PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS FILM BARBIE (2023) DALAM PERSEPEKTIF FEMINISME: KAJIAN FEMINISME
Nama: Abyasa Bimantara NIPD: 222310008
SMA NEGERI 3 TAMBUN SELATAN TAHUN AJARAN 2024/2025 Jl. Perumahan Graha Prima, Mangun Jaya Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi
Email: Sma3_tamsel@yahoo.com
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun proposal ini di susun untuk memenuhi mata pelajaran Bahasa Indonesia . Semoga dengan penyusunan proposal ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri penyusun tentang mata pelajaran ini.
Demi kesempurnaannya, penyusun selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada ibu Defania Ramadhani S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kepada semua pihak yang telah mendukung hingga terselesaikannya proposal ini. Harapan penyusun semoga proposal ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Bekasi, 17 Januari 2024
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Isu feminisme dalam Film Barbie ini menceritakan tentang nostalgia, peliknya kehidupan bagi seorang wanita di dunia nyata, serta kesulitan kaum wanita dalam mengatasi patriarki di masa sekarang. Ditunjukkan bahwa film ini mencoba untuk meliput segala permasalahan seperti peran gender, patriarki, inklusi, keserakahan perusahaan, dan peran Mattel di dalamnya. Gagasan yang dimunculkan adalah wanita selalu dituntut banyak hal dan terkadang menjadi objek seksual yang membuat ketidakadilan gender.
Dalam Film ini diceritakan bahwa dalam dunia barbie, wanita memegang peran atas segalanya dan tidak ada patriarki sama sekali, sungguh berbanding terbalik dengan yang terjadi di dunia nyata. Gagasan feminisme yang tersirat dalam film Barbie menyiratkan bahwa kaum wanita tidak butuh pria dalam hidup mereka serta bisa mencapai apapun yang diinginkan tanpa ada pengaruh patriarki.
Selain gagasan feminisme yang tersirat, sebelumnya boneka Barbie pun telah dikritik atas bentuk badannya yang sangat tidak realistis yang merupakan simbol penekanan dunia terhadap kaum wanita bahwa standar kecantikan wanita harus memiliki badan yang langsing dan kulit yang sempurna tanpa selulit.
Peristiwa sosial feminisme yang digambarkan dalam film Barbie adalah nyata dalam kehidupan sehari - hari. Feminisme merupakan gerakan sosial untuk mencapai keadilan hak perempuan. Dalam Ilmu Hubungan Internasional, feminisme mempengaruhi bagaimana gender membentuk ekonomi politik global saat ini. Dalam film Barbie di ceritakan bahwa kawasan Barbie Land dipimpin oleh perempuan. Perempuan berhak untuk memimpin diri nya dan mempunyai cita - cita. Gerakan feminisme ini menjadi salah satu tujuan pembangunan negara karena perlu diketahui bahwa peran perempuan juga penting. Melalui film Barbie ini menjelaskan fakta - fakta bahwa perempuan masih sering mendapatkan ketidakadilan di lingkungannya. Perempuan sering mendapatkan perlakuan tidak
adil di tempat kerja, banyak kasus pelecehan terhadap perempuan dan sistem patriarki yang menjadi isu penting.
Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan peneliti di atas dapat mengidentifikasi permasalahan berikut.
1. Faktor-faktor terjadinya gerakan feminisme yang dilakukan dalam film Barbie.
2. Analisis isu feminisme yang dibahas dalam film Barbie.
3. Faktor-faktor terjadinya gerakan patriarki dan kesetaraan gender dalam film Barbie.
4. Definisi dari feminisme dan pesan feminisme yang terkandung dalam film Barbie.
C. Batasan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang diidentifikasi di atas, tidak akan dibahas seluruhnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar pembahasan dalam penelitian ini lebih mendalam dan mengenai sasaran. Penelitian ini dibatasi beberapa masalah yang dikaji, yaitu;
1. Analisis isu feminisme yang dibahas dalam film Barbie .
2. Definisi dari feminisme dan pesan feminisme yang terkandung dalam film Barbie.
D. Rumusan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan terarah, perlu adanya rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana isu feminisme dibahas dalam film barbie.
2. Bagaimana definisi dari feminisme dan pesan feminisme yang terkandung dalam film Barbie.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan isu isu feminisme yang dibahas dalam film Barbie.
