Biaya perolehan diamortisasi jika memenuhi uji model bisnis (tujuan perusahaan adalah mencapai arus kas dan arus kas yang disepakati (dari pembayaran kembali dan bunga pokok). Masing-masing bank mengalami peningkatan total biaya penurunan nilai saat transisi ke IFRS 9 pada 1 Januari 2018 Total beban penurunan nilai IFRS 9 pada periode keuangan 2018 secara umum sejalan atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan nilai setara IAS 39 pada dua periode pelaporan sebelumnya.
Banks overall saw growth in L&AC GCV (Loan & .. Advances to Customers Gross Overall Value) during the 2018 financial year, both in retail and wholesale portfolios. All banks saw total reductions in IFRS 9 impairment provisions relating to L&AC GCV during financial year 2018, driven mainly by Stage 3 write-offs.
KLASIFIKASI
Klasifikasi – Instrumen Keuangan
Aset keuangan
Liabilitas keuangan
Klasifikasi Berdasarkan PSAK 71
Klasifikasi – Aset Keuangan
Dasar klasifikasi aset keuangan
Biaya perolehan diamortisasi (amortized cost), atau
Model Bisnis
Entitas memiliki portofolio pinjaman hipotek dan mengelola sebagian dari pinjaman tersebut untuk menghasilkan arus kas kontraktual sambil mengelola bagian lainnya untuk dijual dalam waktu dekat. Portofolio tersebut akan dibagi, sebagian akan dicatat dalam holding untuk merakit model bisnis, sedangkan sisanya akan dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL). Entitas Z memiliki rencana jangka panjang untuk merenovasi stadion termasuk investasi yang signifikan pada tahun ketiga, tujuh, dan sepuluh.
Banyak dari obligasi tersebut memiliki tanggal jatuh tempo yang jauh lebih lama dari perkiraan pengeluaran stadion. Entitas Z memegang obligasi ini untuk mengumpulkan arus kas kontraktual hingga entitas membutuhkan uang untuk berinvestasi di stadion tersebut. Dengan demikian, obligasi yang dimiliki Entitas Z akan dicatat dalam model bisnis retensi koleksi dan penjualan.
Setelah melakukan penilaian model bisnis, manajemen harus menentukan apakah arus kas kontraktual aset mewakili arus kas semata-mata dari pembayaran pokok dan bunga (pembayaran pokok dan bunga saja atau SPPI). Ketika menilai aset keuangan dengan elemen nilai waktu uang yang dimodifikasi, PSAK 71 menyatakan bahwa entitas harus membandingkan aset keuangan dengan instrumen “benchmark” (yaitu arus kas yang akan timbul jika elemen nilai waktu uang tidak diubah). ). .
Arus Kas Kontraktual
Jumlah pembayaran di muka pada dasarnya adalah jumlah pokok terutang ditambah bunga atas jumlah pokok terutang, ditambah denda yang dihitung untuk memberikan kompensasi yang wajar kepada pemberi pinjaman atas terminasi dini. Opsi pembayaran di muka dirancang hanya untuk mengimbangi pembayaran pokok dan bunga yang seharusnya dibebankan pada instrumen selama masa pakainya, dan oleh karena itu akan memenuhi arus kas hanya dari pembayaran pokok dan bunga (pembayaran pokok dan bunga saja atau SPPI). Fakta bahwa Instrumen H merupakan instrumen perpetual tidak berarti bahwa arus kas kontraktual bukan merupakan pembayaran pokok dan bunga atas jumlah pokok terutang.
Suatu opsi dapat menghasilkan arus kas kontraktual yang memenuhi persyaratan SPPI jika pembayaran bunga bersifat wajib dan harus dilakukan tanpa batas waktu. Namun dalam hal ini arus kas kontraktual tidak memenuhi persyaratan SPPI; hal ini karena penerbit mungkin diharuskan untuk menunda pembayaran bunga, dan bunga yang ditangguhkan tidak mengakui bunga tambahan. Akibatnya, besaran bunga tidak memperhitungkan nilai waktu uang atas jumlah pokok yang terutang.
