• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian kualitas produk susu murni : studi kasus pada koperasi susu ``Warga Mulya`` Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengendalian kualitas produk susu murni : studi kasus pada koperasi susu ``Warga Mulya`` Yogyakarta."

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kualitas susu murni yang diproduksi oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta; (2) pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007. Jumlah sampel yang diambil adalah jumlah produksi, biaya kualitas, dan volume penjualan selama tahun 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode grafik rata-rata (X ) dan metode grafik rentang (R) untuk menjawab masalah pertama. Sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis regresi sederhana.

(2)

viii ABSTRACT

QUALITY CONTROL OF PURE MILK PRODUCT A Case Study at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purposes of this research are to know: (1) the quality of pure milk produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta; (2) positive effect of quality cost emerged by control activity of pure milk product toward the pure milk selling volume.

This research is a case study done at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta from February until April 2007. The research data came from the amount of production, the quality cost, and the selling volume during 2006. The techniques of data gathering were interviews and direct observation. In order to answer the first problem, the “average graphic method (X )”, and “range graphic method was used (R)”, while for the second problem, the research used plain regression analysis.

(3)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI

Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

STEPHANUS TRI ARIWIBOWO

NIM: 021334069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO

IMAN

PENGHARAPAN

KASIH

(Beverly Sills)

(Hugh Downs)

(John MacNoughton)

(7)

v

PERSEMBAHAN

• •

• ! " # $ # % #

• &

• '

(8)
(9)

vii ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kualitas susu murni yang diproduksi oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta; (2) pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007. Jumlah sampel yang diambil adalah jumlah produksi, biaya kualitas, dan volume penjualan selama tahun 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode grafik rata-rata (X ) dan metode grafik rentang (R) untuk menjawab masalah pertama. Sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis regresi sederhana.

(10)

viii ABSTRACT

QUALITY CONTROL OF PURE MILK PRODUCT A Case Study at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purposes of this research are to know: (1) the quality of pure milk produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta; (2) positive effect of quality cost emerged by control activity of pure milk product toward the pure milk selling volume.

This research is a case study done at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta from February until April 2007. The research data came from the amount of production, the quality cost, and the selling volume during 2006. The techniques of data gathering were interviews and direct observation. In order to answer the first problem, the “average graphic method (X )”, and “range graphic method was used (R)”, while for the second problem, the research used plain regression analysis.

(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada YESUS dan BUNDA MARIA,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada

Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

meemperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

selain itu diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, dan perhatian bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis hendak

menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen Pembimbing I yang telah

dengan sabar, teliti membantu dan membimbing selama penulisan skripsi

ini.

5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si, selaku dosen Penguji yang telah

bersedia mendampingi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi

(12)

ix

6. Natalina Presmatuti Brataningrum, S.Pd, selaku dosen Penguji yang telah

bersedia mendampingi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi

ini.

7. Para dosen Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi, yang telah

memberikan masukkan, saran dan dukungan dalam melengkapi

skripsi ini.

8.

9. Bapak Dr. St. Susento, M.S., atas segala dukungan dan bantuannya

sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

10.Ibu Dra. Ch. Sri Prapti J, yang selalu memotivasi, memberikan masukkan

dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Ibu Dra. MJ Retno Priyani, M.Si., Bapak Drs YB. Adimassana, M.A.,

Bapak Markus Budiraharjo, S.Pd., M.Ed., Bapak Indra Darmawan, S.E.,

M.Si., Ibu E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A., atas segala saran dan

dukungannya sehingga lebih sempurnanya skripsi ini.

12.Bapak Iskandar Gunawan SH, selaku manager Koperasi Susu Warga

Mulya Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam

melakukan penelitian.

13.Ibu Tutin, S.E, selaku sekretaris Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta

yang telah membantu penulis dalam perijinan dan dalam memperoleh

data.

14.Bapak Hartono selaku kepala Bagian Unit Susu Murni atas segala

(13)

x

15.Ibuku dan Bapak (alm) yang selalu memberi dorongan dan doa restu serta

penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Ibu tidak

ada duanya bagiku dalam hidup ini.

16.Kakak-kakakku: Mas B. Eko CN, S.H., Mbak Intan, A.Md dan Mbak

MM. Riris W, S.Pd. Makasih untuk semua dukungan, doa dan

wejangannya untuk adikmu ini sehingga selesailah skripsi ini.

17.Mbak Erika MIPA dan mas Eko MIPA yang telah mendampingi dan

selalu aku repoti sehingga selesainya skripsi ini

18.Sr. Saveria, CB., Sr. Gabriel, CB., Sr. Loise Marie, PBHK dan Br. Tadeus

Sudarno, BM., trimakasih untuk dukungan dan doanya sehinga aku bisa

menyelesaikan skripsi ini.

19.Sahabat dan saudaraku: Om Novan, Tante Sisca, Om Irza, Tante Chieze,

Romo Hiro, mas Bayu, mak Uri terima kasih untuk perhatian dan

dorongan serta arti sebuah persahabatan yang indah yang pernah kita

jalani bersama sehingga selesailah skripsi ini.

20.Temen-temen satu perjuangan: Novan, Wisnu, Yuni, Lusi, Ephi, Muntari,

Erma dan Sigit (akhirnya kita lulus bareng ya…), Indri, Imas (jgn

males-malesan dan jgn cpt nyerah….kamu pasti bisa), Renata (kpn ya kita crita2

lg..).

21. Teman-teman PAK B 2002, selama 5,5 tahun bersama kalian, aku

menemukan suatu kebersamaan yang hangat dan sayang untuk aku

(14)

xi

22.Pakdhe & Budhe serta Paklek & Bulek semua, terimakasih atas doa,

dorongan dan perhatian yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

23.Romo Paroki (Rm Ign. Suharyono,Pr) beserta Dewan Paroki Pakem:

terimakasih atas doa, dukungan dan saran-sarannya kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

24.Mudika Paroki St. Maria Assumpta Pakem: Putri, Anna, Ian, Andri,dan

semua….Makasih atas perhatian, kebersamaan dan doa-doanya.

25.Mudika St. Bernardinus Candibinangun: Danur, Novi, Peyek, Retrno,

Tami, Denox “Trie”, Hari, Agus “Dugul” Makasih atas perhatian,

kebersamaan, bantuan dan doanya.

26.Teman-temen P3G dan PKM, makasih atas kebersamaannya.