2. Menjelaskan definisi dari feminisme dan pesan feminisme yang terkandung dalam film Barbie.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan penelitian secara optimal, mampu menghasilkan laporan yang sistematis dan bermanfaat secara umum. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau sumbangan, terutama pada perkembangan studi sosial.
b. Dapat menambah pengetahuan mengenai studi sosial terhadap feminisme.
c. Sebagai acuan untuk penelitian feminisme selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan pembaca lebih memahami dan mengenali feminisme yang terjadi di masyarakat saat ini.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi awal kepada peneliti berikutnya.
BAB II Landasan Teori
A. Landasan Teori
Teori merupakan alat terpenting bagi suatu ilmu pengetahuan. Tanpa adanya teori, hanya ada serangkaian fakta-fakta yang belum teranalisis dan belum dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan. Dengan demikian, teori bertugas sebagai pembimbing dalam suatu kegiatan ilmiah. Bahasa tidak lain adalah wahana komunikasi dan interaksi di dalam masyarakat yang digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan kebudayaan (Samsuri, 1978 : 10).
1. Feminisme
Feminisme merupakan konsep pemikiran yang menuntut adanya kesetaraan hak dan keadilan yang sama pada wanita dengan kaum pria.
Konsep ini merupakan salah satu bentuk dari emansipasi wanita di seluruh dunia. Menurut Mujianto (2010:99) bahwa penyebab utama munculnya feminisme adalah adanya pandangan sebelah mata terhadap wanita, disertai bermacam-macam anggapan buruk yang dilekatkan. Kepadanya dan citra negatif dalam masyarakat.
Menurut Najmah dan Khatimah Sai’dah dalam bukunya yang berjudul Revisi Politik Perempuan (2003:34) menyebutkan bahwa feminisme adalah suatu kesadaran akan penindasan dan eksploitasi terhadap perempuan yang terjadi baik dalam keluarga, di tempat kerja, maupun di masyarakat serta adanya tindakan sadar akan laki-laki maupun perempuan untuk mengubah keadaan tersebut secara leksikal. Feminisme adalah gerakan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki.
a. Feminisme Liberal
Feminisme Liberal ialah terdapat pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Alison Jaggar dalam bukunya Feminist Polities and Human Nature, mengemukakan bahwa dalam pemikiran kaum liberal, sifat asariah manusia yang unik adalah kemampuan CASITAS SEMA rasionalitasnya. Namun argumen klasik Aristoteles bahwa manusia adalah animal rasionale (binatang yang berasio) maka kaum liberal mendefinisikan rasionalitas dalam berbagai aspek termasuk penekanan terhadap moralitas dan kebijaksanaan (Gadis Arivia, 2003:99).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metodologi Penelitian
Metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Jadi fungsi metode sebagai alat untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2008: 34).
Berikut dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik penyediaan data, dan teknik penyajian hasil analisis data berdasarkan analisis film Barbie dalam persepektif feminisme.
1. Jenis Penelitian
Penelitian adalah segala aktivitas berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, menjelaskan, menganalisis, dan menafsirkan fakta-fakta (Kesuma, 2007: 2). Penelitian dapat berupa pencarian teori, pengujian teori, atau pemecahan masalah (Sevilla, dkk. dalam Kesuma, 2007: 3). Penelitian menyangkut serangkaian kegiatan ilmiah, yaitu kurun waktu pencarian masalah, kurun penemuan masalah dan kurun pemecahan masalah (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007: 3).
Jenis penelitian dibedakan menjadi dua yaitu, penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). Sedangkan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan dan memberikan penafsiran data (Arikunto, 2006:12).
Dalam penelitian yang berjudul “ANALISIS FILM BARBIE (2023) DALAM PERSEPEKTIF FEMINISME: KAJIAN FEMINISME ” ini jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif. Dengan demikian dapat dianalisis isu feminisme yang ada dalam film Barbie.
