan geografis dan waktu dalam belajar.
2. Pembelajaran Interaktif: E-learning sering melibatkan elemen interaktif, seperti video, simulasi, kuis, dan diskusi daring. Ini membantu meningkatkan keterlibatan peserta dan pemahaman materi.
3. Pembelajaran Mandiri: E-learning memberikan kesempatan bagi individu untuk belajar secara mandiri, mengikuti tempo mereka sendiri, dan berfokus pada area yang paling mereka butuhkan.
4. Beragam Jenis Materi: E-learning dapat digunakan untuk menyampaikan beragam jenis materi, termasuk teks, gambar, audio, video, dan animasi.
5. Pembelajaran Kolaboratif: Meskipun mandiri, e-learning juga mendukung pembelajaran kolaboratif melalui forum diskusi, proyek kelompok, dan berbagi sumber daya.
6. Evaluasi dan Pelacakan: E-learning sering dilengkapi dengan alat evaluasi dan pelacakan yang memungkinkan instruktur atau peserta untuk memantau kemajuan dan pencapaian belajar.
7. Evaluasi dan Pelacakan: E-learning sering dilengkapi dengan alat evaluasi dan pelacakan yang memungkinkan instruktur atau peserta untuk memantau kemajuan dan pencapaian belajar.
8. Personalisasi: E-learning dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu, memungkinkan peserta untuk fokus pada topik yang relevan bagi mereka.
9. Pembelajaran sepanjang hayat: E-learning mendukung pembelajaran sepanjang hayat dengan memberikan akses ke pelatihan dan materi pembelajaran sepanjang karier seseorang
10. Penggunaan Teknologi: E-learning menggunakan berbagai teknologi, termasuk perangkat keras (komputer, ponsel, tablet), perangkat lunak (platform pembelajaran daring), dan jaringan (internet) untuk menyampaikan pembelajaran.
E-learning dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan formal, 5
pelatihan korporat, pengembangan karier, dan banyak lagi. Ini telah menjadi alat penting dalam dunia pendidikan dan pelatihan modern karena fleksibilitasnya dalam memberikan akses ke pengetahuan dan keterampilan.
2.2 Pendekatan E-Learning
Pendekatan e-learning mencakup berbagai strategi dan metode yang digunakan dalam pengembangan dan penyampaian pembelajaran berbasis teknologi. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan berdaya guna melalui penggunaan teknologi. Beberapa pendekatan e-learning yang umum digunakan meliputi:
1. Pendekatan Berbasis Konten (Content-centric Learning)
Pendekatan ini menekankan pada penyediaan materi pembelajaran yang kaya dan terstruktur. Sumber daya seperti teks, gambar, video, dan audio digunakan untuk menyajikan informasi dan konsep kepada peserta. Peserta belajar dengan mengonsumsi dan memahami materi tersebut.
2. Pembelajaran Berbasis Interaksi (Interaction-Centric Learning)
Pendekatan ini fokus pada interaksi antara peserta, instruktur, dan rekan-rekan sesama peserta. Ini bisa termasuk forum diskusi online, webinar, kelas daring real-time, dan kerja kelompok kolaboratif. Interaksi ini meningkatkan keterlibatan peserta dan pemahaman materi.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Dalam pendekatan ini, peserta diberi proyek atau tugas yang harus mereka selesaikan.
Mereka belajar melalui pengalaman praktis, pemecahan masalah, dan penerapan konsep dalam situasi nyata.
4. Pembelajaran Berbasis Game (Game-Based Learning)
Pendekatan ini menggunakan elemen permainan dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta. Permainan pendidikan, simulasi, dan tantangan interaktif digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran.
5. Pembelajaran Berbasis Adaptasi (Adaptive Learning)
Sistem pembelajaran adaptif menggunakan teknologi untuk memantau kemajuan peserta dan menyesuaikan materi pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan tingkat pemahaman mereka. Ini memungkinkan peserta untuk belajar pada tingkat yang sesuai dengan kemampuan mereka.
6. Pembelajaran Berbasis Sosial (Social Learning)
Pendekatan ini menekankan pada kerja sama dan pembelajaran antar peserta. Peserta dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan umpan balik dalam forum diskusi, komunitas daring, dan kolaborasi proyek.
