• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL TUGAS AKHIR

N/A
N/A
2006 Fanny lie

Academic year: 2024

Membagikan "PROPOSAL TUGAS AKHIR "

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

HOTEL BISNIS DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

(Arsitektur Hijau)

GEDUNG OLAHRAGA BULUTANGKIS DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR POST MODERN

(Arsitektur Post Modern)

GEDUNG KREMARIUM DAN KOLUMBARIUM DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

(Arsitektur Hijau)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T. D. PARDEDE

MEDAN

NAMA MAHASISWA: NORIECO YANG NIM: 19.184.0015

USULAN JUDUL/TEMA:

(2)

2022/2023

PROPOSAL JUDUL

TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

HOTEL BISNIS (Arsitektur Hijau)

DISUSUN OLEH:

NAMA: NORIECO YANG NIM: 19.184.0044

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T. D. PARDEDE

MEDAN

(3)

2022/2023

(4)

FORMULIR USULAN PROYEK TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama Mahasiswa : Norieco Yang

NIM : 19.184.0015

Judul : Hotel Bisnis

Tema : Arsitektur Hijau

Status Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Rencana Induk Fisik : Belum ada

Lokasi/Lahan : Belum ada

Terletak di : Belum ada

Perkiraan Luas : Belum ada

Program Ruang : Belum direncanakan

Perkiraan Total Luas Bangunan : Belum direncanakan

Data Penunjang : - Data Arsitek

- Arsip Digital

Studi Banding : - Burj Khalifa,United Arab Emirates - The Prestige,Malaysia

-Marina Bay Sands,Singapura Fasilitas dalam Proyek : - Kamar Tidur

- Office - Parkir - Dll

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemilihan Proyek

Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman, serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil Di Indonesia hotel diklasifikasikan mulai hotel bintang 1

sampai dengan hotel bintang 5. Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar didasarkan pada Besar/ kecil jumlah kamar,Lokasi,Fasilitas

hotel,Kelengkapan peralatan,Spesialisasi dan tingkat Pendidikan karyawan,Kualitas bangunan,Tata letak ruang.

Dalam perancangan sebuah hotel perlu mempertimbangkan 3 aspek utama, yaitu privasi, kenyamanan, dan keamanan. Tiga aspek tersebut secara keseluruhan akan mempengaruhi keputusan sebuah rancangan hotel dengan melihat

kepentingan konsumen. Kota Meda Sebagai Kota terbesar di pulai Sumatra yang dimana tujuan utama untuk menikmati liburan akhir tahun terutama masyarakat yang berasal dari pekan baru dan sekitarnya.Jumlah warga local maupun yang berasal dari mancanegara dari Sumatera Utara melalui Bandara Internasional Kualanamu selama Agustus 2022 tercatat 194.160 orang.

Disimpulkan Bahwa Kota Medan Memerlukan Hotel Yang berkhusus Bisnis Yang dimana akan Meningkatkan Pembisnis yang akan melakukan usaha dari luar ke Medan,oleh karena itu hotel akan menfasilitas penunjang kegiatan berbisnis

formal dan informal seperti executive suite bar and MICE room (Meeting, Incentives, Convention and Exhibition).

1.2. Maksud dan Tujuan

Dengan adanya Hotel Bisnis ini akan Mempermudah Bagi warga local maupun warga mancanegara untuk Melakukan Pameran Bisnis.Dan juga memperbanyak lowongan perkerjaan bagi warga di daerah Sumatra Utara.

(6)

II. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Judul

Judul: “Hotel Bisnis Dengan Pendekatan Arsitektur Tropis”

Judul ini terdiri dari beberapa kata dan frasa yaitu Hotel dan Bisnis. Berikut adalah pengertian dari tiap kata dan frasa pada judul :

a. Menurut KBBI, kata Hotel memiliki bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum.

b. Menurut KBBI, kata Bisnis memiliki makna usaha komersial dalam dunia perdagangan atau bidang usaha.

c. Menurut KBBI, kata Pendekatan memiliki makna usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian

d. Kata Arsitektur hijau memiliki makna suatu pendekatan desain bangunan yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan, meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbatas, dan meningkatkan kesejahteraan penghuni bangunan

Dari pengertian tiap kata diatas, maka judul “Hotel Bisnis Dengan Pendekatan Arsitektur Hijau” memiliki pengertian sebagai bangunana yang digunakan sebagai tempat mejalankan ekonomi yang dimana akan mempermudah para pekerja mencari pekerjaan.

(7)

2.2. Studi Banding Proyek Sejenis A. Burj Khalifa,United Arab Emirates

Gambar 2.1. Eksterior Burj KHalifa Sumber: https://www.archdaily.com/

Bangunan Burj Khalifa Menjulang setinggi 828 meter di atas kota metropolis Dubai, Burj Khalifa adalah gedung tertinggi di dunia. Rancangan menara setinggi 162 lantai ini menggabungkan pengaruh budaya lokal dengan teknologi mutakhir untuk mencapai performa tinggi di iklim gurun yang ekstrem.

(8)

Gambar 2.2. Elevation

Sumber : https://www.archdaily.com/

Inti dari pengembangan serba guna yang besar, Burj Khalifa berisi kantor, ruang ritel, unit perumahan, dan hotel Giorgio Armani. Denah lantai berbentuk Y memaksimalkan pemandangan Teluk Arab. Di permukaan tanah, gedung pencakar langit ini dikelilingi oleh ruang hijau, fitur air, dan jalan raya yang ramah pejalan kaki.

Desain keseluruhan menara terinspirasi oleh geometri bunga gurun regional dan sistem pola yang diwujudkan dalam arsitektur Islam. Dibangun dari beton bertulang dan dilapisi kaca, menara ini terdiri dari volume pahatan yang disusun di sekitar inti penopang pusat. Saat menara naik dari dasar datar,

(9)

kemunduran terjadi dalam pola spiral ke atas, mengurangi massa bangunan saat mencapai langit. Di puncak, inti pusat muncul dan membentuk puncak menara.

B. The Prestige Hotel,Malaysia

Gambar 2.2. Eksterior Prestige Hotel Sumber : https://www.archdaily.com/

The Prestige Hotel adalah hotel mewah yang dipesan lebih dahulu independen yang paling menggambarkan keindahan alam perkotaan inti bersejarah Penang.

Sebuah interpretasi modern dari desain Victoria, ia menyambut pelancong sopan ke alam semesta kuasi-kolonial yang magis dan kontemporer, dibuat dan dikuratori dengan hati-hati oleh Kementerian Desain. Yang pertama dari jenisnya di Penang, The Prestige Hotel adalah destinasi yang menawarkan pengalaman perjalanan otentik dan merupakan bagian dari portofolio Design HotelsTM yang prestisius.

(10)

Gambar 2.2. Eksterior Prestige Hotel Sumber : https://www.archdaily.com/

Prestige Hotel terletak di Georgetown, terletak di antara bangunan kolonial Inggris abad ke-19 yang indah dan rumit yang ditemukan di situs Warisan Dunia UNESCO ini. Hotel ini memiliki 162 kamar, restoran yang buka sepanjang hari, kolam renang tanpa batas di puncak gedung, paviliun dan teras acara, serta arena makan dan ritel bergaya Victoria yang semarak.

Sementara warisan kolonial Victoria dan tropis adalah elemen kunci dari konsep desain, studio mempertimbangkan kondisi situs yang sangat sulit, yaitu proporsinya yang panjang dan sempit yang berpotensi membuat navigasi arcade ritel hotel atau koridor kamar tamunya yang panjang menjadi pengalaman yang monoton.

Untuk mengatasi hal ini, studio memperkenalkan elemen tipuan dan kejutan visual, gagasan tentang sihir dan ilusi, dengan tujuan akhir untuk menciptakan ruang yang menyenangkan dan pengalaman tamu yang tak terlupakan. Elemen tipuan visual ini (misalnya muncul & menghilang, atau melayang) diperkenalkan secara halus di seluruh hotel dengan 162 kamar;

mulai dari transformasi pola lantai warisan yang sudah dikenal, desain furnitur seperti meja resepsionis khusus yang tampaknya secara ajaib menyeimbangkan

(11)

bola, dan pintu tersembunyi di kamar yang terbuka untuk mengungkapkan toilet dan pantry.

C. Marina Bay Sands,Singapura

Gambar 2.3. Eksterior hotel Marina Bay Sands Sumber:https://www.archdaily.com/

Marina Bay Sands (MBS) adalah resor terpadu (IR) dengan hotel, kasino, mal ritel, serta fasilitas konvensi dan tempat hiburan termasuk teater, klub malam, dan museum. Terletak di lokasi tepi laut seluas 570.000 m2 di Marina Bay, MBS

(12)

dioperasikan oleh Las Vegas Sands (LVS) Corp.1 Sejak dibuka pada April 2010, MBS telah menjadi salah satu properti LVS yang paling menguntungkan. Arsitekturnya yang khas mencakup tiga menara hotel 55 lantai yang diatapi oleh SkyPark seluas 12.400 meter persegi serta ArtScience Museum berbentuk teratai.

Gambar 2.3. Eksterior hotel Marina Bay Sands Sumber:https://www.archdaily.com/

Pada bulan Mei 2006, LVS diberikan hak untuk situs Marina Bay. Proposalnya memiliki nilai investasi tertinggi sebesar S$3,85 miliar, selain biaya tanah sebesar S$1,2 miliar.10 Kekuatan LVS dalam sektor pertemuan, insentif, konvensi dan pameran serta elemen desain khusus dari arsitektur yang diusulkan disebutkan sebagai faktor kunci dalam penawaran yang menang. Analis sebelumnya menempatkan LVS di belakang penawar lainnya, sebagian karena kurangnya mitra lokal.11

(13)

III. TEMA 3.1 Latar Belakang Keterkaitan Tema dengan Judul

Tema Arsitektur Hijau dalam perencanaan dan perancangan Hotel Bisnis diambil dari pemikiran yang menampilkan suasana refreshing pada tiap ruangan.

3.2. Pengertian Tema

Arsitektur hijau disebut juga arsitektur ekologis atau arsitektur ramah lingkungan, adalah satu pendekatan desain dan pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekologis dan konservasi lingkungan, yang akan menghasilkan satu karya bangunan yang mempunyai kualitas lingkungan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Arsitektur hijau diperlukan untuk menjawab tantangan persoalan lingkungan yang semakin memburuk dan hal ini disebabkan karena pendekatan pembangunan yang terlalu berorientasi pada aspek ekonomi jangka pendek semata.

Beberapa karakteristik dari arsitektur hijau, yaitu:

 Hemat energi, pengoperasian bangunan meminimalkan penggunaan bahan bakar dan energi listrik.

 Memperhatikan kondisi iklim, mendesain bangunan harus disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.

 Meminimalkan pemakaian sumber daya baru, seperti menggunakan bahan daur ulang atau penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

 Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut, bangunan yang akan dibuat nantinya tidak merusak alam

(14)

sekitarnya sehingga pada saat bangunan tersebut sudah tidak digunakan, lingkunagn sekitar akan tetap tampak aslinya

 Merespon keadaan tapak dari bangunan, dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

 Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan, ketentuan di atas tidak baku dan kita dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan.

manusia atau juga ruang yang terjadi karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-lain.

3.3. Interpretasi Tema

Arsitektur Hijau (Green Architecture) merupakan sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam tatanan arsitektur (Futurarch, 2008).

Interpretasi tema pada objek perancangan menjadi usulan dan salah satu opsi pendekatan perancangan dalam menjawab konteks permasalahan dan kebutuhan dalam proyek Museum Tanjung morawa yang dimana diinterpretasikan dalam konsep desain pada konteks lingkungan dengan menerapkan desain yang inklusif, fleksibel, dan beradapatasi dengan lingkungan.

