vii ABSTRAK
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta
Stephanus Tri Ariwibowo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kualitas susu murni yang diproduksi oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta; (2) pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007. Jumlah sampel yang diambil adalah jumlah produksi, biaya kualitas, dan volume penjualan selama tahun 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode grafik rata-rata (X ) dan metode grafik rentang (R) untuk menjawab masalah pertama. Sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis regresi sederhana.
viii ABSTRACT
QUALITY CONTROL OF PURE MILK PRODUCT A Case Study at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta
Stephanus Tri Ariwibowo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purposes of this research are to know: (1) the quality of pure milk produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta; (2) positive effect of quality cost emerged by control activity of pure milk product toward the pure milk selling volume.
This research is a case study done at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta from February until April 2007. The research data came from the amount of production, the quality cost, and the selling volume during 2006. The techniques of data gathering were interviews and direct observation. In order to answer the first problem, the “average graphic method (X )”, and “range graphic method was used (R)”, while for the second problem, the research used plain regression analysis.
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI
Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
STEPHANUS TRI ARIWIBOWO
NIM: 021334069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO
IMAN
PENGHARAPAN
KASIH
(Beverly Sills)
(Hugh Downs)
(John MacNoughton)
v
PERSEMBAHAN
• •
• ! " # $ # % #
• &
• '
vii ABSTRAK
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta
Stephanus Tri Ariwibowo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kualitas susu murni yang diproduksi oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta; (2) pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007. Jumlah sampel yang diambil adalah jumlah produksi, biaya kualitas, dan volume penjualan selama tahun 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode grafik rata-rata (X ) dan metode grafik rentang (R) untuk menjawab masalah pertama. Sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis regresi sederhana.
viii ABSTRACT
QUALITY CONTROL OF PURE MILK PRODUCT A Case Study at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta
Stephanus Tri Ariwibowo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purposes of this research are to know: (1) the quality of pure milk produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta; (2) positive effect of quality cost emerged by control activity of pure milk product toward the pure milk selling volume.
This research is a case study done at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta from February until April 2007. The research data came from the amount of production, the quality cost, and the selling volume during 2006. The techniques of data gathering were interviews and direct observation. In order to answer the first problem, the “average graphic method (X )”, and “range graphic method was used (R)”, while for the second problem, the research used plain regression analysis.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada YESUS dan BUNDA MARIA,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada
Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
meemperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
selain itu diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, dan perhatian bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen Pembimbing I yang telah
dengan sabar, teliti membantu dan membimbing selama penulisan skripsi
ini.
5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si, selaku dosen Penguji yang telah
bersedia mendampingi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi
ix
6. Natalina Presmatuti Brataningrum, S.Pd, selaku dosen Penguji yang telah
bersedia mendampingi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi
ini.
7. Para dosen Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi, yang telah
memberikan masukkan, saran dan dukungan dalam melengkapi
skripsi ini.
8.
9. Bapak Dr. St. Susento, M.S., atas segala dukungan dan bantuannya
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
10.Ibu Dra. Ch. Sri Prapti J, yang selalu memotivasi, memberikan masukkan
dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Ibu Dra. MJ Retno Priyani, M.Si., Bapak Drs YB. Adimassana, M.A.,
Bapak Markus Budiraharjo, S.Pd., M.Ed., Bapak Indra Darmawan, S.E.,
M.Si., Ibu E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A., atas segala saran dan
dukungannya sehingga lebih sempurnanya skripsi ini.
12.Bapak Iskandar Gunawan SH, selaku manager Koperasi Susu Warga
Mulya Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam
melakukan penelitian.
13.Ibu Tutin, S.E, selaku sekretaris Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta
yang telah membantu penulis dalam perijinan dan dalam memperoleh
data.
14.Bapak Hartono selaku kepala Bagian Unit Susu Murni atas segala
x
15.Ibuku dan Bapak (alm) yang selalu memberi dorongan dan doa restu serta
penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Ibu tidak
ada duanya bagiku dalam hidup ini.
16.Kakak-kakakku: Mas B. Eko CN, S.H., Mbak Intan, A.Md dan Mbak
MM. Riris W, S.Pd. Makasih untuk semua dukungan, doa dan
wejangannya untuk adikmu ini sehingga selesailah skripsi ini.
17.Mbak Erika MIPA dan mas Eko MIPA yang telah mendampingi dan
selalu aku repoti sehingga selesainya skripsi ini
18.Sr. Saveria, CB., Sr. Gabriel, CB., Sr. Loise Marie, PBHK dan Br. Tadeus
Sudarno, BM., trimakasih untuk dukungan dan doanya sehinga aku bisa
menyelesaikan skripsi ini.
19.Sahabat dan saudaraku: Om Novan, Tante Sisca, Om Irza, Tante Chieze,
Romo Hiro, mas Bayu, mak Uri terima kasih untuk perhatian dan
dorongan serta arti sebuah persahabatan yang indah yang pernah kita
jalani bersama sehingga selesailah skripsi ini.
20.Temen-temen satu perjuangan: Novan, Wisnu, Yuni, Lusi, Ephi, Muntari,
Erma dan Sigit (akhirnya kita lulus bareng ya…), Indri, Imas (jgn
males-malesan dan jgn cpt nyerah….kamu pasti bisa), Renata (kpn ya kita crita2
lg..).
21. Teman-teman PAK B 2002, selama 5,5 tahun bersama kalian, aku
menemukan suatu kebersamaan yang hangat dan sayang untuk aku
xi
22.Pakdhe & Budhe serta Paklek & Bulek semua, terimakasih atas doa,
dorongan dan perhatian yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
23.Romo Paroki (Rm Ign. Suharyono,Pr) beserta Dewan Paroki Pakem:
terimakasih atas doa, dukungan dan saran-sarannya kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
24.Mudika Paroki St. Maria Assumpta Pakem: Putri, Anna, Ian, Andri,dan
semua….Makasih atas perhatian, kebersamaan dan doa-doanya.
25.Mudika St. Bernardinus Candibinangun: Danur, Novi, Peyek, Retrno,
Tami, Denox “Trie”, Hari, Agus “Dugul” Makasih atas perhatian,
kebersamaan, bantuan dan doanya.
26.Teman-temen P3G dan PKM, makasih atas kebersamaannya.