27. Semua teman-teman, sahabat, saudara, dan semua pihak yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata-kata sempurna, oleh

sebab itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat

menjadikan skripsi ini nenjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Yogyakarta, 3 Oktober 2007

Penulis

(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR FOTO ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

(16)

xiv

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Pengendalian, Kualitas, dan Pengendalian Kualitas ... 6

1. Pengendalian ... 6

2. Kualitas ... 7

3. Pengendalian Kualitas ... 7

B. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 8

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ... 10

D. Standar Produksi ... 12

E. Macam-Macam Pendekatan Pengendalian Kualitas ... 14

F. Teknik Pengendalian Kualitas ... 15

G. Biaya Kualitas ... 22

H. Volume Penjualan ... 28

I. Kerangka Teoretik ... 28

J. Hipotesis ... 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

D. Data Yang Diperlukan ... 32

E. Populasi Dan Sampel ... 32

(17)

xv

G. Uji Prasyarat Analisis/ Asumsi ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 40

A. Sejarah Umum Perusahaan ... 40

B. Lokasi Koperasi Susu Warga Mulya ... 42

C. Visi, Misi, Motto Program dan Modal Koperasi Susu Warga Mulya ... 44

D. Struktur Organisasi ... 47

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 58

A. Deskripsi Data ... 58

B. Analisis Data ... 66

1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 66

2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 91

a. Pengujian Normalitas ... 91

b. Pengujian Linearitas ... 91

c. Pengujian Hipotesis ... 92

C. Pembahasan ... 93

1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 93

a. Variabel Berat Jenis (BJ) Susu Murni ... 93

b. Variabel Kadar Lemak (FAT) Susu Murni ... 94

(18)

xvi

2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 98

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 101

A. Kesimpulan ... 101

1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 101

a. Variabel Berat Jenis (BJ) Susu Murni ... 101

b. Variabel Kadar Lemak (FAT) Susu Murni ... 101

c. Variabel Solid Non Fat (SNF) Susu Murni ... 102

2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 103

B. Keterbatasan Penelitian ... 103

C. Saran ... 104

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kemajuan di berbagai bidang yang meliputi bidang ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi saat ini mengakibatkan adanya perubahan pola kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan hidup manusia semakin kompleks dan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dalam pemenuhan kebutuhan, manusiapun semakin selektif. Manusia dapat memilih secara leluasa produk mana yang menjadi seleranya. Pendeknya, mereka akan memilih satu atau lebih produk berdasarkan preferensinya masing-masing.

Konsekuensi bagi perusahaan akan hal di atas adalah perusahaan harus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas produknya. Pengawasan dan pengendalian produk merupakan suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana telah direncanakan dan menekan adanya produk yang rusak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan dan mengambil tindakan apabila terjadi penyimpangan dalam proses produksinya. Hal ini penting mengingat kualitas produk perusahaan merupakan jaminan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

(20)

berproduksi dengan kualitas buruk akan menjadi berkurang peminatnya dan selanjutnya tersingkir dari pasar.

Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta adalah koperasi yang bergerak dalam usaha penampungan, proses produksi dan pasteurisasi susu sapi perah dari para peternak di wilayah kabupaten Sleman. Koperasi susu ini selalu berusaha agar kualitas hasil produksinya dapat diterima dan diminati berbagai pihak. Hasil produksi susu murni koperasi “Warga Mulya” ini nantinya akan didistribusikan ke PT Sari Husada Yogyakarta, para agen yang sudah terdaftar menjadi anggota koperasi, dan kepada para konsumen. Karenanya, koperasi susu ini berusaha sedapat mungkin meminimumkan kerusakan yang timbul akibat kurangnya pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas susu murni yang diproduksi. Sayangnya, usaha-usaha tersebut belum sepenuhnya berhasil. Hal ini tampak dari adanya penurunan jumlah penjualannya yang disebabkan oleh karena kurang teliti dan kurang jeli dalam proses pengawasan dan pengendalian kualitas susunya .

(21)

kualitas dan hasil akhir produksi susu murni, apabila susu murni yang diambil dari para peternak kurang bersih (terdapat bulu ternak, pasir, debu, pakan ternak dan sebagainya) maka dimungkinkan hasil akhir susu murni tersebut kualitasnya jelek dan tidak dapat dipasarkan.

Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta berusaha memperhatikan kualitas susu dari para peternak, yaitu dengan melakukan uji kualitas sebelum diolah. Pendeknya, kegiatan pengendalian kualitas susu murni dari para peternak akan menentukan kualitas hasil produk susu murni dan selanjutnya berdampak pada penjualan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengendalian Kualitas Produk Susu Murni” Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta. Penelitian

ini didasarkan pada periode pengamatan bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006.

B. Batasan Masalah

(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kualitas susu murni yang diproduksi oleh koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh koperasi?

2. Apakah ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah kualitas produk susu murni yang diproduksi oleh koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

(23)

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

(24)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengendalian, Kualitas, dan Pengendalian Kualitas.

1. Pengendalian

Ada banyak pengertian pengendalian. Berikut ini disajikan beberapa

pengertian pengendalian:

a. Menurut Feigenbaum (1989:9), pengendalian adalah suatu proses

untuk mendelegasikan (menyerahkan) tanggung jawab dan kekuasaan

untuk kegiatan-kegiatan manajemen dengan tetap menggunakan

cara-cara untuk menjamin hasil yang memuaskan.

b. Menurut Hansen dan Mowen dalam Abdul Halim, dkk (1995:4),

pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima

umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan

yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda setara signifikan

dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

c. Menurut Anthony, dkk (1987:5), pengendalian adalah proses

mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengendalian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan dalam

upaya penetapan standar supaya kegiatan-kegiatan yang sedang dan yang

akan dijalankan oleh manajemen dapat memperoleh hasil yang memuaskan,

(25)

2. Kualitas

Ada banyak pengertian kualitas. Berikut ini disajikan beberapa pengertian

kualitas:

a. Menurut Sofjan Assauri (1980:221), kualitas merupakan faktor-faktor

yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang

atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu

dimaksudkan atau dibutuhkan.

b. Menurut Feigenbaum (1989:7), kualitas adalah keseluruhan gabungan

karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan

pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang dimaksudkan

memenuhi harapan-harapan pelanggan.

c. Menurut Montgomery (1990:3), kualitas merupakan faktor kunci yang

membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi

bersaing.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

adalah sesuatu harapan dan yang menjadi dasar konsumen, serta yang

menjadi faktor keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi

bersaing.

3. Pengendalian Kualitas

Ada banyak pengertian pengendalian kualitas. Berikut ini disajikan

beberapa pengertian pengendalian kualitas:

a. Menurut Montgomery (1990:3), pengendalian kualitas adalah aktivitas

(26)

kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau

persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila

ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.

b. Menurut Sofjan Assauri (1980:227), pengendalian kualitas merupakan

usaha untuk mempertahankan kualitas dari barang yang dihasilkan agar

sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan

kebijaksanaan pemimpin perusahaan.

c. Menurut Lalu Sumayang (2003:265), pengendalian kualitas merupakan

falsafah yang memantapkan dan menjaga lingkungan yang

menghasilkan perbaikan terus-menerus pada kualitas dan produktivitas

di seluruh aktivitas perusahaan, pemasok, dan jalur distribusi.

d. Menurut Agus Ahyari (1983:334), pengendalian kualitas merupakan

aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk

perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian

kualitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan

karakteristik produk secara terus-menerus pada sebuah proses yang stabil

sehingga memenuhi harapan konsumen.

B. Tujuan Pengendalian Kualitas

Menurut Sofjan Assauri (1980:228), pengendalian kualitas dimaksudkan

agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin

(27)

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang

ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan

menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin.