Jika bunga yang ditangguhkan menimbulkan tambahan bunga, maka arus kas kontraktual dapat memenuhi arus kas hanya dari pembayaran pokok dan bunga (pembayaran pokok dan bunga saja, atau SPPI). Arus kas kontraktual tidak mewakili pembayaran pokok dan bunga atas jumlah pokok terutang karena persyaratan ini mencerminkan imbal hasil yang tidak konsisten dengan pengaturan pinjaman yang mendasarinya, yaitu pengembalian yang terkait dengan nilai ekuitas penerbit.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengujian SPPI dan Model Bisnis
Instrumen Keuangan – Klasifikasi
Instrumen aset atau utang (kontrak hybrid) Derivatives Ekuitas
Klasifikasi: Aset Keuangan
Aset Keuangan (Amortized Cost)
Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi berikut
Aset Keuangan (FVOCI)
Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika kedua kondisi
Ketentuan Jumlah Pokok dan Bunga
Aset Keuangan (FVTPL)
Opsi Klasifikasi – Aset Keuangan
Opsi untuk Menetapkan Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
Klasifikasi: Liabilitas Keuangan
Kategori Pengukuran
FVTPL
Klasifikasi – Liabilitas Keuangan
Liabilitas Keuangan yang Diukur
Klasifikasi Derivatif Melekat
Opsi untuk Ditetapkan pada FVTPL
Reklasifikasi
Aset Keuangan
Liabilitas Keuangan
Reklasifikasi Aset Keuangan
PSAK 71)
FVOCIFVOCI
Perlakuan Reklafikasi
Penerapan Metode (PSAK 71)
FVOCI option for
Entitas mengubah model bisnisnya dalam mengelola obligasi sesuai dengan PSAK 71. Nilai wajar portofolio obligasi pada tanggal reklasifikasi adalah Rp490.000. Jika portofolio diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain segera sebelum reklasifikasi, maka penyisihan kerugian yang diakui pada tanggal reklasifikasi adalah sebesar Rp. jumlah 6.000 (mencerminkan peningkatan risiko kredit yang signifikan sejak pengakuan awal dan juga penilaian kerugian kredit ekspektasian selama jangka waktu tertentu). Reklasifikasi dari kategori pengukuran pada biaya perolehan diamortisasi ke kategori pengukuran pada nilai wajar dengan pengakuan perubahan nilai pada akun laba rugi.
Bank A telah melakukan reklasifikasi portofolio obligasi dari pengukuran harga perolehan diamortisasi menjadi pengukuran nilai wajar terhadap laba. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari selisih antara kepemilikan obligasi yang diukur sebelumnya dengan jumlah biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kepemilikan obligasi diakui dalam hasil reklasifikasi. Kerugian reklasifikasi (laba atau rugi) Rp. 4.000. untuk mengakui reklasifikasi obligasi dari biaya perolehan diamortisasi ke nilai wajar melalui laporan laba rugi dan berhenti mengakui penurunan nilai kerugian).
PENURUNAN NILAI
Diperluas
Meningkat
Ruang Lingkup Penurunan Nilai
Pendekatan umum
Kerugian kredit ekspektasian 12
Kerugian kredit ekspektasian
Penurunan Nilai
Perhitungan Penurunan Nilai
Kejadian masa lalu
Informasi yang
Kondisi sekarang
Perkiraan kondisi ekonomi masa depan
Penurunan nilai – model baru
Elemen utama dari model penurunan nilai
Pendekatan pengukuran ganda – menerapkan definisi gagal bayar
Penilaian kenaikan risiko kredit signifikan
Penilaian kenaikan risiko kredit signifikan – risiko gagal bayar
Penilaian atas kenaikan risiko kredit secara signifikan – contoh
Pengecualian risiko kredit rendah
Pengecualian risiko kredit rendah
Pendekatan khusus: Aset keuangan yang dibeli atau berasal dari aset keuangan memburuk (‘POCI’ *
Piutang dagang dan piutang sewa dan aset kontrak
Pendekatan umum atau pendekatan disederhanakan untuk piutang dagang
Probabilitas tertimbang
Nilai kini
Kekurangan kas
Mengukur Penurunan Nilai – ECL
Apa yang dimaksud dengan periode estimasi?