27. Semua teman-teman, sahabat, saudara, dan semua pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata-kata sempurna, oleh
sebab itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat
menjadikan skripsi ini nenjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Yogyakarta, 3 Oktober 2007
Penulis
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR FOTO ... xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
xiv
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Pengertian Pengendalian, Kualitas, dan Pengendalian Kualitas ... 6
1. Pengendalian ... 6
2. Kualitas ... 7
3. Pengendalian Kualitas ... 7
B. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 8
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ... 10
D. Standar Produksi ... 12
E. Macam-Macam Pendekatan Pengendalian Kualitas ... 14
F. Teknik Pengendalian Kualitas ... 15
G. Biaya Kualitas ... 22
H. Volume Penjualan ... 28
I. Kerangka Teoretik ... 28
J. Hipotesis ... 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31
D. Data Yang Diperlukan ... 32
E. Populasi Dan Sampel ... 32
xv
G. Uji Prasyarat Analisis/ Asumsi ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 40
A. Sejarah Umum Perusahaan ... 40
B. Lokasi Koperasi Susu Warga Mulya ... 42
C. Visi, Misi, Motto Program dan Modal Koperasi Susu Warga Mulya ... 44
D. Struktur Organisasi ... 47
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 58
A. Deskripsi Data ... 58
B. Analisis Data ... 66
1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 66
2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 91
a. Pengujian Normalitas ... 91
b. Pengujian Linearitas ... 91
c. Pengujian Hipotesis ... 92
C. Pembahasan ... 93
1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 93
a. Variabel Berat Jenis (BJ) Susu Murni ... 93
b. Variabel Kadar Lemak (FAT) Susu Murni ... 94
xvi
2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 98
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 101
A. Kesimpulan ... 101
1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 101
a. Variabel Berat Jenis (BJ) Susu Murni ... 101
b. Variabel Kadar Lemak (FAT) Susu Murni ... 101
c. Variabel Solid Non Fat (SNF) Susu Murni ... 102
2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 103
B. Keterbatasan Penelitian ... 103
C. Saran ... 104
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kemajuan di berbagai bidang yang meliputi bidang ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi saat ini mengakibatkan adanya perubahan pola kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan hidup manusia semakin kompleks dan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dalam pemenuhan kebutuhan, manusiapun semakin selektif. Manusia dapat memilih secara leluasa produk mana yang menjadi seleranya. Pendeknya, mereka akan memilih satu atau lebih produk berdasarkan preferensinya masing-masing.
Konsekuensi bagi perusahaan akan hal di atas adalah perusahaan harus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas produknya. Pengawasan dan pengendalian produk merupakan suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana telah direncanakan dan menekan adanya produk yang rusak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan dan mengambil tindakan apabila terjadi penyimpangan dalam proses produksinya. Hal ini penting mengingat kualitas produk perusahaan merupakan jaminan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
berproduksi dengan kualitas buruk akan menjadi berkurang peminatnya dan selanjutnya tersingkir dari pasar.
Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta adalah koperasi yang bergerak dalam usaha penampungan, proses produksi dan pasteurisasi susu sapi perah dari para peternak di wilayah kabupaten Sleman. Koperasi susu ini selalu berusaha agar kualitas hasil produksinya dapat diterima dan diminati berbagai pihak. Hasil produksi susu murni koperasi “Warga Mulya” ini nantinya akan didistribusikan ke PT Sari Husada Yogyakarta, para agen yang sudah terdaftar menjadi anggota koperasi, dan kepada para konsumen. Karenanya, koperasi susu ini berusaha sedapat mungkin meminimumkan kerusakan yang timbul akibat kurangnya pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas susu murni yang diproduksi. Sayangnya, usaha-usaha tersebut belum sepenuhnya berhasil. Hal ini tampak dari adanya penurunan jumlah penjualannya yang disebabkan oleh karena kurang teliti dan kurang jeli dalam proses pengawasan dan pengendalian kualitas susunya .
kualitas dan hasil akhir produksi susu murni, apabila susu murni yang diambil dari para peternak kurang bersih (terdapat bulu ternak, pasir, debu, pakan ternak dan sebagainya) maka dimungkinkan hasil akhir susu murni tersebut kualitasnya jelek dan tidak dapat dipasarkan.
Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta berusaha memperhatikan kualitas susu dari para peternak, yaitu dengan melakukan uji kualitas sebelum diolah. Pendeknya, kegiatan pengendalian kualitas susu murni dari para peternak akan menentukan kualitas hasil produk susu murni dan selanjutnya berdampak pada penjualan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengendalian Kualitas Produk Susu Murni” Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta. Penelitian
ini didasarkan pada periode pengamatan bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas susu murni yang diproduksi oleh koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh koperasi?
2. Apakah ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah kualitas produk susu murni yang diproduksi oleh koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengendalian, Kualitas, dan Pengendalian Kualitas.
1. Pengendalian
Ada banyak pengertian pengendalian. Berikut ini disajikan beberapa
pengertian pengendalian:
a. Menurut Feigenbaum (1989:9), pengendalian adalah suatu proses
untuk mendelegasikan (menyerahkan) tanggung jawab dan kekuasaan
untuk kegiatan-kegiatan manajemen dengan tetap menggunakan
cara-cara untuk menjamin hasil yang memuaskan.
b. Menurut Hansen dan Mowen dalam Abdul Halim, dkk (1995:4),
pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima
umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan
yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda setara signifikan
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
c. Menurut Anthony, dkk (1987:5), pengendalian adalah proses
mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengendalian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan dalam
upaya penetapan standar supaya kegiatan-kegiatan yang sedang dan yang
akan dijalankan oleh manajemen dapat memperoleh hasil yang memuaskan,
2. Kualitas
Ada banyak pengertian kualitas. Berikut ini disajikan beberapa pengertian
kualitas:
a. Menurut Sofjan Assauri (1980:221), kualitas merupakan faktor-faktor
yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang
atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu
dimaksudkan atau dibutuhkan.
b. Menurut Feigenbaum (1989:7), kualitas adalah keseluruhan gabungan
karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan
pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang dimaksudkan
memenuhi harapan-harapan pelanggan.
c. Menurut Montgomery (1990:3), kualitas merupakan faktor kunci yang
membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi
bersaing.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
adalah sesuatu harapan dan yang menjadi dasar konsumen, serta yang
menjadi faktor keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi
bersaing.
3. Pengendalian Kualitas
Ada banyak pengertian pengendalian kualitas. Berikut ini disajikan
beberapa pengertian pengendalian kualitas:
a. Menurut Montgomery (1990:3), pengendalian kualitas adalah aktivitas
kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau
persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila
ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.
b. Menurut Sofjan Assauri (1980:227), pengendalian kualitas merupakan
usaha untuk mempertahankan kualitas dari barang yang dihasilkan agar
sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan
kebijaksanaan pemimpin perusahaan.
c. Menurut Lalu Sumayang (2003:265), pengendalian kualitas merupakan
falsafah yang memantapkan dan menjaga lingkungan yang
menghasilkan perbaikan terus-menerus pada kualitas dan produktivitas
di seluruh aktivitas perusahaan, pemasok, dan jalur distribusi.
d. Menurut Agus Ahyari (1983:334), pengendalian kualitas merupakan
aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk
perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian
kualitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan
karakteristik produk secara terus-menerus pada sebuah proses yang stabil
sehingga memenuhi harapan konsumen.