Jadi, pengendalian kualitas bukan membuat suatu produk yang

kualitasnya tinggi dengan harga mahal akan tetapi membuat suatu produk

dengan kualitas baik, dapat dijangkau oleh konsumen dan diterima sesuai

selera konsumen.

Menurut Agus Ahyari (1983:334), pengendalian kualitas dalam

perusahaan mempunyai tujuan, antara lain:

1. Terdapatnya peningkatan kepuasan konsumen.

2. Proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya serendah-rendahnya

3. Selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Menurut Lalu Sumayang (2003:265), pengendalian kualitas dalam

perusahaan mempunyai tujuan, antara lain adalah:

1. Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan.

2. Memberi keberhasilan usaha.

3. Mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik

perusahaan.

Apabila perusahaan hanya berproduksi pada biaya yang

(28)

tersebut tidak lagi memperhatikan kualitas produknya. Demikian juga apabila

terdapat perusahaan yang hanya mengejar penyelesaian produksi tetap pada

waktunya tetapi mengakibatkan adanya kenaikan biaya produksi yang sangat

besar, maka keadaan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai usaha untuk

melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik.

Dengan demikian pengendalian kualitas harus mengarah kepada

beberapa tujuan tersebut secara terpadu, sehingga para konsumen dapat puas

menggunakan produk dan jasa perusahaan, harga produk atau jasa perusahaan

yang dapat ditekan menjadi serendah-rendahnya serta proses produksi selesai,

sesuai dengan waktu yang telah direncanakan oleh perusahaan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Adanya 9 (sembilan) faktor dasar yang mempengaruhi kualitas produk

dan jasa, yang dikenal dengan 9M (Armand V. Feigenbaum,1989:54-56).

Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Pasar (Market)

Dengan bertambah banyaknya perusahaan, maka pasar menjadi

bersifat global sehingga mengakibatkan bisnis menjadi lebih fleksibel dan

mampu berubah dengan cepat.

2. Uang (Money)

Meningkatnya persaingan di berbagai bidang yang berjalan seiring

dengan fluktuasi ekonomi dunia, telah menurunkan batas (margin) laba dan

meningkatkan pengeluaran biaya untuk proses penyediaan perlengkapan

(29)

3. Manajemen (Management)

Tanggung jawab mutu telah didistribusikan di antara beberapa

kelompok khusus. Bagian pemasaran melalui perencanaan produk membuat

persyaratan-persyaratan produk. Bagian pembikinan harus mengembangkan

dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang

cukup untuk membuat produk sesuai spesifikasi rekayasa. Bagian kendali

mutu harus merencanakan pengukuran-pengukuran mutu pada seluruh

aliran proses agar hasil akhir akan memenuhi persyaratan-persyaratan

mutu. Mutu pelayanan merupakan bagian yang semakin penting dari “paket

produk” total.

4. Manusia (Men)

Karena bidang-bidang pengetahuan semakin bertambah jumlah dan

luasnya, maka dengan sendirinya menimbulkan permintaan akan

manusia-manusia (pekerja) yang lebih besar dan dengan pengetahuan khusus.

Keahlian itu perlu bersama-sama untuk merencanakan, menciptakan, dan

mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang

diinginkan.

5. Motivasi (Motivation)

Para pekerja dewasa ini memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa

keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan yang positif bahwa

mereka secara pribadi turut memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan

perusahaan. Hal tersebut membimbing kearah kebutuhan yang tidak pernah

ada sebelumnya, yaitu pendidikan, mutu dan komunikasi yang lebih baik

(30)

6. Bahan (Material)

Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan umum, para ahli

teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari yang

sebelumnya. Hal ini mengakibatkan spesifikasi bahan menjadi lebih ketat

dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.

7. Mesin dan Mekanisasi (Machines and Mechanization)

Dengan mekanisasi dan optimasi mesin, perusahaan-perusahaan

berusaha mencapai pengurangan biaya dan peningkatan mutu.

8. Metode Informasi Modern (Modern Methods)

Teknologi informasi telah menyedian cara untuk mengendalikan mesin

dan proses selama waktu produksi, mengendalikan produk dan jasa bahkan

setelah produk dan jasa sampai pada konsumen. Metode pemrosesan data

yang baru memberi kemampuan untuk memanajemeni informasi yang

bermanfaat lebih akurat, tepat waktu, dan bersifat ramalan yang mendasari

keputusan-keputusan yang membimbing masa depan bisnis.

9. Persyaratan Proses Produksi (Muoting Product Requirement)

Perhatian yang konstan diberikan untuk meyakinkan bahwa tidak ada

faktor-faktor yang diketahui atau tidak diketahui, memasuki proses untuk

menurunkan keterandalan komponen atau sistem. Rancangan yang andal

dapat dihandalkan sebagai hasil kewaspadaan dalam pengoperasiannya.

D. Standar Produksi

Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, standarisasi kualitas

(31)

dicapai jelas, produk yang dihasilkan dapat diukur atau dibuat kriteria

baik-buruknya berdasarkan standar yang diberlakukan.

1. Pengertian standar kualitas

Menurut Agus Ahyari (1983:262), standar kualitas diartikan sebagai

suatu hal yang sudah diputuskan dan akan dijadikan sebagai pedoman di

dalam pelaksanaan operasi suatu perusahaan sehubungan dengan

karakteristik yang diinginkan.

2. Tujuan penggunaan standar kualitas

Penggunaan standar kualitas dalam perusahaan mempunyai beberapa

tujuan, yaitu:

a. Meningkatkan produktivitas

b. Meningkatkan kualitas

c. Menekan biaya

d. Menghemat bahan baku

3. Manfaat penggunaan standar kualitas, yaitu:

a. Memungkinkan karyawan menghasilkan produk yang sesuai dengan

keinginan perusahaan.

b. Mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik karena kesalahan yang

dilakukan dapat dideteksi oleh pengawas.

c. Memungkinkan dilakukannya kegiatan pengawasan kualitas dengan

metode statistik, karena dengan adanya standar kualitas dapat

ditentukan mana produk yang baik dan mana yang rusak.

d. Memungkinkan melakukan pengawasan atau pengendalian dengan baik

(32)

E. Macam-macam Pendekatan Pengendalian Kualitas

Menurut Agus Ahyari (1983:340-360), pengendalian kualitas dapat

dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor utama dalam pembuatan suatu

produk. pada umumnya, baik atau buruknya kualitas suatu produk

tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. Oleh karena itu,

pengendalian kualitas bahan baku penting dilakukan untuk mendukung

kualitas produk akhir yang baik.

2. Pendekatan Produk Dalam Proses

Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam produksi karena

itu perlu sekali diadakan pengendalian agar nantinya dapat dihasilkan

produk yang sesuai dengan standar kualitas. Selama produk dalam proses

diusahakan agar prose berjalan lancar dan tidak terjadi penyimpangan

yang dapat mengganggu produk yang dihasilkan.