(15)

3.4. Studi Banding Tema Sejenis A. Intiland Tower,Jakarta

(16)

Gambar 3.1. Intilan Tower Jakarta

Sumber: https://roshutagaolarch.files.wordpress.com/2017/09/wismadharmala_7- 1.jpg

Arsitek : Pt.Gunawan Cipta Arsindo Tahun Proyek : 1996-1997

Lokasi :Jalan Panglima Sudirman No.101-

103Genteng,Surabaya,Jawa Timur Kategori : Bangunan Perkantoran

Luas Bangunan : 4.700m2

Intiland Tower Surabaya adalah gedung perkantoran yang terletak di kawasan bisnis, segitiga emasSurabaya, tepatnya di Kawasan Embong Kaliasin. Gedung yang berlokasi di Jl. Panglima Sudirman 101-103, Surabaya ini merupakan lahan yang sangat mumpuni untuk perusahaan-perusahaan nasional maupun multinasional dalam

(17)

menjalankan bisnisnya.Tidak lain karena gedung yang selesai dibangun pada tahun1997 ini memiliki banyak keunggulan, terutama dari segi fasilitas.

Gedung yang berdiri di atas lahan seluas 4700 meter persegi ini merupakan landmark ikonik Intiland yang dirancang oleh arsitek terkenal Amerika, Paul Rudolph. Dengan semakin meningkatnya tren green building, konsep dasar keberlanjutan Intiland Tower Surabaya telah menjadi contoh. Memiliki 12 lantai dengan dua ruang bawah tanah, gedung ini memiliki teras di setiap tingkat yang memungkinkan aliran udara alami dan pencahayaan alami dari sinar matahari.

Gambar 3.2. Interior Intiland Tower Jakarta

Sumber: https://roshutagaolarch.files.wordpress.com/2017/09/dharmala_03_small.jpg

Konsep ramah lingkungan inilah yang membuat gedung yang dikembangkan oleh PT Intiland Development Tbk ini berhasil menyabet

(18)

penghargaan utama dari pemerintah kota Surabaya dalam Green Awareness Awards 2014. Tak hanya itu, dimiliki 100 persen oleh Intiland, menara ini memiliki 16.850 meter persegi ruang untuk disewakan. Intiland Tower Surabaya memposisikan diri sebagai gedung perkantoran modern dengan kemampuan jaringan Internet berkecepatan tinggi.

(19)

B. Capita Spring

Gambar 3.3. Eksterior Capita Spring Sumber: https://www.archdaily.com/

Arsitek : Bjarke Ingets Group Lokasi : 88 Market st,Singapura Tahun Proyek : 2022

Kategori : Perkantoran

Luas Bangunan : 23.300 m2

Terletak di jantung distrik keuangan Singapura di lokasi bekas tempat parkir mobil umum dan pusat jajanan, bangunan bertingkat tinggi seluas 93.000 m2 ini ditentukan oleh interaksi dinamis antara garis ortogonal, tanaman hijau subur, dan tekstur yang kontras.

(20)

Gambar 3.4. Interior Capita Spring Sumber:https://www.archdaily.com/

Pada beberapa ketinggian, elemen vertikal yang terdiri dari eksterior bangunan ditarik terpisah untuk memungkinkan pandangan sekilas ke oasis hijau yang bermekaran dari "taman langit" dasar, inti, dan atap. Menara ini memperkuat reputasi Singapura sebagai kota taman, menampung lebih dari 80.000 tanaman, dengan Rasio Lahan Hijau lebih dari 1:1,4 – yang berarti total luas lanskap lebih dari 8.300 meter persegi (90.000 kaki persegi), setara dengan 140% dari area tapaknya.

(21)

IV. KEPUSTAKAAN - https://kbbi.web.id/

-https://www.archdaily.com/

-https://eresources.nlb.gov.sg/infopedia/articles/SIP_1607_2011-11-01.html

- http://repository.unika.ac.id/24370/6/14.A1.0096-Rifky%20Ananda%20Maghribi-BAB

%20V_a.pdf

-https://setiapgedung.web.id/2019/01/intiland-tower-jakarta.html Diakses Pada Tangga 8 Maret 2023

- https://www.archdaily.com/882100/burj-khalifa-som?

ad_source=search&ad_medium=projects_tab Diakses Pada Tangga 8 Maret 2023

- https://eresources.nlb.gov.sg/infopedia/articles/SIP_1607_2011-11-01.html Diakses Pada Tangga 8 Maret 2023

-https://theprestige.my/ Diakses Pada Tangga 8 Maret 2023

-https://www.capitaland.com/sg/en/lease/commercial-space-listing/capitaspring.html Diakses Pada Tangga 8 Maret 2023

(22)

TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

GEDUNG OLAHRAGA BULUTANGKIS DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR POST MODERN

(Arsitektur Post Modern)

DISUSUN OLEH:

NAMA: NORIECO YANG NIM: 19.184.0015

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T. D. PARDEDE

MEDAN 2022/2023

(23)

FORMULIR USULAN PROYEK TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama Mahasiswa : Norieco Yang

NIM : 19.184.0015

Judul : GEDUNG OLAHRAGA BULUTANGKIS

Tema : Arsitektur Post Modern

Status Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Rencana Induk Fisik : Belum ada

Lokasi/Lahan : Belum direncanakan

Terletak di : Belum direncanakan

Perkiraan Luas : Belum direncanakan

Program Ruang : Belum direncanakan

Perkiraan Total Luas Bangunan : Belum direncanakan

Data Penunjang : - Data Arsitek

- Arsip Digital

Studi Banding : - Istora Senayan,Jakarta - Impact Arena,Thailand Fasilitas dalam Proyek : - Hall

- Meeting Room - Souvenir shop - Dll

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemilihan Proyek

Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi ini menimbulkan banyak sekali persaingan yang kompleks di dalam segala bidang kehidupan (Tjahjono, 2008) salah satunya di salah satu bidang olah raga. Cabang olahraga permainan ini dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan. Apabila bulutangkis dilakukan di luar ruangan akan banyak kendala yang dihadapi. Faktor angin dan cuaca merupakan penghambat utama apabila cabang olahraga ini dilakukan di luar ruangan. Pencahayaan yang kurang ideal juga dapat menjadi penghambat jika bulutangkis dilakukan di dalam ruangan. Tujuan masyarakat melakukan olahraga permainan ini disamping untuk rekreasi juga untuk meningkatkan prestasi. Di Indonesia mulai banyak bermuculan klub-klub bulutangkis yang membina dan melatih calon atlet bulutangkis sejak usia dini. Juga banyak kejuaraan bulutangkis yang telah diselenggarakan di Indonesia. Mulai dari level kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perencanaan Gedung Olahraga Bulutangkis adalah sebagai berikut:

a. Menyalurkan dan mengasah penempatan ruang .

b. Mendesain bangunan yang dapat menampung atlet untuk berkembang.

c. Mencari Bibit-bibit ungul di daerah yang sulit untuk mengakses gor bulutangkis.

