Aku tulis ini untukmu, Za. Iya, Muhammad Firza Musanda. Seandainya kamu tau bahwa semua puisi, cerita, atau kata-kata yang aku tulis adalah tentang kamu, mungkin aku tak akan menjadi pemuja rahasiamu. Aku sudah menyukaimu sejak kita masih duduk di bangku smp, lebih jelasnya ketika kita kelas satu. Ketika itu kamu masih begitu dekat denganku, kamu masih berbicara denganku, kamu masih selalu menyebut namaku, masih selalu tersenyum kepadaku, tapi sekarang, untuk melihat senyummu saja aku harus beruasaha agar bisa bertemu denganmu. Za, apa kabar kamu? Aku ingin sekali
menanyakan itu kepadamu, tapi sayang sekali, tak semudah itu. Aku menyayangimu, Za. Semoga kamu bahagia.