B. Tujuan Pengendalian Kualitas
Menurut Sofjan Assauri (1980:228), pengendalian kualitas dimaksudkan
agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin.
Jadi, pengendalian kualitas bukan membuat suatu produk yang
kualitasnya tinggi dengan harga mahal akan tetapi membuat suatu produk
dengan kualitas baik, dapat dijangkau oleh konsumen dan diterima sesuai
selera konsumen.
Menurut Agus Ahyari (1983:334), pengendalian kualitas dalam
perusahaan mempunyai tujuan, antara lain:
1. Terdapatnya peningkatan kepuasan konsumen.
2. Proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya serendah-rendahnya
3. Selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Lalu Sumayang (2003:265), pengendalian kualitas dalam
perusahaan mempunyai tujuan, antara lain adalah:
1. Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
2. Memberi keberhasilan usaha.
3. Mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik
perusahaan.
Apabila perusahaan hanya berproduksi pada biaya yang
tersebut tidak lagi memperhatikan kualitas produknya. Demikian juga apabila
terdapat perusahaan yang hanya mengejar penyelesaian produksi tetap pada
waktunya tetapi mengakibatkan adanya kenaikan biaya produksi yang sangat
besar, maka keadaan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai usaha untuk
melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik.
Dengan demikian pengendalian kualitas harus mengarah kepada
beberapa tujuan tersebut secara terpadu, sehingga para konsumen dapat puas
menggunakan produk dan jasa perusahaan, harga produk atau jasa perusahaan
yang dapat ditekan menjadi serendah-rendahnya serta proses produksi selesai,
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan oleh perusahaan.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Adanya 9 (sembilan) faktor dasar yang mempengaruhi kualitas produk
dan jasa, yang dikenal dengan 9M (Armand V. Feigenbaum,1989:54-56).
Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Pasar (Market)
Dengan bertambah banyaknya perusahaan, maka pasar menjadi
bersifat global sehingga mengakibatkan bisnis menjadi lebih fleksibel dan
mampu berubah dengan cepat.
2. Uang (Money)
Meningkatnya persaingan di berbagai bidang yang berjalan seiring
dengan fluktuasi ekonomi dunia, telah menurunkan batas (margin) laba dan
meningkatkan pengeluaran biaya untuk proses penyediaan perlengkapan
3. Manajemen (Management)
Tanggung jawab mutu telah didistribusikan di antara beberapa
kelompok khusus. Bagian pemasaran melalui perencanaan produk membuat
persyaratan-persyaratan produk. Bagian pembikinan harus mengembangkan
dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang
cukup untuk membuat produk sesuai spesifikasi rekayasa. Bagian kendali
mutu harus merencanakan pengukuran-pengukuran mutu pada seluruh
aliran proses agar hasil akhir akan memenuhi persyaratan-persyaratan
mutu. Mutu pelayanan merupakan bagian yang semakin penting dari “paket
produk” total.
4. Manusia (Men)
Karena bidang-bidang pengetahuan semakin bertambah jumlah dan
luasnya, maka dengan sendirinya menimbulkan permintaan akan
manusia-manusia (pekerja) yang lebih besar dan dengan pengetahuan khusus.
Keahlian itu perlu bersama-sama untuk merencanakan, menciptakan, dan
mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang
diinginkan.
5. Motivasi (Motivation)
Para pekerja dewasa ini memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa
keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan yang positif bahwa
mereka secara pribadi turut memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan
perusahaan. Hal tersebut membimbing kearah kebutuhan yang tidak pernah
ada sebelumnya, yaitu pendidikan, mutu dan komunikasi yang lebih baik
6. Bahan (Material)
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan umum, para ahli
teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari yang
sebelumnya. Hal ini mengakibatkan spesifikasi bahan menjadi lebih ketat
dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.
7. Mesin dan Mekanisasi (Machines and Mechanization)
Dengan mekanisasi dan optimasi mesin, perusahaan-perusahaan
berusaha mencapai pengurangan biaya dan peningkatan mutu.
8. Metode Informasi Modern (Modern Methods)
Teknologi informasi telah menyedian cara untuk mengendalikan mesin
dan proses selama waktu produksi, mengendalikan produk dan jasa bahkan
setelah produk dan jasa sampai pada konsumen. Metode pemrosesan data
yang baru memberi kemampuan untuk memanajemeni informasi yang
bermanfaat lebih akurat, tepat waktu, dan bersifat ramalan yang mendasari
keputusan-keputusan yang membimbing masa depan bisnis.
9. Persyaratan Proses Produksi (Muoting Product Requirement)
Perhatian yang konstan diberikan untuk meyakinkan bahwa tidak ada
faktor-faktor yang diketahui atau tidak diketahui, memasuki proses untuk
menurunkan keterandalan komponen atau sistem. Rancangan yang andal
dapat dihandalkan sebagai hasil kewaspadaan dalam pengoperasiannya.
D. Standar Produksi
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, standarisasi kualitas
dicapai jelas, produk yang dihasilkan dapat diukur atau dibuat kriteria
baik-buruknya berdasarkan standar yang diberlakukan.
1. Pengertian standar kualitas
Menurut Agus Ahyari (1983:262), standar kualitas diartikan sebagai
suatu hal yang sudah diputuskan dan akan dijadikan sebagai pedoman di
dalam pelaksanaan operasi suatu perusahaan sehubungan dengan
karakteristik yang diinginkan.
2. Tujuan penggunaan standar kualitas
Penggunaan standar kualitas dalam perusahaan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
a. Meningkatkan produktivitas
b. Meningkatkan kualitas
c. Menekan biaya
d. Menghemat bahan baku
3. Manfaat penggunaan standar kualitas, yaitu:
a. Memungkinkan karyawan menghasilkan produk yang sesuai dengan
keinginan perusahaan.
b. Mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik karena kesalahan yang
dilakukan dapat dideteksi oleh pengawas.
c. Memungkinkan dilakukannya kegiatan pengawasan kualitas dengan
metode statistik, karena dengan adanya standar kualitas dapat
ditentukan mana produk yang baik dan mana yang rusak.
d. Memungkinkan melakukan pengawasan atau pengendalian dengan baik
E. Macam-macam Pendekatan Pengendalian Kualitas
Menurut Agus Ahyari (1983:340-360), pengendalian kualitas dapat
dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor utama dalam pembuatan suatu
produk. pada umumnya, baik atau buruknya kualitas suatu produk
tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. Oleh karena itu,
pengendalian kualitas bahan baku penting dilakukan untuk mendukung
kualitas produk akhir yang baik.