(25)

II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Judul

Judul: “Gedung Olahraga Bulutangkis Dengan Pendekatan Arsitektur Post Modern”

Judul ini terdiri dari beberapa kata dan frasa yaitu Gedung,Olahraga,dan Bulutangkis. Berikut adalah pengertian dari tiap kata dan frasa pada judul :

e. Menurut KBBI, kata gedung memiliki makna bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran sangat besar sebagai tempat kegiatan seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan dan sebagainya,

f. Menurut KBBI, kata olahraga memiliki makna sebagai tempat gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.

g. Menurut KBBI, kata bulutangkis memiliki makna sebagai tempat permainan yang dimainkan dengan memakai raket dan kok yang dipukul melampaui jaring yang direntangkan di tengah lapangan; badminton.

h. Menurut KBBI, kata Pendekatan memiliki makna usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian

i. Kata Arsitektur post modern memiliki makna berhubungan dengan masa sesudah zaman modern.

Dari pengertian tiap kata diatas, maka judul “Gedung Olahraga Bulutangkis Dengan Pendekatan Arsitektur Post Modern ” memiliki pengertian sebagai bangunan tembok yang berukuran sangat besar dan digunakan sebagai tempat Berlatih atau berolahraga dengan sesuai standard ketentuan.

(26)

2.2. Studi Banding Proyek Sejenis 1. Istora Senayan,Jakarta

Gambar 2.1. Eksterior Istora Senayan

Sumber: https://profilbaru.com/Istora_Gelora_Bung_Karno

Istora Gelora Bung Karno (singkatan dari Istana Olahraga Gelora Bung Karno, disebut pula Istora Senayan) adalah sebuah istana olahraga tertutup yang berlokasi di dalam kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno di daerah Senayan, Jakarta Pusat.

Kapasitas arena ini setelah renovasi dan dibuka kembali pada tahun 2018 adalah sebesar 7,166. Arena ini sering digunakan sebagai lokasi turnamen bulu tangkis. Acara

perdananya adalah Piala Thomas 1961.

Gedung olahraga ini digunakan sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Pesta Olahraga Asia 1962. Istora dibuka sejak tanggal 21 Mei 1961 sebelum Piala Thomas 1961 yang diadakan di Jakarta. Arena ini direnovasi untuk menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia 2018 dan Pesta Olahraga Difabel Asia 2018. Acara

pertamanya pasca-renovasi adalah Indonesia Masters 2018. Selama Pesta Olahraga Asia 2018, Istora menjadi lokasi pertandingan bulu tangkis serta bola basket, sementara selama Pesta Olahraga Difabel Asia 2018, arena ini merupakan tuan rumah

pertandingan bulu tangkis.

(27)

2. Impact Arena,Thailand

Gambar 2.3. Eksterior Impact Arena

Sumber: https://www.hopinnhotel.com/attractions/impact-muang-thong-thani

IMPACT Arena, Exhibition and Convention Center, Muang Thong Thani adalah sebuah kompleks komersial yang terdiri dari sebuah arena, pusat konvensi dan aula pameran, yang berlokasi di Muang Thong Thani, Pak Kret sebelah utara pinggiran kota Bangkok, Thailand. Nama IMPACT merupakan singkatan dari International Multi-Purpose Arena, Conference and Trade Complex (bahasa Indonesia: Kompleks Perdagangan, Konferensi dan Arena Multi-Fungsi Internasional) sehingga nama dagangnya selalu ditulis dengan huruf kapital.

Gedung ini telah dianggap sebagai venue konvensi dan pameran terbesar kedua di Asia dengan luas lantai dalam ruangan sebesar 140,000 sqm. Challenger Hall yang berada dalam kompleks tersebut saat ini merupakan aula pameran tanpa-kolom penyangga terbesar di dunia. Venue ini menjadi tuan rumah bagi lebih dari 490 acara dan dikunjungi oleh lebih dari 15 juta pengunjung setiap tahunnya.

(28)

III. TEMA

3.1. Latar Belakang Keterkaitan Tema dengan Judul

Tema Arsitektur Post Modern dalam perencanaan dan perancangan Gedung Olahraga Bulutangkis menggunakan aspek visual yang bagus.Dengan Memakai tema Arsitektur Post Modern,Para Penggunjung akan Merasakan suasana yang sesuai dengan seni.

3.2. Pengertian Tema

Menurut Frank O. Gehry (1991), post modern merupakan suatu perpaduan antara arsitektur modern dengan arsitektur tradisional yang memiliki ciri ganda dan lebih berorientasi serta menterjemahkan makna secara pribadi yang berupa teknologi, bahan bangunan, kebudayaan, tatanan masyarakat, tingkat sosial, nilai historis, langgam bangunan, serta lingkungan sebagai salah satu bagian penting dari arsitektur. Post modern selalu berusaha mempertahankan bangunan lama yang memiliki nilai sejarah tinggi dengan cara membuatnya berdampingandengan bangunan baru sehinga keduannya akan saling mendukung.

