• Tidak ada hasil yang ditemukan

It is proven that students who are taught by the application of the model CTL (Contextual Teaching and Learning)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "It is proven that students who are taught by the application of the model CTL (Contextual Teaching and Learning)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS2

DI SMAN 5 SOLOK SELATAN

JURNAL

CICI OKTASARI 10020043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI PADANG SUMATERA BARAT

PADANG 2015

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)TERHADAPHASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

SEJARAH KELAS XI IPS2 DI SMAN 5 SOLOK SELATAN Oleh :

Cici Oktasari1 Ranti Nazmi2

Kaksim3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by a poor understanding of history lessons well, when the teacher asked the students about the history of the newly described, students are less able to answer. This study aimed to examine the effect of the application of the CTL (Contextual Teaching and Learning) on the results of study subjects in the history of class XI IPS2 SMAN 5 Solok Selatan. This type of research is experimental research. The study population was a class XI student of SMAN 5 Solok Selatan, amounting to 2 local Sampling was done by cluster sampling technique that is of class XI IPS1 as control class and Class XI IPS2 as experimental class.The results showed that there are significant CTL model application (contextual teaching and learning) on the results of study subjects IPS2 History Class XI in SMAN 5 Solok Selatan. It is proven that students who are taught by the application of the model CTL (Contextual Teaching and Learning). Receives an average of 78.06 and a post test students taught using conventional models to obtain an average value of 70.90 and a post test tcount4.56 with significance level (α) of 0.05 is greater than 1.677 ttable.From the analysis of the results of research and discussion, it can be concluded that the application of the model CTL (Contextual Teaching and Learning) effect on student learning outcomes in subjects in the history of class XI IPS2 SMAN 5 Solok Selatan

Key Words: Contextual Teaching and Learning, result of study, applying model

1Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(3)

PENDAHULUAN

Partisipasi belajar siswa sangat tergantung pada peranan guru dalam mengelola pembelajaran. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seseorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah kemampuan guru menguasai dan menerapkan metode pembelajaran. Guru juga mempunyai tugas untuk merangsang, membimbing, dan menfasilitasi belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan yang berarti.

Nana Sudjana (2013: 12) menjelaskan bahwa guru sangat memegang peranan yang amat penting dalam proses belajar mengajar sehingga seorang guru haruslah melihatkan peranannya dalam usaha membantu siswa.

“kalau kita tela’ah, maka kita lihat bahwa guru yang baik pertama-tama ialah guru yang memahami dan menghormati siswa dan menghormati bahan pelajaran yang diberikan serta menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran”.

Pembelajaran menurut Buningsih (2005) pada saat ini hampir seragam, meliputi metode pemberian catatan dan hafalan, yang melahirkan hasil pembelajaran pasif dan tidak demokratif.

Masih terlalu banyak guru baik ditingkat SMP maupun SMA yang hanya menggunakan metode ceramah. Hal ini sesuai dengan observasi penulis di SMAN 5 Solok Selatan. Berdasarkan hasil observasi tersebut, penulis menemukan suatu masalah yaitu siswa tidak bisa memahami pelajaran sejarah dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan ketika guru bertanya kepada siswa tentang pelajaran sejarah yang baru diterangkan, siswa tidak mampu menjawabnya. Banyak diantara siswa tersebut malas dan tidak termotivasi untuk belajar sejarah. Hal ini disebabkan karena guru sejarah yang mengajar hanya menggunakan metode ceramah, dengan alasan yaitu materi padat dan waktu terbatas sehingga materi yang disampaikan selalu dalam bentuk ceramah dan tanya jawab tanpa menggunakan metode lain, sehingga membuat siswa bosan untuk mendengarkannya. Guru tidak mampu memberikan atau menggunakan strategi yang bisa membuat siswa termotivasi untuk belajar sejarah. Pada proses pembelajan guru dituntut lebih variatif dalam menggunakan suatu strategi.