3. Pendekatan Produk Akhir

Pendekatan ini merupakan upaya perusahaan untuk dapat menilai

kualitas produk yang dihasilkan. Pelaksanaan pengendalian kualitas

dengan pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara pemberian petunjuk

pemakaian yang lengkap, tersedianya suku cadang bagi produk-produk

yang memerlukan penggantian suku cadang, dan memeriksa seluruh

produk atau dengan sampel apakah sudah sesuai dengan standar kualitas

(33)

F. Teknik Pengendalian Kualitas

1. Metode Control Chart

Menurut Lalu Sumayang (2003:272), bagan kendali ini merupakan

alat pengendalian yang berupa grafik (bagan) untuk menjelaskan

bagaimana proses produksi berada dalam pengendalian. Sehingga bila ada

penyimpangan dengan mudah dapat diketahui dan menjadi bahan

masukan manajemen untuk mengambil langkah-langkah perbaikan yang

diperlukan (Lalu Sumayang, 2003:272).

Gambar: 2.1. Metode Pengendalian Kualitas Statistik

Batas pengendalian adalah batas optimal yang menyatakan

jangkauan dari penyimpangan yang digunakan untuk menilai status dari

suatu produksi. Secara umum bagan kendali tersebut dapat digambarkan

(34)

Gambar: 2.2. Control Chart

Keterangan:

Sumbu Vertikal : menunjukkan hasil penelitian va-riabel.

Sumbu Horizontal : menunjukkan jumlah sampel ba-rang yang diperiksa.

Sumbu UCL (Upper Control Limit) : adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling tinggi dari nilai standar deviasi.

Sumbu CL (Central Limit) : menyatakan nilai standar yang menjadi dasar perhitungan pe-ngamatan tiap sampel.

Sumbu LCL (Lower Control Limit) : adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling ren-dah dari nilai standar deviasi.

Berikut ini merupakan beberapa jenis grafik pengendalian kualitas, yaitu:

a. Grafik pengendali untuk data atribut

Grafik ini digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat kualitas produk

yang diteliti, dengan cara mencocokkan ketentuan yang diperlukan dan

dijelaskan dengan dua kata yang berlawanan, yaitu baik atau buruk, ya

atau tidak, cacat atau tidak cacat. Menurut Montgomery (1990:143-174),

jenis-jenis grafik pengendali atribut yang digunakan adalah:

1). Grafik p (p Chart)

Grafik ini untuk mengetahui bagian (proporsi) produk yang

(35)

banyaknya barang yang tidak sesuai (rusak/ cacat) terhadap total

barang yang diperiksa. Nilai-nilai yang diperlukan adalah:

N x p =

Keterangan:

p= proporsi atau bagian kerusakan dari semua sampel yang diambil. x = banyaknya produk yang rusak.

N = banyaknya produk yang diobservasi.

n

Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian

untuk grafik p adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = p+3Sd

Garis Tengah (CL) = p

Batas Pengendali Bawah (LCL) = p−3Sd

2). Grafik c (c Chart)

Bagian ini untuk memeriksa jumlah kerusakan

(ketidak-sesuaian) untuk setiap unit produk. Pemeriksaan didasarkan pada

titik-titik spesifik yang tidak memenuhi syarat. Jadi suatu produk

cacat/ rusak akan mengandung satu atau lebih titik spesifikasi yang

tidak memenuhi syarat. Nilai-nilai yang diperlukan untuk grafik c

adalah:

(36)

b). Rata-rata jumlah cacat dari sampel c

c). Batas pengendali untuk grafik c dengan batas 3 sigma adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = c +3Sd

Garis tengah (CL) = c

Batas Pengendali Bawah (LCL) = c −3Sd

Keterangan:

c = Rata-rata jumlah cacat yang sebenarnya dalam proses

d

S = Standar deviasi dari c (standar deviasi dengan distribusi poisson)

b. Grafik pengendali untuk data variabel

Grafik pengendali ini dibuat berdasarkan karakteristik mutu yang

diukur secara sebenarnya, misalnya dimensi, bobot/ berat, volume, dan

lain-lain, maka karakteristik itu dapat dinyatakan oleh peubah-peubah

(variabel). Menurut Montgomery (1990:204-214), jenis-jenis grafik

pengendali untuk data variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1). Grafik Pengendali R

Grafik ini digunakan untuk menunjukkan variabilitas dari

kualitas produk dalam proses tertentu. Nilai-nilai yang dipergunakan

dalam menggunakan grafik R adalah:

a). Range masing-masing sampel (R)

b). Rata-rata dari range suatu sampel (R)

(37)

Keterangan:

R = Rentang sampel (R = Rmax—Rmin) n = Banyaknya sampel

c). Batas pengendali untuk grafik R dengan batas 3 sigma adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = R.D4

Garis Tengah (CL) = R

Batas Pengendali Bawah (LCL) = R.D3

Dengan nilai dari konstanta D4 dan D3 terdapat pada tabel faktor

guna membentuk grafik pengendalian variabel.

2). Grafik pengendali X

Nilai-nilai yang dipergunakan untuk grafik pengendali Xadalah:

a). Rata-rata masing-masing sampel (X ), yang dihitung dengan

n X X =

Keterangan:

X= Nilai masing-masing unsur dalam suatu sampel n = Banyak sampel

b). Rata-rata dari masing-masing sampel, X

n X X =

Keterangan:

X = nilai masing-masing unsur dalam suatu sampel

n = banyak sampel

c). Batas pengendali untuk grafik X dengan batas 3 sigma adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = X + A2 R

(38)

Batas Pengendali Bawah (LCL) = XA2 R

Dengan nilai dari konstanta A2 terdapat pada tabel faktor guna

membentuk grafik pengendalian variabel.

2. Metode Diagram Pareto

Menurut Dorothea Wahyu Ariani (2004:19), diagram Pareto

merupakan suatu gambar untuk mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke

kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat

membantu menemukan permasalahan paling penting untuk segera

diselesaiakan sampai masalah yang tidak harus diselesaikan. Diagram

Pareto juga dapat mengidentifikasi masalah yang paling penting yang

mempengaruhi usaha perbaikan kualitas. Proses penyusunan diagram

Pareto meliputi 6 (enam) langkah, yaitu:

a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya

berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan lain-lain.

b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan

karakteristik-karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit,

dan sebagianya.

c. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah

ditentukan.

d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari

yang terbesar hingga terkecil.

e. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang

(39)

f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan

relatif masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang

penting untuk mendapat perhatian.

3. Diagram Sebab-Akibat (Diagram Fish Bone)

Menurut Dorothea Wahyu Ariani (2004:24), diagram Fish Bone

atau diagram sebab-akibat menunjukkan hubungan antara karakteristik

dan faktor penyebab. Dalam diagram fish bone akibat atau masalah

ditaruh di sebelah kanan dan penyebab utama di sebelah kiri. Diagram

tersebut digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu masalah untuk

selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat tersebut kemudian

dicari beberapa kemungkinan penyebab. Penyebab masalah ini dapat

berasal dari berbagai sumber utama, misalnya tenaga kerja, metode

kerja, bahan, mesin, kebijakan, prosedur, dan karyawan pada lingkungan

dan seterusnya. Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut

diturunkan menjadi beberapa sumber yang lebih kecil dan mendetail.

Manfaat diagram sebab-akibat antara lain:

a. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan

perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan

sumber daya, dan dapat mengurangi biaya.

b. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan

ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan.

c. Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang

(40)

d. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam

kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.

Gambar:2.3. Diagram Fish Bone

G.Biaya Kualitas

Setiap produsen ingin berusaha memperbaiki kualitas dari produk yang

dihasilkan. Untuk mencapai kualitas yang diinginkan, perusahaan harus

mengeluarkan biaya tertentu. Menurut Montgomery (1990:6), biaya kualitas

adalah golongan biaya yang berkaitan dengan memproduksi, mengidentifikasi,

menghindari, atau memperbaiki produk yang tidak memenuhi persyaratan.

Montgomery (1990:7) menggolongkan biaya kualitas menjadi 4 (empat)

golongan, yaitu:

1.Biaya pencegahan

Biaya pencegahan ini berhubungan dengan usaha dalam rancangan dan

pembuatan yang ditujukan langsung kepada pencegahan ketidaksesuaian

kualitas. Bagian-bagian penting dari biaya pencegahan, meliputi:

a. Teknik dan perencanaan kualitas

Teknik dan perencanaan kualitas ini meliputi aktivitas yang berkaitan

dengan patokan rencana kualitas keseluruhan, rencana pemeriksaan, kualitas tenaga kerja

metode

(41)

rencana keandalan, sistem data, dan semua aktivitas dan rencana yang

khusus dari fungsi jaminan kualitas. Termasuk di dalamnya tentang

prosedur yang digunakan untuk membeberkan rencana kualitas.

b. Tinjauan produk baru

Tinjauan produk baru meliputi penyiapan usulan tawaran, penilaian

rancangan baru dari segi pandangan kualitas, penyiapan program

percobaan dan uji untuk menilai penampilan produk baru, dan

aktivitas-aktivitas kualitas yang lain selama tingkat pengembangan dan

praproduksi dari rancangan dan produk baru.

c. Rancangan proses atau produk

Rancangan proses atau produk adalah biaya yang dikeluarkan pada

waktu perancangan produk atau pemilihan proses produksi yang

dimaksudkan untuk meningkatkan keseluruhan kualitas produk.

d. Pengendalian proses

Pengendalian proses adalah teknik pengendalian proses, seperti grafik

pengendalian yang memantau proses pembuatan dalam usaha membuat

kualitas dalam produk.

e. Biaya Latihan

Biaya latihan adalah biaya pengembangan, penyiapan, pelaksanaan,

penyeleng-garaan dan pemeliharaan program latihan formal untuk

kualitas.

f. Biaya Hangus

Biaya hangus adalah biaya operasi sebelum pengiriman produk untuk

(42)

g. Biaya mendapatkan dan analisis data kualitas

Biaya mendapatkan dan analisis data kualitas adalah biaya untuk

menjalankan sistem data kualitas untuk mendapatkan data tentang

penampilan proses dan produk, yang meliputi biaya penganalisaan data

ini untuk mengidentifikasi masalah.

2.Biaya Penilaian

Biaya penilaian berkaitan dengan pengukuran, penilaian atau

pemeriksaan produk, komponen, dan bahan yang dibeli guna menjamin

kesesuaian dengan standar kualitas yang ditentukan. Biaya ini diadakan

untuk menetapkan keadaan produk, guna meyakinkan, dari sudut kualitas

memenuhi spesifikasi atau tidak. Bagian-bagian penting dari biaya

penilaian meliputi:

a. Pemeriksaan dan pengujian bahan yang masuk

Biaya pemeriksaan dan pengujian bahan yang masuk berkaitan dengan

pemeriksaan dan pengujian semua bahan yang ditawarkan penjual, yang

meliputi: penerimaan pemeriksaan dan pengujian, pemeriksaan,

pengujian, dan evaluasi pada fasilitas penjual, serta pemeriksaan

periodik tentang sistem jaminan kualitas penjual.

b. Biaya pemeriksaan dan pengujian produk

Biaya pemeriksaan dan pengujian produk meliputi biaya pemeriksaan

produk dalam berbagai tingkat pembuatannya, termasuk pengujian

penerimaan terakhir, pemeriksaan pengepakan dan pengiriman, dan

(43)

penyerahan produk itu kepada langganan. Pengujian ini meliputi

pengujian hidup, pengujian lingkungan dan pengujian keandalan.

c. Biaya bahan dan jasa yang terpakai

Biaya bahan dan jasa yang terpakai meliputi biaya bahan dan produk

yang dipakai dalam pengujian atau berubah karena uji keandalan.

d. Biaya pemeliharaan ketepatan alat penguji

Biaya pemeliharaan ketepatan alat penguji ini meliputi biaya kerja suatu

sistem yang menjaga perlengkapan dan peralatan pengukuran dalam

kalibrasi.

3.Biaya kegagalan dari dalam

Biaya kegagalan internal diadakan apabila produk, komponen, bahan

dan jasa gagal memenuhi persyaratan kualitas, dan kegagalan ini

ditemukan sebelum pengiriman produk kepada konsumen. Biaya

kegagalan internal tersebut merupakan biaya yang akan hilang apabila

tidak terdapat kerusakan dalam produk. Bagian-bagian penting dari biaya

kegagalan dari dalam meliputi:

a. Buangan

Kerugian bersih dari tenaga kerja, bahan, dan biaya kerja yang

diakibatkan dari produk yang rusak yang tidak dapat diperbaiki atau

digunakan secara ekonomis.

b. Biaya pengolahan kembali

Biaya pengolahan kembali merupakan biaya memperbaiki unit-unit

yang tidak sesuai sedemikian hingga unit-unit tersebut memenuhi

(44)

langkah-langkah tambahan dalam proses pembuatan yang dibuat untuk

mengatasi kerusakan yang terus menerus atau kerusakan yang

jarang-jarang.

c. Biaya pengujian kembali

Biaya pengujian kembali dan pemeriksaan kembali produk yang telah

menjalani pengolahan kembali atau modifikasi yang lain.

d. Biaya analisis kegagalan

Biaya analisis kegagalan diadakan untuk menentukan sebab-sebab

kegagalan produk.

e. Biaya berhenti

Biaya berhenti merupakan biaya fasilitas produksi yang tidak berjalan

sebagai akibat dari tidak sesuainya dengan persyaratan yang

direncanakan, yang disebabkan oleh karena tidak sesuainya bahan baku

yang disampaikan oleh penjual, yang tidak diketahui dalam

pemeriksaan penerimaan.

f. Biaya kerugian hasil

Biaya kerugian hasil merupakan biaya hasil proses yang lebih rendah

dari yang mungkin dapat dicapai dengan pengendalian yang lebih baik.

g. Penurunan

Masalah dengan penurunan adalah produk dijual tidak menutup kembali

batas kontribusi yang penuh pada keuntungan dan biaya kerja

(45)