Seorang tokoh pencetus post modern, Charles Jenks, menguraikan 3 alasan dasar lahirnya post modern, yaitu :

 Berkembangnya kehidupan manusia dari kehidupan yang serba terbatas menjadi kehidupan yang tanpa batas, akibat canggihnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia

 Kecanggihan teknologi telah memungkinkan produk-produk pribadi dapat diproduksi lebih dari produksi massal dan tiruan massal yang merupakan ciri khas modernisme

 Kecendrungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional

(29)

Berdasarkan analogi bahasa seperti diatas, Charles Jencks menguraikan adanya perkembangan arsitektur yang menyimpang dari fungsionalisme arsitektur Modern. Ada enam aliran yang diajukan oleh Jencks yaitu :

1. Historism, ditandai dengan pemakaian elemen-elemen klasik pada bangunan yang digabungkan dengan pola-pola modern

2. Straight Revivalism, ditandai dengan kebangkitan kembali langgam neo klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental

3. Neo-Vernacularism, ditandai dengan penggunaan kembali elemen tradisional dengan bentuk dan pola-pola bangunan lokal

4. Contextualism atau sering juga disebut Urbanism, ditandai dengan perhatian terhadap lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi bangunan yang serasi

5. Metaphor & Metaphisical, yaitu dengan mengekspresikan baik secara eksplisit dan implisit ungkapan metafora dan metafisika atau spiritual ke dalam bentuk bangunan 6. Post-Modern Space, yaitu memperlihatkan ruang dengan megkomposisikan

komponen bangunan itu sendiri

3.3. Interpretasi Tema

Menurut Sumalyo Yulianto, penulis buku Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dab Abad XX,1997,. Menyatakan bahwa post-modern adalah istilah untuk menyebut suatu massa atau zaman dipakai untuk menguraikan bentuk budaya dari suatu titik pandang yang berlawanan atau pengganti istilah modernisme.

Interpretasi tema pada objek perancangan menjadi usulan dan opsi pendekatan perancangan dalam menjawab konteks permasalahan dan kebutuhan dalam proyek Gedung Olahraga Bulutangkis yang dimana diinterpretasikan dalam konsep desain pada konteks lingkungan dengan menerapkan desain yang memperlihatkan ruang dengan mengkomposisikan bangunan itu sendiri.

(30)

3.4. Studi Banding Tema Sejenis A. Musical Instrument Museum

Gambar 3.6. Musical Instrument Museum

Sumber: https://www.experiencescottsdale.com/listing/musical-instrument- museum/44303/

Arsitek : RSP Architect

Lokasi : Phoenix Utara, Arizona Tahun Proyek : 2010

Kategori : Museum

Luas Lahan : 19000 m2

Musical Instrument Museum dirancang oleh RSP Architect dan dibuka pada bulan april 2010 di utara Phoenix, Arizona. Museum dirancang selama 39 bulan. Museum ini mempunyai tampilan yang modern dengan campuran bentuk- bentuk yang sederhana, karena mengingat pada pemandangan gurun pegunungan yang ada di negara Arizona.

(31)

Gambar 3.7. Auditorium Musical Instrument Museum Sumber: https://www.archdaily.com/

Musical Insrument Museum memiliki sekitar 3000 dari 12.000 instrumen. Benda-benda di koleksi yang dipamerkan digaleri yang berfokus pada lima wilayah Global. Terdapat pula galeri seni khusus yang dilengkapi instrumen penting yang dimainkan oleh banyak musisi terkemuka di dunia. Pada lantai 1 terbagi atas beberapa zona. Yaitu Zona Administrasi atau penunjang, Zona khusus dan Zona umum pembagian zonanya, zona publik ditempatkan di tengah dan zona lainnya diletakan disisi kanan dan kirinya. Lantai 2 dikhususkan untuk koleksi inti MIM ekstensif, diatur dalam lima Geo-Galeri.

Gambar 3.8. Program Ruang Musical Instrument Museum

Sumber: www.archdaily.com/181955/musical-instrument-museum-rsp-architects

(32)

C. Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh

Gambar 3.3. Masjid Mahligai Minang

Sumber: https://indonesiakita.id/2021/04/25/melihat-ikon-kota-padang-masjid- raya-sumatera-barat/

Arsitek : Ridwan Kamil

Lokasi : Jl. Sultan Iskandarmuda, Provinsi Nanggroe, Aceh.

Tahun Proyek : 2008

Kategori : Museum

Luas Bangunan : 2500 m2

Museum Tsunami Aceh adalah sebuah Museum untuk mengenang kembali pristiwa tsunami yang maha dahsyat yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004 yang menelan korban kurang lebih 240,000 orang.

(33)

Gambar 3.4. Eksterior Museum Tsunami Aceh

Sumber:ebtke.esdm.go.id/post/2016/07/11/1276/jumlah.pengunjung.museum.tsun ami.pecahkan.rekor?lang=id

Di desain oleh arsitek Ridwan Kamil, melalui hasil sayembara.

Pendekatan yang diambil dari bangunan museum Aceh ini yaitu pada rumah adat tradisional Aceh, terlihat pada struktur kolom yang menyerupai rumah adat trdisional Aceh. Terlihat juga pada bagian fasad museum tsunami aceh yang mengadopsi dari tarian tradisional Aceh, yaitu Saman. Tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas (konsep hubungan antar manusia dalam Islam) tarian tradisional Aceh diaplikasikan pada fasade bangunan dalam bentuk secondary skin.

Gambar 3.5. Interior Museum Tsunami Aceh

Sumber:https://dispar.bandaacehkota.go.id/2020/08/14/masuk-nominasi-api-

(34)

2020-dispar-ajak-masyarakat-aceh-pilih-museum-tsunami-aceh/

Untuk membangkitkan kenangan lama, serta untuk mengenangnya maka dirancang sebuah interior yang hubungannya sangat erat pada kejadian tsunami Aceh kala itu. Arsitektur Regionalisme berperan pada perancangan ini, karena mengambil konteks yang hubungannya indentik dengan kejadian di Aceh serta diaplikasikan pada sebuah desain interiornya.

