• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekam Medis Pasien Kelainan THT-KL

N/A
N/A
Wardah Izza

Academic year: 2024

Membagikan " Rekam Medis Pasien Kelainan THT-KL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STATUS PASIEN KELAINAN THT-KL

P3D FK UNISBA – RS Muhammadiyah Bandung Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 28 Tahun

Alamat : Ciodeng

Pendidikan terakhir : -

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Status Marital : Sudah Menikah

No. RM : -

Tangga Masuk RS : 12-12-24 Tanggal Pemeriksaan : 12-12-24 Pemeriksa : Wardah, Eneng Mira, Tegar

Anamnesis

Autoanamnesis/alloanamnesis

Keluhan Utama : Keluar cairan dari telinga kanan Anamnesis Khusus :

Pasien datang ke poliklinik THT RSUD Al-Ihsan dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan hilang timbul. Cairan yang keluar dari telinga kanan memiliki karakteristik berupa warna sedikit kekuningan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, konsistensi cair, tidak berbau dan tidak berdarah. Pasien mengatakan sebelum keluhan muncul, sekitar 3 bulan lalu, pasien berenang bersama keluarganya dan secara tidak sengaja air masuk ke dalam telinga kanannya, sehingga telinga kanan terasa ada yang mengganjal dan terasa penuh. Karena merasa tidak nyaman, pasien kemudian mengorek telinga kanannya menggunakan cotton bud.

Keluhan disertai dengan telinga berdenging yang hilang timbul pada telinga sebelah kanan yang dirasakan bersamaan dengan keluarnya cairan. Kemudian timbul keluhan rasa nyeri di dalam telinga sebelah kanan, namun tidak menjalar ke area lain. Keluhan ini merupakan keluhan yang pertama kali dirasakan.

Pasien menyangkal mengalami gejala demam, pendengaran berkurang, nyeri di bagian luar telinga, dan gatal pada telinga. Pasien menyangkal memiliki keluhan lain seperti pusing berputar, gangguan keseimbangan (misalnya rasa ingin terjatuh), mual, muntah, batuk, hidung tersumbat, maupun keluar cairan dari hidung. Beberapa waktu setelah keluhan dirasa semakin mengganggu aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, pasien memutuskan untuk berobat ke puskesmas, kemudian dokter yang menangani merujuk pasien ke dokter spesialis THT-BKL.

Pasien menyangkal memiliki riwayat darah tinggi, kencing manis, jantung, infeksi atau trauma pada telinga, maupun riwayat operasi telinga. Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu. Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal serupa. Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan mengorek telinga dengan menggunakan cotton bud. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.

(2)

Pemeriksaan Fisik Kesan Umum:

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital : TD = 126/70 mmHg Nadi = 88x/mnt Respirasi = 20x/ mnt Suhu = 36,7°C Status Generalis:

Kepala : Normocephal, rambut tidak mudah rontok - Wajah : Simetris

- Mata :

▪ Conjunctiva anemis : -/-

▪ Sclera icteric : -/-

Leher :

- KGB : tidak ada pembesaran - Thyroid : tidak ada pembesaran - Trakea : tidak ada deviasi

Thoraks : Bentuk dada normal, pergerakan simetris

- Cor : Ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, bunyi jantung S1 S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)

- Pulmo : VBS kanan=kiri, wheezing (-), rhonchi (-)

Abdomen : Agak cembung, lembut, bising usus (+), hepar dan spleen tidak teraba Ekstremitas : Akral hangat, deformitas (-/-), edema (-/-), CRT < 2”

Neurologis : Refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-

Status Lokalis:

Telinga

Bagian Kelainan Auris

Dextra Sinistra

Preaurikula Kelainan kongenital Radang (hiperemis, edema) Tumor

Trauma Fistula Nyeri tekan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Aurikula Kelainan kongenital

Radang (hiperemis, edema) Tumor

Trauma Deformitas Nyeri tekan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Retroaurikula Radang (hiperemis, edema)

Tumor Sikatriks Fluktuasi Fistula Nyeri tekan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Meatus Acusticus

Externa/ Canalis Auditorius Eksternus (CAE)

Kelainan kongenital Kulit

Radang (hiperemis) Edema

Tidak ada Tidak ada kelainan

(+) Tidak ada

Tidak ada Tidak ada kelainan

Tidak ada Tidak ada

(3)

Sekret

Serumen Jaringan Granulasi Massa

(+), tidak terlalu banyak, warna kekuningan, cair,

tidak berbau (+), jumlah sedikit

Tidak ada Tidak ada

Tidak ada

(+), jumlah sedikit Tidak ada Tidak ada Membrana

Timpani Warna

Intak Refleks cahaya Gambar

Hiperemis Perforasi sentral

(-)

Semitransparan Intak

(+)

Tes Pendengaran Dextra Sinistra

Tes Rinne Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Tes Weber Tidak dilakukan pemeriksaan

Tes Schwabach Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung

Pemeriksaan Nasal

Dextra Sinistra

Keadaan

Luar Warna, Bentuk dan Ukuran

Dalam batas normal Dalam batas normal

Rhinoskopi anterior

Mukosa:

- edema - hiperemis - livide Sekret Krusta Concha inferior

Septum Polip/tumor Pasase udara

- - - Tidak terlalu banyak

Tidak ada Dalam batas normal

- - - Tidak terlalu banyak

Tidak ada Dalam batas normal

Tidak ada kelainan

Tidak ada Tidak ada

Clear

Rhinoskopi posterior

Mukosa Uvula

Koana (sup, media, inf) Sekret

Massa/ tumor Torus tubarius Fossa Rosenmuller Adenoid

Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

(4)

Mulut Dan Orofaring

Bagian Kelainan Keterangan

Mulut

Mukosa mulut Lidah Palatum molle Gigi geligi Uvula Halitosis

Basah, tidak ada tanda-tanda inflamasi Bersih, basah, gerakan normal ke segala arah

Simetris Dalam batas normal

Simetris Tidak ada

Tonsil

Mukosa

Besar Kripta Detritus

Basah, tidak ada tanda-tanda inflamasi/ Basah, tidak ada tanda-tanda inflamasi

T1/T1

Tidak melebar/ Tidak melebar -/-

Faring (orofaring)

Mukosa Granula Post nasal drip

Basah, tidak ada tanda-tanda inflamasi Tidak ada

Tidak ada

Maksilofasial

Bagian Kelainan

Bentuk Simetris

Parese N.kranialis Tidak dilakukan pemeriksaan

Inspeksi sinus maksilaris dan frontalis Dalam batas normal Tes palpasi & perkusi di wajah (sinus

maksilaris/ frontalis)

Nyeri tekan (-)

Allergic shiner Tidak ada

Allergic salute Tidak ada

Allergic crease Tidak ada

Leher

Kaku kuduk : Tidak dilakukan pemeriksaan KGB : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-) Tiroid : Tidak ada pembesaran

Massa/ benjolan : Tidak ada

Resume

Pasien datang dengan keluhan adanya otore berwarna sedikit kekuningan, tidak berbau, dan tidak berdarah pada auris dekstra sejak 2 bulan lalu yang dirasakan hilang timbul. Riwayat air masuk ke auris dekstra karena berenang (+), riwayat mengorek auris dekstra dengan cotton bud (+).

Keluhan disertai dengan tinnitus dan otalgia pada auris dekstra.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit ringan, tanda-tanda vital dalam batas normal. Status lokalis pada auris dekstra ditemukan mukosa CAE hiperemis disertai sedikit serumen dan sekret yang berwarna kekuningan, cair, tidak berbau, serta perforasi sentral

(5)

pada membran timpani disertai hiperemis dan refleks cahaya (-). Status lokalis auris sinistra, nasal, rongga mulut dan orofaring, maksilofasial, dan servikalis dalam batas normal.

Diagnosis Banding

- Otitis Media Supuratif Kronis dekstra tipe benign/aman - Otitis Media Supuratif Kronis dekstra tipe maligna/bahaya - Otitis Media efusi dekstra

Pemeriksaan Penunjang

- Darah rutin (Hb, Hct, eritrosit, leukosit, trombosit)

- Swab sekret telinga à kultur dan uji resistensi kuman penyebab

Diagnosis Kerja

Otitis Media Supuratif Kronis dekstra tipe benign/aman dengan perforasi membran timpani sentral

Penatalaksanaan

Prinsip terapi: konservatif atau medikamentosa Farmakologi:

- Cuci telinga dengan H2O2 3% (2x1) selama 3-5 hari pada auris dekstra - Antibiotik tetes telinga (non-ototoksik) maksimal 7 hari

R/ Ofloksasin 0,3% solusio fls. no. I S 2 dd gtt II auris dex

- Antibiotik oral:

R/ Amoksisilin 500 mg tab no. XXI S 3 dd I

- Analgetik:

R/ Ibuprofen 400 mg tab no. X S 3 dd I prn

Nonfarmakologi:

- Rujuk ke dokter spesialis THT-BKL

- Tidak boleh berenang (tidak boleh terkena air)

- Tidak boleh mengorek-ngorek telinga / membersihkan telinga dengan cotton bud

à observasi selama 2 bulan, bila membran timpani belum menutup, maka dapat dilakukan tindakan pembedahan (oleh Sp.THT-BKL):

- Miringoplasti/timpanoplasti (dengan syarat telinga sudah kering dan bebas dari infeksi) Prognosis

Quo ad vitam : Ad bonam Quo ad functionam : Dubia ad bonam Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Deleted: Audiometri Deleted: Deleted:

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, kebutuhan rak penyimpanan yang dibutuhkan untuk menyimpan berkas rekam medis pasien dalam jangka waktu lima tahun kedepan berdasarkan ukuran antropometri petugas rekam medis di

Rekam medis merupakan bagian penting dari seluruh pela0anan kepada pasien4 mulai dari pasien memasuki rumah sakit hingga pasien keluar dari rumah sakit Segala sesuatu 0ang

Perilaku pengisian dokumen rekam medis adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang identitas pasien,

Rekam medis merupakan sebuah catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis untuk pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap yang

Dalam audit medis, umumnya sumber data yang digunakan adalah rekam medis pasien, baik yang rawat jalan maupun yang rawat inap. Rekam medis adalah sumber data

Berdasarkan data rekam medis didapatkan pasien tonsilitis kronis pada anak paling banyak terdapat pada kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 50%, jenis kelamin perempuan sebanyak 56%,

Jadi, kebutuhan rak penyimpanan yang dibutuhkan untuk menyimpan berkas rekam medis pasien dalam jangka waktu lima tahun kedepan berdasarkan ukuran antropometri petugas rekam medis di

pentingnya suatu berkas rekam medis namun dokter merasa apa yang dituliskannya pada rekam medis pasien sudah cukup yaitu dengan melengkapi pada bagian resume medis.