4.Biaya Kegagalan dari Luar

Biaya kegagalan dari luar ini terjadi apabila produk tidak berfungsi

dengan memuaskan setelah disampaikan kepada konsumen. Biaya ini akan

hilang apabila setiap unit produk memenuhi persyaratan. Bagian-bagian

dari biaya kegagalan dari luar meliputi:

a. Biaya penyesuaian pengaduan atau keluhan

Biaya penyesuaian pengaduan atau keluhan merupakan biaya

penyelidikan dan penyesuaian pengaduan yang dibenarkan, yang

disebabkan karena produk yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

b. Biaya produk atau barang yang dikembalikan

Biaya produk atau barang yang dikembalikan merupakan biaya yang

berkaitan dengan penerimaan, penanganan, dan penggantian produk

atau bahan yang tidak sesuai yang dikembalikan dari lapangan.

c. Biaya ongkos garansi

Biaya ongkos garansi merupakan semua biaya yang termasuk dalam

pelayanan kepada konsumen karena perjanjian garansi.

d. Biaya jaminan

Biaya jaminan merupakan biaya atau hadiah yang diadakan sebagai

akibat dari suatu masalah jaminan produk.

e. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diadakan karena

ketidakpuasan konsumen dengan tingkat kualitas produk yang dikirim.

Biaya tidak langsung dapat mencerminkan sikap konsumen terhadap

(46)

kehilangan bisnis yang akan datang, dan kehilangan bagian pasaran

sebagai akibat yang tidak dapat dihindarkan dari produk dan pelayanan

yang disampaikan, yang tidak sesuai dengan harapan konsumen

mengenai kelayakan untuk digunakan.

H.Volume Penjualan

Salah satu hal atau kondisi yang mempengaruhi tingkat volume penjualan

suatu produk perusahaan diantaranya adalah penilaian konsumen terhadap

hasil produksi. Hal ini berarti bahwa apabila perusahaan dapat memberikan

harapan atau apa yang dituntut oleh konsumen, maka pembeli akan

memberikan penilaian baik pada produk yang dihasilkan tersebut.

Bagian pemasaran memegang peranan penti1ng terhadap penjualan produk

suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan bahwa bagian pemasaran menentukan

berhasil tidaknya suatu usaha atau aktivitas perusahaan. Dengan hasil produk

perusahaan yang berkualitas baik dengan didukung pemasaran yang baik pula,

maka akan mempengaruhi tingkat volume penjualan suatu produk kepada

konsumen.

I. Kerangka Teoretik

1. Pengaruh biaya kualitas terhadap harga pokok produk

Biaya kualitas merupakan biaya yang berkaitan dengan memproduksi,

mengidentifikasi, menghindari, atau memperbaiki produk yang tidak

memenuhi persyaratan. Menurut Zulian Yamit (2005:14), biaya kualitas

(47)

a. Biaya pencegahan

Biaya pencegahan merupakan biaya yang terjadi untuk mengidentifikasi

dan menghilangkan penyebab kerusakan agar tidak terulamg kembali.

b. Biaya inspeksi/ deteksi/ penilaian

Biaya inspeksi/ deteksi/ penilaian merupakan biaya yang terjadi untuk

menentukan apakah produk dan jasa pelayanan sesuai dengan standar

kualitas yang telah ditentukan.

c. Biaya produk gagal internal

Biaya produk gagal internal merupakan biaya yang terjadi karena

ketidak sesuaian produk dan jasa yang dihasilkan dengan standar yang

telah ditentukan dan terdeteksi sebelum produk dikirim ke konsumen.

d. Biaya produk gagal eksternal

Biaya produk gagal eksternal merupakan biaya yang terjadi karena

produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan

diketahui setelah produk tersebut dikirim kepada konsumen.

Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta adalah koperasi yang

bergerak dalam usaha penampungan susu sapi perah dari para peternak di

wilayah Sleman yang kemudian melakukan proses produksi susu murni dan

susu pasteurisasi. Dari keempat kategori biaya kualitas tersebut, maka

perusahaan ini menetapkan semua kategori tersebut demi hasil produk yang

optimal. Biaya kualitas merupakan salah satu komponen dari biaya

produksi sehingga jika biaya kualitas meningkat, diduga harga pokok

produknya juga akan meningkat. Sebaliknya, jika biaya kualitas menurun,

(48)

biaya kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan maka memungkinkan

proses produksi dapat dilakukan secara maksimal dengan menghasilkan

produk yang berkualitas baik. Hasil produksi yang berkualitas tersebut

tentu saja berpengaruh terhadap minat konsumen untuk mau mendapatkan

atau membeli produk yang dihasilkan sehingga volume penjualannya

meningkat.

Dengan pengeluaran biaya untuk menjamin kualitas, maka diharapkan

produk susu murni yang dihasilkan semakin membaik. Seiring dengan

membaiknya kualitas produk, maka volume penjualannya diharapkan akan

meningkat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika biaya kualitas tinggi,

maka diduga volume penjualan atas produk tersebut akan tinggi.

Sebaliknya, jika biaya kualitas rendah, maka diduga volume penjualannya

akan rendah.

J. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dirumuskan hipotesis yaitu:

(49)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian dengan mengadakan penelitian secara langsung terhadap perusahaan tentang pengendalian kualitas produk susu murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam analisis. Dengan demikian, hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh tersebut hanya berlaku terbatas untuk perusahaan dan manajer pengolahan susu Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil tempat di Koperasi Susu “Warga Mulya”, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah pimpinan dan kepala bagian unit susu Koperasi Susu “Warga Mulya”, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

(50)

D. Data Yang Diperlukan

1. Gambaran umum koperasi yang meliputi sejarah berdirinya koperasi, struktur organisasi, personalia, produksi dan pemasaran susu.

2. Data mengenai biaya kualitas produk susu murni koperasi susu Warga Mulya selama tahun 2006.

3. Data mengenai volume penjualan produk susu murni koperasi susu Warga Mulya selama tahun 2006.

E. Populasi Dan Sampel

Populasi penelitian ini untuk mengetahui pengawasan kualitas produk koperasi susu Warga Mulya, yaitu produk susu murni.

Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah susu murni yang diproduksi pada bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006. Dari produk susu murni tersebut, yang akan diteliti mengenai variabel Berat Jenis (BJ), Kadar Lemak (FAT), Solid Non Fat (SNF).

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

(51)

2. Observasi langsung

Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang pelaksanaan pengendalian kualitas yang ada, serta kemungkinan-kemungkinan penambahan atau perubahan di dalam sistem pengendalian kualitas ini. Observasi secara langsung ini digunakan untuk mengetahui standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

G. Uji Prasyarat Analisis/ Asumsi

1. Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Bila berdistribusi normal maka salah satu syarat untuk menguji hipotesis dengan statistik parametrik. Uji normalitas menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov dengan rumus sebagai berikut :

( )

( )

F0 = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

( )

x

Sn = Distribusi frekuensi yang diobservasi

(52)

2. Linearitas

Uji linearitas, dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Antara variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linear, jika skor variabel diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang linear, maka digunakan uji statistik dengan uji F, sebagai berikut (Sudjana, 1996:332):

2

F = Harga bilangan garis regresi

2

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Sebaliknya

jika Fhitung > dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang = k-2

dan dk penyebut = n-k, maka hubungan variabel bebas dan terikat bersifat

(53)

H. Teknik Analisis Data

1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, dilakukan dengan metode

sebagai berikut:

R = Rentang sampel dari hasil penelitian selama tahun 2006 = Rmax - Rmin

n = Banyaknya sampel yang diobservasi selama tahun 2006

Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian untuk

grafik R adalah:

(54)

Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian untuk

grafik X adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = X + A2 R

Garis Tengah (CL) = X

Batas Pengendali Bawah (LCL) = XA2 R

Dengan nilai dari konstanta A2 terdapat pada tabel faktor guna membentuk

grafik pengendalian variabel.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya kualitas yang

ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk, maka dapat

diketahui dengan menggunakan biaya total kualitas.