2. Data dan Sumber Data
Sudaryanto (dalam Mahsun, 2005: 19) memberi batasan data sebagai bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah). Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka (Arikunto, 2006: 99). Data ditafsirkan menjadi kategori yang berarti sudah menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis kerjanya sebagai teori yang nantinya diformulasikan, baik secara deskriptif maupun secara proposional (Moleong, 1989: 219). Data dalam penelitian ini berupa variasi atau ujaran dalam bahasa Betawi yang dipakai di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Sumber diartikan tempat keluar, asal. Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006:129). Sumber data merupakan asal yang berupa data yang berasal dari sumber tertulis atau lisan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data sekunder. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah penggunaan naskah film Barbie dan sinopsis film Barbie yang ditelusuri melalui website.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil data (Chaer, 2007:160). Menurut Moleong, (1989: 5) instrumen penelitian merupakan alat pelengkap yang digunakan untuk menunjang proses penelitian dengan menggunakan data sebagai bahannya. Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama. Dalam penelitian ini yang dijadikan instrumen adalah peneliti atau penulis sendiri sebagai alat atau instrumennya. Peneliti melakukan serangkaian persiapan kegiatan dari merancang perencanaan, pengumpulan data, dan analisis data sampai pada tahap hasil penelitian.
Dalam melakukan observasi dan melakukan pencatatan digunakan kartu data.
Hal ini dimaksudkan agar peneliti atau penulis lebih mudah dan menganalisis perubahan pelafalan bahasa Betawi di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Kartu data akan sangat membantu penelitian. Penggunaan kartu data berarti
menjaring data dengan teknik catat. Kartu data yang digunakan untuk mencatat dapat berupa kertas HVS, manila, buffalo, atau yang lainnya dengan ukuran yang sesuai (Kesuma, 2007: 45).
4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sudaryanto (1993:9), metode adalah cara yang harus dilaksanakan sedangkan teknik adalah penyediaan data yang benar-benar data terjamin sepenuhnya kesahiannya (Sudaryanto, 1993: 131). Metode pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data melalui proses pemerolehan data yang berasal dari sumber data.
Dari pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan metode penyediaan data adalah cara yang dilaksanakan dalam mengumpulkan dan menyediakan data yang harus terjamin kesahiahnya sedangkan teknik penyediaan data adalah cara melaksanakan metode pengumpulan data yang harus sahih data dari penelitian.
Metode penyediaan data dalam penelitian ini berupa metode pendekatan deskriptif kualitatif.
Pendekatan deskriptif kualitatif yaitu pendekatan penelitian dimana data-data yang dikumpulkan berupa kata- kata, gambar-gambar dan bukan angka. Data-data tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumentasi pribadi, catatan, atau memo dan dokumentasi lainnya Moleong (2005:4).
Jadi, data yang dijaring atau dikumpulkan berupa data tertulis yang terdapat dari sumber naskah film Barbie dan film Barbie yang kemudian dicatat. Langkah selanjutnya adalah menganalisis pendekatan feminisme yang ada dalam film Barbie.
Kemudian dicatat dalam kartu data. Oleh karena itu, kartu data memiliki format, yaitu berupa bagan kolom sebagai berikut.
Karena barbie bisa menjadi apa saja, wanita bisa menjadi apa saja.
Contoh cuplikan teks pada naskah Barbie.
Dengan pendekatan feminisme.
(Pada halaman ke 2. Paragraf ke 5, baris ke 2).
Aku seorang pria tanpa kuasa, apakah itu menjadikanku seorang Wanita?
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Yang mengindikasikan diskriminasi terhadap wanita.
(Pada halaman ke 102. Paragraf ke 7, baris ke 2
Jika semua itu juga berlaku untuk boneka yang mewakilkan perempuan, aku tidak tahu lagi.
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Merujuk pada bentuk keputusasaan Barbie terhadap patriarki yang terjadi di Barbie Land.
(Pada halaman ke 158. Paragraf ke 1, baris ke 9).
Sangat sulit untuk menjadi wanita! Kamu sangat cantik dan pintar, dan aku merasa sedih karena kamu merasa kamu tidak cukup baik.
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Menyiratkan akan ketidakpuasan masyarakat terhadap status dan peran wanita di dalam masyarakat.
(Pada halaman ke 156. Paragraf ke 4, baris ke 1).
Kamu harusnya kurus tapi jangan terlalu kurus dan kamu tidak akan pernah bisa berkata ingin kurus. Kamu harus bilang ingin sehat tapi kamu juga harus kurus.
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Adanya harapan dan kenyataan yang berbanding terbalik, hal tersebut menjadi kontradiktif karena perempuan dianggap harus kurus tetapi tidak boleh terlalu kurus yang mana ungkapan atau makna kurus sendiri tidak memiliki batasan atau peringkat.