7. Pembelajaran Berbasis Mikro (Microlearning)
Pendekatan ini menggunakan materi pendek dan terfokus untuk menyampaikan informasi atau keterampilan dalam potongan-potongan kecil. Ini cocok untuk belajar cepat dan berkelanjutan.
6
8. Pembelajaran Berbasis Video (Video-Based Learning)
Video digunakan sebagai alat utama dalam pendekatan ini. Video pembelajaran dapat berupa kuliah, demonstrasi, atau konten edukatif lainnya.
9. Pembelalajaran Berbasis Personalisasi (Personalized Learning)
Pendekatan ini memungkinkan peserta untuk memilih jalur pembelajaran mereka sendiri dan mengakses materi sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Ini sering melibatkan algoritma pembelajaran mesin untuk memberikan rekomendasi yang lebih baik.
Setiap pendekatan e-learning memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan pendekatan tergantung pada tujuan pembelajaran, audiens, dan jenis materi yang diajarkan. Beberapa program e-learning dapat menggabungkan beberapa pendekatan ini untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih komprehensif.
2.3 Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning
Pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh administrator atau pengelola platform e-learning untuk merancang, meluncurkan, memonitor, dan mengevaluasi pengalaman pembelajaran online. Berikut adalah langkah-langkah penting dalam pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning:
1. Perencanaan
- Identifikasi tujuan pembelajaran dan juga hasil yang di harapkan.
- Penentuan target audiens dan kebutuhan mereka
- Merencanakan isi dari program e-learning di mulai dari modul, materi ajar, dan sumber daya yang di butuhkan.
- Menetapkan jadwal peluncuran dan juga batas waktu.
2. Pemilihan Platform E-Learning
- Pilih platform yang sesuai dengan kebutuhan belajar seperti moodle, canvas atau platform khusus.
- Sesuaiakn platform dengan fitur dan funsionalitas yang di butuhkan.
3. Pengembangan Konten
- Menyiapkan materi pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan teks, video, gambar, dan audio.
- Memastikan materi mudah untuk di pahami serta di rancang dengan baik.
- Menggunakan alat pembuat konten atau perangkat lunak desai grafis yanng di perlukan.
4. Peluncuran Pembelajaran
- Unggah materi ke platform learning
- Konfigurasi kelas atau modul pembelajaran dan tetapkan izin akses 5. Monitoring dan Dukungan
- Pantau kemajuan peserta yang menggunakan alat analitik di platform.
- Jawab pertanyaan peserta dan berikan dukungan teknis saat di butuhkan - Pastikan peserta terlibat dan tetap termotivasi.
7
6. Evaluasi dan Umpan Balik
- Gunakan alat evaluasi, seperti kuis dan tugas, untuk mengukur pemahaman peserta.
- Periksa data analitik untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
7. Perencanaan lanjutan
- Gunakan hasil evaluasi untuk merencanakan program pembelajaran berikutnya - Pertimbangkan perluasan atau peningkatan program E-Learning.
- Tetapkan tujuan dan strategi untuk periode berikutnnya.
Pengelolaan pembelajaran berbasis E-Learning adalah suatu proses yang berkelanjutan, di mana evaluasi dan perbaikan konstan sangat penting untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran dan mencapai hasil yang di inginkan. Seiring perkembangan teknologi dan praktik terbaik, pengelolaan pembelajaran berbasis E-Learning juga akan terus berubah dan berkembang.
2.4 Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran
Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran memberikan sejumlah manfaat dan peluang penting bagi pendidikan. Berikut beberapa cara di mana e-learning dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran:
1. Akses Fleksibel: E-learning memungkinkan peserta untuk mengakses materi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja, asalkan mereka memiliki koneksi internet.
Ini sangat penting bagi peserta yang memiliki jadwal yang sibuk atau tinggal di daerah terpencil.
2. Pembelajaran Daring Dan Hibrida: E-learning dapat digunakan dalam skenario pembelajaran sepenuhnya daring atau dalam pembelajaran hibrida yang mencampurkan pembelajaran online dengan tatap muka. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan.
3. Materi Beragam: E-learning dapat menggabungkan beragam jenis materi, termasuk teks, gambar, video, audio, dan simulasi. Ini membantu mengakomodasi berbagai gaya belajar.