Dengan rumus:

Total Biaya Kualitas = Biaya pengendalian + Biaya kegagalan

Total Biaya Kualitas = (Biaya pencegahan + Biaya penilaian) + (Biaya

kegagalan internal + Biaya kegagalan eksternal)

2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan uji statistis

Regresi sederhana untuk menguji hipotesis yang diajukan.

a. Rumusan hipotesis

Ho:ρ ≤0,Tidak ada pengaruh positif biaya kualitas terhadap volume

penjualan.

H1:ρ 0,Ada pengaruh positif biaya kualitas terhadap volume

(55)

b. Pengujian hipotesis

Teknik yang digunakan adalah model persamaan regresi sederhana

(Sudjana, 1996:315).

Untuk menguji signifikansi koefisien regresi dilakukan dengan

membandingkan thitung dengan ttabel, dengan taraf signifikansi 5%.

Rumus distribusi nilai t:

Apabila uji prasyarat Normalitas dan atau Linearitas tidak terpenuhi

maka hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan statistis non

parametrik, yaitu dengan alat uji statistis Korelasi Spearman dengan

(56)

(

1

)

Adapun langkah-langkah uji statistis Korelasi Spearman adalah sebagai

berikut (Hasan, 2004:85):

derajat kebebasan (db) = n-2.

3). Menentukan kriteria pengujian.

a). H0: Tidak ada hubungan positif antara biaya kualitas dan

volume penjualan

H1: Ada hubungan positif antara biaya kualitas dan volume

penjualan

H0 diterima (H1ditolak) apabila t0 ≤ tα

(57)

b). Menentukan nilai uji statistis (nilai t0)

t0= 2 1

2

s s

r n r

− −

c). Membuat kesimpulan.

(58)

40 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum Perusahaan

Koperasi susu Warga Mulya merupakan salah satu koperasi persusuan yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelopor berdirinya koperasi ini adalah R. Soekarno, Abdul Gani, Dwijo Pradipta, Margono H.W, dan R.S Hadi Hardjono. Rapat pembentukan diadakan pada tanggal 26 September 1978 di kantor Dinas Peternakan DIY, yang kemudian pada tanggal 30 Januari 1979 Koperasi Susu Warga Mulya memperoleh pengesahan Badan Hukum dari Kanwil Departemen Koperasi Propinsi DIY dengan Nomor: 1.128/ BH XI/ 1979 dengan wilayah kerja seluruh propinsi DIY yang berkantor di komplek dinas peternakan yang berlokasi di Jl. Taman Unggas No.4 Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Sehingga pada tanggal 30 Januari 1979 ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta.

(59)

kerjasama yang baik, maka disepakati untuk saling tukar tambah dengan tanah milik Koperasi Susu Warga Mulya yang berlokasi di daerah Wirosaban, Umbulharjo, Yogyakarta.

Pada tahun 1989 Koperasi Susu Warga Mulya pindah ke alamat yang baru yaitu di Jl. Arteri Kembang, Maguwoharjo, Depok, Sleman yang menempati tanah seluas 892 m2, di mana sudah terdapat bangunan untuk perkantoran. Sehubungan dengan alamat koperasi susu Warga Mulya pindah dan karena ada

sedikit perubahan pada anggaran dasarnya, maka Nomor Badan Hukum juga mengalami perubahan pada tanggal 15 Mei 1991 dengan nomor yang baru 1.12a/ BH XI/ 1991.

(60)

B. Lokasi Koperasi Susu Warga Mulya

Koperasi Susu Warga Mulya terletak di Jalan Palagan Tentara Pelajar km 15,5 dusun Bunder, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Luas areal yang ditempati 4.320 m2, yang terdiri dari perkantoran seluas 339 m2, gudang bahan baku seluas 834 m2, unit pasteurisasi 180 m2, garasi kendaraan 210 m2, dan sisanya digunakan untuk unit makanan ternak, tempat parkir karyawan dan tamu, kamar mandi, dapur, waserda, aula untuk tempat pertemuan dan pos satpam. Koperasi Susu Warga Mulya memilih lokasi ini berdasarkan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi Sumber Bahan Baku

Peternak sapi perah kebanyakan berada di daerah Yogyakarta sebelah utara, sehingga kebutuhan susu sapi perah dapat dengan mudah dan cepat diperoleh.

2. Transportasi

Koperasi ini terletak di pinggir jalan raya sehingga sarana transportasi baik kendaraan besar maupun kecil dapat dengan mudah menjangkaunya.

3. Sumber Energi

(61)

4. Tenaga Kerja

Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta merekrut sebagian tenaga kerja dari warga sekitarnya yang mempuyai keterampilan dan ketekunan sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan dalam koperasi.

5. Sikap Masyarakat

Masyarakat di dusun Bunder Purwobinangun sangat mendukung dengan adanya koperasi susu ini, karena sebagian masyarakat dusun ini berternak sapi perah sehingga bisa dengan mudah dan cepat menyetorkan hasil susu ternaknya ke koperasi.

6. Air dan Limbah

Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air bagi koperasi ini juga diperlukan untuk mencuci alat penampungan susu (milkcan) yang jumlahnya banyak. Demikian juga dengan limbah, tidak ada masalah karena pihak koperasi sudah mengantisipasi sebelumnya dengan baik dengan membuat corong limbah.

7. Iklim

(62)

C. Visi, Misi, Motto Program dan Modal Koperasi Susu Warga Mulya

Yogyakarta

1. Visi Koperasi

Visi Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta adalah menjadi koperasi yang kuat, mandiri dan profesional yang memberikan peningkatan kesejahteraan bersama dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi.