2. Pendekatan Produk Dalam Proses
Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam produksi karena
itu perlu sekali diadakan pengendalian agar nantinya dapat dihasilkan
produk yang sesuai dengan standar kualitas. Selama produk dalam proses
diusahakan agar prose berjalan lancar dan tidak terjadi penyimpangan
yang dapat mengganggu produk yang dihasilkan.
3. Pendekatan Produk Akhir
Pendekatan ini merupakan upaya perusahaan untuk dapat menilai
kualitas produk yang dihasilkan. Pelaksanaan pengendalian kualitas
dengan pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara pemberian petunjuk
pemakaian yang lengkap, tersedianya suku cadang bagi produk-produk
yang memerlukan penggantian suku cadang, dan memeriksa seluruh
produk atau dengan sampel apakah sudah sesuai dengan standar kualitas
F. Teknik Pengendalian Kualitas
1. Metode Control Chart
Menurut Lalu Sumayang (2003:272), bagan kendali ini merupakan
alat pengendalian yang berupa grafik (bagan) untuk menjelaskan
bagaimana proses produksi berada dalam pengendalian. Sehingga bila ada
penyimpangan dengan mudah dapat diketahui dan menjadi bahan
masukan manajemen untuk mengambil langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan (Lalu Sumayang, 2003:272).
Gambar: 2.1. Metode Pengendalian Kualitas Statistik
Batas pengendalian adalah batas optimal yang menyatakan
jangkauan dari penyimpangan yang digunakan untuk menilai status dari
suatu produksi. Secara umum bagan kendali tersebut dapat digambarkan
Gambar: 2.2. Control Chart
Keterangan:
Sumbu Vertikal : menunjukkan hasil penelitian va-riabel.
Sumbu Horizontal : menunjukkan jumlah sampel ba-rang yang diperiksa.
Sumbu UCL (Upper Control Limit) : adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling tinggi dari nilai standar deviasi.
Sumbu CL (Central Limit) : menyatakan nilai standar yang menjadi dasar perhitungan pe-ngamatan tiap sampel.
Sumbu LCL (Lower Control Limit) : adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling ren-dah dari nilai standar deviasi.
Berikut ini merupakan beberapa jenis grafik pengendalian kualitas, yaitu:
a. Grafik pengendali untuk data atribut
Grafik ini digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat kualitas produk
yang diteliti, dengan cara mencocokkan ketentuan yang diperlukan dan
dijelaskan dengan dua kata yang berlawanan, yaitu baik atau buruk, ya
atau tidak, cacat atau tidak cacat. Menurut Montgomery (1990:143-174),
jenis-jenis grafik pengendali atribut yang digunakan adalah:
1). Grafik p (p Chart)
Grafik ini untuk mengetahui bagian (proporsi) produk yang
banyaknya barang yang tidak sesuai (rusak/ cacat) terhadap total
barang yang diperiksa. Nilai-nilai yang diperlukan adalah:
N x p =
Keterangan:
p= proporsi atau bagian kerusakan dari semua sampel yang diambil. x = banyaknya produk yang rusak.
N = banyaknya produk yang diobservasi.
n
Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian
untuk grafik p adalah:
Batas Pengendali Atas (UCL) = p+3Sd
Garis Tengah (CL) = p
Batas Pengendali Bawah (LCL) = p−3Sd
2). Grafik c (c Chart)
Bagian ini untuk memeriksa jumlah kerusakan
(ketidak-sesuaian) untuk setiap unit produk. Pemeriksaan didasarkan pada
titik-titik spesifik yang tidak memenuhi syarat. Jadi suatu produk
cacat/ rusak akan mengandung satu atau lebih titik spesifikasi yang
tidak memenuhi syarat. Nilai-nilai yang diperlukan untuk grafik c
adalah:
b). Rata-rata jumlah cacat dari sampel c
c). Batas pengendali untuk grafik c dengan batas 3 sigma adalah:
Batas Pengendali Atas (UCL) = c +3Sd
Garis tengah (CL) = c
Batas Pengendali Bawah (LCL) = c −3Sd
Keterangan:
c = Rata-rata jumlah cacat yang sebenarnya dalam proses
d
S = Standar deviasi dari c (standar deviasi dengan distribusi poisson)
b. Grafik pengendali untuk data variabel
Grafik pengendali ini dibuat berdasarkan karakteristik mutu yang
diukur secara sebenarnya, misalnya dimensi, bobot/ berat, volume, dan
lain-lain, maka karakteristik itu dapat dinyatakan oleh peubah-peubah
(variabel). Menurut Montgomery (1990:204-214), jenis-jenis grafik
pengendali untuk data variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1). Grafik Pengendali R
Grafik ini digunakan untuk menunjukkan variabilitas dari
kualitas produk dalam proses tertentu. Nilai-nilai yang dipergunakan
dalam menggunakan grafik R adalah:
a). Range masing-masing sampel (R)
b). Rata-rata dari range suatu sampel (R)
Keterangan:
R = Rentang sampel (R = Rmax—Rmin) n = Banyaknya sampel
c). Batas pengendali untuk grafik R dengan batas 3 sigma adalah:
Batas Pengendali Atas (UCL) = R.D4
Garis Tengah (CL) = R
Batas Pengendali Bawah (LCL) = R.D3
Dengan nilai dari konstanta D4 dan D3 terdapat pada tabel faktor
guna membentuk grafik pengendalian variabel.
2). Grafik pengendali X
Nilai-nilai yang dipergunakan untuk grafik pengendali Xadalah:
a). Rata-rata masing-masing sampel (X ), yang dihitung dengan
n X X =
Keterangan:
X= Nilai masing-masing unsur dalam suatu sampel n = Banyak sampel
b). Rata-rata dari masing-masing sampel, X
n X X =
Keterangan:
X = nilai masing-masing unsur dalam suatu sampel
n = banyak sampel
c). Batas pengendali untuk grafik X dengan batas 3 sigma adalah:
Batas Pengendali Atas (UCL) = X + A2 R
Batas Pengendali Bawah (LCL) = X − A2 R
Dengan nilai dari konstanta A2 terdapat pada tabel faktor guna
membentuk grafik pengendalian variabel.
2. Metode Diagram Pareto
Menurut Dorothea Wahyu Ariani (2004:19), diagram Pareto
merupakan suatu gambar untuk mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke
kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat
membantu menemukan permasalahan paling penting untuk segera
diselesaiakan sampai masalah yang tidak harus diselesaikan. Diagram
Pareto juga dapat mengidentifikasi masalah yang paling penting yang
mempengaruhi usaha perbaikan kualitas. Proses penyusunan diagram
Pareto meliputi 6 (enam) langkah, yaitu:
a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya
berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan lain-lain.
b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristik-karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit,
dan sebagianya.
c. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah
ditentukan.
d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari
yang terbesar hingga terkecil.
e. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang
f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan
relatif masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang
penting untuk mendapat perhatian.
