Bahwa PENGGUGAT PENGAKUAN dan TERGUGAT RICOPENSI adalah suami istri yang telah menikah pada tanggal 30 Agustus 1999, sebagaimana tercatat dalam Petikan Akta Nikah Nomor : 409/99/VIII/99 dihadapan Kantor Pencatatan Nikah Kantor Agama. Kabupaten Jekulostri. , Provinsi Jawa Tengah. Bahwa fakta hukum yang menjadi penyebab terjadinya pertengkaran/pertengkaran tersebut bukan berasal dari TERPONDEN PENGGUGAT yang tidak mau mensyukuri penghidupan TERPONDEN yang tergugat, melainkan berasal dari TERPONDEN sendiri yang bersifat egois, mementingkan diri sendiri dan tidak pernah ada. telah berada dekat dengan anak-anaknya, apalagi merawat ibu kandungnya yang kini sudah lanjut usia, sehingga TERGUGAT YANG MENGRESPENDEN sangat berambisi dan berkeinginan untuk menceraikan PENGGUGAT YANG MENGRESPENDEN. Bahwa selain terbukti, RESPONDEN sangat egois, tidak pernah dekat dengan anak-anak, egois, dan sebagai istri RESPONDEN tidak pernah mengetahui berapa sebenarnya gaji yang diterimanya selama bekerja, hingga ia akhirnya dipensiunkan oleh perusahaan, PENGGUGAT Halaman 6 dari 41 halaman Putusan no. 1148/Pdt.G/2023/PA.Dmk.
satu juta lima ratus ribu rupiah) per bulan dari RESPONDEN PENERIMAAN masih belum cukup, karena ada biaya belajar anak yang di luar anggaran, namun PEMOHON PENERIMAAN tetap menerima hal tersebut, karena RESPONDEN REKONPENSASI tidak mau mengetahui jika ada cukup atau tidak cukup untuk memenuhi anggaran sebesar Rp. Bahwa akibat dari keputusan PENGGUGAT SALAH yang bersikeras untuk bercerai dengan PENGGUGAT SALAH, maka hubungan anak-anak PENGGUGAT SALAH dengan PENGGUGAT SALAH sebagai ayah mereka memburuk, dan hubungan anak-anak tersebut dengan PENGGUGAT SALAH menjadi semakin renggang dan terjadilah perceraian. tidak ada komunikasi timbal balik. Padahal TERGUGAT REKONPENSI terbukti sangat egois, tidak pernah dekat dengan anak-anaknya dan egois, namun ternyata TERGUGAT REKONPENSI tidak memberikan contoh ayah yang baik sebagai teladan bagi anak-anaknya, sehingga REKONPENSI Penggugat diberikan hak asuh atas anak-anak tersebut.
PENGGUGAT PENGAKUAN meminta agar TERGUGAT PEMBELIAN KEMBALI disuruh membayar tunai sebelum janji cerai diucapkan. Bahwa dari hal-hal yang telah diuraikan di atas oleh PENGGUGAT PEMBELIAN KEMBALI, dan oleh karena TERGUGAT PEMBELIAN KEMBALI menghendaki perceraian, maka TERGUGAT PEMBELIAN KEMBALI wajib mentaati hal-hal berikut ini kepada PENGGUGAT PEMBELIAN KEMBALI. Dalam ketentuan Pasal 105 huruf c Kompilasi Hukum Islam (KHI) ditegaskan bahwa: “Jika terjadi perceraian maka biaya nafkahnya ditanggung oleh ayah”, sehingga cukup wajar untuk PEMBAYARAN. . PENGGUGAT meminta apabila terjadi perceraian antara PENGGUGAT KOMPENSASI dengan TERGUGAT KOMPENSASI. Biaya nafkah anak yang terdiri atas nafkah anak dan biaya pendidikan anak tersebut harus ditanggung oleh TERGUGAT KOMPENSASI selaku bapaknya.
Bahwa karena RESPONDEN PENGAKUAN mempunyai kemampuan finansial, maka wajar jika terjadi perceraian antara TERGUGAT dan TERGUGAT, maka RESPONDEN PENGAKUAN disuruh membayar: Biaya hidup 2 (dua) orang anak, yang harus dibayar tunai dan sekaligus sebelum RESPONDEN PENGAKUAN melakukan Talak Gadai, yaitu.
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dalam Rekonvensi
Bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonvensi adalah sebagaimana tersebut di atas; Bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatan, penggugat telah mengajukan bukti-bukti tertulis dan saksi-saksi yang akan dibahas di bawah ini; Mengingat penggugat menuntut hak asuh atas nama -, pt. 23 tahun 6 bulan dan -, saat ini 19 tahun 6 bulan, berdasarkan gugatan penggugat, tergugat berkeberatan jika hak asuh anak berada di bawah hak asuh wali. Penggugat, hak asuh anak harus dibagi bersama-sama;.
Menimbang bahwa kedua anak penggugat dan tergugat dapat dikategorikan sebagai orang dewasa, sehingga anak-anak tersebut dapat memilih hak asuhnya berdasarkan keinginan kedua anak tersebut, yang dapat menentukan hak pilihnya (sesuai dasar hukum Pasal 105). huruf (b) Kumpulan hukum Islam), oleh karena itu majelis pengadilan menilai tidak perlu menentukan hak anak atas pengasuhan dan pendidikan, sehingga gugatan harus dibatalkan; Mengingat penggugat meminta nafkah untuk 2 (dua) orang anak yang harus dibayar tunai dan sekaligus sebelum SURVEI TERGUGAT mengadakan ikatan cerai yaitu : -, sebesar Rp. Menimbang bahwa meskipun majelis pengadilan menolak tuntutan tunjangan yang diajukan penggugat, namun kedua orang tua tetap berkewajiban menafkahi anaknya yang belum menjadi tanggungan tunjangan.
Mengingat tunjangan anak yang harus dibayarkan kepada anak adalah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak yang dapat diberikan kepada anak itu sendiri tanpa perantaraan ibu karena anak tersebut sudah dewasa dan secara hukum sudah mampu mengurus dirinya sendiri. ; Mengingat ketentuan Pasal 80 ayat (6) Kompendium Hukum Islam mengatur bahwa istri dapat melepaskan suami dari kewajibannya terhadap dirinya, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan b Kompendium Hukum Islam masing-masing. kewajiban memenuhi biaya hidup, makan, kiswah, pengobatan dan pendidikan. Menimbang bahwa untuk menentukan besarnya biaya hidup masa lalu penggugat yang akan diberikan kepada tergugat, maka majelis menekankan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan pekerjaan, penghasilan, tingkat keahlian tergugat, sehingga Majelis Hakim mempertimbangkan agar gugatan penggugat seharusnya Penggugat bagi para tergugat diganjar hukuman pembayaran tunjangan masa lalu, dengan beban yang dibebankan kepada tergugat setiap lima ratus ribu rupee per bulan), berdasarkan fakta hukum Putusan Nomor 1148/Pdt.G/2023. /PA.Dmk.
Menimbang bahwa terdakwa menuntut pembayaran nafkah iddah sebesar lima puluh juta rupee selama masa iddah, namun terdakwa menyatakan bersedia membayar nafkah iddah sebesar satu juta lima ratus ribu rupee). Mengingat setiap bekas suami wajib membayar nafkah bekas isterinya pada masa iddah, maka ketentuan ini terdapat dalam Pasal 152 Kitab Undang-undang Hukum Islam yang menyatakan bahwa bekas isteri berhak menerima nafkah selama iddah. mantan suami, kecuali nusyuz. Mengingat belum adanya kesepakatan mengenai besaran iddah seumur hidup, maka untuk menentukan nominal iddah seumur hidup yang akan dipidana kepada terdakwa, majelis hakim menetapkan besaran iddah seumur hidup dengan nomor 1148/Halaman 36. Pdt.G/2023/PA .Dmk.
Menimbang bahwa terdakwa menuntut mut'ah sebesar Rp 50 juta) namun terdakwa menyatakan bersedia memberikan mut'ah sebesar Rp 1 juta saja. Mengingat mantan suami wajib memberikan mut'ah kepada mantan istri yang diceraikan berupa benda atau uang dan lain-lain. Mengingat berdasarkan teks Al-Quran ayat 241 Surat Al-Bakar dan huruf a Pasal 149 Ikhtisar Hukum Islam sebagaimana disebutkan di atas, maka harus disimpulkan bahwa terdakwa wajib memberikan mut'ah kepada penggugat.
Menimbang bahwa berdasarkan kemampuan keuangan dan penghasilan Terdakwa sebagai tukang ojek online, maka Majelis. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dengan mempertimbangkan kemampuan Tergugat dan lamanya hidup bersama antara Penggugat dan Tergugat, maka Majelis Hakim seharusnya menghukum Tergugat untuk memberikan mut'ah kepada Penggugat sebesar Rp. . sepuluh juta rupiah).
Dalam Konvensi dan Dalam Rekonvensi
Menimbang bahwa demi kemanfaatan sesuai dengan asas keadilan yang sederhana, cepat, dan murah sebagaimana yang diharapkan oleh ketentuan Pasal 57 ayat. 3, dan Pasal 58 ayat 2, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, majelis hakim memandang perlu untuk memerintahkan terdakwa memenuhi kewajiban terdakwa memberikan nafkah iddah, nafkah terdahulu (nafkah maddliyah) dan mut' ah, sebagaimana beban yang terkandung dalam rekonvensi kepada penggugat sebelum tergugat mengucapkan ikrar cerai, dan apabila tergugat belum/tidak menunaikan kewajibannya, maka pemberian ikrar cerai dapat ditunda untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, janji talak dapat terlaksana, apabila penggugat tidak berkeberatan jika tergugat tidak membayar kewajibannya, apabila tergugat memberikan janji talak, hal ini sesuai dengan petunjuk surat edaran Pengadilan. Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Rumusan Hasil Sidang Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2017 sebagai pedoman pelaksanaan tugas di hadapan pengadilan. Memerintahkan tergugat untuk memenuhi kewajiban membayar nafkah masa lalu, nafkah iddah dan mut'ah sebagaimana diatur dalam ayat 3.a, 3.b dan 3.c kepada penggugat sebelum tergugat mengucapkan ikrar talak.
Dalam Konvensi dan Rekonvensi
- PNBP Panggilan
Kantor Pendaftaran Mahkamah Agung Republik Indonesia berupaya untuk selalu memuat informasi terkini dan akurat sebagai wujud komitmen Mahkamah Agung terhadap pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan fungsi peradilan. Namun dalam hal tertentu masih mungkin timbul kendala teknis terkait keakuratan dan kemutakhiran informasi yang kami sajikan, yang akan terus kami tingkatkan dari waktu ke waktu. Jika Anda menemukan ketidakakuratan informasi yang terdapat pada halaman ini atau informasi yang seharusnya ada tetapi belum tersedia, harap segera menghubungi Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui.