• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Agama Payakumbuh Nomor 196/Pdt.G/2020/PA.Pyk

N/A
N/A
ulin

Academic year: 2024

Membagikan " Putusan Pengadilan Agama Payakumbuh Nomor 196/Pdt.G/2020/PA.Pyk"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Bahwa setelah Pemohon dan Termohon menikah, mereka membina rumah tangga di rumah orang tua Termohon di kota Payakumbuh selama kurang lebih 2 tahun, kemudian pindah ke rumah sendiri di kota Payakumbuh; Bahwa benar setelah menikah Termohon dan Pomohon tinggal di rumah orang tua Termohon di kota Payakumbuh; Dalam hal ini baik orang tua Termohon maupun orang tua Penggugat telah menyelesaikan perselisihan tersebut, namun perselisihan tersebut terus terulang kembali;

Ataukah responden selalu keluar rumah setiap kali terjadi pertengkaran? Tampaknya tidak selalu demikian, bahkan ketika terjadi perselisihan, pihak pemohonlah yang selalu menggunakan kata-kata untuk mengusir tergugat ke rumah orang tua tergugat. Ternyata hal tersebut benar-benar terjadi, setelah dinasihati dan seluruh keluarga bertemu, mereka berdamai dan kemudian tergugat dan pemohon tinggal serumah kembali. e) Bahwa permasalahan terakhir terjadi sekitar bulan Januari 2020, yaitu karena pemohon pada saat itu menanyakan alasan tergugat selalu mengunci telepon genggamnya dan merahasiakannya dari pemohon dan pada saat itu terjadi diskusi lisan dan setelah kejadian tersebut. tergugat meninggalkan tempat tinggalnya bersama-sama, dan sejak itu. Apabila tergugat dan pemohon telah berpisah kurang lebih. 7 bulan, dalil di atas tidak benar dan tidak berdasarkan fakta. Sekitar tengah hari, pemohon mendatangi rumah orang tua tergugat di Labuh Silang dan memberitahukan kepada orang tua tergugat bahwa pemohon telah bercerai dan berpisah dengan tergugat, tiba-tiba orang tua tergugat kaget dan tidak bisa berkata apa-apa.

Sore harinya, saat pulang kerja, Termohon mampir ke rumah orang tua Termohon dan orang tua Termohon menceritakan kejadian sore itu mengenai kedatangan Pemohon di rumah orang tua Termohon, karena gelisah dan merasa kesal, dan lain-lain. . hari itu Termohon tidur di rumah orang tua Termohon Setelah beberapa hari berada di rumah orang tuanya, Termohon bermaksud kembali ke rumah tempat ia tinggal bersama, namun semua pintu yang biasanya tidak digembok ternyata dalam keadaan terkunci. memakai gembok mereka. semua pintu masuk sehingga menghalangi Termohon untuk memasuki rumah. f) Karena Pemohon sekarang tinggal dan tinggal di rumahnya sendiri di Kota Payakumbuh, sedangkan Termohon sekarang tinggal dan tinggal di rumah orang tuanya di Kota Payakumbuh; Termohon dapat menjelaskan bahwa selama pemisahan sekitar 7 bulan tersebut Pemohon hanya memberikan satu kali dan tidak pernah sampai saat ini (hal ini akan dibuktikan oleh Termohon pada bukti-bukti selanjutnya). h) Bahwa pada prinsipnya tidak cukup alasan bagi Pemohon untuk mengajukan gugatan a quo berdasarkan ketentuan pasal 119 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 juncto Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, akibat dari Alasan-alasan yang dikemukakan Pemohon dalam posita gugatannya untuk mengajukan permohonan cerai cerai didasarkan pada dalil-dalil yang tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta, dimana dalil-dalil tersebut hanya dimaksudkan untuk menyudutkan Termohon, namun Termohon juga merasa muak dan lelah dengan sikap Pemohon yang selalu curiga, tidak menentu, kasar, dan sombong terutama terhadap keluarga Termohon sehingga Termohon tidak mau lagi melanjutkan hubungan suami istri dengan Pemohon, maka Termohon menyatakan demikian. alasan bahwa dia. bersedia menerima perceraian talak yang diajukan Pemohon untuk mengakhiri hubungan perkawinan ini sepanjang tuntutan dalam gugatan Rekonvensi yang diajukan Termohon sebagaimana diuraikan di bawah ini dipenuhi sesuai dengan ketentuan hukum yang ditetapkan berlaku.

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dalam Replik

Dalam Jawaban Gugatan Rekonvensi

Menyatakan Penggugat melakukan komunikasi dengan Penggugat Balik sesuai dengan Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam juncto Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf f. Dengan mengucapkan mut'ah Tergugat Rekonvensi sesuai kemampuan Tergugat Rekonvensi terhadap Penggugat Rekonvensi, maka Penggugat Rekonvensi mencatat keberangkatan haji senilai Rp. Menyatakan gugatan Tergugat Rekonvensi tidak dapat diterima, apalagi dalil-dalil yang dibantah oleh Tergugat Rekonvensi.

Memerintahkan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah yang menjadi hak Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi sebagai istri sebesar Rp 31 juta lima ratus ribu rupiah), (rinciannya sebagaimana pada positi Rekonvensi ke-4) dalam bentuk tunai dan segera pada saat ikrar cerai yang diucapkan oleh Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi di hadapan majelis hakim yang mengadili perkara ini; Memerintahkan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah iddah kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi selaku istrinya sejumlah 15 juta rupiah) secara tunai dan segera pada saat janji cerai diucapkan oleh Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi. bagi majelis hakim yang mengadili perkara ini. Pemberian Putusan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk mengabulkan Mut’ah kepada Termohon Konvensi/Pemohon Rekonvensi sebagai isteri sejumlah Rp seratus juta rupiah).

Menyatakan bahwa salah satu anak penggugat Rekonvensi dan tergugat Rekonvensi belum mumayyiz, sehingga perwalian tetap berada dalam pengasuhan dan pemeliharaan penggugat Rekonvensi. Menghukum terdakwa Rekonvensi untuk memberikan nafkah kepada salah satu anaknya sebesar Rp. dua juta rupiah) per bulan sampai anak tersebut mencapai usia dewasa dan dapat hidup mandiri dan penerimaannya melalui penggugat Rekonvensi. Memerintahkan pemohon perjanjian/tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.;.

Pasal tersebut berbunyi: “Mantan isteri berhak menerima nafkah iddah dari bekas suaminya, kecuali ia nusyus”, berdasarkan ketentuan ini maka tersangka dibebaskan dari kewajiban menerima iddah menurut ketentuan. Tuntutan balik. untuk membayar tunjangan. Sehubungan dengan permohonan penggugat Rekonvensi sebesar Rp. dua juta rupiah sebulan sampai anak tersebut dewasa dan hidup mandiri, Tergugat Rekonvensi bersedia dengan syarat peruntukannya untuk anak tersebut, untuk membuatkan rekening khusus untuk anak tersebut dan juga menyediakan pembukaan rekening khusus untuk anak tersebut. . tunjangan anak agar tetap menjadi gaji terdakwa Rekonvensi. Menolak Gugatan Tergugat untuk seluruhnya, kecuali tuntutan yang dengan tegas dibenarkan dan/atau diakui benar oleh Tergugat/Pemohon Gugatan Balik.

Menyatakan Penggugat Rekonvensi telah memberikan pemberitahuan kepada Tergugat Rekonvensi sesuai dengan Pasal 152 Kompendium Hukum Islam jo Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 19 Huruf F. Menyatakan bahwa mutt Tergugat Rekonvensi sesuai dengan Rekonvensi Kemampuan tergugat terhadap penggugat rekonvensi. Menyatakan bahwa gugatan balik dari tergugat tidak dapat dipertahankan, khususnya dalil-dalil yang dibantah oleh tergugat balik karena didasarkan pada kebohongan dan rekayasa.

Surat

Saksi

  • SAKSI 1 PEMOHON, umur 40 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, tempat tinggal di Kabupaten Limapuluh
  • SAKSI 2 PEMOHON, umur 45 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, tempat tinggal di Kabupaten Limapuluh

Memerintahkan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar tunjangan yang terhutang kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi sebesar dua puluh satu juta rupiah. Memerintahkan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk memberikan nafkah iddah kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi selaku istrinya sejumlah lima belas juta rupiah. Bahwa Majelis Hakim telah berupaya untuk mendamaikan Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi untuk menyelesaikan perselisihan mereka dalam Rekonvensi ini dengan cara damai atau kekeluargaan, namun tidak berhasil;

Bahwa penggugat Rekonvensi dan tergugat Rekonvensi terbukti mempunyai satu orang anak yang masih di bawah umur, yaitu ANAK PEMOHON DAN TERRESPONDEN, yang lahir pada tanggal 26 Maret 2014; Bahwa pada bulan Januari 2020 tergugat Rekonvensi mengirimkan uang belanja kepada penggugat Rekonvensi sebesar Rp lima juta rupiah). Bahwa Tergugat Rekonvensi tidak pernah mengirimkan bantuan kepada Penggugat Rekonvensi dan anak-anaknya sejak bulan Februari 2020;

Menimbang bahwa Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi tinggal bersama dan mempunyai anak dalam perkawinannya. Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum, Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi telah berpisah tempat tinggalnya sejak Januari 2020. Oleh karena itu, wajar secara hukum bagi Penggugat Rekonvensi untuk menuntut agar Tergugat Rekonvensi membayar tunjangan yang tidak dibayarkannya selama berpisah dengan Penggugat Rekonvensi.

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka gugatan kelalaian pemeliharaan (masa lalu) diajukan oleh Penggugat Rekonvensi. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan, Penggugat Rekonvensi tidak terbukti nusyuz, maka Majelis Hakim berpendapat Tergugat Rekonvensi tetap wajib memberikan tunjangan iddah kepada Penggugat. Menimbang bahwa Tergugat Rekonvensi dalam jawabannya menyatakan akan memberikan mut'ah berupa penyerahan diri.

Menimbang bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi mengenai hak asuh anak, yaitu ANAK PENGGUGAT DAN TERTANGGUNG, yang lahir pada tanggal 26 Maret 2014 dianggap sebagai berikut :. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan, terbukti bahwa anak dari Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi, yaitu ANAK PEMOHON DAN TERPONDEN, lahir pada tanggal 16 Maret 2014. Selama ini, anak tersebut telah berada di bawah asuhan Penggugat Rekonvensi dan terpelihara dengan baik serta terpelihara dengan baik; Menimbang bahwa berkenaan dengan pembayaran nafkah anak berdasarkan Konvensi Tergugat hingga Konvensi Penggugat untuk Kejelasan dan Transparansi Pembayaran Tunjangan, majelis hakim memerintahkan Konvensi Tergugat untuk membayar nafkah anak bernama ANAK PEMOHON DAN ANAK PEMOHON. RESPONDEN, seorang wanita kelahiran tanggal 26 Maret 2014.

Menetapkan bahwa anak yang bernama ANAK PEMOHON DAN TERPONDEN, lahir pada tanggal 26 Maret 2014, sedang dalam perawatan (hadhanah) oleh Penggugat Rekonvensi; Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah madhiyah (mantan) anak Tergugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi sejumlah tujuh juta rupiah.

Referensi

Dokumen terkait

Kepada Pengadilan Agama Kepanjen Kabupaten Malang untuk memberikan persyaratan yang lebih berat sebelum menjatuhkan talak cerai baik melalui cerai gugat atau cerai talak

f Penggilan Cerai Ikrar Talak hanya Termohon saja, namun ternyata Pemohon datang dan Mengikrarkan Talak, sedangkan pengeluaran panggilan Ikrar Talak dikeluarkan

Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING ) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (PEMBANDING) didepan sidang Pengadilan Agama3.

Pertimbangan Hakim dalam memutus perkara Cerai Gugat putusan nomor: 0876/Pdt.G/2013/PA.TA dengan melakukan tahap pembuktian yang penting dalam persidangan untuk

Latar Belakang dalam penelitian ini yakni Pelaksanaan Eksekusi Putusan Pengadilan Agama 1B Bangkinang Tentang: Mut’ah pada Kasus Cerai Talak Khususnya Tahun

Cerai gugat dengan alasan taklik talak harus dibuat sejak awal diajukan gugatan, agar selaras dengan formal laporan perkara (Buku II, Edisi Revisi 2010, Pedoman

Menimbang, bahwa permasalahan pokok dalam perkara ini adalah bahwa Pemohon mengajukan permohonan agar diberikan izin untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon,

Terkait dengan putusan verstek pada perkara cerai talak Nomor: 520/Pdt.G/2014 PA.Kab.Kediri yang disebabkan ketidakhadiran pihak termohon memposisikan pihak istri selaku termohon pada