4. Peningkatan Keterlibatan: Penggunaan elemen interaktif, seperti kuis, diskusi daring, dan proyek kolaboratif, dapat meningkatkan keterlibatan peserta dalam pembelajaran. 5. Pembelajaran Mandiri: E-learning memberikan kesempatan bagi individu untuk belajar
secara mandiri dan mengatur tempo pembelajaran mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
6. Pengembangan Keterampilan Digital:E-learning juga membantu peserta mengembangkan keterampilan digital yang penting dalam masyarakat yang semakin terdigitalisasi.
8
2.5 E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif
E-learning adalah media pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan efektivitas dan keterlibatan peserta dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa cara di mana e-learning berperan sebagai media pembelajaran interaktif:
1. Konten Multimodal: E-learning menggabungkan berbagai jenis media, termasuk teks, gambar, audio, video, dan animasi. Peserta dapat berinteraksi dengan beragam sumber daya ini, yang membantu memahami dan meresapi informasi dengan lebih baik.
2. Simulasi dan Aktivitas Interaktif: Platform e-learning sering menyediakan simulasi dan aktivitas interaktif yang memungkinkan peserta untuk menerapkan konsep yang dipelajari dalam skenario praktis. Ini dapat mencakup bermain peran, eksperimen daring, atau simulasi situasi nyata.
3. Diskusi Daring: Forum diskusi online adalah cara yang umum digunakan untuk mendorong interaksi antara peserta dan instruktur. Peserta dapat berbagi pendapat, bertanya pertanyaan, dan berdiskusi tentang topik pembelajaran.
4. Kuis dan Ujian Interaktif: E-learning memungkinkan pembuatan kuis dan ujian interaktif yang memungkinkan peserta mengukur pemahaman mereka secara langsung dan menerima umpan balik segera.
5. Berbagi Sumber Daya: Peserta dapat berbagi sumber daya tambahan, seperti artikel, video, dan sumber daya online lainnya dengan rekan sesama peserta, sehingga pembelajaran menjadi lebih kolaboratif.
6. Pemantauan Kemajuan:Instruktur dapat memantau kemajuan peserta melalui platform e-learning. Ini memungkinkan instruktur memberikan umpan balik yang lebih tepat waktu dan membantu peserta yang mengalami kesulitan.
7. Personalisasi: E-learning dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi individu peserta. Misalnya, materi dapat dipesan sesuai dengan tingkat kesulitan, atau peserta dapat memilih konten tambahan sesuai dengan minat mereka.
E-learning memiliki potensi untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis dan berinteraksi daripada pembelajaran tradisional. Dengan menggunakan berbagai elemen interaktif, peserta memiliki kesempatan untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, menggali materi lebih dalam, dan memperoleh pemahaman yang lebih kuat.
2.6 Dampak Pembelajaran Berbasis E-Learning
Pembelajaran berbasis e-learning memiliki sejumlah dampak yang signifikan, baik positif maupun negatif, tergantung pada implementasi, tujuan, dan konteksnya. Berikut adalah beberapa dampak utama pembelajaran berbasis e-learning:
Dampak Positif
1. Akses yang luas: E-learning memberikan akses ke pendidikan dan pelatihan yang lebih luas, mengatasi hambatan geografis dan memungkinkan individu untuk belajar dari mana saja di dunia.
9
2. Fleksibilitas waktu: E-learning memungkinkan peserta untuk belajar kapan saja sesuai dengan jadwal mereka sendiri, sehingga memfasilitasi pembelajaran mandiri dan pengaturan waktu yang lebih baik.
3. Penghematan biaya: Menghadiri kelas fisik seringkali memerlukan biaya perjalanan dan akomodasi. E-learning dapat mengurangi biaya ini, terutama dalam konteks pendidikan jarak jauh.
4. Diversifikasi materi pembelajaran: E-learning memungkinkan penggunaan berbagai jenis media, seperti video, gambar, audio, dan simulasi, yang dapat membuat materi lebih menarik dan mudah dimengerti.
5. Personalisasi pembelajaran: Platform e-learning sering dilengkapi dengan alat untuk menyusun jalur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman individu.