3. Diagram Sebab-Akibat (Diagram Fish Bone)
Menurut Dorothea Wahyu Ariani (2004:24), diagram Fish Bone
atau diagram sebab-akibat menunjukkan hubungan antara karakteristik
dan faktor penyebab. Dalam diagram fish bone akibat atau masalah
ditaruh di sebelah kanan dan penyebab utama di sebelah kiri. Diagram
tersebut digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu masalah untuk
selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat tersebut kemudian
dicari beberapa kemungkinan penyebab. Penyebab masalah ini dapat
berasal dari berbagai sumber utama, misalnya tenaga kerja, metode
kerja, bahan, mesin, kebijakan, prosedur, dan karyawan pada lingkungan
dan seterusnya. Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut
diturunkan menjadi beberapa sumber yang lebih kecil dan mendetail.
Manfaat diagram sebab-akibat antara lain:
a. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan
perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan
sumber daya, dan dapat mengurangi biaya.
b. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan
ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan.
c. Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang
d. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam
kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.
Gambar:2.3. Diagram Fish Bone
G.Biaya Kualitas
Setiap produsen ingin berusaha memperbaiki kualitas dari produk yang
dihasilkan. Untuk mencapai kualitas yang diinginkan, perusahaan harus
mengeluarkan biaya tertentu. Menurut Montgomery (1990:6), biaya kualitas
adalah golongan biaya yang berkaitan dengan memproduksi, mengidentifikasi,
menghindari, atau memperbaiki produk yang tidak memenuhi persyaratan.
Montgomery (1990:7) menggolongkan biaya kualitas menjadi 4 (empat)
golongan, yaitu:
1.Biaya pencegahan
Biaya pencegahan ini berhubungan dengan usaha dalam rancangan dan
pembuatan yang ditujukan langsung kepada pencegahan ketidaksesuaian
kualitas. Bagian-bagian penting dari biaya pencegahan, meliputi:
a. Teknik dan perencanaan kualitas
Teknik dan perencanaan kualitas ini meliputi aktivitas yang berkaitan
dengan patokan rencana kualitas keseluruhan, rencana pemeriksaan, kualitas tenaga kerja
metode
rencana keandalan, sistem data, dan semua aktivitas dan rencana yang
khusus dari fungsi jaminan kualitas. Termasuk di dalamnya tentang
prosedur yang digunakan untuk membeberkan rencana kualitas.
b. Tinjauan produk baru
Tinjauan produk baru meliputi penyiapan usulan tawaran, penilaian
rancangan baru dari segi pandangan kualitas, penyiapan program
percobaan dan uji untuk menilai penampilan produk baru, dan
aktivitas-aktivitas kualitas yang lain selama tingkat pengembangan dan
praproduksi dari rancangan dan produk baru.
c. Rancangan proses atau produk
Rancangan proses atau produk adalah biaya yang dikeluarkan pada
waktu perancangan produk atau pemilihan proses produksi yang
dimaksudkan untuk meningkatkan keseluruhan kualitas produk.
d. Pengendalian proses
Pengendalian proses adalah teknik pengendalian proses, seperti grafik
pengendalian yang memantau proses pembuatan dalam usaha membuat
kualitas dalam produk.
e. Biaya Latihan
Biaya latihan adalah biaya pengembangan, penyiapan, pelaksanaan,
penyeleng-garaan dan pemeliharaan program latihan formal untuk
kualitas.
f. Biaya Hangus
Biaya hangus adalah biaya operasi sebelum pengiriman produk untuk
g. Biaya mendapatkan dan analisis data kualitas
Biaya mendapatkan dan analisis data kualitas adalah biaya untuk
menjalankan sistem data kualitas untuk mendapatkan data tentang
penampilan proses dan produk, yang meliputi biaya penganalisaan data
ini untuk mengidentifikasi masalah.
2.Biaya Penilaian
Biaya penilaian berkaitan dengan pengukuran, penilaian atau
pemeriksaan produk, komponen, dan bahan yang dibeli guna menjamin
kesesuaian dengan standar kualitas yang ditentukan. Biaya ini diadakan
untuk menetapkan keadaan produk, guna meyakinkan, dari sudut kualitas
memenuhi spesifikasi atau tidak. Bagian-bagian penting dari biaya
penilaian meliputi:
a. Pemeriksaan dan pengujian bahan yang masuk
Biaya pemeriksaan dan pengujian bahan yang masuk berkaitan dengan
pemeriksaan dan pengujian semua bahan yang ditawarkan penjual, yang
meliputi: penerimaan pemeriksaan dan pengujian, pemeriksaan,
pengujian, dan evaluasi pada fasilitas penjual, serta pemeriksaan
periodik tentang sistem jaminan kualitas penjual.
b. Biaya pemeriksaan dan pengujian produk
Biaya pemeriksaan dan pengujian produk meliputi biaya pemeriksaan
produk dalam berbagai tingkat pembuatannya, termasuk pengujian
penerimaan terakhir, pemeriksaan pengepakan dan pengiriman, dan
penyerahan produk itu kepada langganan. Pengujian ini meliputi
pengujian hidup, pengujian lingkungan dan pengujian keandalan.
c. Biaya bahan dan jasa yang terpakai
Biaya bahan dan jasa yang terpakai meliputi biaya bahan dan produk
yang dipakai dalam pengujian atau berubah karena uji keandalan.
d. Biaya pemeliharaan ketepatan alat penguji
Biaya pemeliharaan ketepatan alat penguji ini meliputi biaya kerja suatu
sistem yang menjaga perlengkapan dan peralatan pengukuran dalam
kalibrasi.
3.Biaya kegagalan dari dalam
Biaya kegagalan internal diadakan apabila produk, komponen, bahan
dan jasa gagal memenuhi persyaratan kualitas, dan kegagalan ini
ditemukan sebelum pengiriman produk kepada konsumen. Biaya
kegagalan internal tersebut merupakan biaya yang akan hilang apabila
tidak terdapat kerusakan dalam produk. Bagian-bagian penting dari biaya
kegagalan dari dalam meliputi:
a. Buangan
Kerugian bersih dari tenaga kerja, bahan, dan biaya kerja yang
diakibatkan dari produk yang rusak yang tidak dapat diperbaiki atau
digunakan secara ekonomis.
b. Biaya pengolahan kembali
Biaya pengolahan kembali merupakan biaya memperbaiki unit-unit
yang tidak sesuai sedemikian hingga unit-unit tersebut memenuhi
langkah-langkah tambahan dalam proses pembuatan yang dibuat untuk
mengatasi kerusakan yang terus menerus atau kerusakan yang
jarang-jarang.
c. Biaya pengujian kembali
Biaya pengujian kembali dan pemeriksaan kembali produk yang telah
menjalani pengolahan kembali atau modifikasi yang lain.