Aset keuangan berupa instrumen utang yang diukur pada FVOCI
Sumber data dalam mengukur penurunan nilai
Basis individu vs kolektif
Pengakuan bunga
LINDUNG NILAI
Ikhtisar
Instrumen lindung nilai
Instrumen lindung nilai nonderivatif yang memenuhi kualifikasi
Penetapan sebagian dari instrumen lindung nilai
Analisis struktur spesifik pasar yang terkait dengan risiko dan di mana aktivitas lindung nilai dilakukan.
Komponen risiko dari item nonfinansial
Sekelompok item (termasuk posisi neto)
Eksposur gabungan
Eksposur gabungan
Investasi dalam ekuitas yang diukur pada FVOCI
Penilaian efektivitas lindung nilai
Kontrak untuk penggunaan sendiri (own-use)
Opsi nilai wajar ( FVO ) untuk eksposur kredit tertentu
Pengungkapan
Ketentuan Transisi
Pengungkapan Penurunan Nilai
The acquisition of the ABC prime mortgage portfolio increased the residential mortgage book by x percent, with a corresponding increase in the loss. The expected increase in unemployment in Region X caused a net increase in financial assets whose loss allowance is equal to lifetime expected credit losses and caused a net increase of CUX in the lifetime expected credit loss allowance.
Aset Keuangan - FVOCI
PT Mawar memperkirakan terdapat: 2% kemungkinan debitur tidak membayar sama sekali; dan kemungkinan 98% bahwa jumlah penuh akan dibayar pada saat jatuh tempo. Karena piutang jangka pendek tidak memiliki tingkat bunga kontraktual, hal ini berarti tingkat bunga efektif (EIR) adalah nol dan. PT Melati memiliki pinjaman sebesar Rp 8 tahun, bunga dibayarkan setahun sekali dan tingkat kupon = tingkat bunga efektif 5%.
PT Melati menyimpulkan tidak terdapat peningkatan risiko kredit, sehingga ekspektasi pengakuan kerugian kredit dihitung selama 12 bulan. Loss give default (LGD) – merupakan perkiraan kerugian jika pinjaman tidak dapat dilunasi, sebesar 25% dan akan terjadi dalam waktu 12 bulan jika pinjaman tidak dapat dilunasi. PT Melati mengukur perkiraan kerugian selama 12 bulan sebesar 250.000 dihitung dari (nilai kontrak yang belum dibayar x PD x LGD) kemudian didiskontokan dengan.
Merapi beroperasi hanya di satu lokasi geografis dan memiliki portofolio piutang usaha sebesar Rp 70 juta pada tanggal 31 Desember 20X1. LGD (Loss Giving Default) – perkiraan jumlah kerugian jika terjadi gagal bayar pinjaman – adalah 25% dan akan bertambah dalam waktu 12 bulan jika terjadi gagal bayar pinjaman. Penyisihan kerugian atas kerugian kredit ekspektasian 12 bulan adalah 500.000, yang dihitung dengan mengalikan jumlah arus kas terutang dalam kontrak.
Kelanjutan kasus no. 2 Pada tanggal 31 Desember 20X2 PT A menyimpulkan bahwa adalah tepat untuk mengakui kerugian kredit ekspektasian sepanjang periode tersebut. Jika suatu saat pinjaman gagal bayar selama jangka waktu pinjaman, nilai kini dari sisa kekurangan kas adalah Rp pada tanggal 31 Desember 20X2.
Presentation of F/S