6. Mengurangi dampak lingkungan:Dengan mengurangi perjalanan fisik dan penggunaan bahan cetak, e-learning dapat membantu mengurangi dampak lingkungan.
Dampak Negatif
1. Isolasi sosial: Pembelajaran berbasis e-learning bisa menjadi isolatif, karena peserta tidak memiliki interaksi tatap muka dengan instruktur dan sesama peserta.
2. Keterbatasan akses internet:Tidak semua orang memiliki akses yang andal ke internet, yang bisa menjadi hambatan bagi e-learning.
3. Kurangnya disiplin: Belajar secara mandiri dalam e-learning memerlukan tingkat disiplin yang tinggi. Beberapa peserta mungkin mengalami kesulitan untuk menjaga motivasi dan konsistensi.
4. Kualitas konten: Tidak semua materi e-learning setara dalam hal kualitas. Ada risiko materi yang kurang berkualitas atau tidak akurat.
5. Ketergantungan pada teknologi: Ketergantungan pada teknologi bisa menjadi kerentanan jika ada gangguan teknis atau pemadaman.
6. Kurangnya interaksi tatap muka: Beberapa konsep atau keterampilan mungkin lebih baik diajarkan dalam setting tatap muka, dan kurang mendapat manfaat dari pembelajaran online.
2.7 Learning Management System (LMS)
Learning Management System atau di sebut juga dengan Learning Mnagement Platform, merupakan program dari perangkat lunak yang berbasis web untuk dokumentasi, pemantauan, manajemen, pelaporan, program pelatihan, manual teknis, proyek pembelajaran dan pengembangan dan sebagainya. E-Learning di kembangakn pada kebutuhan akan konten terkait konten pendidikan dan juga sebagai alat pelatihan yang murah, mudah di akses, mudah di gunakan, dinamis dan kolaboratif.
Learning Management Sytem (LMS) dapat di anggap sebagai bagian dari manajemen 10
konten online. Ini di gunakan untuk menyampaikan materi pelatihan dan pendidikan kepada tenaga kerja atau pengguna eksternal melaui internet.
Semua Learning Management System berisi kemampuan untuk mengumpulkan data, mengelola data, dan memungkinkan akses ke file dan situs web yang dikelola di server jarak jauh. Setiap LMS memiliki kemampuan untuk mengkategorikan dan mengumpulkan informasi siswa sesuai dengan tujuan masing-masing Learning Management System.
Namun, ada fitur lain yang tersedia di semua jenis platform Learning Management System.
Fitur lain dari LMS adalah Manajemen Kursus, yang dirancang untuk memungkinkan pengguna membuat dokumen dan mengikuti prosedur untuk mengirimkan kursus.
Manajemen Kursus memungkinkan pelajar untuk melacak, mengambil, dan mengedit materi kursus dan kredensial instruktur. Jenis fungsi ini biasanya disertakan dalam Learning Management System (LMS) online, yang memungkinkan persetujuan dan distribusi kursus dengan mudah.
Fungsi dari LMS selain untuk memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran, juga dapat memudahkan siswa ataupun mahasiswa mengakses tugas-tugas yang di berikan oleh guru ataupun dosen. Beberapa LMS sudah di lengkapi dengan fitur kuis dan ujian online agar para guru maupun dosen dapat mengevaluasi belajar para siswanya.
Pembelajaran sosial memungkinkan siswa untuk berteman dan mendiskusikan topik kursus dan kemajuan dengan siswa lain dalam lingkungan online yang aman.
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai penerapan pembelajaran berbasis e-learning dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar telah menjadi topik yang menarik dalam konteks pendidikan. Berikut adalah beberapa studi terdahulu yang relevan dengan topik ini:
1. “The Impact of E-Learning on Student’s Motivation and Perfomance in Education”
(Oblinger, D. G., & Oblinger, J. L., 2005): Penelitian ini membahas dampak e- learning pada motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Meskipun bukan fokus utama pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar, penelitian ini memberikan wawasan umum tentang bagaimana e-learning dapat memengaruhi motivasi dan kinerja.