d. Biaya analisis kegagalan
Biaya analisis kegagalan diadakan untuk menentukan sebab-sebab
kegagalan produk.
e. Biaya berhenti
Biaya berhenti merupakan biaya fasilitas produksi yang tidak berjalan
sebagai akibat dari tidak sesuainya dengan persyaratan yang
direncanakan, yang disebabkan oleh karena tidak sesuainya bahan baku
yang disampaikan oleh penjual, yang tidak diketahui dalam
pemeriksaan penerimaan.
f. Biaya kerugian hasil
Biaya kerugian hasil merupakan biaya hasil proses yang lebih rendah
dari yang mungkin dapat dicapai dengan pengendalian yang lebih baik.
g. Penurunan
Masalah dengan penurunan adalah produk dijual tidak menutup kembali
batas kontribusi yang penuh pada keuntungan dan biaya kerja
4.Biaya Kegagalan dari Luar
Biaya kegagalan dari luar ini terjadi apabila produk tidak berfungsi
dengan memuaskan setelah disampaikan kepada konsumen. Biaya ini akan
hilang apabila setiap unit produk memenuhi persyaratan. Bagian-bagian
dari biaya kegagalan dari luar meliputi:
a. Biaya penyesuaian pengaduan atau keluhan
Biaya penyesuaian pengaduan atau keluhan merupakan biaya
penyelidikan dan penyesuaian pengaduan yang dibenarkan, yang
disebabkan karena produk yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
b. Biaya produk atau barang yang dikembalikan
Biaya produk atau barang yang dikembalikan merupakan biaya yang
berkaitan dengan penerimaan, penanganan, dan penggantian produk
atau bahan yang tidak sesuai yang dikembalikan dari lapangan.
c. Biaya ongkos garansi
Biaya ongkos garansi merupakan semua biaya yang termasuk dalam
pelayanan kepada konsumen karena perjanjian garansi.
d. Biaya jaminan
Biaya jaminan merupakan biaya atau hadiah yang diadakan sebagai
akibat dari suatu masalah jaminan produk.
e. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diadakan karena
ketidakpuasan konsumen dengan tingkat kualitas produk yang dikirim.
Biaya tidak langsung dapat mencerminkan sikap konsumen terhadap
kehilangan bisnis yang akan datang, dan kehilangan bagian pasaran
sebagai akibat yang tidak dapat dihindarkan dari produk dan pelayanan
yang disampaikan, yang tidak sesuai dengan harapan konsumen
mengenai kelayakan untuk digunakan.
H.Volume Penjualan
Salah satu hal atau kondisi yang mempengaruhi tingkat volume penjualan
suatu produk perusahaan diantaranya adalah penilaian konsumen terhadap
hasil produksi. Hal ini berarti bahwa apabila perusahaan dapat memberikan
harapan atau apa yang dituntut oleh konsumen, maka pembeli akan
memberikan penilaian baik pada produk yang dihasilkan tersebut.
Bagian pemasaran memegang peranan penti1ng terhadap penjualan produk
suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan bahwa bagian pemasaran menentukan
berhasil tidaknya suatu usaha atau aktivitas perusahaan. Dengan hasil produk
perusahaan yang berkualitas baik dengan didukung pemasaran yang baik pula,
maka akan mempengaruhi tingkat volume penjualan suatu produk kepada
konsumen.
I. Kerangka Teoretik
1. Pengaruh biaya kualitas terhadap harga pokok produk
Biaya kualitas merupakan biaya yang berkaitan dengan memproduksi,
mengidentifikasi, menghindari, atau memperbaiki produk yang tidak
memenuhi persyaratan. Menurut Zulian Yamit (2005:14), biaya kualitas
a. Biaya pencegahan
Biaya pencegahan merupakan biaya yang terjadi untuk mengidentifikasi
dan menghilangkan penyebab kerusakan agar tidak terulamg kembali.
b. Biaya inspeksi/ deteksi/ penilaian
Biaya inspeksi/ deteksi/ penilaian merupakan biaya yang terjadi untuk
menentukan apakah produk dan jasa pelayanan sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditentukan.
c. Biaya produk gagal internal
Biaya produk gagal internal merupakan biaya yang terjadi karena
ketidak sesuaian produk dan jasa yang dihasilkan dengan standar yang
telah ditentukan dan terdeteksi sebelum produk dikirim ke konsumen.
d. Biaya produk gagal eksternal
Biaya produk gagal eksternal merupakan biaya yang terjadi karena
produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan
diketahui setelah produk tersebut dikirim kepada konsumen.
Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta adalah koperasi yang
bergerak dalam usaha penampungan susu sapi perah dari para peternak di
wilayah Sleman yang kemudian melakukan proses produksi susu murni dan
susu pasteurisasi. Dari keempat kategori biaya kualitas tersebut, maka
perusahaan ini menetapkan semua kategori tersebut demi hasil produk yang
optimal. Biaya kualitas merupakan salah satu komponen dari biaya
produksi sehingga jika biaya kualitas meningkat, diduga harga pokok
produknya juga akan meningkat. Sebaliknya, jika biaya kualitas menurun,
biaya kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan maka memungkinkan
proses produksi dapat dilakukan secara maksimal dengan menghasilkan
produk yang berkualitas baik. Hasil produksi yang berkualitas tersebut
tentu saja berpengaruh terhadap minat konsumen untuk mau mendapatkan
atau membeli produk yang dihasilkan sehingga volume penjualannya
meningkat.
Dengan pengeluaran biaya untuk menjamin kualitas, maka diharapkan
produk susu murni yang dihasilkan semakin membaik. Seiring dengan
membaiknya kualitas produk, maka volume penjualannya diharapkan akan
meningkat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika biaya kualitas tinggi,
maka diduga volume penjualan atas produk tersebut akan tinggi.
Sebaliknya, jika biaya kualitas rendah, maka diduga volume penjualannya
akan rendah.
J. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dirumuskan hipotesis yaitu:
31 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian dengan mengadakan penelitian secara langsung terhadap perusahaan tentang pengendalian kualitas produk susu murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam analisis. Dengan demikian, hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh tersebut hanya berlaku terbatas untuk perusahaan dan manajer pengolahan susu Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil tempat di Koperasi Susu “Warga Mulya”, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian ini adalah pimpinan dan kepala bagian unit susu Koperasi Susu “Warga Mulya”, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
D. Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum koperasi yang meliputi sejarah berdirinya koperasi, struktur organisasi, personalia, produksi dan pemasaran susu.
2. Data mengenai biaya kualitas produk susu murni koperasi susu Warga Mulya selama tahun 2006.
3. Data mengenai volume penjualan produk susu murni koperasi susu Warga Mulya selama tahun 2006.
E. Populasi Dan Sampel
Populasi penelitian ini untuk mengetahui pengawasan kualitas produk koperasi susu Warga Mulya, yaitu produk susu murni.
Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah susu murni yang diproduksi pada bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006. Dari produk susu murni tersebut, yang akan diteliti mengenai variabel Berat Jenis (BJ), Kadar Lemak (FAT), Solid Non Fat (SNF).
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi langsung
Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang pelaksanaan pengendalian kualitas yang ada, serta kemungkinan-kemungkinan penambahan atau perubahan di dalam sistem pengendalian kualitas ini. Observasi secara langsung ini digunakan untuk mengetahui standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.
G. Uji Prasyarat Analisis/ Asumsi
1. Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Bila berdistribusi normal maka salah satu syarat untuk menguji hipotesis dengan statistik parametrik. Uji normalitas menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov dengan rumus sebagai berikut :
( )
( )
F0 = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis
( )
xSn = Distribusi frekuensi yang diobservasi
2. Linearitas
Uji linearitas, dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Antara variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linear, jika skor variabel diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang linear, maka digunakan uji statistik dengan uji F, sebagai berikut (Sudjana, 1996:332):
2
F = Harga bilangan garis regresi
2
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Sebaliknya
jika Fhitung > dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang = k-2
dan dk penyebut = n-k, maka hubungan variabel bebas dan terikat bersifat
H. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, dilakukan dengan metode
sebagai berikut:
R = Rentang sampel dari hasil penelitian selama tahun 2006 = Rmax - Rmin
n = Banyaknya sampel yang diobservasi selama tahun 2006
Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian untuk
grafik R adalah:
Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian untuk
grafik X adalah:
Batas Pengendali Atas (UCL) = X + A2 R
Garis Tengah (CL) = X
Batas Pengendali Bawah (LCL) = X − A2 R
Dengan nilai dari konstanta A2 terdapat pada tabel faktor guna membentuk
grafik pengendalian variabel.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya kualitas yang
ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk, maka dapat
diketahui dengan menggunakan biaya total kualitas.
Dengan rumus:
Total Biaya Kualitas = Biaya pengendalian + Biaya kegagalan
Total Biaya Kualitas = (Biaya pencegahan + Biaya penilaian) + (Biaya
kegagalan internal + Biaya kegagalan eksternal)
2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan uji statistis
Regresi sederhana untuk menguji hipotesis yang diajukan.
a. Rumusan hipotesis
Ho:ρ ≤0,Tidak ada pengaruh positif biaya kualitas terhadap volume
penjualan.
H1:ρ 0,Ada pengaruh positif biaya kualitas terhadap volume
b. Pengujian hipotesis
Teknik yang digunakan adalah model persamaan regresi sederhana
(Sudjana, 1996:315).
Untuk menguji signifikansi koefisien regresi dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan ttabel, dengan taraf signifikansi 5%.
Rumus distribusi nilai t:
Apabila uji prasyarat Normalitas dan atau Linearitas tidak terpenuhi
maka hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan statistis non
parametrik, yaitu dengan alat uji statistis Korelasi Spearman dengan
(
1)
Adapun langkah-langkah uji statistis Korelasi Spearman adalah sebagai
berikut (Hasan, 2004:85):
derajat kebebasan (db) = n-2.
3). Menentukan kriteria pengujian.
a). H0: Tidak ada hubungan positif antara biaya kualitas dan
volume penjualan
H1: Ada hubungan positif antara biaya kualitas dan volume
penjualan
H0 diterima (H1ditolak) apabila t0 ≤ tα
b). Menentukan nilai uji statistis (nilai t0)
t0= 2 1
2
s s
r n r
− −
c). Membuat kesimpulan.
40 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Umum Perusahaan
Koperasi susu Warga Mulya merupakan salah satu koperasi persusuan yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelopor berdirinya koperasi ini adalah R. Soekarno, Abdul Gani, Dwijo Pradipta, Margono H.W, dan R.S Hadi Hardjono. Rapat pembentukan diadakan pada tanggal 26 September 1978 di kantor Dinas Peternakan DIY, yang kemudian pada tanggal 30 Januari 1979 Koperasi Susu Warga Mulya memperoleh pengesahan Badan Hukum dari Kanwil Departemen Koperasi Propinsi DIY dengan Nomor: 1.128/ BH XI/ 1979 dengan wilayah kerja seluruh propinsi DIY yang berkantor di komplek dinas peternakan yang berlokasi di Jl. Taman Unggas No.4 Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Sehingga pada tanggal 30 Januari 1979 ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta.
kerjasama yang baik, maka disepakati untuk saling tukar tambah dengan tanah milik Koperasi Susu Warga Mulya yang berlokasi di daerah Wirosaban, Umbulharjo, Yogyakarta.
Pada tahun 1989 Koperasi Susu Warga Mulya pindah ke alamat yang baru yaitu di Jl. Arteri Kembang, Maguwoharjo, Depok, Sleman yang menempati tanah seluas 892 m2, di mana sudah terdapat bangunan untuk perkantoran. Sehubungan dengan alamat koperasi susu Warga Mulya pindah dan karena ada
sedikit perubahan pada anggaran dasarnya, maka Nomor Badan Hukum juga mengalami perubahan pada tanggal 15 Mei 1991 dengan nomor yang baru 1.12a/ BH XI/ 1991.
B. Lokasi Koperasi Susu Warga Mulya
Koperasi Susu Warga Mulya terletak di Jalan Palagan Tentara Pelajar km 15,5 dusun Bunder, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Luas areal yang ditempati 4.320 m2, yang terdiri dari perkantoran seluas 339 m2, gudang bahan baku seluas 834 m2, unit pasteurisasi 180 m2, garasi kendaraan 210 m2, dan sisanya digunakan untuk unit makanan ternak, tempat parkir karyawan dan tamu, kamar mandi, dapur, waserda, aula untuk tempat pertemuan dan pos satpam. Koperasi Susu Warga Mulya memilih lokasi ini berdasarkan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Lokasi Sumber Bahan Baku
Peternak sapi perah kebanyakan berada di daerah Yogyakarta sebelah utara, sehingga kebutuhan susu sapi perah dapat dengan mudah dan cepat diperoleh.
2. Transportasi
Koperasi ini terletak di pinggir jalan raya sehingga sarana transportasi baik kendaraan besar maupun kecil dapat dengan mudah menjangkaunya.
3. Sumber Energi
4. Tenaga Kerja
Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta merekrut sebagian tenaga kerja dari warga sekitarnya yang mempuyai keterampilan dan ketekunan sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan dalam koperasi.
5. Sikap Masyarakat
Masyarakat di dusun Bunder Purwobinangun sangat mendukung dengan adanya koperasi susu ini, karena sebagian masyarakat dusun ini berternak sapi perah sehingga bisa dengan mudah dan cepat menyetorkan hasil susu ternaknya ke koperasi.