Agar dapat keluar dari masalah tersebut berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran dalam bidang studi sejarah dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Untuk menghilangkan rasa bosan siswa dan meningkatkan partisipasi siswa khususnya dalam pembelajaran sejarah, maka

dapat dilakukan dengan cara mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Yamin, 2007).

Kebanyakan dari siswa SMA yang rata- rata adalah remaja, yang sedang memasuki masa pencarian jati diri sehingga banyak yang masih ditemui di sekolah-sekolah siswa yang memiliki beragam tingkah laku. Hal ini dibuktikan oleh beberapa kenyataan, diantaranya

1. Siswa jarang atau tidak pernah sama sekali bertanya apalagi menanggapi.

2. Siswa sering keluar masuk kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung.

3. Siswa sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru atau bicara di luar topik materi yang dipelajari pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru sejarah, Basrul di SMA N 5 Solok Selatan bahwa beberapa orang siswa sering merasa bosan saat belajar sejarah. Namun dari pengamatan yang dilakukan terlihat pada saat guru mengajar lebih banyak menggunakan metode tanya jawab dan diskusi biasa, sehingga siswa kurang aktif dan kurang memahami konsep materi pelajaran yang disampaikan guru.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru membuat siswa cendrung pasif dan kurang berpatisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga potensi siswa berfikir kritis, bertanya mengeluarkan ide atau pendapat tidak berkembang dengan baik.

Guru harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat mendukung peranannya tersebut, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselenggarakan dengan aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Rendahnya hasil belajar salah satu indikasinya adalah sebagian besar saat ujian tengah semester banyak siswa menjawab soal dengan jawaban yang salah.

Nilai rata-rata ujian tengah semester siswa kelas XI IPS untuk mata pelajaran sejarah tahun ajaran 2014/2015 berada dibawah kriteria ketuntasan Minimum (KKM), untuk bidang studi sejarah kelas XI IPS yang ditetapkan SMA N 5 Solok Selatan adalah 75 (tujuh puluh lima).

Nilai tengah semester mata pelajaran sejaran tahun ajaran 2014/2015 dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut:

(4)

Tabel 1. Nilai Tengah Semester Tahun Ajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA N 5 Solok Selatan

N o

Kelas Jumla h Siswa

Nilai Rata- Rata

K K M

Ketuntasan

1 XI.IP S1

29 orang

72,50 75 Tunta s

5 orang Tidak

tuntas 24 orang 2 XI.

IPS2 30 orang

64,41 75 Tunta s

2 orang Tidak

tuntas 28 orang Sumber: Guru Sejarah kelas XIIPS SMA N 5 Solok Selatan

Dari tabel rata-rata ujian tengah semester di atas, terlihat rata-rata kelas XI IPS SMA N 5 Solok Selatan belum ada yang mencapai KKM mata pelajaran sejarah yang telah ditetapkan yaitu 75. Kelas yang paling mendekati KKM adalah XI IPS1 yaitu rata-rata 72,50.

Rusman (2012: 190) menambahkan bahwa perubahan konseptual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret dalam proses pembelajaran sejarah. Hanya dengan adanya perubahan konseptual, baik yang memperluas konsep ataupun yang meluruskan konsep yang tidak tepat, seorang siswa benar-benar berkembang dalam memahami konsep-konsep sejarah.

Dengan semakin bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami, dan sekaligus semakin tepat konsep sejarah dimengerti siswa, maka mereka benar-benar menguasai bidang sejarah.

Berdasarkan dari semua yang telah disampaikan sebelumnya bahwa memang benar konsep itu tidak ada dengan sendirinya melainkan memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep yang sudah ada sebelumnya. Sehingga pemahaman suatu konsep sangat dibutuhkan untuk mempelajari konsep yang lain.

Berdasarkan hal di atas, cara untuk mengatasi masalah tersebut KTSP menawarkan beberapa metode pembelajaran diantaranya khususnya model CTL (contextual teaching and learning), Nurhadi (2012) mengatakan

’Pendekatan (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat”. Melalui pendekatan CTL (contextual teaching and

learning) pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, dan tidak mengharuskan siswa menghafal fakta- fakta, tetapi lebih mendorong siswa untuk membangun sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan objek, pengetahuan awal yang mereka miliki, pengalaman dan lingkungan siswa.

Metode CTL ini membantu siswa dalam mempelajari suatu materi, maka siswa tidak hanya terlibat oleh satu buku sumber saja dan dapat menggunakan sumber yang lain, serta dalam menjelaskan suatu materi dapat mengemukakan ide baru yang bersumber dari buku lain, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa selalu aktif. Metode CTL (contextual teaching and learning), ini siswa belajar secara aktif, akan tetapi tugas dan peran serta guru tetap penting terutama dalam memonitor pelaksanaan proses pembelajaran, partisipasi siswa dalam metode CTL (contextual teaching and learning) ini dapat melibatkan keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab dan menanggapi, sehingga dalam proses mengajar siswa tidak bosan dan dapat termotivasi.

Sehubungan dengan uraian di atas maka penulis tertarik untuk penerapan metode “CTL (contextual teaching and learning)“pada SMA N 5 Solok Selatan”.

Berdasarkan hal diatas maka perlu dilaksanakan metode CTL (contextual teaching and learning) yang bisa diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran Sejarah agar siswa lebih mudah untuk menemukan konsep belajar dengan situasi dunia nyata. Sebelum melakukan penelitian disekolah tersebut maka guru akan mengenalkan metode ini pada siswa sebelum proses pembelajaran, sehingga siswa telah dapat beradaptasi terhadap metode CTL (contextual teaching and learning) tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen yaitu metode yang sistematis guna membangun hubungan yang mengandung hubungan sebab akibat

Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas atau variabel independen (x), variabel terikat atau variabel independen adalah hasil belajar siswa, (y) dan variabel kontrol.

Variabel bebas adalah model CTL (contextual teaching and learning), kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti tidak perlu manipulasi dalam rangka untuk

(5)

menerangkan hubungannya dengan fenomena diobservasi

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 5 Solok Selatan yang berjumlah 2 lokal. Sampel penelitian diambil dengan teknik Cluster Sampling yaitu kelas XI IPS1 sebagai kelas kontrol dan Kelas XI IPS2 sebagai kelas eksperimen. Jumlah siswa kelas XI IPS1 adalah 26 orang dan kelas XI IPS2 24 orang.

Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap penyelesaian dan tahap evaluasi.

Instrumen penelitian terdiri dari soal tes dan diuji dengan indeks daya pembeda soal dan indeks kesukaran soal. Teknik analisis data terdirid ari uji normalitas, uji homogenitas dan uji homogenitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis post test penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa terdapat pengaruh penerapan Model CTL (contextual teaching and learning)terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS2 di SMA Negeri 5 Solok Selatan tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata- rata post test kelas Eksperimen (XI IPS2) dengan penerapan Model CTL (contextual teaching and learning) sebesar 78,06 dan kelas Kontrol (XI IPS 1) dengan menggunakan model konvensional yaitu sebesar 70,90. Hasil dari Uji t yang dilakukan diperoleh thitung sebesar 4,56 dengan taraf signifikan (α) 0,05 dan ttabel sebesar 1,677 artinya thitung besar dari ttabel sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan model CTL terhadap hasil belajar mata pelajara sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Solok Selatan ( dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 115).

Hal ini membuktikan bahwa siswa yang diajar dengan Penerapan Model CTL (contextual teaching and learning) memperoleh nilai rata- rata post test lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional.

Johnson (2007:67) metode CTL merupakan suatu peroses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dalam konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya.Dalam kelas kontekstual (CTL), tugas guru adalah membimbing peserta didik mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang

bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas

Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, membuktikan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning tepat untuk mengatasi permasalahan pembelajaran sejarah yang terdapat di SMA Negeri 5 Solok Selatan, khususnya pada pelajaran materi pergerakan nasional Indonesia.Pembelajaran sejarah menggunakan model CTL meningkatkan hasil belajar siswa.

Model CTL sangat tepat bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajaran karena dengan model CTL pembelajaran yang dilaksanakan lebih bermakna dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Siswa terlibat langsung dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pengalaman- pengalaman yang konkret akan sangat membantu siswa dalam penguasaan suatu materi. Selain itu proses belajar mengajar akan lebih berkesan sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah menggunakan model CTL, siswa diberikan kesempatan berkreasi, siswa diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan. Model CTL mengembangkan keterampilan proses siswa mulai dari mengamati, klasifikasi,prediksi, eksperimen, komunikasi, dan menyimpulkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat pengaruh penerapan model CTL (contextual teaching and learning) terhadap hasil belajar mata pelajaran sejarah Kelas XI IPS2 di SMAN 5 Solok Selatan. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang diajar dengan Penerapan Model CTL (contextual teaching and learning)memperoleh rata-rata post test sebesar 78,06 dan siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional memperoleh nilai rata-rata post test sebesar 70,90.

Berdasarkan uji hipotesis, didapatkan thitung

sebesar 4,56 dengan taraf signifikan (α) 0,05 dan ttabel sebesar 1,677 artinya thitung besar dari ttabel,berarti terdapat pengaruh penerapan model CTL terhadap hasil belajar mata pelajara sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Solok Selata

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

C. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

(6)

Emzir. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Elaine B.Johnson. 2010. CTL (Contextual Teaching and Learning).Bandung: Kaifa Learning

Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Kunandar. 2007. Guru Profesional, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Martinis YamiN. 2007. Profesionalisasi Guru &

Implementasi KTSP,Jakarta : Persada Press NurhadI. 2012. Pendekatan kontekstual/

Contextual Teaching and Learning. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta.

Nana Sudjana. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan,Bandung: Sinar Baru

Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara

2006. Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara.

Rusman. 2012. Seri Menajemen Sekolah Bermutu Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru,Jakarta:

Raja Grafindo Persada

Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial.

Bandung: Alfabeta

SuyadI. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana

Suharsini Arikunto. 2010, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta

Tengku Zahara Djaafar. 2006. Kontribusi Strategi Permbelajaran Terhadap Hasil Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Tukiran Taniredja, Afi Miftah Faridli dan Sri Harmanto. 2013. Model-modal Pembelajaran Inovatif dan efektif.

Bandung: Alfabeta B. Skripsi dan Jurnal

Agus Budi Leksono. 2010. “Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X Pada Pokok Bahasan Nilai dan Norma Sosial di SMA Negeri 1 Tanjung Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Semarang

Mohammad Na’im. 2014. “Efektivitas Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penguasaan Konsep Dan Inkuiri Dalam Pembelajaran Sejarah di SMPN Gumukmas Jember”. Skripsi Universitas Negeri Malang

Sriati. 2013. “Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Mata Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI C SDN Beringin 477 Surabaya”. Skripsi PGSD FIP UNESA

Wajito. 2014. “Hubungan Penerapan CTL dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Islam al-Ikhlas Cepete. Skripsi FKIP Uhamka Jakarta

Zulfa dan Kaksim. 2012. Peningkatan Pemahaman Budaya Daerah Melalui Metode Contextual Teaching and Learning Pada Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan di Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatra Barat. Jurnal Sejarah,Kebudayaan dan Kependidikan Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Padang,volume 1 No:

1,2012: Padang STKIP PGRI Sumatera Barat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray untuk meningkatkan minat belajar dan hasil

Sebagaimana pengelolaan bank wakaf, maka sumber dana utama dalam bank wakaf adalah dana yang diserahkan oleh wakif untuk diberdayakan dengan jangka waktu yang tidak terbatas selamanya