11
2. “Enhancing Motivation and Learning for Children with Learning Disabilities through E-Learning”
(Huang, E., Lin, T., & Cheng, K., 2015): Studi ini lebih terfokus pada anak-anak dengan disabilitas belajar, tetapi berbagai pendekatan e-learning yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar juga dapat diterapkan pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar.
3. “The Impact of Blanded E-Learning on Academic Performance and Motivation in Higher Education”
(Sumer, H. C., 2018): Penelitian ini mengevaluasi dampak pembelajaran berbasis e-learning campuran (blended) pada hasil belajar dan motivasi mahasiswa di pendidikan tinggi. Meskipun bukan mahasiswa sekolah dasar, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang penggunaan e-learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
4. “E-Learning and its Effects on Teaching and Learning in a Global Age”
(Anderson, T., 2008): Meskipun fokus penelitian ini lebih pada penggunaan e- learning secara global, termasuk di tingkat guru dan pendidikan, informasi yang ditemukan dapat relevan untuk mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar.
5. “The Impact of E-Learning on Student’s motivation: A Study on the Adult Distence Education in Thailand”
(Bundit, P., 2014): Penelitian ini mengkaji pengaruh e-learning pada motivasi mahasiswa dewasa dalam konteks pendidikan jarak jauh. Konsep motivasi yang ditemukan dalam penelitian ini dapat diterapkan pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar.
6. “The Impact of E-Learning on University Student’s Achievement and Satisfaction: A Longitudinal Study”
(Tallent-Runnels, M. K., Thomas, J. A., Lan, W. Y., Cooper, S., Ahern, T. C., Shaw, S. M., & Liu, X., 2006): Meskipun berfokus pada mahasiswa universitas, penelitian ini mengukur dampak e-learning pada hasil belajar dan kepuasan mahasiswa, yang dapat menginspirasi penelitian serupa pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Peneliti
Menurut Silaen (2018) desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses yang di perlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini di rancang sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbasis E-Learning dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar. Hasil penelitian di uraikan secara deskriptif tentang bagaimana penerapan pembelajaran berbasis E-Learning dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar mahasiswa dan apa dampak dari pembelajaran berbasis E-Learning pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar.
3.2 Kerangka Konseptual
3.3 Batasan Masalah
Dalam sub bab ini peneliti akan menyampaikan informasi tentang batasan penelitian yang dilakukan peneliti dalam judul dalam topic penelitian dan analisis data.
1. Penelitian yang di bahas dalam laporan hanya informasi yang terdapat mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar di Universitas Negeri Manado.
2. Pembahasan dalam penelitian hanya terkait dengan penerapan pembelajaran berbasis E-Learning dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar pada mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar.
13 Pembelajaran
Berbasis E-Learning (X)
Peningkatan Motivasi (Y1)
Hasil Belajar (Y2) Learning Managemet
System (LMS) (X2)
3.4 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang di gunakan untuk penelitian ini di peroleh dengan penelitian tidak langsung dan langsung dimana penullis menggunkan jasa internet dan juga memperoleh data di lapangan di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Dan Psikologi, Universitas Negeri Manado.
3.6 Jenis Data
Data merupakan data yang di peroleh dengan mengamati kejadian di lapangan serta dapat di gunakan untuk menganalisis suatu permasalahan yang sedang terjadi utuk selanjut dapat di carikan alternatif yang sesuai. Kuncoro (2009:124), data adalah sekumpulan informsi yang di butuhkan untuk pengambilan keputusan. Data yang digunakan adalah data kualitatif berupa penelitian di lapangan dengan menganalisis 30 mahasiswa selama proses perkuliahan. Data kualitatif adalah data yang bersikap deskriptif dan cenderung menggunkan analisis.
3.7 Sumber Data
Data yang di gunakan penulis untuk penelitian ini adalah data primer, dimana data primer adalah data yang di peroleh atau di kumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti.
14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penerapan pembelajaran berbasis e-learning dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar adalah bahwa strategi ini memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat signifikan jika dilakukan dengan baik. E- learning memberikan fleksibilitas waktu dan tempat untuk belajar, memungkinkan mahasiswa untuk mengatur jadwal mereka sendiri. Ini dapat meningkatkan motivasi karena memungkinkan mereka untuk belajar sesuai dengan preferensi mereka.
