• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR DAMPAK ADANYA PT. PUNGKOOK INDONESIA ONE TERHADAP KONDISI SOSIAL, BUDAYA MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNGREJO KABUPATEN GROBOGAN.

N/A
N/A
Pulung Rizky Fahrudin

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS AKHIR DAMPAK ADANYA PT. PUNGKOOK INDONESIA ONE TERHADAP KONDISI SOSIAL, BUDAYA MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNGREJO KABUPATEN GROBOGAN. "

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

DAMPAK ADANYA PT. PUNGKOOK INDONESIA ONE TERHADAP KONDISI SOSIAL, BUDAYA MASYARAKAT DI

KELURAHAN TANJUNGREJO KABUPATEN GROBOGAN.

Oleh:

Heni Alvien Larasati C.511.17.0006

PRODI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEMARANG

2023

(2)

ABSTRAK

Industri merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan ekonomi yang saat ini berkembang cukup pesat dan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Adanya industri selain berdampak pada ekonomi juga berdampak pada kondisi sosial budaya masyarakat. Di Kelurahan Tanjungrejo terdapat PT. Pungkook Indonesia One yang dimilik investor asal korea, yang berdiri sejak tahun 2016 dan dapat menampung 15.000 karyawan.

Adanya PT.Pungkook tentunya memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar khususnya pada masyarakat Kelurahan Tanjungrejo, dimana yang dulunya kawasan Kelurahan Tanjungrejo merupakan persawahan sekarang banyak masyarakat yang beralih profesi antara lain pedagang,karyawan pabrik, dan penyedia barang dan jasa. dan kondisi sosial budaya masyarakat yang mengalami perubahan sejak adanya PT.Pungkook Indonesia One.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kehidupan sosial budaya masyarakat Kelurahan Tanjungrejo sebelum adanya PT.Pungkook, dan bagaiman dampak positif maupun negatif yang di timbulkan dari adanya PT.Pungkook dalam bidang sosial, budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak keberadaan PT.Pungkook Indonesia One terhadap kondisi sosial, budaya di Kelurahan tanjungrejo. penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi dampak adanya PT.Pungkook dengan cara observasi,penyebaran kuisioner, dan juga dokumentasi yang mendukung. Penyebaran kuisioner sendiri di lakukan di tiga Rw yaitu Rw.01, Rw.02 dan Rw.03 dengan jumlah RT empat di masing-masing Rwnya, untuk jumlah responden sendiri adalah 100.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diketahui dampak adanya PT.Pungkook Indonesia One terhadap kondisi sosial, budaya di Kelurahan Tanjungrejo berdampak positif. Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan di dapatkan hasil prosentase sebesar 96%, hasil tersebut masuk dalam perubahan dampak positif. Dan untuk kondisi sosial, budaya masyarakat setelah adanya PT.Pungkook kegiatan keagamaan masyarakat masih dilestarikan hingga sekarang, dan juga adanya organisasi sosial di masyarakat bisa menjadi pelopor untuk masyarakat yang lebih baik lagi dan diharapkan menjadi penggerak utama masyarakat sehingga organisasi sosial berjalan sesuai fugsinya dan aktif.

Kata Kunci : PT.Pungkook Indoneisa One, Sosial budaya masyarakat.

(3)

ABSTRACT

Industry is one of the efforts in developing the economy which is currently growing quite rapidly and can assist the government in reducing unemployment.

The existence of the industry besides having an impact on the economy also has an impact on the socio-cultural conditions of the community. In the Tanjungrejo Village there is PT. Pungkook Indonesia One is owned by investors from Korea, which was founded in 2016 and can accommodate 15,000 employees. The existence of PT.Pungkook certainly has an impact on the surrounding community, especially the Tanjungrejo Village community, where what was formerly the Tanjungrejo Village area was rice fields, now many people are changing professions including traders, factory employees, and providers of goods and services. and the socio-cultural conditions of the people who have changed since the existence of PT.Pungkook Indonesia One.

.The problems raised in this study are how the socio-cultural life of the Tanjungrejo Village community before the existence of PT.Pungkook, and how positive and negative impacts were caused by the existence of PT.Pungkook in the social, cultural fields. The purpose of this study was to determine the impact of the existence of PT.Pungkook Indonesia One on social and cultural conditions in Tanjungrejo Village. This study uses descriptive quantitative methods to describe and identify the impact of PT.Pungkook by means of observation, distributing questionnaires, as well as supporting documentation. The distribution of the questionnaires themselves was carried out in three RWs, namely Rw.01, Rw.02 and Rw.03 with a total of four RTs in each Rw, for the number of respondents themselves was 100.

Based on the analysis carried out, it can be seen that the impact of PT.Pungkook Indonesia One on social and cultural conditions in the Tanjungrejo Village has a positive impact. From the results of the calculations that have been carried out, the percentage results are 96%, these results are included in the positive impact changes. And for social conditions, community culture after PT. . Keywords: PT.Pungkook Indoneisa One, Socio-cultural community

(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul

“Dampak adanya PT.Pungkook Indonesia One terhadap kondisi sosial di Kelurahan Tanjungrejo Kabupaten Grobogan dengan baik. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Semarang.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1.Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, kemudahan, dan kelancaran sehingga proposal tugas akhir dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

2. Terimakasih untuk Bapak Hendrianto Sundoro S.E., M.T. selaku ketua jurusan dan dosen pembimbing laporan tugas akhir yang telah memberikan arahan operasional dan masukan.

3. Terimakasih untuk seluruh dosen prodi Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah memberikan ilmu dan waktunya selama ini hingga semester akhir.

4. Terimakasih kepada Bapak saya Haryono dan Ibu Siti Saimah, yang telah memberikan dukungan, doa dan pengertiaannya.

5. Kepala Desa Serta Masyarakat Desa Tanjungrejo, Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan yang telah memberikan izin melakukan penelitian dilokasi.

(8)

6. Terimakasih untuk teman-teman yakni Nova Ayu Wardani, Della Zahra Damayanti, Yuni Novitasari, Hanum Priditasari, Marzuqotul Ilmiah, Rahma Setianingrum, Adi Hendria Natabara, Ihsan Budi Lestari, Kamal Alfandy Sasono, Feri Irawan, M. Abdul Latif, Irfan Efendi, serta teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena telah memberikan dukungan dan referensi laporan.

Dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan tugas akhir dari awal hingga akhir. Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Tugas akhir ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha sebaik mungkin.

Sekali lagi terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 27 Febuari 2023

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ORIENTASI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Permasalah ... 2

1.2.1 Hipotesis ... 3

1.3. Tujuan dan sasaran Penelitian. ... 3

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.2 Sasaran Penelitian. ... 4

1.4. Manfaat Penelitian. ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

1.5.1 Ruang Lingkup Substansi ... 5

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah ... 5

1.6 Keaslian Penelitian... 5

1.7 Posisi Penelitian ... 9

1.8 Kerangka Pikir ... 11

1.9 Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Industri ... 14

2.2 Dampak Keberadaan Industri ... 15

2.2.1 Dampak Positif Industri ... 16

2.2.2 Dampak Negatif Industri ... 16

2.3 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat ... 17

2.3.1 Konsep Kondisi Sosial Masyarakat ... 17

2.3.2 Konsep Kondisi Budaya Masyarakat ... 18

2.5 Penelitian Terdahulu ... 21

2.5 Sintesa Teori ... 27

2.6 Perumusan Variabel ... 31

(10)

BAB III GAMBARAN UMUM ... 32

3.1 Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Tanjungrejo. ... 32

3.2 Tata Gunalahan ... 35

3.3 Kependudukan ... 38

3.3.1 Jumlah Penduduk Menurut Umur. ... 39

3.4 Penduduk Menurut Agama ... 40

3.5 Sarana dan Prasarana ... 40

3.3.1Sarana Pendidikan ... 40

3.3.2 Sarana Kesehatan ... 41

3.6. Sarana Perekonomian. ... 42

3.7 Kondisi Sosial Dan Budaya ... 43

BAB IV ANALISIS DAMPAK ADANYA PT.PUNGKOOK INDONESIA ONE TERHADAP KONDISI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNGREJO, KABUPATEN GROBOGAN ... 47

