LAPORAN ANALISIS KASUS
ANAK DENGAN ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISOERDER) Oleh :
Putri Nurgis Alita 201301214
Dosen pengampu:
Rahma Fauzia, M.Psi., Psikolog
Fakultas psikologi Univerisitas sumatera utara
2022
A. Gambaran kasus dan latar belakang masalah
LH merupakan seorang anak yang masih berada disekolah dasar. Sejak kecil LH sudah memiliki kesulitan untuk mengontrol perilakunya. Hal ini terus berlangsung hingga LH berada di sekolah dasar, LH menunjukkan perilaku hyperactive seperti tidak bisa duduk dengan diam, tidak mau untuk melakukan instruksi yang diberikan guru, orang tua, dan shadow teacher. Ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas LH tidak bisa duduk diam bahkan untuk satu menit, LH akan berlari-lari mengeliling kelas, mengangkat kursi yang Ia duduki, memain-mainkan pensil hingga patah, pergi ke meja temannya untuk mengganggu, mencubit, memukul dan mencoret-coret meja temannya. LH bahkan sering berlari keluar kelas pergi ke perpustaan dan keruang guru, di ruang guru LH sering meminum dan memakan apapun yang ada diruang guru
Selain perilaku hyperactive yang ditunjukkan, LH juga menunjukan attention deficit. LH tidak bisa focus pada pembelajaran bahkan ketika guru sedang menjelaskan didepan. LH tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru secara mandiri dan sering menghindari untuk mengerjakan tugas, LH sering berjalan menuju meja guru dan mengajak guru berbicara sehingga hal ini berdampak pada akademik LH yang cenderung rendah. Oleh karena itu, disekolah LH didampingi oleh shadow teacher dan menjalani terapi 3 kali seminggu.
ADHD terjadi sebanyak 5% pada anak-anak, ADHD adalah salah satu gangguan neurodevelopmental disorder. Untuk menyatakan seorang anak ADHD memerlukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi dan juga anak ADHD memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis kasus LH yang didiagnosis mengalami ADHD.
B. Tinjaun pustaka 1. Pengertian ADHD
Menurut taylor (1992) ADHD atau attention deficit hyperactivity disoerder adalah perilaku yang tidak mau diam hal ini juga mengacu kepada ketidakmapuan untuk mengendalikan dirinya, cenderung untuk mengambil keputusan tanpa memikirkan akibatnya sehingga sering mendapatkan hukuman karena hal tersebut, tidak menaruh perhatian dan impulsive atau semaunya sendiri.
Menurut DSM IV-TR anak dengan ADHD ditandai dengan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian serta sangat mudah untuk teralihkan perhatiannya dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. Rentang focus terhadap sesuatu hal sangat singkat jika dibandingkan dengan anak lainnya yang memiliki usia yang sama.
2. Kriteria ADHD
Menurut DSM V untuk mendiagnosis seseorang itu mengalami ADHD ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain yaitu:
a. Pola kurang perhatian dan/atau hiperaktivitas-impulsif yang menganggu perkembangan, yang ditandai dengan:
1. Inattention: enam atau lebih gejala telah berlangsung dalam kurun waktu setidaknya 6 bulan hingga tingkat yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya dan mengakibatkan gangguan pada social dan akademik
Catatan: untuk remaja dan orang dewasa (17 tahun keatas) dibutuhkan setidaknya 5 gejala terpenuhi
- Sering gagal dalam memberi perhatian pada detail dan sering membuat kesalahan terhadap tugas sekolah yang diberikan atau pada tempat kerja atau Selama aktivitas lain
- Mengalami kesulitan untuk mempertahan perhatian terhadap suatu kegiatan, tugas, maupun ketika bermain.
- Sering tidak memperhatikan atau tidak focus ketika diajak berbicara.
- Sering tidak mengikuti instruksi sehingga gagal dalam mengerjakan tugas sekolah maupun pekerjaan.
- Sering kali kesulitan atau gagal dalam mengatur tugas secara berurutan.
- Sering menghindari atau tidak suka untuk mengerjakan tugas- tugas yang membutuhkan upaya mental yang berkelanjutan.
- Sering kehilangan barang-barang yang penting untuk sekolah maupun barang-barang yang diperlukan untuk pekerjaan.
- Mudah terganggu dengan rangsangan asing (untuk late adulthood dan orang dewasa termasuk pikiran yang tidak berhubungan).
- sering lupa dalam aktivitas sehari-hari.
2. Hyperactivity and impulsivity: enam atau lebh gejala telah berlangsung selama 6 bulan sampai tingkat yang tidak sesuai dengan perkembangan dan akan berdampak negative terhadap aktivitas social dan akademik.
- Sering gelisah, mengetuk-ngetuk tangan di meja, menghentak- hentakkan kaki dikursi atau menggeliat di kursi.
- Sering meninggalkan tempat duduk pada situasi yang diharuskan untuk duduk, misalnya meninggalkan tempatnya ketika mendengar penjelasan guru, di kantor atau tempat kerja lain.
- Sering berlari dan memanjat dalam situasi yang tidak tepat.
- Seringkali tidak bisa bermain dalam permainan atau aktivitas santai dan tenang.
- Sering diperjalanan seakan-akan digerakkan oleh motor (misalnya tidak dapat duduk diam pada saat direstoran, rapat;
yang lainnya mungkin mengalami gelisah atau sulit mengikuti) - Sering berbicara berlebihan.
- Sering melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai (misalnya memotong kalimat orang; tidak bisa menunggu gilaran ketika berbicara.)
- Sering kesulitan untuk menunggu gilarannya (misalnya ketika sedang mengantri),
- Sering menyela atau mengganggu oranglain.
b. Beberapa gejala inattention dan hyperactive-impulsive muncul sebelum usia 12 tahun.
c. Beberapa gejala inattention dan hyperactive-impulsive muncul dalam dua atau lebih pengaturan (misalnya, dirumah, di sekolah, atau bekerja; dengan teman, atau kerabat; dalam kegiatan lain.).
d. Ada bukti yang jelas bahwa gejala mengganggu fungsi sosal, akademik, dan pekerjaan.
e. Gejala tidak secara eksklusif terjadi pada schizophrenia atau gangguan psikotik lainnya dan tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan mental lainnya.
3. Dampak ADHD
Saputro (2009) berpendapat bahwa anak dengan ADHD menunjukkan prestasi yang buruk bahkan pada tingkat prestasi yang rendah sekalipun dan juga menunjukkan psikomotor yang buruk, hal ini karena koordinasi yang buruk, respon emosi, keterampilan belajar, dan keterampilan dalam bergaul. Hal ini sejalan dengan barkley (1990) yang menyatakan bahwa anak ADHD cenderung mendapatkan prestasi yang rendah dibidang akademik.
C. Pembahasan
Dari kasus dapat kita lihat bahwa LH sudah mengalami kesulitan dalam mengontrol perilaku sejak saat kecil. LH tidak mau duduk diam, cenderung berlari- lari dan tidak mau mengikuti instruksi atau perkataan dari orangtuanya, guru, dan shadow teacher hal ini sejalan dengan ADHD yang dikemukan oleh taylor (1992) bahwa ADHD atau attention deficit hyperactivity disoerder adalah perilaku yang tidak mau diam hal ini juga mengacu kepada ketidakmapuan untuk mengendalikan dirinya, cenderung untuk mengambil keputusan tanpa memikirkan akibatnya sehingga sering mendapatkan hukuman karena hal tersebut, tidak menaruh perhatian dan impulsive atau semaunya sendiri. Perilaku lain juga bisa kita lihat bahwa LH cenderung mengambil keputusan dan tidak memikirkan akibatnya seperti berlari-lari dikelas ketika guru menjelaskan, pergi ke meja teman untuk mengganggu dan mencubit teman.
Dari kasus dapat dilihat bahwa LH sudah mengalami kesulitan dalam mengontrol perilaku sejak saat kecil dan hal ini berlangsung hingga sekolah dasar.
Perilaki inattention yang ditunjukkan oleh LH adalah tidak memperhatikan ketika
guru menjelaskan di depan kelas, tidak mampu untuk mengerjakan tugas secara mandiri dan cenderung untuk menghindari mengerjakan tugas, berjalan kemeja guru dan mengajak guru berbicara pada saat guru sedang menjelaskan didepan kelas.
Menurut DSM V kriteria A1 yaitu inattention setidaknya harus ada 5 gejala yang terpenuhi dan berlansung selama 6 bulan. Oleh karena itu kriteria A1 bagian inattention tidak terpenuhi dari gambaran kasus karena gejala yang ditunjukkan hanya 4 walaupun gejala sudah berlangsung selama lebih dari 6 bulan.
Untuk kriteria A2 pada DSM 5 sudah terpenuhi pada LH yang mana gejala telah terjadi lebih dari enam bulan dan LH menunjukkan 6 gejala terpenuhi. Enam gejala ang terpenuhi yaitu sering menghentak-hentakkan kaki ketika guru sedang menjelaskan, sering meninggalkan tempat duduk untuk berlari-lari dikelas ketika guru sedang menjelaskan, sering berlari-lari keluar dan pergi ke perpustakaan atau ruang gutu dan memakan dan meminum apapu yang ada diruang guru, sering mengganggu oranglain dengan mencoret-coret tugas temannya dan mencubit temannya, sering tidak bisa santai saat guru menjelaskan didepan kela, LH akan menyela guru ketika sedang menjelaskan dengan berjalan ke meja guru dan mengajak guru untuk berbicara.
Dampak yang dinyatakan oleh Saputro (2009) bahwa anak dengan ADHD menunjukkan prestasi yang buruk bahkan pada tingkat prestasi yang rendah sekalipun dan juga menunjukkan psikomotor yang buruk, hal ini karena koordinasi yang buruk, respon emosi, keterampilan belajar, dan keterampilan dalam bergaul dan barkley (1990) yang menyatakan bahwa anak ADHD cenderung mendapatkan prestasi yang rendah dibidang akademik. Hal ini juga terjadi pada LH, LH mendapatka prestasi yang rendah dan bermasalah pada akademiknya. Oleh karena itu, Lh mendapatkan shadow teacher untuk membantunya dan mendapatkan terapi 3 kali seminggu.