(Pada halaman ke 156. Paragraf ke 4, baris ke 7).
5. Metode dan Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya untuk mengklasifikasi, mengelompokkan data.
Pada tahap ini dilakukan upaya pengelompokan, menyamakan data yang sama dan membedakan data yang memang berbeda serta menyisihkan pada kelompok lain yang serupa tetapi tidak sama (Mashun, 2005: 229). Pada dasarnya metode analisis data ada dua macam, yaitu metode padan dan metode agih. Dalam penggunaannya metode analisis data yang dipilih harus sesuai dengan satuan kebahasaan yang disingkat sebagai objek analisis (Sudaryanto, 1993: 57).
Dalam penelitian ini dipakai metode Deskriptif analitik sebagai metode analisis data. Deskriptif analitik menurut Sugiyono (2013:206), yaitu suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
6. Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data yang berupa temuan penelitian sebagai jawaban atas masalah yang hendak dipecahkan haruslah disajikan dalam bentuk teori (Mahsun, 2005: 225).
Temuan yang akan disajikan adalah analisis film Barbie (2023) berdasarkan persepektif feminisme. Hasil temuan ini bersumber pada naskah film Barbie dan film Barbie.
Langkah yang harus ditempuh seorang peneliti adalah penyajian hasil analisis data yang metode penyajiannya secara formal dan informal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kosakata biasa, dan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993: 145). Penyajian
hasil penelitian ini menggunakan metode penyajian informal, karena hasil analisis data menggunakan kata-kata biasa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scriptslug.com/script/barbie-2023 (18 Januari 2024, 09.13)
https://karyakarsa.com/Hannaayr/representasi-feminisme-pada- dialog-film-live-action-barbie (18 Januari 2024, 20.58)
https://www.imdb.com/title/tt1517268/plotsummary/ (31 Januari 2024, 12.11)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=http://repository.u nika.ac.id/31222/4/17.M1.0072-GUSTIAR%2520BRIGITHA
%2520SINAGA-BAB%2520III_a.pdf&ved=2ahUKEwif1rr-
zpaEAxXkwjgGHfRLCIAQFigAegQIDRAA&usg=AOvVaw1ISu 5pl2jwEZHr6bhUV2-5 (19 Januari 2024, 16.42)
https://www.neutron.co.id/info/feminisme (19 Januari 2024, 20.17)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://repository.
uksw.edu/bitstream/123456789/11733/7/T1_362012086_Judul.pdf
&ved=2ahUKEwiOx46j0JaEAxWq3TgGHTfvA9UQFnoECBMQ
AQ&usg=AOvVaw1iGjwduzkyKwZ_O7eq_qrk (21 Januari 2024,
11.32)
LAMPIRAN
POSTER FILM BARBIE DAN SINOPSIS
Barbie dan Ken bersenang-senang di dunia Barbie Land yang penuh warna dan tampak sempurna. Barbie sang boneka hidup dalam kebahagiaan dalam masyarakat matriarkal Barbieland dan merasa nyaman dengan perannya di dunia dalam berbagai versi Barbie selama bertahun-tahun yang menunjukkan kepada gadis- gadis yang bermain dengannya bahwa mereka bisa menjadi apa pun dan siapa pun
yang mereka inginkan. Namun, ketika mereka mendapat kesempatan untuk pergi ke dunia nyata, mereka segera menemukan suka dan duka hidup di antara manusia.
KARTU DATA
Karena barbie bisa menjadi apa saja, wanita bisa menjadi apa saja.
Contoh cuplikan teks pada naskah Barbie. Dengan pendekatan feminisme.
(Pada halaman ke 2. Paragraf ke 5, baris ke 2).
Aku seorang pria tanpa kuasa, apakah itu menjadikanku seorang Wanita?
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Yang mengindikasikan diskriminasi terhadap wanita.
(Pada halaman ke 102. Paragraf ke 7, baris ke 2
Jika semua itu juga berlaku untuk boneka yang mewakilkan perempuan, aku tidak tahu lagi.
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Merujuk pada bentuk keputusasaan Barbie terhadap patriarki yang terjadi di Barbie Land.
(Pada halaman ke 158. Paragraf ke 1, baris ke 9).