Karakteristik Responden ... 47

4.2 Analisis Dampak Adanya PT.Pungkook Indonesia One Terhadap Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Kelurahan Tanjungrejo. ... 48

Tabel IV.5 Hasil Skor Analisis dampak Sosial Budaya ... 57

4.2.1 Tingkat Pendapatan ... 58

4.2.2 Tingkat Intelektual ... 58

4.2.3 Pola Prilaku ... 59

4.2.4 Interaksi Masyarakat ... 60

4.3 Interval………...…..62

4.4 Pembobotan………...……….…..62

4.5 Hasil Analisis Dampak adanya PT.Pungkook Indonesia One terhadap Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Kelurahan Tanjungrejo. ... 65

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kel.Tanjungrejo...5

Gambar 1.2 Posisi Penelitain...10

Gambar 1.3 Keranfka Pikir………...12

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kel.Tanjungrejo...34

Gambar 3.2 Jenis tanah menurut penggunaanya...35

Gambar 3.3 Penggunaan Lahan...36

Gambar 3.4 Penggunaan Lahan...36

Gambar 3.5 Peta Jenis Tanah Kel.Tanjungrejo...37

Gambar 3.6 Jumlah Penduduk...38

Gambar 3.7Jumlah Penduduk Menurut Umur...39

Gambar 3.8 Sarana Peribadatan...40

Gambar 3.9Sarana Pendidikan...41

Gambar 3.10 Sarana Kesehatan…...42

Gambar 3.11 Sarana Perekonomian...42

Gambar 3.12 Sarana Perekonomian...42

Gambar 3.13 Sarana Perekonomian……...43

Gambar 3.14 PT.Pungkook………...43

Gambar 3.15 Interaksi Antar Masyarakat...44

Gambar 3.16 Kegiatan Sedekah Bumi……...44

Gambar 3.17 Kegiatan Tahunan Masyarakat...45

Gambar 3.18 Gotong Royong………...45

Gambar 3.19 Kemacetan di depan PT.Pungkook...46

Gambar 4.1 Kegiatan Bulan Ra’jab……….…...64

Gambar 4.2 Peta Pembagian Rw Kelurahan Tanjungrejo………...69

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...6

Tabel 2.1 Sintesa Teori...27

Tabel 2.2 Rumusan Variabel...31

Tabel 3.1 Jumlah RT di Kelurahan Tanjungrejo...32

Tabel 3.2 Jenis Tanah...35

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Umur...39

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama………..…....40

Tabel 3.5 Jumlah Sarana Pendidikan………....41

Tabel 4.1 Jumlah Responden Menurut Kelamin...47

Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Umur……….……….…...48

Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Profesi...48

Tabel 4.4 Hasil Kuisioner………...52

Tabel 4.5 Hasil Skor Analisis Dampak Sosial Budaya...57

Tabel 4.6 Analisis Tingkat Pendapatan………....58

Tabel 4.7 Analisis Tingkat Intelektual………...58

Tabel 4.8 Analisis Pola Prilaku………..……….…...59

Tabel 4.9 Analisis Interaksi Masyarakat………...60

Tabel 4.10 Presentase Dan Kriteria Dampak Sosial Budaya………..….60

Tabel 4.11 Pembobotan………..…..62

Tabel 4.12 Analisi Perhitungan Pembobotan………...62

Tabel4.13 Perhitungan Presentase………63

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga masyarakat dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap dan pola perilaku antar kelompok masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (1990) Pada dasarnya setiap masyarakat yang akan mengalami berbagai perubahan. Hal tersebut dapat diketahui dengan membandingkan suatu masyarakat pada masa tertentu dengan masyarakat pada masa lampau.

Di Kabupaten Grobogan tepatnya di Kelurahan Tanjungrejo terdapat pabrik tas kualitas ekspor yang dimiliki oleh investor asal Korea Selatan, pabrik tersebut bernama PT. Pungkook Indonesia One yang berdiri pada tahun 2016 yang bergerak dalam bidang garmen dan memiliki 15.000 karyawan.

Keberadaan PT.Pungkook Indonesia One akan mempengaruhi kehidupa n masyarakat kerena adanya aktivitas perusahaan setiap harinya. Dengan meningkatnya intensitas interaksi dan komunikasi antara masyarakat setempat dengan perusahaan, cepat atau lambat akan mempengaruhi pola pikir, cara hidup, peranan sosial, hubungan sosial serta tingkah laku masyarakat setempat, yang pada gilirannya akan berakibat pada perubahan sistem nilai dan budaya dalam masyarakat (Rony, dkk., 2013)

Menurut Martono (2012), Perubahan senantiasa mengandung dampak negatif maupun positif. Dari hasil penelitian Mirah, R. E., dkk (2018), keberadaan industri berpengaruh terhadap pudarnya nilai gotong royong dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena banyaknya pendatang baru atau tenaga kerja dari luar, sehingga masyarakat asli mengikuti perilaku pendatang yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong di desa seperti gotong royong membangun rumah dan mengerjakan sawah. Dari hasil penelitian Irawan, A. (2013), kurangnya partisipasi masyarakat pendatang dapat diakibatkan karena sulitnya pembagian jam kerja.

(14)

Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan adalah munculnya kecemburuan sosial pada masyarakat pendatang akibat dari meningkatnya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan (Amarul dan Purnamasari, M., 2017) Namun, banyaknya pendatang baru dari luar daerah juga memiliki dampak positif. Menurut Soekanto (1990) Bertambah atau berkurangnya penduduk menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga atau organisasi kemasyarakatan. Dari hasil penelitian Rony, dkk (2013), keberadaan sebuah industri mendorong timbulnya berbagai organisasi kemasyarakatan baru yang mempererat hubungan sosial masyarakat.

Menurut wakil Bupati Grobongan 2015, Icek Baskoro. PT Pungkook Indonesia dapat menampung ribuan tenaga kerja. Untuk tahap awal, pabrik tersebut bisa menyerap sedikitnya seribu karyawan. Selanjutnya, daya tampung karyawan akan ditingkatkan hingga 5.000 orang (Grobongan.go.id, 2015).

Banyaknya jumlah tenaga kerja yang diserap tentu akan membawa banyak perubahan bagi masyarakat kelurahan Tanjungrejo.

Berdasarkan fenomena di atas penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Dampak PT. Pungkook Indonesia One terhadap Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kelurahan Tanjungrejo Kabupaten Grobogan ’’.

1.2 Rumusan Permasalah

Berbagai peneltian telah membuktikan bahwa adanya industri baru dalam masyarakat akan menimbulkan dampak positif dan negatif dalam bidang sosial budaya. Oleh karena itu, penulis ingin mengidentifikasi, dampak positif dan negatf apa saja yang ditimbulkan oleh berdirinya PT.Pungkook Indonesia One di Kelurahan Tanjungrejo, Untuk mengetahui dampak perubahan yang terjadi, maka perlu menganalisa terlebih dahulu keadaan sosial budaya masyarakat Kelurahan Tanjungrejo, Kabupaten Grobongan sebelum adanya PT Pungkook Indonesia One.

Penelitian sebelumnya mengidentifikasi adanya perubahan positif dalam bidang sosial budaya setelah adanya sebuah industri baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut terlihat dari bertambahnya organisasi masyarakat yang semakin mempererat

(15)

persaudaraan (Rony, dkk., 2013).

Selain perubahan positif, penelitian sebelumnya juga mengidentifikasi adanya perubahan negatif dalam bidang sosial budaya setelah adanya sebuah industri baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut terlihat dari munculnya kecemburuan sosial dari masyarakat asli dalam hal mencari pekerjaan (Amarul dan Purnamasari M., 2017). Serta pudarnya nilai gotong royong dalam masyarakat Mirah, R. E., dkk (2018), Setelah mengetahui dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari adanya PT Pungkook Indonesia One di kelurahan Tanjungrejo, penelti juga ingin membandingkan mana yang lebih besar antara dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, maka di susun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kehidupan sosial budaya masyarakat kelurahan Tanjungrejo, Kebupaten Grobongan sebelum adanya PT Pungkook Indonesia One?

2. Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan dari adanya PT. Pungkook Indonesia One di kelurahan Tanjungrejo, Kabupaen Grobongan dalam bidang sosial budaya?