6. Air dan Limbah
Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air bagi koperasi ini juga diperlukan untuk mencuci alat penampungan susu (milkcan) yang jumlahnya banyak. Demikian juga dengan limbah, tidak ada masalah karena pihak koperasi sudah mengantisipasi sebelumnya dengan baik dengan membuat corong limbah.
7. Iklim
C. Visi, Misi, Motto Program dan Modal Koperasi Susu Warga Mulya
Yogyakarta
1. Visi Koperasi
Visi Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta adalah menjadi koperasi yang kuat, mandiri dan profesional yang memberikan peningkatan kesejahteraan bersama dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi.
2. Misi Koperasi
Misi adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun misi yang dimiliki oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas dan produksi b. Membangun komitmen yang lebih kuat
c. Penganekaragaman usaha yang mendukung koperasi d. Membangun jaringan pasar
e. Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan 3. Motto Koperasi
Dalam menjalankan usahanya, Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta tidak terlepas dari mottonya yang terkenal dengan sebutan SUKSES
MANDIRI, yang kepanjangannya adalah:
S : Setia M : Makmur
U : Usaha A : Aman
S : Sehat D : Dinamis E : Ekonomi I : Idaman S : Sejahtera R : Rakyat
I : Indonesia 4. Program Koperasi
Program-program yang telah ditetapkan oleh Koperasi Susu Warga Mulya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Organisasi
1). Pemantaban struktur organisasi koperasi, kelompok dan pemuda 2). Sistem pengaturan tenaga kerja yang sesuai dengan jenjang karier 3). Pengembangan media informasi dan sistem komputerisasi data 4). Pemetaan wilayah dan pendataan seluruh kegiatan koperasi 5). Advokasi kepada pemerintah dan lembaga lainnya
6). Meningkatkan kualitas anggota
7). Memulai standar operasional kerja bagi pengurus, pengawas dan kepada karyawan
b. Bidang Sumber Daya Manusia
1). Peningkatan sumber daya manusia untuk karyawan, pengurus, pengawas dan anggota
2). Pendidikan dan pelatihan khusus bagi karyawan PMT dan pembesaran pedet
4). Peningkatan keterampilan dan pengetahuan bagi petugas lapangan (Kesehatan hewan IB dan PKB)
5). Mengadakan study banding bagi anggota pelaksana koperasi dan rencana tindak lanjut sesuai dengan kepentingan dan kemampuan koperasi
6). Pengembangan dan evaluasi kader lokal c. Bidang Usaha
1). Pengadaan alat-alat persusuan dan alat-alat laboratorium yang standar dan diefektifkan penggunaannya
2). Peremajaan perbaikan dan penambahan kapasitas cooling unit dan tangki susu
3). Penambahan populasi sapi perah sebanyak 50 ekor 4). Peningkatan produksi susu menjadi 6.000 liter per hari 5). Pemberlakuan kredit sapi melalui unit simpan pinjam 6). Penyempurnaan sistem dan ruang pergudangan di PMT 7). Penyempurnaan alat dan mesin pasteurisasi
8). Pembentukan staf pemasaran pasteurisasi yang handal guna peningkatan volume penjualan dari 450 cup menjadi 750 cup per hari 9). Penambahan produk baru, antara lain yogurt, caramel dll
10). Penataan Unit Pembesaran Pedet
11). Optimalisasi keuntungan pada semua unit usaha
13). Peningkatan pelayanan dan komputerisasi unit Waserda
14). Perbaikan genetik sapi dan pelaksanaan rekording sapi bagi anggota dan bagi koperasi
15). Penerapan agar sadar untuk setor susu bagi semua anggota 16). Pengaktifan penagihan kredit macet (sapi, konsentrat, dan SP) 17). Otonomi Unit Pembesaran Pedet dan Unit Makanan Ternak d. Bidang Umum
1). Pembuatan pondasi bangunan pada tanah pojok sebelah barat kantor dan perbaikan gedung kantor koperasi.
2). Menginvestasikan sistem pengawasan di koperasi
5. Modal Koperasi
Modal Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta berasal dari: a. Modal sendiri
1). Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang sama yang wajib untuk dibayarkan oleh anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota
2). Simpanan Wajib
3). Dana Cadangan
Dana cadangan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian koperasi apabila diperlukan. 4). Hibah
b. Modal Pinjaman yang berasal dari: 1). Anggota
2). Koperasi lain dan/ atau anggotanya 3). Bank dan lembaga keuangan lainnya
4). Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya 5). Sumber lain yang sah
D. Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi Koperasi Susu Warga Mulya sudah terperinci tugas dari masing-masing unit dan kekuasaaan tertinggi oleh Rapat Anggota Tahunan (RAT). Rapat Anggota Tahunan (RAT) adalah merupakan badan tertinggi yang yang dihadiri oleh seluruh anggota Koperasi Susu Warga Mulya yang akan dilakukan pada bulan Maret dalam setiap tahunnya.
1. Struktur Organisasi Koperasi Susu Warga Mulya a. Rapat Anggota tahunan
anggota antara lain untuk menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; menetapkan kebijaksanaan umum dalam organisasi; manajemen dan usaha; memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas; menetapkan program kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, pengesahan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya.
b. Pengurus
Pengurus koperasi dipilih dari anggota dari dan oleh anggota dalam rapat anggota, yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan tindakan-tindakan dan upaya-upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya dari keputusan dalam rapat anggota, menyusun program kerja di bidang organisasi, usaha dan keuangan; mengusahakan sumber-sumber dana yang diperlukan; menyediakan prasarana dan peralatan kerja organisasi; melakukan pengawasan atas dasar pelaksanaan tugas manajer dan karyawan; mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan serta menetapkan gaji pegawai.
Susunan pengurus Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarata periode 2005 – 2010, adalah sebagai berikut:
c. Pengawas
Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota dan bertanggungjawab terhadap rapat anggota atas pelaksanaan dan penyelesaian tugas antara lain melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi termasuk organisasi, usaha dan pelaksanaan kebijakan pengurus dan membuat laporan tentang hasil pemeriksaan.
Susunan pengawas Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta periode 2005-2010 adalah sebagai berikut:
Ketua Pengawas : I.Y Soetaryono, B.Sc Anggota Pengawas I : Jumadi
Anggota Pengawas II : Prayitno d. Manajer
Berdasarkan pelimpahan wewenang dari pengurus, manajer sebagai pelaksanan atau pengelola koperasi mempunyai tugas sebagai berikut: 1). Dalam bidang perencanaan, manajer mengkoordinir penyusunan
rencana kerja dan anggaran masing-masing unit usaha dan mengajukannya ke pengurus, membantu pengurus dalam menjelaskan rencana kerja di muka anggota.
2). Pada bidang personalia, manajer mengajukan usulan pengangkatan tenaga kerja dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap karyawan yang berada di bawah koordinasinya.