Sangat sulit untuk menjadi wanita! Kamu sangat cantik dan pintar, dan aku merasa sedih karena kamu merasa kamu tidak cukup baik.
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Menyiratkan akan ketidakpuasan masyarakat terhadap status dan peran wanita di dalam masyarakat.
(Pada halaman ke 156. Paragraf ke 4, baris ke 1).
Kamu harusnya kurus tapi jangan terlalu kurus dan kamu tidak akan pernah bisa berkata ingin kurus. Kamu harus bilang ingin sehat tapi kamu juga harus kurus.
Contoh cuplikan dialog dalam film Barbie dengan pendekatan feminisme. Adanya harapan dan kenyataan yang berbanding terbalik, hal tersebut menjadi kontradiktif karena perempuan dianggap harus kurus tetapi tidak boleh terlalu kurus yang mana ungkapan atau makna kurus sendiri tidak memiliki batasan atau peringkat.
(Pada halaman ke 156. Paragraf ke 4, baris ke 7).
PEMERAN KARAKTER DAN KRU FILM
SUTRADARA 1. Greta Gerwig
PEMERAN KARAKTER
1. Margot Robbie sebagai Barbie Stereotip 2. Issa Rae sebagai Presiden Barbie
3. Kate McKinnon sebagai Barbie Aneh 4. Alexandra Shipp sebagai Penulis Barbie 5. Emma Mackey sebagai Fisikawan Barbie 6. Hari Nef as Dr. Barbie
7. Sharon Rooney sebagai Pengacara Barbie 8. Ana Cruz Kayne sebagai Hakim Barbie 9. Ritu Arya sebagai Jurnalis Barbie
10. Dua Lipa as Mermaid Barbie Nicola Coughlan sebagai Diplomat Barbie 11. Ryan Gosling sebagai Ken, sering disebut sebagai "Beach Ken"
12. Simu Liu sebagai Turis Ken/"Rival Ken"
13. Kingsley Ben-Adir sebagai Ken Bola Basket 14. Ncuti Gatwa sebagai Artis Ken
15. Scott Evans sebagai Stereotip Ken
16. John Cena sebagai Kenmaid, seorang ikan duyung jantan Ken
17. America Ferrera sebagai Gloria, karyawan Mattel yang membantu Barbie di dunia nyata
18. Ariana Greenblatt sebagai Sasha, putri Gloria
19. Rhea Perlman sebagai Ruth Handler, salah satu pendiri Mattel 20. Helen Mirren sebagai narator
21. Will Ferrell sebagai CEO Mattel 22. Michael Cera sebagai Allan
23. Connor Swindells sebagai Aaron Dinkins, karyawan tingkat rendah Mattel 24. Jamie Demetriou sebagai CFO Mattel
25. Emerald Fennell sebagai Midge
26. Asim Chaudhry sebagai karyawan gudang Mattel 27. Ray Fearon sebagai Dan di FBI
28. Erica Ford sebagai Skiper
29. Hannah Khalique-Brown sebagai Skiper "Dewasa”
30.Narasi Mette sebagai Barbie Video Girl
31.Marisa Abela sebagai Barbie Bicara Remaja Lucy Boynton sebagai Proust Barbie 32. Rob Brydon sebagai Sugar Daddy Ken
33. Tom Stourton sebagai Anting Ajaib Ken
34. Ann Roth sebagai wanita di kursi Pantai 35. Annie Mumolo sebagai Ibu yang cemas 36. Lauren Holt sebagai Ibu Waktu
37. Ryan Piers Williams sebagai suami Gloria
PENULIS KREDIT 1. Greta Gerwig 2. Noah Baumbach PRODUSER
1. David Heyman 2. Margot Robbie 3. Tom Ackerley 4. Robbie Brenner 5. Cate Adams 6. Noah Baumbach 7. Christine Crais 8. Richard Dickson 9. Toby Emmerich 10. Greta Gerwig 11. Ynon Kreiz 12. Jennifer Lane 13. Josey McNamara 14. Michael Sharp 15. Courtenay Valenti MUSIK
1. Mark Ronson 2. Andrew Wyatt SINEMATOGRAFI
1. Rodrigo Prieto SET DEKORASI
1. Katie Spencer DESAIN KOSTUM
1. Jacqueline Durran PENGEDITAN
1. Nick Houy PRODUKSI DESAIN
1. Sarah Greenwood