• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Keluarga Tugas Individu Pertemuan 5

N/A
N/A
JENNIFER VALENCIA

Academic year: 2023

Membagikan "Psikologi Keluarga Tugas Individu Pertemuan 5 "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Psikologi Diserahkan Kepada:

Universitas Kristen Maranatha Serena Wijaya, M.Psi., Psikolog Bandung Tessalonika Sembiring, M.Psi.,Psikolog

Psikologi Keluarga Tugas Individu Pertemuan 5

“Olson Family System Framework”

Disusun Oleh :

Jennifer Valencia 2130096

Kelas D Kelompok 2

Diserahkan pada tanggal:

23 Oktober 2023

(2)

Terdapat 3 karakteristik utama dalam olson family system framework yaitu:

cohesion, flexibility, dan communication.

Family Cohesion yaitu kedekatan emosional yang dirasakan anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lain. Kohesi meliputi komitmen dan menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama-sama. Menghabiskan waktu bersama berarti adanya jumlah waktu yang berkualitas untuk melakukan kegiatan bersama, berbagi perasaan, ide-ide, dan bergembira saat bersama anggota keluarga. Terdapat 4 level dalam kohesi yang dimulai dari disengaged (very low), seperated (low to moderate), connected (moderate to high), dan enmeshed (very high). Dihipotesiskan bahwa tingkat kohesi yang terpusat atau seimbang (seperated & connected) menghasilkan fungsi keluarga yang optimal. Tingkat yang ekstrim atau tidak seimbang (disengaged/enmeshed) umumnya dipandang sebagai masalah dalam hubungan jangka panjang.

Dalam keluarga saya sendiri termasuk ke dalam level connected (moderate to high), dimana hubungan yang terhubung dalam keluarga saya memiliki kedekatan emosional yang erat dan kesetiaan terhadap hubungan tersebut. Kami seringkali menghabiskan waktu akhir pekan bersama, dan berkumpul bersama saat malam hari. Bagi keluarga kami, waktu bersama lebih penting daripada waktu yang dihabiskan sendirian. Namun, meskipun demikian saat hari-hari dimana masing- masing anggota keluarga sibuk, seperti misalnya di hari senin, kami saling memahami satu sama lain apabila ia sibuk dan tidak memiliki waktu untuk berkumpul bersama. Kami juga memiliki waktu privasi pada saat-saat tertentu ketika kami membutuhkan waktu untuk diri sendiri, dan anggota keluarga lainnya menghargai dan memahami hal tersebut. Meskipun demikian masing-masing anggota keluarga memiliki kedekatan emosional yang erat dan saling menyayangi, mendukung, dan menghargai satu sama lain. Kami saling membantu satu sama lain apabila mengalami masalah atau kesulitan, kami selalu mendiskusikannya dan mencari jalan keluar terbaik. Keluarga kami juga saling terkoneksi dan cukup terbuka satu sama lain, dimana hal ini yang membuat kami dekat secara

(3)

emosional. Berdasarkan circumplex model, hubungan yang memiliki tingkat kohesi sedang (seperated & connected) mampu menyeimbangkan kesendirian versus kebersamaan dalam cara yang lebih fungsional. Keseimbangan antara separatedness dan connected adalah esensi dari kohesi keluarga. Anggota keluarga memerlukan keseimbangan antara membina keintiman dan kedekatan perasaan dengan anggota keluarga yang lain dan menjadi independen dari keluarga sehingga mereka dapat mengembangkan diri sebagai individu.

Kedekatan emosional adalah perekat yang menolong pasangan dan keluarga tetap terkoneksi satu dengan yang lain pada saat yang sulit. Ketika kedekatan emosi hilang, individu lebih memikirkan dirinya sendiri dan komitmen menjadi rendah.

Family flexibility yaitu kemampuan untuk berubah dan beradaptasi saat diperlukan. Fleksibilitas juga berkaitan dengan kemampuan mengelola stres secara efektif dan memiliki keyakinan spiritual yang menolong yang berasal dari keluarga (family strengths model). Terdapat 4 level dalam flexibility yang dimulai dari rigid (very low), structured (low to moderate), flexible (moderate to high) hingga chaotic (very high). Terkait dengan kohesi, dihipotesiskan bahwa tingkat fleksibilitas terpusat atau seimbang (structured & flexible) lebih kondusif bagi berfungsinya perkawinan dan keluarga dengan baik, sedangkan tingkat fleksibilitas yang ekstrem (rigid & chaotic) menjadi masalah yang paling besar bagi keluarga ketika mereka menjalani kehidupan mereka.