Konten e-learning yang interaktif dan diperkaya, seperti video, simulasi, dan sumber daya multimedia, dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi mahasiswa. Memastikan bahwa mahasiswa memiliki keterampilan teknologi yang cukup untuk mengakses dan menggunakan platform e-learning merupakan langkah penting. Evaluasi berkala dan umpan balik dari mahasiswa adalah penting untuk memastikan efektivitas pembelajaran berbasis e-learning dan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Pengoptimalan pembelajaran berbasis E-Learning melalui Learning Management System sangat di perlukan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Terlebih sebagai calon pendidik sangat penting untuk mengetahui serta mengetahui perkembangan zaman sehingga dapat di terapkan ketika sudah terjun ke dunia kerja.
Penerapan e-learning dalam konteks pendidikan guru sekolah dasar harus mempertimbangkan kebutuhan mahasiswa dan karakteristik khusus dari target populasi tersebut. Hal ini mencakup penerapan strategi yang memotivasi dan mengikat mahasiswa, serta memberikan dukungan instruksional yang baik.
4.2 Saran
Saran yang ingin penulis sampaiakan adalah:
1. Perlu di lakukan perencanaan yang matang, perlu untuk merencanakan dengan baik seluruh kurikulum E-Learning.
2. Diperlukan desain konten yag menarik, relevan dan interaktif agar menjaga minat mahasiswa.
3. Perlu untuk menyesuaikan dengan gaya belajar memenuhi prefensi mahasiswa.
4. Diperlukannya bimbingan yang aktif untu mendukung komunikasi antar sesama mahasiswa maupun mahasiswa dan dosen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, P., & Febrian, F. (2019). Blended learning: Studi efektivitas pengembangan konten e-learning di perguruan tinggi. Jurnal Tatsqif, 17(1), 104-119.
Saifuddin, M. F. (2018). E-learning dalam persepsi mahasiswa. Jurnal Varidika, 29(2), 102-109.
Chandrawati, S. R. (2010). Pemamfaatan E-learning dalam Pembelajaran. Jurnal Cakrawala Kependidikan, 8(2).
Ucu, N. L., Paturusi, S. D., & Sompie, S. R. (2018). Analisa Pemanfaatan E-Learning Untuk Proses Pembelajaran. Jurnal Teknik Informatika, 13(1).
Sharin, A. N. (2021). E-learning during COVID-19: a review of literature. Jurnal Pengajian Media Malaysia, 23(1), 15-28.
Santosa, T. A., Sepriyani, E. M., Lufri, L., Chatri, M., & Violita, V. (2021). Analisis E-Learning Dalam Pembelajaran Evolusi Mahasiswa Pendidikan Biologi Selama Pandemi Covid-19. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1), 66-70.
Sandiwarno, S. (2016). Perancangan model e-learning berbasis collaborative video conference learning guna mendapatkan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien. Jurnal Ilmiah FIFO, 8(2), 191.
Yazdi, M. (2012). E-learning sebagai media pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi. Foristek, 2(1).
Dewi, P. S. (2021). E-Learning: PjBL Pada Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum dan Silabus. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 1332-1340.
Setiawan, A., Nurlaela, L., & Yundra, E. (2019, November). Pengembangan e learning sebagai media pembelajaran pendidikan vokasi. In Prosiding Seminar Nasional SANTIKA Ke-1 2019 (pp. 52-56).
Sagita, M., & Nisa, K. (2019). Pemanfaatan e-Learning bagi para pendidik di era digital 4.0. Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 2(2), 35-41.
Pratama, W. A., Hartini, S., & Misbah, M. (2019). Analisis literasi digital siswa melalui penerapan e-learning berbasis schoology. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 6(1), 9-13.
Kuryanti, S. J. (2016). Rancang Bangun Sistem E-Learning sebagai Sarana Pembelajaran. Jurnal Khatulistiwa Informatika, 4(1).
Sefriani, R., & Sepriana, R. (2020). Pengembangan media e-learning berbasis schoology pada pembelajaran kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 8-14.
Karwati, E. (2014). Pengaruh Pembelajaran elektronik (e-learning) terhadap mutu belajar mahasiswa. Jurnal Penelitian Komunikasi, 17(1).
16