(35)

IV. KEPUSTAKAAN - https://www.archdaily.com/

- https://kbbi.web.id/

- http://digilib.isi.ac.id/7045/1/BAB%20I.pdf - Diakses pada tanggal 8 MAret

- https://profilbaru.com/Istora_Gelora_Bung_Karno - Diakses pada tanggal 8 maret

- Di akses pada tanggal 8 maret

- https://profilbaru.com/Istora_Gelora_Bung_Karno

(36)

TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

RUMAH SAKIT LANSIA (Arsitektur Hijau)

DISUSUN OLEH:

NAMA: NORIECO YANG NIM: 19.184.0015

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T. D. PARDEDE

MEDAN 2022/2023

(37)

FORMULIR USULAN PROYEK TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama Mahasiswa : Norieco Yang

NIM : 19.184.0044

Judul : Gedung Krematorium dan Kolumbarium dengan

Pendekatan Arsitektur Hijau di Kota Medan

Tema : Arsitektur Hijau

Status Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Swasta

Sumber Dana : Swasta

Rencana Induk Fisik : Belum ada

Lokasi/Lahan : Belum direncanakan

Terletak di : Belum direncanakan

Perkiraan Luas : Belum direncanakan

Program Ruang : Belum direncanakan

Perkiraan Total Luas Bangunan : Belum direncanakan

Data Penunjang : - Data Arsitek

- Arsip Digital

Studi Banding : - Erlenbach Cemetry,Switzerland

- San Cataldo Cemetry,Italy(Aldo Rossi) Fasilitas dalam Proyek : - Kamar Inap

- Receptionist - Toilet - Dll

(38)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Rumah krematorium atau tempat pembakaran jenazah merupakan fasilitas yang penting dalam pengurusan jenazah. Latar belakang pembangunan rumah krematorium dapat bermula dari adanya kebutuhan dalam masyarakat akan tempat yang aman dan layak untuk memakamkan jenazah secara resmi dan efektif.

Beberapa faktor yang dapat memicu kebutuhan untuk membangun rumah krematorium di antaranya adalah meningkatnya jumlah kematian dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengurusan jenazah. Rumah krematorium juga dapat dibangun sebagai alternatif untuk penguburan tradisional yang mungkin tidak memungkinkan di wilayah yang padat penduduk atau dengan sumber daya terbatas.

Selain itu, adanya perkembangan teknologi dan regulasi yang membatasi cara penguburan mungkin juga dapat memicu kebutuhan untuk membangun rumah krematorium. Misalnya, ada beberapa negara atau daerah yang melarang penguburan dengan cara penguburan tanah karena keterbatasan lahan, kualitas tanah yang buruk, atau alasan lingkungan. Oleh karena itu, rumah krematorium dapat menjadi solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan penguburan.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan “Gedung Krematorium dan Kolumbarium dengan Pendekatan Arsitektur Hijau di Kota Medan” adalah sebagai berikut:

a. Merancang suatu wadah yang berhubungan dengan proses kegiatan kremasi dan rumah perabuan yang terintegrasi dengan alam

b. Menciptakan solusi untuk membangun area pemakaman yang dapat digunakan dari berbagai kalangan agama sebagai solusi modern yang dikarenakan keterbatasan lahan

(39)

c. Memberikan fasilitas yang lebih modern dibandingkan dengan pemakaman konvensional pada umumnya.

II. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Judul

Judul: “Gedung Krematorium dan Kolumbarium dengan Pendekatan Arsitektur Hijau di Kota Medan”

Judul ini terdiri dari beberapa kata dan frasa yaitu Gedung, Krematorium dan Kolumbarium. Berikut adalah pengertian dari tiap kata dan frasa pada judul : j. Menurut KBBI, kata gedung memiliki makna bangunan tembok dan

sebagainya yang berukuran sangat besar sebagai tempat kegiatan seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan dan sebagainya,

k. Menurut KBBI, kata krematorium memiliki makna sebagai tempat membakar mayat sehingga menjadi abu,

l. Menurut KBBI, kata Kolumbarium memiliki makna sebagai tempat meletakkan abu mayat.

m. Menurut KBBI, kata Pendekatan memiliki makna usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian

n. Kata Arsitektur hijau memiliki makna suatu pendekatan desain bangunan yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan, meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbatas, dan meningkatkan kesejahteraan penghuni bangunan

Dari pengertian tiap kata diatas, maka judul “Gedung Krematorium dan Kolumbarium dengan Pendekatan Arsitektur Hijau di Kota Medan” memiliki pengertian sebagai bangunan tembok yang berukuran sangat besar dan digunakan sebagai tempat membakar mayat dan meletakkan abu mayat dan usaha dalam

(40)

rangka aktivitas penelitian dan suatu konstruksi bangunan dengan tujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan

2. Studi Banding Proyek Sejenis

II.1. Erlenbach Cemetery, Switzerland

Gambar 1. Erlenbach Cemetery, Switzerland

Gedung Pemakaman Erlenbach ini berlokasi di kota Erlenbach, Switzerland. Bangunan ini dibangun oleh 2 arsitek yaitu Andreas Fuhrimann dan Gabrielle Hächler pada tahun 2010.

Fasilitas yang terdapat di dalam bangunan ini antara lain adalah ruang tunggu, ruang pemakaman, ruang jaga, ruang tunggu.

(41)

Gambar 2. Site Plan dan Denah Erlenbach Cemetery, Switzerland

II.2. San Cataldo Cemetery, Italia (Aldo Rossi)

Gambar 3. San Cataldo Cemetery, Italia

San Cataldo Cemetery adalah sebuah karya arsitektur dari arsitek asal Italia, Aldo Rossi. Terletak di kota Modena, Italia. Dibangun pada tahun 1971, bangunan ini awalnya dirancang sebagai kompleks pemakaman yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian baru dan bagian lama. Bangunan ini memiliki bentuk

(42)

geometris yang unik dan khas, dengan bentuk kotak dan kubus yang saling berjejer.

Pada bagian lama, terdapat bangunan yang terdiri dari beberapa kubus dengan atap melengkung yang menyerupai kubah gereja. Sedangkan pada bagian baru, bangunan terdiri dari kubus-kubus yang saling terhubung dengan atap datar yang menyerupai bentuk piramida.

San Cataldo Cemetery menjadi salah satu karya terbaik Aldo Rossi dalam hal pemanfaatan geometri dan arsitektur minimalis. Bangunan ini juga menggabungkan elemen-elemen modern dan tradisional dalam desainnya, sehingga menghasilkan sebuah karya yang unik dan indah. San Cataldo Cemetery juga menjadi tempat yang tenang dan damai untuk memakamkan orang yang dicintai.

Gambar 4. San Cataldo Cemetery, Italia

II.3. Sayama Lakeside Cemetery Community Hall, Jepang

(43)

Gambar 5. Sayama Lakeside Cemetery Community Hall, Jepang

Sayama Lakeside Cemetery Community Hall adalah sebuah bangunan publik yang terletak di Tokyo, Jepang. Bangunan ini dirancang oleh arsitek asal Jepang, Hiroshi Nakamura & NAP. Community Hall ini dibangun di atas lahan pemakaman umum yang terletak di tepi Danau Sayama yang indah.