3. Bagaimana dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya PT. Pungkook Indonesia One di kelurahan Tanjungrejo, Kabupaen Grobongan dalam bidang sosial budaya?

1.2.1 Hipotesis

Berdasarkan informasi yang telah disajikan, maka peneliti memiliki hipotesis atau dugaan sementara yaitu adanya PT.Pungkook sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, dampak yang di timbulkan adalah perubahan dalam bidang sosial, budaya dimana perubahan tersebut lebih signifikan dari pada dampak negatifnya.

1.3. Tujuan dan sasaran Penelitian.

1.3.1 Tujuan Penelitian

Mengetahui Dampak Keberadaan PT.Pungkook Indonesia One Terhadap Kondisi Sosial, Budaya Masyarakat di Kelurahan Tanjungrejo, Kabupaten Grobogan.

(16)

1.3.2 Sasaran Penelitian.

Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kehidupan sosial budaya masyarakat kelurahan Tanjungrejo, Kebupaten Grobongan sebelum adanya PT Pungkook Indonesia One.

2. Mengidentifikasi dampak positif yang ditimbulkan dari adanya PT. Pungkook Indonesia One di kelurahan Tanjungrejo, Kabupaen Grobongan dalam bidang sosial budaya.

3. Mengidentifikasi dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya PT. Pungkook Indonesia One di kelurahan Tanjungrejo, Kabupaen Grobongan dalam bidang sosial budaya

1.4. Manfaat Penelitian.

a. Secara Akademis

Di harapkan penelitian ini sebagai bahan kajian (referensi) bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang memilili keterkaitan dengan Perubahan Sosial Budaya masyarakat setelah adanya industri.

b. Secara Praktis

Menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Grobogan dalam pengaruh keberadaan industri yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat setelah adanya industri dan dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat yang berada di Kelurahan Tanjungrejo.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Secara Materi, Pengaruh dari perkembangan industri akan terlihat dari me ningkatnya jumlah pendapatan masyarakat, dan juga akan berdampak perubahan sosia budaya pada masyarakat.

(17)

Sumber: Olah Peneliti, 2022

Gambar 1.1

Peta Administrasi Kelurahan Tanjungrejo 1.5.1 Ruang Lingkup Substansi

Pembatasan ruang lingkup subtansi bertujuan untuk memfokuskan penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman. Ruang lingkup subtansi digunakan untuk mengetahui perubahansosial budaya setelah adanya PT.Pungkook Indonesia One.

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah

Adapun lingkup wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah Kelurahan Tanjungrejo yang terletak di Kecamatan Wirosari. Dengan luas wilayah 2.013,86 km2.

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asli dan sebelum penelitian dilakukan peneliti yang lain, oleh karena itu diperlukan perbandingan dengan penelitian- penelitian sebelumnya yang dijelaskan pada tabel di bawah ini:

(18)

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Judul Penelitian

Masalah Dan Tujuan Tujuan

Metode

Analisis Hasil Penelitian 1 Amarul, Melia

Purnamasari (2017).

“Analisis Kehidupan Sosial Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Berdirinya Industri Di Desa Sukatani

Kecamatan Cikande Kabupaten Serang.”

Masalah:

Adanya Perubahan Kondisi sosial masyarakat setelah adanya Industry.

Tujuan:

mengetahui kehidupan sosial sebelum dan sesudah adanya industri di Kecamatan

Cikande Kabupaten Serang.

Analisis Kuantitatif dan Kualitatif

Keberadaan Industri tidak memberikan perbedaan yang signifikan dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Sukatani

kecamatan Cikande

Kabupaten Serang.

(19)

2. Irawan, A. A. (2013)

“Dampak Ekonomi Dan Sosial Aktivitas Tambang Batubara Pt.

Tanito Harum Bagi Masyarakat Di Kelurahan Loa Tebu Kecamatan

Tenggarong”

Masalah:

Kehadiran PT Tanito Harum menyebabkan perubahan pada Masyarakat di Kelurahan Loa Tebu Kecamatan Tenggarong.

Tujuan:

mengidentifikasi dampak ekonomi dan sosial aktivitas tambang PT.

Tanito Harum bagi masyarakat di Kelurahan Loa Tebu Kecamatan Tenggarong

Deskriptif - kualitatif

Kehadiran PT.

tanito harum di kelurahan Loa Tebu kecamatan Tenggarong membawa dampak positif, baik dalam hal penerapan tenaga kerja dan keikutsertaan dalam kegiatan keagamaan.

Namun dampak negatif juga ditimbulkan, seperti konflik kepemilikan lahan dan pencemaran lingkungan.

(20)

3. Lagerrana, Akmal (2013)

“Pelaksanaan

Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility/CSR) pada perusahaan industry rokok.”

Masalah:

Banyaknya perusahaan yang masih belum maksimal dalam melaksanakan CSR.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh CSR PT Djarum terhadap masyarakat.

Dianalisis secara kualitatif dan dipaparkan secara

deskriptif

Pelaksanaan CSR yang dilakukan PT Djarum telah memberikan dampak positif, baik bagi

masyarakat sekitar maupun

masyarakat Indonesia secara umum.

4. Nawawi, Imam., dkk (2014)

“Pengaruh Keberadaan Industri terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Desa Lagadar Kecamatan Marga Asih Kabupaten Bandung”

Masalah:

Terdapat perubahan pada masyarakat setelah adanya industri baru di desa Lagadar.

Tujuan:

Mengetahui dampak adanya industri baru pada masyarakat desa Lagadar.

Dilakukan dengan menggunakan pendekatan campuran (mixed method).

Terdapat pengaruh yang signifikan antara adanya industri baru dengan kondisi sosial ekonomi.

Sedangan pada aspek pendidikan berkorelasi rendah dan pada aspek sosial budaya tidak terdapat perngaruh yang signifikan.

(21)

5. Rahayuningsih, Yunia (2017)

“Dampak Sosial Keberadaan Industri terhadap Masyarakat sekitar Kawasan Industri Cilegon.”

Masalah:

Terdapat perubahan pada masyarakat setelah adanya industri di kawasan Cilegon.

Tujuan:

Mengetahui

dampak positif dan negatif dari adanya industry baru di kawasan Cilegon.

Penelitian ini menggunakan mixed method dan

pengambilan sampel dilakukan dengan tenik purposive random sampling.

Dampak positif:

Mengurangi pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dampak negatif:

Lingkungan tercemar, kemacetan, terjadinya kasus criminal, timbul kesenjangan, masyarakat

menjadi konsumtif.

Analisis Penelitian, 2022

1.7 Posisi Penelitian

Posisi penelitian menjelaskan letak tema penelitian dalam disiplin ilmu perencanaan wilayah dan kota. Posisi penelitian menggambarkan letak penelitian yang kemudian dihubungkan dengan tema lain yang berkaitan dengan bidang perencanaan wilayah dan kota. Oleh karena itu melalui posisi penelitian ini adalah mengetahui perubahan sosial budaya masyarakat setelah adanya PT.Pungkook Indonesia One di Kelurahan Tanjungrejo, Kabupaten Grobogan termasuk dalam perkembangan industri dimana keberadaan industri ini memberikan perubahan sosial budaya di masyarakat.

(22)

10

Gambar 1.2 Posisi Peneliti Perencanaan Wilayah Dan Kota

Investor Masyarakat

Sosial, Budaya PT. Pungkook Indonesia One.

Keberadaan PT. Pungkook memberikan dampak terhadap kondisi sosial, budaya masyarakat di Kelurahan Tanjungrejo,

Kab.Grobogan

Perubahan Sosial Budaya setelah adanya PT. Pungkook menimbulkan dampak negatif atau positif terhadap perubahan Gaya hidup, norma dan adat istiadat di masyarakat.

PT. Pungkook Indonesia One.

pabrik garmen terbesar di Kabupaten Grobogan milik investor asal korea selatan

Sumber; Analisis Penyusun,2022

(23)

1.8 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini di bagi menjadi 6 bagian yakni: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pertanyaan Peneliti, Tujuan Penelitian, Temuan Studi. Perkembangan industri saat ini sangat pesat dan menyebabkan perubahan masyarakat, dan kehadiran PT.Pungkook di Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Wirosari menimbulkan dampak positif, tetapi di sisi lain juga menimbulkan dampak negatif terhadap perubahan sosial budaya pada masyarakat di sekitar PT.Pungkook khususnya di Kelurahan Tanjungrejo. secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan sosial budaya mengacu pada perubahan fenomena di berbagai tingkat aspek kehidupan manusia mulai dari tingkat individu, perorangan atau kelompok seperti, nilai kekeluargaan, interaksi masyarakat, perubahan lahan, peningkatan mutu pendidikan, norma dan adat istiadat. Pada setiap jenis penelitian, selalu menggunakan kerangka pikir sebagai alur dalam menentukan arah penelitian. Hal ini untuk menghindari terjadinya perluasan pembahasan yang menjadikan penelitian tidak terarah atau terfokus. Dan dalam penelitian ini peneliti menyajikan kerangka pikir sebagai beriku:

(24)

Analisi:

- Analisis dampak sosial budaya masyarakat di Kelurahan Tanjungrejo setelah adanya PT. Pungkook Indonesia One

- Analisis dampak perubahan sosial budaya setelah adanya PT. Pungkook Sumber: Analisis penyusun,2022

Hipotesis:

Dugaan sementara yaitu adanya PT. Pungkook sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, dampak yang di timbulkan adalah perubahan dalam bidang sosial, budaya dimana perubahan tersebut lebih signifikan dari pada dampak negatifnya.

Latar Belakang:

- Kawasan perdesaan yang identik dengan aktivitas pertanian - Munculnya industri Tekstil sebagai upaya pengembangan

Rumusan Masalah:

Adanya industri baru menimbulkan dampak positif dan negatif dalam bidang sosial, budaya. Oleh Karena itu penulis ingin mengidentifikasi dampak positif dan negatif apa saja yang di timbulkan adanya PT. Pungkook Indonesia One di Kelurahan Tanjugrejo, Kabupaten Grobogan.

Pertanyaan Peneliti:

1. Bagaimana kehidupan sosial budaya masyarakat kelurahan Tanjungrejo, Kebupaten Grobongan sebelum adanya PT Pungkook Indonesia One?

2. Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan dari adanya PT. Pungkook Indonesia One di kelurahan Tanjungrejo, Kabupaen Grobongan dalam bidang sosial budaya?

3. Bagaimana dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya PT. Pungkook Indonesia One di kelurahan Tanjungrejo, Kabupaen Grobongan dalam bidang sosial budaya?

Tujuan Peneliti:

Mengetahui Dampak Adanya PT. Pungkook Indonesia One Terhadap Kondisi Sosial, Budaya Masyarakat Kelurahan Tanjungrejo, Kabupaten Grobogan.

(25)

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari : BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan permasalahan, tujuan, sasaran, manfaat penelitian ruang lingkup yang terdiri dari ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan, dan keaslian penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka ini berisi teori-teori dampak perkembangan industri, dan juga teori kondisi sosial, budaya yang diperlukan/dibutuhkan sehingga permasalahan yang dibahas dapat terjawab.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Pada bab ini membahas mengenai Gambaran Umum Wilayah studi meliputi letak geografis dan wilayah administrasi, kondisi fisik, kependudukan, mengetahui pengaruhnya PT.Pungkook Indonesia One terhadap kondisi sosial, budaya masyarakat di Kelurahan Tawangharjo dan sekitarnya.

BAB IV ANALISIS

Dalam bab ini berupa hasil analisis dari data yang telah di peroleh dari lapangan baik primer maupun sekunder dan pada bab ini pula dijelaskan bagaimana dampak kondisi sosial budaya masyarakat.

BAB V PENUTUP

Damlam bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan studi, dan rekomendasi hasil analisis pada bab sebelumnya.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri

Industri merupakan usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah, sehingga menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini, hasil industri tidak hanya dalam bentuk barang, tetapi juga dalam bentuk jasa (Zulaeha & Suwardi, 2020). Menurut Nuraeni (2018) industri merupakan seluruh perusahaan atau usaha yang menjalankan kegiatan merubah bahan dasar atau barang yang kurang nilainya menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi.

Sedangkan, definisi industri menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 Pasal 1 tentang perindustrian dalam Zulaeha & Suwardi (2020) mengungkapkan bahwa industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk jasa industri.

Proses industrialisasi merupakan proses rekayasa sosial yang memungkinkan masyarakat agar mampu menghadapi transformasi di berbagai bidang kehidupan, sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabat kehidupannya sebagai mahkluk sosial di tengah perubahan dan tantangan yang ada (Defriza, dkk 2022).

Idustrialisasi diwujudkan melalui pendirian pabrik besar dan modern, yang selanjutnya dipandang sebagai simbol dari kemajuan (Rahardjo 1984: 3 dalam Nuraeni, 2018).

Keberadaan industri di wilayah tertentu dapat memberikan dampak terhadap mata pencaharian masyarakat setempat. Banyaknya lahan yang beralih fungsi dari lahan pertanian menjadi kawasan industri atau bangunan pabrik, maka dapat menyebabkan perubahan mata pencaharian masyarakat. Sehubungan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Siska (2013: 480) dalam Nuraeni (2018), bahwa perubahan mata pencaharian ini juga diakibatkan pekerjaan sebelumnya dirasakan tidak lagi menjajikan karena berkurangnya lahan pertanian dan penghasilan yang tidak tetap.

(27)

2.2 Dampak Keberadaan Industri

Keberadaan industri dapat memberikan dampak dan pergeseran bagi masyarakat. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hatu (2011:8) dalam Nuraeni (2018) mengenai pergeseran sosial budaya masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, bahwa perubahan tatanan kehidupan masyarakat secara dominan disebabkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, kemampuan, dan keinginan masyarakat untuk berpikir maju.

Industrialisasi bukanlah suatu perjalanan sejarah yang unilineal dari masyarakat agraris ke masyarakat industri, masyakat tradisional ke masyarakat modern, tetapi sebuah evolusi yang multilineal (Kuntowijoyo 1998: 172 dalam Nuraeni, 2018).

Dampak keberadaan industri terhadap masyarakat sendiri dapat berupa nilai- nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat serta usaha industrial interset group dalam mempengaruhi masyarakat (Parker et.al 1992: 92 dalam Nuraeni, 2018).

Adapun berkaitan dengan perubahan sosial budaya, faktor pendidikan turut memberikan dampak terhadap perubahan sosial budaya masyarakat (Idris 2011:

220 dalam Nuraeni, 2018).

Menurut Dalyono (2005: 133) dalam Basrowi & Juariyah (2010), proses perubahan kondisi sosial budaya dapat melalui dua cara, antara lain secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, yaitu seperti dalam pergaulan sehari-hari baik dari keluarga, teman dan pekerjaan. Sedangkan, secara tidak langsung, yaitu melalui media masa baik cetak, audio maupun audio visual.

Secara umum, industrialisasi telah memberikan dampak baik bagi perkembangan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, dampak dapat diartikan sebagai sebuah perubahan yang terjadi akibat suatu aktivitas yang bersifat alamiah, baik kimia, fisik, maupun biologis (Soemarwoto, 1997: 38 dalam Sari & Rahayu, 2014). Dampak juga dapat didefinisikan sebagai sebuah perbedaan kondisi lingkungan antara dengan dan tanpa adanya proyek.

Dampak sendiri umumnya dapat bersifat positif maupun negatif (Sari & Rahayu, 2014).

(28)

2.2.1 Dampak Positif Industri

Dampak positif didefinisikan sebagai suatu pengaruh kuat yang menghasilkan/mendorong akibat yang bersifat baik atau maju. Dampak positif secara umum dapat dilihat berdasarkan perubahan yang dirasakan oleh masyarakat yang dipandang dapat memberikan keuntungan (Sari & Rahayu, 2014). Adapun dampak positif keberadaan industri, diantaranya sebagai berikut (IR Ridwan, 2010; Rahayuningsih, 2017):

a) Mengurangi pengangguran b) Membuka peluang usaha

c) Menambah penghasilan penduduk

d) Meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat e) Menghasilkan aneka barang

f) Mengurangi ketergantungan dengan Negara lain g) Memperbesar kegunaan bahan mentah

2.2.2 Dampak Negatif Industri

Dampak negatif diartikan sebagai suatu pengaruh kuat yang menghasilkan/mendorong akibat yang bersifat buruk atau negatif. Secara umum, dampak negatif dapat dilihat berdasarkan perubahan yang dirasakan oleh masyarakat, yang mana dinilai memberikan kerugian bagi manusia, makhluk hidup lainnya, maupun lingkungan. Pada sebagian besar negara maju, dampak negatif cenderung diperhatikan dan dipertimbangkan bila dibandingkan dengan dampak positif (Sari & Rahayu, 2014). Adapun dampak negatif keberadaan industri, diantaranya sebagai berikut (IR Ridwan, 2010; Rahayuningsih, 2017):

a) Terjadinya arus urbanisasi

b) Terjadinya pencemaran lingkungan c) Timbulnya sifat konsumerisme d) Lahan pertanian semakin kurang

e) Pergeseran nilai luhur budaya masyarakat setempat f) Terjadinya peralihan mata pencaharian

g) Terjadinya kemacetan lalu lintas h) Terjadinya kasus kriminal

(29)

2.3 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat 2.3.1 Konsep Kondisi Sosial Masyarakat

Menurut Kamus Bahasa Indonesia kondisi didefinisikan sebagai suatu keadaan atau situasi. Sedangkan kondisi sosial masyarakat diartikan sebagai keadaan masyarakat di suatu wilayah pada saat tertentu (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2000: 502 dalam Basrowi & Juariyah, 2010). Sehingga, kondisi sosial merupakan keadaan yang memiliki keterkaitan dengan keadaan atau situasi dalam masyarakat tertentu yang berhubungan dengan keadaan sosial. Menurut Dalyono (2005: 133) dalam Basrowi & Juariyah (2010), “Kondisi sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita”.

Salah satu faktor yang memberikan dampak terhadap kondisi sosial masyarakat adalah pendidikan (Ihsan, 2003: 10 dalam Basrowi & Juariyah, 2010).

Menurut Ihsan (2003: 10) dalam Basrowi & Juariyah (2010), “Kondisi masyarakat di mana memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber belajar di dalamnya akan memberikan dampak positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi muda”.

Berdasarkan pendapat Linton (2000: 42) dalam Basrowi & Juariyah (2010) bahwa kondisi sosial masyarakat dapat diukur dengan enam indikator, yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan (pekerja lepas, kontrak, dan tetap), prestise, keluarga atau kelompok rumah tangga (miskin & tidak miskin), dan keanggotaan dalam kelompok perserikatan (cara terbentuk, kualitas hubungan & kekuatan ikatan antar anggota, serta pencapaian tujuan).

Dari keenam indikator tersebut, hanya indikator umur dan kelamin yang tidak terpengaruh oleh proses pendidikan, sehingga tersisa empat indikator yang perlu diukur tingkat perbaikannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingginya manfaat sosial bagi masyarakat. Perbaikan dari sebagian produktivitas, kesehatan, makanan, kehidupan keluarga, kebudayaan, rekreasi, dan partisipasi merupakan bagian dari manfaat sosial bagi mayarakat (Basrowi & Juariyah, 2010).

Agar seseorang dapat memperoleh pendidikan yang baik, maka mereka perlu diarahkan agar tidak terpengaruh kondisi sosial bila tidak mendukung tercapainya pendidikan dengan baik. Mereka harus mengupayakan agar

(30)

lingkungan sosial di sekitar dapat dijadikan sebagai pendukung tercapainya pendidikan yang optimal. Adapun keluarga merupakan faktor utama dalam menentukan tingkat ketercapaian pendidikan seseorang (Basrowi & Juariyah, 2010).

Akan tetapi, pendidikan keluarga tidak semata-mata tergantung pada keluarga itu sendiri. Dengan demikian, suatu keluarga tertentu hidup berdampingan dengan keluarga-keluarga lain. Pengaruh keluarga lainya tidak dapat dikesampingkan, sebagaimana unsur-unsur lainya yang terdapat dalam masyarakat, yang secara keseluruhan dikenal sebagai kondisi sosial (Soekanto, 2002: 40 dalam Basrowi & Juariyah, 2010).

2.3.2 Konsep Kondisi Budaya Masyarakat

Budaya didefinisikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil buah budi manusia dalam kehidupan bermasyarakat (Koentjaraningrat, 1980 dalam Sihombing &Pongtuluran, 2013). Selain itu, Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa gagasan ataupun naluri manusia merupakan bahan dasar suatu tindakan. Tindakan dan hasil karya manusia sendiri adalah tolak ukur budaya manusia. Sementara konsep budaya adalah meliputi pikiran atau gagasan manusia (termasuk di dalamnya sikap, nilai-nilai, dan keyakinan), tindakan, dan hasil karya manusia (Sihombing & Pongtuluran, 2013). Dengan demikian, kondisi budaya dapat diartikan sebagai keadaan yang berkaitan dengan pikiran/gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.

Adapun makna budaya, yaitu sebagai sebuah konsep yang luas. Bagi kalangan sosiolog, budaya tercipta dari seluruh gagasan (ide), keyakinan, perilaku, dan produk yang dihasilkan secara bersama dan ditetapkannya cara hidup suatu kelompok. Budaya mencakup segala sesuatu yang dikreasi dan dimiliki manusia akibat adanya interaksi (Syawaludin, 2017: hlm 2). Definisi lain mengungkapkan bahwa budaya diartikan sebagai keseluruhan cara hidup dalam masyarakat, bukan hanya bagian dari apa yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan (Ralph dan Linton; Siregar, 2002 dalam Sari & Nugroho, 2018).

Selain itu, budaya dipandang sebagai keseluruhan sistem gagasan, emosi, perilaku, dan karya yang diciptakan manusia dalam kehidupan sosialnya dan bersifat unik melalui pembelajaran (Koentjaraningrat, 2014: 72 dalam Sari &

(31)

Nugroho, 2018). Menurut Syafruddin & Mariam (2010) dalam Mustar (2020:8- 11) budaya terdiri atas beberapa unsur, antara lain sebagai berikut:

a) Bahasa. Ronal Wardhaugh mengungkapkan bahasa suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi (Pateda, 2011:6 dalam Noermanzah, 2019). Bahasa juga dijelaskan oleh Chaer (2012:33) dalam Noermanzah (2019) sebagai sistem, berbentuk lambang, berbentuk bunyi, bersifat arbitrer, bermakna, konfensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, manusiawi, digunakan sebagi alat interaksi sosial, dan berfungsi sebagai identitas penuturnya.

b) Mata pencaharian, merupakan pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan.

Mata pencaharian diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia dalam memberdayakan potensi sumber daya alam (Londar dkk, 2016). Adapun beberapa klasifikasi mata pencaharian di Indonesia (Berpendidikan.com, 2021), diantaranya adalah pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan, perindustrian, pariwisata, transportasi dan jasa, serta perdagangan.

c) Organisasi Sosial, merupakan perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang mana berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk sosial, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai sendiri (Gendalasari, 2020).

d) Sistem religi Koentjaraningrat (1987) dalam Sutarto (2020), mengungkapkan bahwa religi sebagai bagian dari kebudayaan. Sistem religi digunakan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan dunia gaib; sesama manusia; serta manusia dengan lingkungannya yang dijiwai oleh suasana yang dirasakan sebagai suasana kekerabatan oleh yang menganutnya (Kurniadi dkk, 2020).

e) Sistem Pengetahuan. Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkorelasi dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena berisi pengetahuan manusia

(32)

tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.

Sebagai contoh banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup ketika mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai (Sumarto, 2019).

f) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi. Manusia selalu berupaya dalam mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tertentu. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang digunakan oleh suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana (Sumarto, 2019).

g) Kesenian. Perhatian ahli antropologi mengenai seni dimulai dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.

Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut mengkaji tentang benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan (Sumarto, 2019). Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengacu pada teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat (Sumarto, 2019). Sedangkan, dalam Mustar (2020:8- 11) diungkapkan bahwa kesenian terdiri atas seni rupa, seni suara, dan seni tari.

Menurut Featherstone dalam (Syawaludin, 2017: hlm 2), terdapat tiga konteks kebudayaan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan masyarakat dan tindakan bersama, antara lain sebagai berikut:

a) Produksi kebudayaan, kebudayaan diciptakan berdasarkan reaksi/tanggapan konsumen terhadap sesuatu. Sebagai contoh, bila konsumen semakin tertarik, maka akan menimbulkan budaya inovasi. Kebudayaan dalam masyarakat dinilai sebagai ciptaan manusia itu sendiri dan secara bertahap akan berkembang ke bidang lainnya.

b) Sosio genesis kebudayaan, kebudayaan akan terikat oleh lingkup atau daya jangkau yang mengelilinginya (boundary). Lingkup sosial dapat menghasilkan produk budaya yang lain, karena di antara unsur sosial budaya tersebut saling

(33)

berkaitan dan ketergantungan kepentingan. Kekuatan sosial ini adalah bentuk stimulin dan tanggapan terhadap simbol budaya yang mengarah pada tindakan sosial dan struktur sosial, yang disebabkan besarnya pengaruh terhadap outhenticity budaya.

c) Psicho genesis kebudayaan, diartikan bahwa kebudayaan dapat muncul atas dasar dorongan jiwa manusia. Oleh karena itu, muncul budaya lembut yang sarat dengan nilai dan perilaku spiritual. Budaya ini termasuk ke dalam tuntutan alamiah yang berasal dari naluri manusia itu sendiri.

Dengan kata lain, budaya sebenarnya bersifat sangat adaptif, artinya budaya harus berpegang pada konteks ruang dan waktu. Budaya disebut “ adaptif ”, disebabkan budaya bukan harga mati dan benda mati, tetapi budaya merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan tidak terbatas terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang. Budaya sesungguhnya proses dari refleksi pemikiran manusia yang bertindak dan berinteraksi dengan manusia lainnya.

Selain itu, budaya bersifat adaptif karena kebudayaan merupakan hasil belajar, bukan warisan biologis. Proses penerusan budaya dari generasi ke generasi selanjutnya disebut sebagai proses enkulturasi. Di samping itu, budaya dapat dikatakan sebagai kesatuan integrative, yang mana kebudayaan tidak berdiri sendiri, tetapi sebagai suatu rangkaian paket makna dan simbol. (Syawaludin, 2017: hlm 40-42).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Mohammad Mulyadi (2015), menghasilkan deskripsi tentang proses perubahan yang merupakan dampak dari adanya industrialisasi di Kecamatan Tamalate, kota Makassar. Perubahan tersebut dapat menuju ke arah kemajuan dimana dapat menguntungkan serta meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Namun, tidak menutup kemungkinan perubahan dapat berupa kemunduran dimana dapat merugikan kehidupan sosial masyarakat yang biasanya tidak dikehendaki. Kesemua perubahan-perubahan tersebut membawa dampak yang berbeda-beda bagi kehidupan masyarakat.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Nurul Maghfiroh dan Agus Supridjono (2000) diketahui bahwa sebelum adanya industri PT Petrokimia Gresik masyarakat Gresik hidup dengan berbagai tradisi dan budaya yang

(34)

memuat nilai-nilai keagamaan sebagaimana ciri dari masyarakat agraris tradisional, akan tetapi keberadaan industri menyebabkan adanya perubahan- perubahan dalam kehidupan yang multilineal bagi masyarakat Gresik.

Selain dalam hal keagamaan, penelitian yang dilakukan Mukarramah (2017), menunjukkan bahwa dampak keberadaan Industri PT. Semen Tonasa di Desa Biring Ere membawa dampak positif yaitu meningkatnya tingkat pendidikan dan bangunan-bangunan fasilitas umum yang ada di Desa Biring Ere seperti sekolah dan kesehatan. Di samping itu juga terdapat dampak negatif yang ditumbalkan oleh indutri yaitu terjadinya pencemaran lingkungan seperti Polusi udara dan limbah.

Dampak positif dalam bidang pendidikan juga dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elva Yuliansi, Mohammad Ichwan, dan Ahmad Syatir (2016), yang menunjukkan bahwa industri di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Bumi Roviga Palu memberikan dampak positif terhadap peningkatan keadaan sosial yang ditandai oleh akses anak pekerja industri pada pendidikan formal semakin meningkat.

Selain dalam bidang pendidikan, Hermawati (2018) juga melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa kehadiran industri dengan berbagai aktivitasnya memberikan dampak bagi keluarga yang merupakan salah satu unsur dari sosial budaya. Perubahan tersebut dapat bersifat positif dan negatif yang dilihat dalam beberapa hal, yaitu perubahan peran suami istri, perubahan bentuk keluarga, perubahan pengambilan keputusan keluarga, dan juga perubahan proses sosialisasi anggota keluarga.

Selain dalam hal keluarga, penelitian yang dilakukan Dika Yudit Azzabra, Raebel Rodearni, dan Laura Stephany (2022) menunjukkan adanya dampak pada masyarakat akibat keberadaan Industri PTPN 7 Unit Kedaton yang merupakan satu-satunya industri pengelolah hasil kebun karet yang ada di Desa Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang. Kabupaten Lampung Selatan. Dampak yang ditimbulkan yaitu terjadinya perubahan pada lingkungan sosial masyarakat sekitar dan perubahan mata pencaharian.

Penelitian yang dilakukan oleh Akda Zahrotul Wathoni, Annisa Indah Pratiwi, Muhamad Sayuti, dan Neni Triana (2021), menunjukkan bahwa adanya

(35)

industrialisasi yang cukup besar di Desa wanajaya menimbulkan dampak kepada masyarakat sekitar. Salah satu dampak positif yang paling terlihat dari industrialisasi yaitu terciptanya peluang lapangan kerja yang tinggi. Hanya saja masyarakat harus mampu menghadapi persaingan mendapatkan pekerjaan tersebut, Beberapa permasalah yang timbul di Desa Wanajaya yaitu tentang ketercapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) yang menyangkut masalah ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan kesehatan. Banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai buruh mengindikasikan bahwa adanya keterbelakangan ekonomi, selain itu faktor lain yang mungkin menjadi penyebab adalah tidak mampu menghadapi persaingan mendapatkan pekerjaan dalam dunia industri.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Saluki (2013), diketahui bahwa setelah tumbuhnya industri besar menengah di Desa Tirtomartani, mata pencaharian penduduk semakin beragam dan tingkat pendapatan penduduk kian meningkat. Penduduk tidak lagi hanya memperoleh penghasilan dari pertanian, karena banyak yang tenaga kerja di sektor industri atau membuka usaha jasa dan perdagangan baik yang terkait secara langsung maupun tak langsung dengan sektor industri. Berkembangnya industri besar menengah di Desa Tirtomartani secara tidak langsung juga memberi kontribusi yang besar bagi pendapatan daerah melalui pajak daerah yang digunakan untuk pembangunan fasilitas publik sehingga dapat memberi kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Seiring perkembangan industri besar menengah jumlah pendatang yang berada di kawasan industri terus bertambah. Masalah lain muncul ketika penduduk asli harus bersaing dengan pendatang dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga kadang terjadi kecemburuan sosial. Sejak masuknya industri besar menengah tingkat kerawanan semakin meningkat karena gangguan keamanan dan tindak kriminalitas.

Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dipimpin oleh Hj.

Noneng Masitoh , Ir.,MM (2015), yang diketahui bahwa industri penambangan pasir di Galunggung memberikan dampak terhadap aspek sosial berupa konflik yang intensitasnya saat ini berkurang karena adanya upaya pemerintah daerah yang telah memperbaiki fasilitas infrastruktur seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Sedangkan dampak terhadap aspek budaya terlihat dari terjadinya

(36)

perubahan cara hidup masyarakat dari bertani/berusaha di bidang perikanan menjadi buruh tambang karena lahan sawah disewakan atau dijual kepada perusahaan penambang.

Mhd Dian Safei (2010) juga melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perubahan sosial pada masyarakat desa Lalang, kecamatan Medang Deras, kabupaten Batu Bara yang menjadi dampak dari adanya PT Inalum. Perubahan tersebut terlihat dari terjadinya penurunan penduduk lokal yang bekerja di bidang pertanian (petani dan nelayan). Sedangkan yang bekerja di luar bidang pertanian mengalami kenaikan. Dari mereka yang telah berubah pekerjaan tersebut, kebanyakan mereka terserap pada pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi PT Inalum. Namun ada pula yang beralih ke bidang perdagangan maupun usaha jasa. Alasan mengapa mereka berganti pekerjaan, kebanyakan mengatakan karena adanya kesempatan kerja baru yang cukup menguntungkan.

Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Muhammad Idul Launuru (2016), yang menunjukkan bahwa dampak positif sosial budaya akibat adanya Industri Tambang Tembaga adalah berkurangnya jumlah pengangguran dan menambah penghasilan masyarakat. Namun dampak negatif yang timbul adalah terjadinya kerusakan lingkungan didaerah pertambangan, akibat para penambang menabang pohon sembarangan, dan membuang hasil bungannya tampa memikirkan seberapa besar dampak banjir dari hasil ulang tangan para penambang itu sendiri.

Namun dampak negatif tersebut dapat diatasi dengan adanya program tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Murni, Jamal Amin, dan Nur Fitriyah (2015), adanya Industri yang membawa program tanggung jawab sosial industri atau CSR, memiliki dampak yang mendorong peningkatan pembangunan desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu yang berfokus pada pembangunan infrastruktur, pembangunan masyarakat dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia, dan kesejahteraan masyarakat.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Yunia Rahayuningsih (2017), menunjukkan bahwa Perubahan pembangunan yang pesat akibat industri selain akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga akan berdampak

(37)

langsung pada kehidupan sosial budaya masyarakat setempat. Seperti dua sisi mata uang logam yang berbeda, memiliki dampak positif dan negatif tertentu bagi masyarakat sekitar. Dampak positif kawasan industri diantaranya mengurangi adalah pengangguran, terbuka peluang usaha, kesempatan kerja, dan peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan antara lain lingkungan tercemar, kemacetan lalu lintas, terjadinya kasus-kasus kriminal, menimbulkan kesenjangan, masyarakat bergaya konsumtif, dan pergeseran nilai-nilai luhur budaya masyarakat setempat.

Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeni Nuraeni (2018), yang diketahui bahwa perkembangan industri nikel membawa beberapa dampak negatif diantaranya adalah budaya hidup konsumtif, kurangnya motivasi untuk mengembangkan usaha, kecenderungan masyarakat ingin mendapatkan sesuatu secara instan dan mudah. Peran pemerintah sangat penting untuk dapat meningkatkan motivasi dan melakukan pembinaan terhadap masyarakat untuk menumbuhkan keinginan berkompetensi dan meningkatkan keahlian agar dapat memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik dan dapat menangkap peluang dalam pengembangan usaha.

Selain itu, dari penelitian yang dilakukan Syiafaul Qulub (2012) juga menjelaskan bahwa pembangunan dan perkembangan industri menyebabkan perubahan sosial budaya yaitu tergerusnya budaya santri di masyarakat khususnya kalangan santri di Gresik.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, dan Ratna Dewi (2017), menunjukkan bahwa pola kehidupan masyarakat Desa Bunihayu sebelum adanya industri terlihat harmonis, masyarakat hidup rukun, dan mengemban sikap tolong-menolong. Namun setelah berdirinya industri terjadi perubahan pola kehidupan masyarakat terutama dalam hal budaya gotong royong yang semakin memudar.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Siti Adawiyah Nurkomala (2018), menunjukkan bahwa meski keberadaan industri PT. Aqua Golden Missisippi Mekarsari di Desa Mekarsari memiliki dampak negatif yang menghawatirkan, tak lantas membuat masyarakat memilih agar Aqua golden Mississippi pergi dari Desa Mekarsari. Pihak Pabrik Aqua Golden Mississippi Mekarsari dengan bagian

(38)

CSRnya selalu memperbaiki dan menambah inovasi terhadap kesejahteraan masyarakatnya dengan cara memberikan kontribusi-kontribusi yang cukup stabil.

Kontribusi tersebut ada yang langsung dirasakan masyarakat dan adapula yang berjangka waktu.

Kontribusi pabrik Aqua terhadap masyarakat Desa Mekarsari yang dirasakan langsung misalnya pengobatan gratis di dalam aspek kesehatan, tentu saja secara langsung masyarakat ikut merasakan manfaatnya, dan untuk kontribusi yang tidak langsung di rasakan masyarakat, seperti halnya penanaman pohon yang akan meresap air lebih banyak ke dalam tanah tentu tidak langsung di rasakan namun dengan waktu yang berkala, hasilnya akan dirasakan di kemudian hari dan bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Santi dan Ayip Misdi, M.Pd (2021), diketahui bahwa kehadiran industri kereta api belum membawa dampak positif bagi masyarakat dalam hal ketenagakerjaan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tenaga kerja diambil dari luar dan hanya sedikit menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa Ketapang. Namun dampak sosial yang ditimbulkan adalah sistem kekerabatan baik individu maupun kelompok antara kedua desa yang bertetangga menjadi saling terbuka dan tidak saling bermusuhan lagi karena pertemuan mereka dalam pekerjaan di Industri kereta api.

Beberapa penelitian tersebut menjadi dasar bahwa keberadaan industri baru memiliki dampak bagi masyarakat sekitar dalam bidang sosial budaya, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dari adanya PT Pungkook Indonesia One terhadap masyarakat di desa Tanjungrejo, Kabupaten Grobogan dalam bidang sosial budaya.

(39)

27

tesa Teori tesa teori didefinisikan sebagai uraian secara singkat teori-teori yang digunakan agar dapat memperkuat penelitian ini dan relevan penelitian ini. Adapun berikut merupakan tabel uraian singkat dari dari teori-teori yang tersedia, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.1 Sintesa Teori SubstansiUraian TeoriSumber Industri Industri adalahseluruhbentuk kegiatanekonomi yang mengolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk jasa industri

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 Pasal 1 Tentang Perindustrian dalam Zulaeha & Suwardi (2020) Industri sebagai suatu sistemdapat diklasifikasikankedalam beberapa unsur, yaitu unsur fisik (kondisi, peralatan, bahan baku, dan sumber energi) dan unsur perilaku manusia (ketersediaan tenaga kerja, keterampilan, tradisi, transportasi komunikasi, keadaan pasar, dan politik)

Sari & Rahayu (2014) Industrialisasiberdampakyang besar padasistemdan struktur sosial.Proses industrialisasisendiri memberiperubahanterhadap pola hubungan kerja tradisional menjadi modern rasional

Nuraeni (2018)

(40)

28

Faktor yang mempengaruhikeberadaanindustri, yaitumencakup faktor ekonomi, historis, manusia, politis, dan geografis Hadari (2014) dalam Defriza, dkk (2022) 2Dampak Industri Industri berdampakterhadap perubahan tatanankehidupanakibat perkembanganilmu pengetahuan, teknologi,komunikasi, kemampuan, dan keinginan masyarakat

Nuraeni (2018) Dampak keberadaan industri terhadap masyarakat berupa nilai-nilai, pengaruhfisik terhadap masyarakat serta usaha industrial interset group dalammempengaruhimasyarakat.Selainitu,pendidikan berperansebagai bagiandarisosial budaya turut berpengaruh terhadap perubahan sosial budaya dan ekonomi masyarakat.

Nuraeni (2018) 1.1Dampak positif keberadaanindustry, yaitu mengurangi pengangguran;membukapeluang usaha; menambahpenghasilan penduduk; meningkatkankualitas kesejahteraanmasyarakat; menghasilkananekabarang; Mengurangi ketergantungan dengan negara lain; nemperbesar kegunaan bahan mentah; serta menambah devisa Negara IR Ridwan (2010) dan Rahayuningsih (2017)

(41)

29

Dampaknegatif keberadaan industry, yaitu terjadinyaarus urbanisasi; terjadinya pencemaranlingkungan; timbulnya sifat konsumerisme;lahanpertaniansemakin kurang; pergeserannilai luhurbudaya masyarakat setempat;terjadinyaperalihanmata pencaharian; terjadinya kemacetanlalu lintas; terjadinya kasus criminal; serta timbulnya kesenjangan masyarakat

IR Ridwan (2010) dan Rahayuningsih (2017) Kondisi Sosial Budaya

Kondisi sosial merupakankeadaanyang memiliki keterkaitan dengan keadaan atau situasidalammasyarakattertentu yang berhubungan dengan keadaan sosial

Basrowi & Juariyah (2010) Kondisi sosial masyarakat dapat diukurdenganempat indikator, yaitu pekerjaan, prestise, keluarga atau kelompok rumah tangga, dan keanggotaan dalam kelompok perserikatan

Basrowi & Juariyah (2010) Konsep budaya meliputi pikiran atau gagasan manusia (termasuk di dalamnya sikap,nilai-nilai,dankeyakinan),tindakan, danhasil karya manusia

Sihombing & Pongtuluran (2013) Budaya terdiri atas beberapa unsur, yaitu bahasa, mata pencaharian, organisasisocial,systemreligi,systempemerintahan, system peralatan ekonomi, dan kesenian

Mustar (2020:8-11) Dampak Industri terhadap Sosial

Dampak dikenal sebagai suatu benturanantaraduakepentingan, yaitu kepentinganpembangunanproyek danusaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik atau perubahan yang terjadi sebagai

Marizka & Faidati (2020)

(42)

30

Budayaakibat dari keberadaan aktivitas tertentu Dampak dapat bersifat biofisik, sosial, ekonomi dan budaya yang berpengaruh terhadap target dan tujuan yang ingin dicapai

Nuraeni (2018) Dalam bidang sosial, industrialisasi akan menyebabkan perubahan struktursosial.Sedangkan, berdasarkanbidangbudaya, industrialisasiakanmenghasilkanperubahannilai-nilai danpola gaya hidup (life style pattern) masyarakat yang amat berarti

Nuraeni (2018) ber: Peneliti, 2022

(43)

2.6 Perumusan Variabel

Tabel 2.2 Rumusan Variabel

No Sasaran Variabel Indikator

1 Teridentifikasinya dampak positif yang ditimbulkan dari adanya Pt.Pungkook Indonesia One, di Kelurahan Tanjungrejo, Kabupaten Grobogan

 Sumber Pendapatan

 Tingkat intelektualitas

 Meningkatnya peluang pekerjaan

 Pergeseran profesi dari bertani menjadi membuka usaha

 Meningkatnya jumlah pendapatan

 Kemampuan memenuhi kebutuihan hidup

 Meningkatnya pendidikan formal

 Menurunnya angka buta huruf

 Perubahan pola pikir

 Perubahan cara pengambilan keputusan 2. Teridentifikasinya dampak

negatif yang ditimbulkan dari adanya Pt.Pungkook Indonesia One, di Kelurahan Tanjungrejo, Kabupaten Grobogan

 Interaksi Masyarakat

 Perubahan pola perilaku

 Pudarnya gotong royong

 Menurutnnya kepedualian antar warga masyarakat

 Berkurangnya waktu berkumpul

 Antusisasme mengikuti kegiatan masyarakat semakin menurun

 Timbulnya konsumerisme

 Timbulnya

kecemburuan sosial

 Pudarnya nilai agama

 Meningkatnya angka kriminalitas

Sumber: penelitian,2022

(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Tanjungrejo.

Kaupaten Grobogan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah Kecamatan sebanyak 19 dan 280 desa/kelurahan. Salah satu Kecamatan di Kabupaten Grobogan yakni Kecamatan Wirosari yang terletak dibagian timur Kabupaten Grobogan ini memiliki jumlah kelurahan sebanyak 14 yang termasuk salah satunya adalah Kelurahan Tanjungrejo. Secara administratif Kelurahan Tanjungrejo memiliki Luas 2.013 Ha dengan jumlah dusun sebanyak 6 dusun yang terbagi menjadi 6 RW yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1Jumlah RT Kelurahan Tanjungrejo No Wilayah Jumlah

RT

1 RW 01 4

2 RW 02 4

3 RW 03 4

4 RW 04 4

5 RW 05 4

6 RW 06 4

Jumlah 24

Sumber: Kelurahan Tanjungrejo, 2022

Berikut adalah batasan-batasan Wilayah Kelurahan Tanjungrejo:

a. Sebelah Utara : Kelurahan Sambirejo

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Gedangan - Tambakselo c. Sebelah Barat : Kelurahan Tambahrejo

d. Sebelah Timur : Kecamatan Kunden

Kelurahan Tanjugrejo merupakan Kelurahan yang berada di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Di Kelurahan Tanjungrejo terdapat industri tekstil besar yang menjadi salah satu faktor peningkatan ekonomi yang berdampak pada masyarakat khususnya masyarakat Tanjungrejo dan masyarakat luar Kelurahan Tanjungrejo.

(45)

Adanya PT.Pungkook tidak hanya berdampak pada perubahan ekonominya saja, tetapi juga memberi dampak positif dan negatif terhadap perubahan sosial budaya masyarakat, dimana dampak positif yang di akibatkan adanya PT.Pungkook adalah perubahan gaya hidup masyarakat sebelum dan sesudah adanya PT.Pungkook, perubahan pola pikir masyarakat, dan adapun dampak negatifnya sendiri adalah meningkatnya keraimaian, meningkatnya kemacetan, dan juga muali pudarnya budaya dan gotong royong pada masyarakat khususnya di Kelurahan Tanjungrejo.

(46)

34

r: Olah Peneliti, 2022Gambar 3.1Peta Administrasi Kelurahan Tanjungrejo

(47)

3.2 Tata Gunalahan

Berdasarkan pengunaan lahannya di Kecamatan WIrosariterdiri dari jenis penggunaan sawah, dan tanah bukan sawah. Yang di manfaatkan untuk bangunan/pekarangan, tegalan/kebun dan tanah lainnya. Hasil dari laporan Desa di peroleh data mengenai luas lahan keadaan akhir tahun 2019 untuk Kecamatan Wirosari seluruhnya seluas 15.430,41 Ha yang terdiri dari:

 Tanah Sawah : 4.111 Hektar

 Lahan tanah kering :11.319 Hektar

Tabel 3.2 Jenis Tanah Kelurahan Tanjungrejo

Sumber: Kecamatan Wirosari Dalam Angka,2020

Sumber: Kecamatan Wirosari Dalam Angka, 2022

Gambar 3.2 Jenis Tanah Menurut Penggunaanya.

Menurut jenis tanah menurut penggunaannya di Kelurahan Tanjungrejo paling banyak merupakan lahan kering dan juga lahan sawah yang pada saat ini lahan sawah yang berada di Kelurahan Tanjungrejo sudah mengalami perubahan, dimana berdiri pabrik tekstil milik investor asal korea, dan adanya hal tersebut mempengaruhi lahan yang berada di sekitar pabrik banyak bangunan baru yang berdiri dan membentuk sektor perekonomia baru, dimana masyarakat banyak

20%

55%

16% 9%

Jenis Tanah

Lahan Sawah Lahan Tanah Kering Tegalan/kebun Pekarangan

Jenis Tanah

Tanah Sawah 315 Tanah Kering 319

Gambar

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Gambar 1.2 Posisi Peneliti Perencanaan Wilayah Dan Kota
Tabel 2.2 Rumusan Variabel
Tabel 3.1Jumlah RT Kelurahan Tanjungrejo  No  Wilayah  Jumlah
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kerangka Pikir Penelitian Dampak Ketidaksesuaian Lokasi Pasar Tradisional Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Kelurahan Teluk Betung, Kecamatan Teluk Betung Selatan

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH SUKAJAYA TERHADAP KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT 'SERTA ASPEK SOSIAL· EKONOMI.. (Studi Kasus TPA Sampah Sukajaya Kecamatan

Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan deskriptif bagaimana dampak pembangunan Wisata Bahari Lamongan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.. Metode

Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dampak modal sosial terhadap integrasi masyarakat Kelurahan Cigugur di Kabupaten Kuningan.. Pendekatan ini menggunakan

kegiatan pertambangan batubara ini tentu saja menimbulkan persepsi masyarakat terhadap dampak kegiatan pertambangan tersebut pada kondisi sosial, ekonomi dan fisik dimana pada

Karena itu, peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang “Dampak Jejaring Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Eceran di Kelurahan Padang Bulan, Kota

DEVA PRATHIWI, Dampak Pembangunan Jalan Tol Kapal Betung Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi di Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Kertapati Kota

“Analisis Dampak Perkembangan Sektor Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Objek Wisata Jawa Timur Park II dan BNS”.. Jurnal Ilmiah Mahasiswa