2. Misi Koperasi

Misi adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun misi yang dimiliki oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas dan produksi b. Membangun komitmen yang lebih kuat

c. Penganekaragaman usaha yang mendukung koperasi d. Membangun jaringan pasar

e. Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan 3. Motto Koperasi

Dalam menjalankan usahanya, Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta tidak terlepas dari mottonya yang terkenal dengan sebutan SUKSES

MANDIRI, yang kepanjangannya adalah:

S : Setia M : Makmur

U : Usaha A : Aman

(63)

S : Sehat D : Dinamis E : Ekonomi I : Idaman S : Sejahtera R : Rakyat

I : Indonesia 4. Program Koperasi

Program-program yang telah ditetapkan oleh Koperasi Susu Warga Mulya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Organisasi

1). Pemantaban struktur organisasi koperasi, kelompok dan pemuda 2). Sistem pengaturan tenaga kerja yang sesuai dengan jenjang karier 3). Pengembangan media informasi dan sistem komputerisasi data 4). Pemetaan wilayah dan pendataan seluruh kegiatan koperasi 5). Advokasi kepada pemerintah dan lembaga lainnya

6). Meningkatkan kualitas anggota

7). Memulai standar operasional kerja bagi pengurus, pengawas dan kepada karyawan

b. Bidang Sumber Daya Manusia

1). Peningkatan sumber daya manusia untuk karyawan, pengurus, pengawas dan anggota

2). Pendidikan dan pelatihan khusus bagi karyawan PMT dan pembesaran pedet

(64)

4). Peningkatan keterampilan dan pengetahuan bagi petugas lapangan (Kesehatan hewan IB dan PKB)

5). Mengadakan study banding bagi anggota pelaksana koperasi dan rencana tindak lanjut sesuai dengan kepentingan dan kemampuan koperasi

6). Pengembangan dan evaluasi kader lokal c. Bidang Usaha

1). Pengadaan alat-alat persusuan dan alat-alat laboratorium yang standar dan diefektifkan penggunaannya

2). Peremajaan perbaikan dan penambahan kapasitas cooling unit dan tangki susu

3). Penambahan populasi sapi perah sebanyak 50 ekor 4). Peningkatan produksi susu menjadi 6.000 liter per hari 5). Pemberlakuan kredit sapi melalui unit simpan pinjam 6). Penyempurnaan sistem dan ruang pergudangan di PMT 7). Penyempurnaan alat dan mesin pasteurisasi

8). Pembentukan staf pemasaran pasteurisasi yang handal guna peningkatan volume penjualan dari 450 cup menjadi 750 cup per hari 9). Penambahan produk baru, antara lain yogurt, caramel dll

10). Penataan Unit Pembesaran Pedet

11). Optimalisasi keuntungan pada semua unit usaha

(65)

13). Peningkatan pelayanan dan komputerisasi unit Waserda

14). Perbaikan genetik sapi dan pelaksanaan rekording sapi bagi anggota dan bagi koperasi

15). Penerapan agar sadar untuk setor susu bagi semua anggota 16). Pengaktifan penagihan kredit macet (sapi, konsentrat, dan SP) 17). Otonomi Unit Pembesaran Pedet dan Unit Makanan Ternak d. Bidang Umum

1). Pembuatan pondasi bangunan pada tanah pojok sebelah barat kantor dan perbaikan gedung kantor koperasi.

2). Menginvestasikan sistem pengawasan di koperasi

5. Modal Koperasi

Modal Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta berasal dari: a. Modal sendiri

1). Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang sama yang wajib untuk dibayarkan oleh anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota

2). Simpanan Wajib

(66)

3). Dana Cadangan

Dana cadangan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian koperasi apabila diperlukan. 4). Hibah

b. Modal Pinjaman yang berasal dari: 1). Anggota

2). Koperasi lain dan/ atau anggotanya 3). Bank dan lembaga keuangan lainnya

4). Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya 5). Sumber lain yang sah

D. Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi Koperasi Susu Warga Mulya sudah terperinci tugas dari masing-masing unit dan kekuasaaan tertinggi oleh Rapat Anggota Tahunan (RAT). Rapat Anggota Tahunan (RAT) adalah merupakan badan tertinggi yang yang dihadiri oleh seluruh anggota Koperasi Susu Warga Mulya yang akan dilakukan pada bulan Maret dalam setiap tahunnya.

1. Struktur Organisasi Koperasi Susu Warga Mulya a. Rapat Anggota tahunan

(67)

anggota antara lain untuk menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; menetapkan kebijaksanaan umum dalam organisasi; manajemen dan usaha; memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas; menetapkan program kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, pengesahan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya.

b. Pengurus

Pengurus koperasi dipilih dari anggota dari dan oleh anggota dalam rapat anggota, yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan tindakan-tindakan dan upaya-upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya dari keputusan dalam rapat anggota, menyusun program kerja di bidang organisasi, usaha dan keuangan; mengusahakan sumber-sumber dana yang diperlukan; menyediakan prasarana dan peralatan kerja organisasi; melakukan pengawasan atas dasar pelaksanaan tugas manajer dan karyawan; mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan serta menetapkan gaji pegawai.

Susunan pengurus Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarata periode 2005 – 2010, adalah sebagai berikut:

(68)

c. Pengawas

Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota dan bertanggungjawab terhadap rapat anggota atas pelaksanaan dan penyelesaian tugas antara lain melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi termasuk organisasi, usaha dan pelaksanaan kebijakan pengurus dan membuat laporan tentang hasil pemeriksaan.

Susunan pengawas Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta periode 2005-2010 adalah sebagai berikut:

Ketua Pengawas : I.Y Soetaryono, B.Sc Anggota Pengawas I : Jumadi

Anggota Pengawas II : Prayitno d. Manajer

Berdasarkan pelimpahan wewenang dari pengurus, manajer sebagai pelaksanan atau pengelola koperasi mempunyai tugas sebagai berikut: 1). Dalam bidang perencanaan, manajer mengkoordinir penyusunan

rencana kerja dan anggaran masing-masing unit usaha dan mengajukannya ke pengurus, membantu pengurus dalam menjelaskan rencana kerja di muka anggota.

2). Pada bidang personalia, manajer mengajukan usulan pengangkatan tenaga kerja dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap karyawan yang berada di bawah koordinasinya.

Gambar

Gambar: 2.2. Control Chart
Grafik pengendali ini dibuat berdasarkan karakteristik mutu yang
grafik  R adalah:
grafik pengendalian variabel.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 123/KEPMKUKM/X/2004 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Dalam

Bagi warga sekolah dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan membuka kesadarannya untuk ikut serta dalam mensukseskan pentingnya pembelajaran bahasa Inggris sebagai

Keluaran kegiatan ini adalah hasil penilaian yang bersifat komprehensif terhadap kajian perkiraan pengaruh dari (rancangan) rencana tata ruang terhadap aspek

Filosofi membantu pendidik untuk melakukan refleksi pada masalah- masalah kunci dan konsep-konsep dalam pendidikan melalui pertanyaan- pertanyaan seperti Apa

Faktor orang yang dianggap penting yaitu orang tua, perlu pengawasan terhadap remaja jika kurangnya pengawasan dapat meningkatkan sikap seksual pranikah yang tidak

Bahwa kepuasan pasien pada Rumah Sakit Umum Kota Banjar berada pada kondisi baik, kepuasan pasien yang digambarkan oleh pernyataan puas pasien berada dalam kondisi baik, kesediaan

– Komunikasi antar pribadi, yi komunikasi di antara dua orang atau lebih.. – Komunikasi organisasi, yi semua pola, jaringan, dan sistem

Bahan Baku Utama yang digunakan dalam pembuatan permen soft candy adalah ekstrak kulit buah naga, gula pasir (sukrosa), sorbitol, gum arab, karagenan, gelatin,