Dalam keluarga saya sendiri termasuk ke dalam level flexible (moderate to high), dimana hubungan yang fleksibel ditandai dengan kepemimpinan yang egaliter dan pendekatan demokratis dalam pengambilan keputusan. Negosiasi dilakukan secara terbuka dan aktif melibatkan para anggota keluarga. Peran yang ada dalam keluarga terbagi dengan adil dan dapat berubah dengan cepat secara fleksibel bila diperlukan. Aturan yang ada dalam keluarga juga dapat berubah dan masing- masing anggota keluarga cepat menyesuaikan diri. Contoh aturan keluarga yang dapat berubah sewaktu-waktu adalah terkait jam pulang malam. Aturan pada keluarga saya adalah bahwa tidak boleh pulang lewat dari jam 11 malam. Namun

(4)

ketika saya atau kaka saya pulang malam ketika ada hal yang mendesak atau penting untuk dilakukan maka orangtua saya dapat memakluminya. Perubahan peran dalam keluarga juga umum terjadi ketika salah satu anggota keluarga tidak bisa menjalankan perannya, maka anggota keluarga lainnya membantu. Seperti misalnya, ketika mama saya sakit, saya dan kaka saya menggantikan perannya dan membagi tugas pekerjaan rumah agar tetap kondusif. Dalam mengambil suatu keputusan dan memimpin keluarga juga umumnya dilakukan oleh papa dan mama saya, namun ketika ada saat-saat tertentu, seperti misalnya merencanakan untuk pergi berlibur dan mengatur jadwal liburan, maka seringkali papa dan mama hanya mengikuti apa yang sudah saya dan kaka saya rencanakan. Inti dari fleksibilitas keluarga adalah keseimbangan antara stabilitas dan perubahan.

Keluarga memerlukan fondasi yang memberikan rasa keajegan (security), tetapi mereka juga dapat terbuka untuk berubah bila diperlukan.

Family communication adalah dimensi ketiga dalam circumplex model dan dianggap sebagai dimensi yang memfasilitasi. Komunikasi dianggap penting untuk memfasilitasi pergerakan di dua dimensi lainnya. Karena merupakan dimensi yang memfasilitasi, komunikasi tidak disertakan secara grafis dalam model bersama dengan kohesi dan fleksibilitas. Komunikasi dalam keluarga yaitu bagaimana para anggota keluarga berbagi informasi, ide dan perasaan.

Komunikasi adalah hal yang positif di dalam strong families karena ledakan kemarahan dan pertukaran yang negatif tidak akan menimbulkan komunikasi yang baik. Ciri-ciri komunikasi yang positif adalah, saling terbuka satu sama lain, berdiskusi secara langsung, lebih sering bekerja sama daripada berkompetisi, dan saling menolong satu dengan yang lain. Dalam keluarga saya masing-masing anggota memiliki keterampilan berkomunikasi yang cukup baik, anggota keluarga saling mendengarkan dan memahami satu sama lain, kami terbuka dan mengkomunikasikan masalah dengan jelas, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman antar anggota keluarganya.

(5)

Berdasarkan circumplex model, keluarga saya berada di area seimbang (balanced). Hipotesis paling mendasar yang diturunkan dari circumplex model adalah bahwa tipe pasangan dan keluarga yang seimbang umumnya akan berfungsi lebih baik daripada tipe pasangan dan keluarga yang tidak seimbang.

Tipe pasangan dan keluarga yang seimbang dalam kohesi memungkinkan anggotanya merasakan kemandirian dan keterhubungan dengan masing-masing anggota keluarga. Dalam hal fleksibilitas, keseimbangan berarti menjaga tingkat stabilitas tertentu dalam suatu sistem dengan keterbukaan terhadap perubahan bila diperlukan.

Hipotesis penting yang menghubungkan komunikasi dan circumplex model menyatakan: Tipe pasangan dan keluarga yang seimbang akan memiliki komunikasi yang lebih positif dibandingkan dengan sistem yang tidak seimbang.

Secara umum, keterampilan komunikasi positif dipandang membantu sistem pasangan dan keluarga memfasilitasi dan menjaga keseimbangan dua dimensi.

Sebaliknya, komunikasi yang buruk menghambat pergerakan sistem yang tidak seimbang dan meningkatkan kemungkinan sistem ini tetap ekstrem.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

David H. Olson, “Circumplex Model of Martial and Family Systems”

Journal of Family Therapy (2000) 22: 144–167

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Kristen Maranatha merasakan kenyamanan dan memiliki kedekatan dengan sesama anggota membuatnya memberikan perhatian dan waktu untuk berkomunikasi (personal

Bina Keluarga Lansia yang selanjutnya disingkat BKL adalah kelompok kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki anggota keluarga

Hasil analisis dalam hal kemampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan, bahwa kemampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang baik memiliki balita dengan status

Memiliki penguasaan pengetahuan yang cukup baik, terutama Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat Memiliki penguasaan

Adapun salah satu ciri keluarga Indonesia memiliki komunikasi interaksi antara anggota keluarga yang baik sehingga memudahkan pasien DM tipe 2 mendapat dukungan

Salah satu bentuk melalui pemberian motivasi dan fasilitator serta mendengarkan semua keluh kesah anggota keluarga atau ibu mengenai masalahnya (Caplan dalam

Universitas Djuanda Bogor; Jl. Tol Ciawi No. setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing, orang tua perlu menerapkan pola asuh yang baik, memberikan kasih

Krisis lain yang dapat menimpa suatu keluarga adalah bila ada perbenturan nilai antar anggota keluarga atau antar generasi, misalnya antara orangtua sebagai