Bangunan ini memiliki bentuk yang unik dan menarik, dengan atap berbentuk lengkungan yang menyerupai sebuah daun. Atap ini terbuat dari kayu dan dirancang sedemikian rupa untuk menangkap cahaya matahari dan memantulkannya ke dalam bangunan, sehingga menciptakan suasana yang hangat dan nyaman di dalamnya.

Di dalam bangunan, terdapat ruang pertemuan yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti pertemuan keluarga, perayaan, atau acara budaya.

Ruang ini dirancang dengan konsep minimalis, dengan dinding berwarna putih dan lantai kayu yang hangat.

Sayama Lakeside Cemetery Community Hall menjadi sebuah contoh bagaimana arsitektur modern dapat diintegrasikan dengan lingkungan sekitarnya.

Dengan desainnya yang menawan dan fungsinya yang bermanfaat, bangunan ini menjadi tempat yang tepat untuk berbagai kegiatan masyarakat dan penghormatan terakhir bagi orang-orang yang telah meninggal dunia.

(44)

Gambar 6. Denah dan Potongan Sayama Lakeside Cemetery Community Hall, Jepang

III. TEMA

1. Latar Belakang Keterkaitan Tema dengan Judul

(45)

Arsitektur hijau, juga dikenal sebagai arsitektur berkelanjutan, merupakan suatu pendekatan desain bangunan yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan, meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbatas, dan meningkatkan kesejahteraan penghuni bangunan.

Keterkaitan arsitektur hijau dengan gedung krematorium berasal dari kebutuhan untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan menghormati nilai-nilai keagamaan dan budaya terkait pemakaman dan peringatan orang yang telah meninggal dunia.

Krematorium adalah fasilitas yang digunakan untuk kremasi atau pembakaran jenazah. Karena proses kremasi memerlukan energi yang besar, penggunaan arsitektur hijau dalam desain krematorium dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh kegiatan ini. Misalnya, penggunaan panel surya atau sistem pemanas alternatif seperti geothermal dapat membantu mengurangi penggunaan energi fosil dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.

Selain itu, arsitektur hijau dapat membantu meningkatkan kesejahteraan penghuni bangunan, termasuk staf krematorium dan keluarga yang mengunjungi krematorium untuk memperingati orang yang telah meninggal dunia. Misalnya, penggunaan ventilasi alami dan pencahayaan alami dapat membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penghuni bangunan. Penggunaan taman atau area hijau di sekitar gedung krematorium juga dapat memberikan suasana yang tenang dan damai bagi keluarga yang berduka.

Dalam konteks keagamaan dan budaya, arsitektur hijau dalam desain gedung krematorium dapat membantu mempertahankan nilai-nilai lingkungan dan keberlanjutan yang penting dalam praktik pemakaman dan peringatan orang yang telah meninggal dunia. Hal ini dapat membantu memperkuat nilai-nilai tradisional dan menciptakan hubungan yang lebih baik antara masyarakat dan alam.

2. Pengertian Tema

(46)

2.1. Arsitektur

Francis DK Ching (1979)

Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi.

Marcus Pollio Vitruvius (1486)

Kesatuan dari kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas).

Amos Rappoport (1981)

Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar.

Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur.

YB. Mangunwijaya (1992)

Arsitektur sebagai vastuvidya (wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana).

Robert Gutman (1976)

Arsitektur sesungguhnya merupakan kulit ketiga manusia. Arsitektur merupakan lingkungan buatan yang bukan saja menjembatani antara manusia dengan lingkungan melainkan sekaligus merupakan wahana ekspresi kultural untuk menata kehidupan jasmaniah,psikologis dan sosial manusia.

Van Romondt

Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.

Ruang berarti menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga ruang yang terjadi karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-lain.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

(47)

Pengertian arsitektur menurut KBBI adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya;

metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa arsitektur adalah ilmu dan seni dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan kota, lansekap, hingga ke level mikro, yaitu desain perabot, dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

2.2. Hijau

Dalam kajian arsitektur, arti kata hijau ini mengacu pada sebuah konep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dlalukan dengan memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.

2.3. Arsitektur Hijau

Arsitektur Hijau muncul sebagi trend/gerakan baru dalam perancangan bangunan dan lingkungan, terutama sejak munculnya formulasi komisi PBB, Brundtland Commision tahun 1987 tentang Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Pembangunan berkelanjutan diterjemahkan sebagai

development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs”. Sejak saat itu, isu 'hijau' mulai menjadi perhatian di dunia perancangan bangunan, sebagai bentuk kepedulian dan partisipasi dunia arsitektur dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Arsitektur hijau merupakan konsekuensi dari konsep pembangunan berkelanjutan.

Arsitektur hijau meminimalkan penggunaan sumber daya alam oleh manusia

(48)

untuk menjamin generasi mendatang dapat merasakan hal yang minimal sama dengan yang dirasakan saat ini. Arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air, mineral, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Karyono, 2008).

Menurut Brenda dan Robert Vale dalam bukunya “Green Architecture : Design for A Sustainable Future” ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green Architecture, yaitu :

Conserving energy, pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik dengan memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan.

Working with climate, mendesain bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak bangunan itu berada.

Minimizing new resources, mendesain dengan meminimalisir kebutuhan sumber daya alam, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang.

Respect for site, bangunan yang dibangun jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, dengan perubahan tapak seminimalmungkin.

Respect for user, memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

Dalam “Design for Environmental Sustainability” oleh Vezolli dan Manzini disebutkan beberapa kriteria perancangan bangunan dan lingkungan yang mendukung perwujudan lingkungan yang berkelanjutan, yaitu:

Minimise Materials Consumption, meminimalisasi konsumsi terhadap material seperti efisiensi penggunaan, mengurangi sampah/sisa, menghindari kemasan serta perancangan yang hemat energi.

Minimising Energy Consumption, meminimalisasi penggunaan energi pada proses produksi, transportasi dan penyimpanan.

Minimising Toxic Emissions, pemilihan bahan/material dan sumer daya energi yang tidak beracun.

(49)

Renewable and Bio-compatible Resources, pemilihan material dan sumber daya energy terbarukan.

Optimisation of Product Lifespan, optimalisasi usia/umur produk melalui perancangan yang handal dan adaptif.

Improve Lifespan of Materials, memilih material yang efisien dan terbarukan dan kompatibel.

Design for Disassembly, pemilihan bahan yang dapat di daur ulang.

3. Interpretasi Tema

Arsitektur hijau, juga dikenal sebagai arsitektur berkelanjutan, merupakan suatu pendekatan desain bangunan yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan, meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbatas, dan meningkatkan kesejahteraan penghuni bangunan.

Keterkaitan arsitektur hijau dengan gedung krematorium berasal dari kebutuhan untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan menghormati nilai-nilai keagamaan dan budaya terkait pemakaman dan peringatan orang yang telah meninggal dunia.

Krematorium adalah fasilitas yang digunakan untuk kremasi atau pembakaran jenazah. Karena proses kremasi memerlukan energi yang besar, penggunaan arsitektur hijau dalam desain krematorium dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh kegiatan ini. Misalnya, penggunaan panel surya atau sistem pemanas alternatif seperti geothermal dapat membantu mengurangi penggunaan energi fosil dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.

Selain itu, arsitektur hijau dapat membantu meningkatkan kesejahteraan penghuni bangunan, termasuk staf krematorium dan keluarga yang mengunjungi krematorium untuk memperingati orang yang telah meninggal dunia. Misalnya, penggunaan ventilasi alami dan pencahayaan alami dapat membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penghuni bangunan. Penggunaan taman

(50)

atau area hijau di sekitar gedung krematorium juga dapat memberikan suasana yang tenang dan damai bagi keluarga yang berduka.

Dalam konteks keagamaan dan budaya, arsitektur hijau dalam desain gedung krematorium dapat membantu mempertahankan nilai-nilai lingkungan dan keberlanjutan yang penting dalam praktik pemakaman dan peringatan orang yang telah meninggal dunia. Hal ini dapat membantu memperkuat nilai-nilai tradisional dan menciptakan hubungan yang lebih baik antara masyarakat dan alam.

4. Studi Banding Tema Sejenis

4.1. Vancouver Convention Center West

Kombinasi teknologi ramah lingkungan dengan pengoperasianya yang keren membuatnya berbeda dari bangunan lain. Atapnya adalah kebun hijau seluas 24 ribu meter persegi (terbesar di AS dan Kanada), yang ditanami 400 ribu tanaman lokal dan rerumputan. Ada empat sarang lebah, ventilasi, cahaya alami di dalam gedung, dan masih banyak hal menarik lainnya.

Gambar 7. Vancouver Convention Centre

4.2. Nanyang Technological University

Nanyang Technological University ini berlokasi di Jurong, bagian barat daya Singapura dengan luas ±200 Ha.

(51)

Gambar 8. Nanyang Technological University

Bangunan merupakan kampus yang berada di Singapura dengan menerapkan konsep hijau pada desain arsitekturnya. Konsep hijau diperpadukan dengan lengkungan bangunan yang memberikan motif dan panorama yang segar. Didalam kampus terdapat berbagai macam fasilitas, sedangkan pada atap kampus ditanami dengan tumbuhan vegetasi yang memberikan kesan hijau dan udara yang sejuk.

4.3. National Heart Centre

National Heart Centre ini berlokasi di 5 Hospital Drive, Singapore

Gambar 9. National Heart Centre

Rumah sakit asal Singapura ini memiliki konsep seperti rubik yang diperpadukan dengan tanaman hijau untuk menyegarkan para pasien.

Selain itu rumah sakit ini membuat vertilasi yang besar agar sirkulasi

(52)

udara dapat berjalan dengan baik dan penggunaan cahaya dari listrik dapat diminimalisir.

IV. KEPUSTAKAAN - www.wikipedia.org - www.kbbi.web.id

- Nugroho, Agung Cahyo. 2011. Sertifikasi Arsitektur/Bangunan Hijau: Menuju Bangunan Yang Ramah Lingkungan. Universitas Bandar Lampung : Lampung - https://www.archdaily.com/95400/ad-classics-san-cataldo-cemetery-aldo-rossi?

ad_source=search&ad_medium=projects_tab, diakses pada tanggal 20 fFbruari 2023

- https://www.archdaily.com/780211/sayama-lakeside-cemetery-community-hall- hiroshi-nakamura-and-nap?ad_medium=widget&ad_name=category--article- show, diakses pada tanggal 20 Februari 2023

- https://www.archdaily.com/100264/erlenbach-cemetery-building-afgh?

ad_source=search&ad_medium=projects_tab, diakses pada tanggal 20 Februari 2023

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi autocad telah berkembang menjadi aplikasi yang sangat handal untuk mengolah gambar teknik, terutama banyak dimanfaaatkan pada bidang desain bangunan

Secara arsitekturalnya gedung akad nikah, pemberkatan dan gedung resepsi indoor memiliki konsep bangunan yang menyatu dengan alam (unsur air pada stage jalan

Untuk meminimalkan terjadinya swabakar (spontaneous combustion) maka diperlukan suatu analisa mengenai pola penimbunan (geometri stockpile) batubara yang

Konsep Arsitektur Biophilic yang diterapkan pada bangunan melalui pendekatan desain pola alam dalam ruang dapat meningkatkan hubungan antara pengguna bangunan dengan alam dan

HALAMAN PENGESAHAN PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR INDUSTRIAL PADA BANGUNAN SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN DI KOTA BARU PARAHYANGAN TUGAS AKHIR Oleh : Hasbi Ady Pradipta

PRINSIP BANGUNAN HIJAU PENYESUAIAN DENGAN IKLIM Bangunan di desain untuk dapat meminimalkan kebutuhan bahan bakar dalam pengoperasian bangunan tersebut KONSERVASI ENERGI Bangunan

THE DALE HOTEL RESOR Tema: “Koneksi Material dengan Alam pada Desain Biofilik” TUGAS AKHIR Merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Oleh:

KESIMPULAN Arsitektur Hijau Green architecture dapat diartikan sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan