MAKALAH
PROSES PEMERAHAN SUSU DAN PERAN KOPERASI SUSU Dosen Pengampu : Dr. Ir. Devi Yuliananda. MS
Disusun Oleh :
Dharmawan Yudha Ekapamuji (210311006)
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON 2024
i
KATA PENGATAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Proses Pemerahan Susu dan Peran Koperasi Susu.” Makalah ini membahas pentingnya standarisasi dalam proses pemerahan susu serta peran koperasi dalam mengembangkan agribisnis sapi perah.
Dalam makalah ini, kami akan mengulas teknik pemerahan yang benar, langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas produk susu di koperasi, dan upaya pemberdayaan peternak susu melalui koperasi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan wawasan lebih tentang manajemen ternak perah.
Cirebon, 14 Juli 2024
Dharmawan Yudha Ekapamuji
ii DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Manajemen Pemerahan ... 3
1. Pra Pemerahan ... 3
2. Pelaksaan Pemerahan ... 3
3. Pasca Pemerahan ... 6
4. Waktu Pemerahan ... 6
5. Penanganan Susu ... 7
A. Sejarah Koperasi Susu ... 8
B. Peran Koperasi ... 9
C. Pendampingan Peternak ... 9
D. Pengembangan Pasar ... 10
BAB III KESIMPULAN ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 13
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor peternakan, terutama pada peternakan sapi perah. Namun, peternakan sapi perah juga menghadapi tantangan dalam menghadapi persaingan global. Salah satu cara untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan membentuk koperasi susu.
Apa Itu Koperasi Susu? Koperasi Susu adalah organisasi yang beranggotakan para peternak sapi perah. Bersama-sama, mereka bertujuan mencapai kesejahteraan dengan meningkatkan kualitas susu dan produk olahan susu agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas. Koperasi susu merupakan bentuk koperasi produsen yang sah dan legal di Indonesia. Dalam konsep ini, para peternak melakukan usaha pengadaan bahan baku susu dan menghasilkan produk susu untuk meningkatkan nilai jualnya. Selain itu, koperasi susu juga memberikan manfaat bagi anggotanya dan masyarakat luas.
Sejarah Koperasi Susu di Indonesia Koperasi susu telah ada di Indonesia sejak lama. GAPPSIP (Petani Peternak Sapi Perah Pengalengan) adalah koperasi susu pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1949. Kemudian, di Malang, berdiri koperasi susu bernama SAE Pujon pada tahun 1962. Meskipun menghadapi tantangan ekonomi dan politik, koperasi susu terus berkembang. Pada tahun 1978, Badan Koordinasi Koperasi Susu Indonesia (BKKSI) dibentuk sebagai embrio lahirnya Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Di Jawa Timur, koperasi susu seperti KUD Batu, Koperasi Setia Kawan, dan Koperasi Suka Makmur juga berkontribusi pada perkembangan sektor peternakan.
Koperasi susu memiliki peran penting dalam menopang kebutuhan peternak, mengembangkan usaha peternakan, dan berdampak pada kesejahteraan masing-masing peternak2. Dengan konsep koperasi yang melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan dan operasional, solidaritas antar peternak semakin diperkuat.
2 B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Pemerahan Susu?
2. Apa Peran Koperasi Susu?
C. Tujuan
1. Mengatahui proses pemerahan susu
2. Mengetahui bagaimana peran koperasi susu
3 BAB II PEMBAHASAN
A. Manajemen Pemerahan
Pemerahan adalah proses mengeluarkan susu dari ambing. Tujuan pemerahan adalah untuk mendapatkan jumlah susu yang paling banyak. Proses pemerahan terdiri dari pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan, dan pasca pemerahan. Jika pemerahan tidak sempurna, sapi induk cenderung menjadi kering terlalu cepat dan produksi total menurun.
1. Pra Pemerahan
Sapi yang akan diperah dibersihkan dari segala kotoran, tempat dan peralatan yang telah disediakan, dan dalam keadaan yang bersih. Pemerah juga mencuci tangannya dan mengeringkannya agar tidak melukai puting sapi.
Seorang pemerah sapi harus dalam keadaan sehat dan setiap puting dicek kesehatannya sebelum diperah, dan ekornya harus diikat ke kakinya agar tidak mengibas-ibas saat diperah.
2. Pelaksaan Pemerahan
Proses yang baik harus cepat, teratur, dilakukan dengan ramah, dilakukan sampai tuntas, menggunakan prosedur sanitasi, dan menggunakan tenaga kerja dengan efisien (Prihadi, 1996).
Untuk usaha ternak perah, mendapatkan hasil air susu yang paling tinggi adalah tujuan utama. Tugas kedua adalah menjaga kesehatan sapi dan ambingnya tidak rusak. Pemerahan yang buruk dapat menyebabkan infeksi mastitis pada puting dan ambing, yang sangat membahayakan hasil susu.
Proses Pemerahaan susu Terdapat 2 metode yaitu dengan menggunakan teknologi dan Teknik pemerahan manual :
4 a. Menggunakan Mesin Perah
Kandang dan sapi harus dibersihkan terlebih dahulu dengan air bersih sebelum diperah. Bagian puting ambingnya adalah yang paling penting. Karena puting sapi yang akan diperah masih kotor, mikroba yang menempel dapat masuk, menyebabkan kontaminasi atau pencemaran bakteri. Mikroba pada susu cepat berkembang dan berkembang, menurunkan kualitasnya, dan dianggap rusak. Jika susu sudah rusak dan terkontaminasi bakteri, dampaknya pada orang yang meminumnya.
Langkah-Langkah yg harus diperhatikan saat menggunakan mesin perah :
1) Bersihkan sapi dan kendang dengan air 2) Perhatikan kebersihan ambing
3) Sediakan mesin perah
4) Adanya sumber tenaga untuk menggunakan mesin perah (Listrik)
5) Masukan dengan hati hati mesin penyedot pada bagian putting sapi
6) Saat proses pemerahan berjalan, beri catatan pada setiap tabung yang sudah terisi susu dan beri nomor sesuai nomor sapinya (recording)
7) Bersihkan alat saat proses pemerahan selesai
b. Pemerahan dengan cara manual
Pemerahan dengan tangan ini harus dilakukan dengan hati- hati karena jika dilakukan dengan kasar, akan berdampak buruk pada jumlah susu yang dihasilkan. Sebelum memulai pemerahan susu sapi, peternak harus memastikan bahwa mereka memiliki beberapa hal yang harus dilakukan, seperti:
1) Cuci bersih ambing dengan air hangat 2) Kendang sapi sudah dibersihkan
5
3) Peralatan yg digunakan dalam keadaan steril
Pembersihan ambing menggunakan air hangat bertujuan untuk:
1) Merangsang keluarnya air susu
2) Mengurangi kemungkinan air susu terkontaminasi bakteri 3) Meminimlisir terjadinya mastitis
Air yang digunakan untuk mencuci ambing sapi harus berkisar antara 48 sampai 57 derajat Celcius, dan air akan lebih baik jika mengandung disenfektan.
Teknik Pemerahan manual ada 3 yaitu : 1) Whole Hand (Tangan Penuh)
Karena itu tidak akan memperpanjang puting, metode ini adalah yang terbaik. Cara ini digunakan pada puting susu yang agak panjang sehingga tangan dapat memegangnya sepenuhnya.
Tekanan dimulai di atas puting dengan ibu jari dan telunjuk, diikuti dengan tekanan dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking. Ini membuat air dalam puting susu terdesak ke bawah dan keluar. Setelah air susu keluar, tarik jari sepanjang jari agar rongga puting terisi lagi. Remasan muncul berulang kali.
Jika ibu jari dan telunjuk tidak menutupi rongga puting sepenuhnya, air susu tidak akan keluar, tetapi akan masuk lagi ke dalam ambing dan menyebabkan sapi sakit. Semua pemerahan harus dilakukan sepenuhnya dengan tangan. Teknik ini menggunakan kelima jari. Puting ditekan dengan ibu dan keempat jari lainnya.
2) Stripping (Perah Jepit)
Sambil memijat, puting diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk, yang digeserkan dari pangkal puting ke bawah. Jadi, air susu tertekan melalui lubang puting. Sambil menyodok ambing sedikit ke atas, pijatan dikendorkan lagi untuk
6
menambah air susu ke dalam cistern. Geseran ke bawah dan pijatan dilakukan berulang kali. Ini adalah satu-satunya metode untuk pemerahan penghabisan dan untuk puting yang pendek atau kecil yang sulit dilakukan dengan metode lainnya.
3) Knevelen (Perah Pijit)
Jika pemerah merasa lelah, metode ini sering dilakukan dengan membengkokkan ibu jari, yang sama dengan metode penuh tangan. Lama-kelamaan, bungkul ibu jari menjadi lunak dan tidak mengganggu puting. Metode ini hanya digunakan pada sapi dengan puting pendek.
3. Pasca Pemerahan
Setelah diperah, ambing dilap dengan kain yang telah dibasahi dengan desinfektan sebelum dilap kembali dengan kain yang kering. Setelah itu, puting dimasukkan ke dalam cairan pembersih selama empat detik.
Selain itu, semua peralatan yang digunakan untuk memerah harus dibersihkan dan dikeringkan. Untuk mencegah mastitis, bagian puting harus dicelupkan dalam larutan desinfektan setelah pemerahan. Susu yang dihasilkan harus segera ditimbang dan disaring agar kotoran tidak masuk ke dalamnya.
4. Waktu Pemerahan 1) Musim
Produksi susu sapi sapi yang dilahirkan di musim dingin atau musim gugur biasanya lebih tinggi dibandingkan sapi yang dilahirkan di musim panas, jadi produksi susu sapi biasanya lebih tinggi ketika cuaca panas.
Produksi susu sapi yang digembalakan biasanya menurun pada musim kemarau dibandingkan musim hujan karena ketersediaan pakan hijau.
2) Frekuensi Pemerahan
7
Dalam kebanyakan kasus, sapi diperah dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sapi dengan produksi susu 20 liter atau lebih per hari dapat diperah 3 kali sehari, sedangkan sapi dengan produksi susu 25 liter atau lebih per hari dapat diperah 3 kali sehari.
Sapi berproduksi tinggi yang diperah 3–4 kali sehari memiliki tingkat produksi susu yang lebih tinggi daripada sapi yang tidak.
Pemerahan tiga kali sehari akan meningkatkan produksi susu sebanyak sepuluh hingga dua puluh lima persen dibandingkan dengan pemerahan dua kali sehari. Ini karena lebih banyak hormon prolaktin yang dihasilkan dari pemerahan dua kali sehari.
Kualitas air susu sapi tidak mengalami perubahan signifikan jika sapi diperah dua kali sehari dengan interval waktu yang sama antara pemerahan. Namun, jika sapi diperah empat kali sehari, kadar lemak akan meningkat pada pemerahan pertama besok paginya. Produksi susu akan meningkat seiring dengan frekuensi sapi diperah.
“Kemampuan sapi untuk produksi, makanan, dan manajemen memengaruhi hasil susunya.”
5. Penanganan Susu
Untuk memastikan susu yang diperoleh dari pemerahan ternak tidak rusak, sangat penting untuk menangani susu setelah diperah. Untuk menyaring air susu yang sudah diperah, saringan yang terbuat dari kapas atau kain putih yang bersih digunakan. Susu hasil perahan ternak disaring langsung ke dalam kantong susu kemudian ditutup rapat. Setelah digunakan, kain penyaring dicuci bersih dan dibersihkan dengan direbus dan dijemur.
Jika diinginkan dipakai kembali, sebaiknya disetrika terlebih dahulu.
Setelah pemerahan dan penyaringan, air susu didinginkan secepat mungkin. Ini dilakukan selama dua atau tiga jam pada suhu 4 oC hingga 7 oC. Ini dilakukan untuk mencegah kuman yang ada di dalam air susu berkembang biak. Jika Anda tidak memiliki alat untuk mendinginkan susu, Anda dapat mendinginkannya dengan menggunakan es. Anda hanya perlu memasukkan gelas susu ke dalam bak yang berisi es dan tutup dengan rapat.
8 A. Sejarah Koperasi Susu
Koperasi susu telah ada di Indonesia sejak lama. Dosen IPB Lukman M.
Baga menjelaskan dalam makalahnya berjudul "Penguatan Kelembagaan Koperasi Petani untuk Revitalisasi Pertanian" bahwa Petani Peternak Sapi Perah Pengalengan (GAPPSIP) adalah koperasi susu pertama di Indonesia yang dibentuk pada tahun 1949. Tak lama kemudian, pada tahun 1962, koperasi susu SAE Pujon berdiri di Malang.
Karena keadaan ekonomi politik dan ekonomi nasional saat itu, GAPPSIP harus ditutup pada tahun 1962. Namun, Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) berdiri di tempat yang sama pada tahun 1969. Sekitar sepuluh tahun kemudian, jumlah koperasi susu meningkat, diikuti oleh sistem pengelolaan yang lebih profesional.
Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) pertama kali dibentuk sebagai Badan Koordinasi Koperasi Susu Indonesia (BKKSI) pada tahun 1978.
Koperasi susu kemudian berkembang pesat di Jawa Timur. Di Kabupaten Malang, ada Koperasi SAE Pujon dan di Kabupaten Pasuruan, ada KUD Batu, Koperasi Setia Kawan, dan Koperasi Suka Makmur. Jadi, setiap koperasi susu memiliki kisahnya sendiri. Koperasi susu menghadapi banyak tantangan karena didirikan di tengah kondisi ekonomi nasional yang tidak stabil.
KUD Jabung, misalnya, dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1979, tetapi bahkan sebelum genap lima tahun, sudah menghadapi banyak tantangan. Di tahun 1984, KUD Jabung menghadapi dua masalah utama: sumber daya manusia yang kurang dan tunggakan kredit yang tinggi. Namun, KUD Jabung mulai bangkit secara bertahap berkat perjuangan yang gigih dari manajemen baru. Tidak lama kemudian, KUD Jabung dinobatkan sebagai KUD Terbaik Nasional di tahun 1987. Di tahun 1989, KUD Jabung beralih ke koperasi susu, dan pada tahun 1998, ia berubah menjadi Koperasi Agro Niaga Jabung (KAN Jabung).
KAN Jabung sekarang menjadi koperasi produsen dan termasuk koperasi susu dengan ±2434 anggota, yang sebagian besar berasal dari peternak sapi
9
perah di Kabupaten Malang yang merasakan manfaat dari keberadaan koperasi susu. Hingga saat ini, koperasi susu telah berkontribusi besar pada perekonomian nasional Indonesia, tidak hanya untuk kesejahteraan peternak sapi perah.
B. Peran Koperasi
Peran Koperasi diantaranya adalah : 1. Pengumpulan Distribusi Susu
Pengumpulan dan distribusi susu oleh koperasi memiliki peran krusial dalam memastikan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan oleh peternak sapi perah. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
Optimalisasi Rute Pengumpulan:
• Koperasi perlu memperhatikan rute pengumpulan susu agar efisien dan hemat biaya.
• Penggunaan teknologi modern, seperti sistem informasi geografis (GIS), dapat membantu mengoptimalkan rute pengumpulan.
Peran Pengumpul Susu:
• Koperasi berperan sebagai perantara antara peternak sapi perah dan industri pengolahan susu (IPS).
• Pengumpul susu mengumpulkan susu dari peternak dan memasoknya ke pusat pengolahan.
• Koperasi juga memastikan kualitas susu dan memberikan layanan kepada anggotanya.
C. Pendampingan Peternak
Pendampingan peternak oleh koperasi susu merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas. Berikut beberapa aspek pendampingan yang dilakukan oleh koperasi:
Pelatihan dan Penyuluhan:
• Koperasi memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada peternak tentang teknik pemeliharaan, manajemen ternak, dan proses pemerahan susu.
10
• Pengetahuan yang diberikan membantu peternak dalam mengoptimalkan produksi susu dan merawat ternak dengan baik.
Bimbingan Teknis:
• Koperasi memberikan bimbingan teknis secara langsung kepada peternak.
• Peternak diajak untuk memahami praktik terbaik dalam mengelola ternak, termasuk aspek kesehatan, pakan, dan sanitasi.
Akses ke Fasilitas dan Layanan:
• Koperasi menyediakan fasilitas seperti pusat pengumpulan susu, alat pemerahan, dan tempat penyimpanan.
• Peternak dapat memanfaatkan layanan kesehatan ternak, inseminasi buatan, dan pemenuhan kebutuhan pakan melalui koperasi.
Pengembangan Kelembagaan:
• Koperasi berperan dalam memperkuat kelembagaan peternak.
• Dengan pendampingan yang baik, peternak dapat lebih aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan koperasi.
D. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar bagi koperasi susu merupakan langkah penting untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan penjualan produk susu.
Berikut beberapa strategi dan inovasi yang dapat diterapkan:
Transformasi Digital:
• Koperasi susu perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengoptimalkan proses bisnis.
• Penggunaan platform e-commerce, aplikasi mobile, dan media sosial membantu memperluas pasar dan memudahkan konsumen mengakses produk susu koperasi.
Pemasaran Kreatif:
11
• Membangun citra merek yang kuat melalui pesan-pesan konsisten dan autentik.
• Memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi langsung dengan konsumen dan membangun komunitas online yang mendukung merek koperasi.
Inovasi Produk:
• Mengembangkan produk susu dengan nilai tambah, seperti susu organik, susu rendah laktosa, atau produk olahan susu seperti yogurt dan keju.
• Menyesuaikan produk dengan tren dan preferensi konsumen, seperti produk bebas gluten atau produk berbasis tanaman.
Kemitraan dan Kolaborasi:
• Bekerja sama dengan produsen susu besar, restoran, kafe, atau toko kelontong untuk memasarkan produk susu koperasi.
• Menggandeng lembaga pendidikan atau pemerintah untuk mengedukasi konsumen tentang manfaat susu dan keberlanjutan produk lokal.
• Dengan strategi yang tepat dan inovasi yang berkelanjutan, koperasi susu dapat mengoptimalkan potensi pasar dan meningkatkan kesejahteraan peternak serta kontribusi pada perekonomian nasional.
12 BAB III KESIMPULAN
Pemerahan susu sapi adalah proses penting untuk mendapatkan susu yang baik. Proses ini terdiri dari pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan, dan pasca pemerahan. Pemerahan susu dapat dilakukan dengan metode menggunakan teknologi mesin perah maupun teknik pemerahan manual. Setelah pemerahan, susu perlu dikelola dengan baik agar tidak rusak.
Sejarah koperasi susu di Indonesia telah ada sejak lama dan telah memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional. Koperasi susu menghadapi banyak tantangan, tetapi telah berhasil berkembang dan memberikan manfaat bagi peternak sapi perah.
Peran koperasi susu bermacam-macam, mulai dari pengumpulan dan distribusi susu, pendampingan peternak, hingga pengembangan pasar susu.
Dalam pengumpulan dan distribusi susu, koperasi perlu memperhatikan rute pengumpulan yang efisien dan memastikan kualitas susu yang baik. Pendampingan peternak dilakukan agar peternak bisa mengoptimalkan produksi susu dan merawat ternak dengan baik. Sedangkan dalam pengembangan pasar, koperasi dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, inovasi produk, serta kemitraan dengan pihak lainnya.
Dengan strategi yang tepat dan inovasi yang berkelanjutan, koperasi susu dapat mengoptimalkan potensi pasar dan meningkatkan kesejahteraan peternak serta kontribusi pada perekonomian nasional.
13
DAFTAR PUSTAKA
Syarif, E dan Harianto, B. 2011.Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Perah. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Syarief, M. Zein; Sumoprastowo,Raden Mas. (1985). Ternak sapi perah /oleh M. Zein Syarief, R.M. Sumoprastowo. Jakarta :: Yasaguna,.
Kanjabung, I. T. (2023, November 7). Koperasi Susu: Sejarah, Manfaat dan Perkembangannya di Indonesia. KAN Jabung Syariah Jawa Timur. https://www.kanjabung.com/koperasi-susu-sejarah- manfaat-dan-perkembangannya-di-indonesia/
Tio. (2024, May 31). Keuntungan Mendirikan Koperasi Susu di Indonesia.
KAN Jabung Syariah Jawa Timur.
https://www.kanjabung.com/koperasi-susu/
(N.d.-a). Ub.Ac.Id. Retrieved July 14, 2024, from https://repository.ub.ac.id/id/eprint/213293/
(N.d.-b). Troboslivestock.com. Retrieved July 14, 2024, from http://troboslivestock.com/detail-
berita/2018/06/01/7/10338/peran-pengumpul-susu