• Tidak ada hasil yang ditemukan

“REKOMENDASI PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN KOTA SAMARINDA (STUDI KASUS TRAYEK B)” - Repository ITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "“REKOMENDASI PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN KOTA SAMARINDA (STUDI KASUS TRAYEK B)” - Repository ITK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

‘Pada bab ini akan membahas mengenai pendahuluan penelitian yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan pola pikir penelitian.’

1.1 Latar Belakang

‘Kota Samarinda’merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.” Kota ini, termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) berdasarkan RTRW Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012-2036 (Perda Prov. Kaltim, 2016).”Kota Samarinda memiliki kegiatan perkotaan yang kompleks dengan diarahkannya Kota Samarinda menjadi kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi, industri perdagangan jasa, sosial dan budaya (Perda Prov. Kaltim, 2016). Hal tersebut menjadikan Kota Samarinda sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat kegiatan bagi kawasan timur pulau Kalimantan (Profil Kota Samarinda, 2016). Kondisi ini menyebabkan intensitas kegiatan perkotaan di Kota Samarinda menjadi tinggi yang berdampak pada peningkatan pergerakan manusia dan untuk menunjang hal tersebut dibutuhkan sarana pergerakan yaitu berupa moda transportasi (Giffari, 2019).

Di negara maju masyarakatnya‘cenderung menggunakan transportasi umum (public transport) dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi, hal tersebut karena sistem pelayanan angkutan umumnya yang memang sudah baik dan sangat maju (Nur, 2016). Sedangkan di Indonesia salah satunya di Kota Samarinda, menjadi suatu ironi bahwa sistem pelayanan angkutan umum yang ada masih tertinggal, sehingga membuat masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum yang dinilai tidak nyaman, waktu tempuh perjalanan lebih lama, serta keamanan yang tidak terjamin (Nur, 2016). Belum lagi jika melihat fenomena saat ini, dimana kendaraan pribadi dapat

(2)

2

menjadi bisnis dibidang transportasi yaitu menjadikannya sebagai transportasi online yang saat ini sangat diminati masyarakat untuk digunakan sebagai moda angkutan karena mampu menjawab kebutuhan masyarakat seperti kemudahan, transparansi, keamanan, kenyamanan, asuransi dan berbagai penawaran promo yang semakin menarik masyarakat (Anwar, 2017). Dengan melihat minat masyarakat yang besar terhadap transportasi online dan dari segi bisnis sangat menguntungkan, menyebabkan cepatnya pertumbuhan para pelaku bisnis transportasi online (Anwar, 2017). Hal tersebut secara langsung akan berpengaruh terhadap jumlah penggunaan kendaraan bermotor di Kota Samarinda karena untuk bergabung dalam bisnis transportasi online ini, dibutuhkan kepemilikkan kendaraan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pengguna kendaraan pribadi di Kota Samarinda terus meningkat terhitung dari tahun 2013-2015 sebesar 35%

dan terus meningkat mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk (BPS Prov. Kaltim, 2016). Menurut Oktaviastuti (2017), peningkatan penggunaan kendaraan pribadi akan menyebabkan berbagai permasalahan seperti memburuknya kualitas udara, terjadinya polusi suara serta terjadinya kemacetan. Menurut Dewantoro (2015), penggunaan kendaraan pribadi dalam melakukan pergerakan merupakan pilihan yang kurang efektif, dikarenakan kemampuan daya tampung yang kecil yakni sekitar 1 – 5 orang/kendaraan dan bahkan pada kondisi nyata daya tampung kendaraan tidak difungsikan dengan maksimal. Belum lagi jika kendaraan pribadi ini merupakan transportasi online, seperti yang diketahui bahwa transportasi online merupakan jenis angkutan sewa khusus yang melayani konsumen secara pribadi sehingga tidak dapat melayani masyarakat secara bersamaan (Anwar, 2017). Oleh karena itu, penggunaan kendaraan pribadi maupun transportasi online bukanlah alternatif dalam mengurangi volume kendaraan dijalan. Menurut Dewantoro (2015) alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi volume kendaraan dan menampung jumlah pergerakan yang tinggi yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan angkutan umum (public transport).

‘Angkutan umum memiliki lintasan yang tetap dan mampu mengangkut banyak orang sehingga akan menciptakan efisiensi penggunaan jaringan jalan yang lebih tinggi, karena pada saat yang sama dengan luasan jalan yang sama dapat

(3)

3 dimanfaatkan oleh orang banyak hanya dengan satu kendaraan’ (Muliawan, 2016).

Sehingga jumlah kendaraan pribadi yang melalui jalan tersebut dapat dikurangi, dan pada akhirnya kalancaran arus lalu lintas dapat ditingkatkan (Muliawan, 2016).

Selain itu, menurut Rahmatullah (2015) Angkutan umum juga dapat mengurangi masalah lingkungan didalam kota karena berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi (Rahmatullah, 2015). Salah satu jenis angkutan umum yang ada di Kota Samarinda yaitu angkutan kota.

‘Angkutan kota mempunyai fungsi sebagai sarana pergerakan manusia untuk berpindah dari suatu tempat ketempat lain dan juga merupakan sarana transportasi alternatif di dalam kota’ (Achadiyah, 2010). Angkutan kota yang ada di Kota Samarinda merupakan jenis mobil penumpang umum (MPU) dengan kapasitas kendaraan yang mampu menampung 13 orang/unit (Mardiana, 2016). Bedasarkan data yang didapatkan dari Dinas Perhubungan Kota Samarinda, armada angkutan kota yang ada di Samarinda berjumlah sebanyak 1.460unit dengan jumlah trayek sebanyak 13 trayek (Dishub Kota Samarinda, 2019). Adapun trayek yang menjadi fokus penelitian yaitu trayek B. Trayek tersebut dipilih karena memiliki jumlah armada yang paling banyak dibandingkan dengan trayek lainnya yaitu sebanyak 524 unit atau 36% dari total jumlah angkutan kota yang beroperasi di Kota Samarinda. Dengan banyaknya jumlah armada tersebut seharusnya mampu melayani masyarakat Samarinda untuk melakukan pergerakan, namun kenyataannya angkutan kota Samarinda masih kurang diminati oleh masyarakat.

Hal tersebut dibuktikan dengan data pengguna jasa angkutan kota Samarinda yang terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah pengguna angkutan kota Samarinda terus mengalami penurunan, terhitung dari tahun 2016-2018 mengalami penurunan sebesar 74% dan pada tahun 2018 jumlah pengguna angkutan kota Samarinda hanya berjumlah 1.125 jiwa (Kota Samarinda Dalam Angka, 2019).

Menurut Putra (2013), berkurangnya penggunaan angkutan umum dapat disebabkan oleh kurangnya pemberian pelayanan yang memuaskan bagi para penumpang atau pengguna jasa. Menurut Nugraha (2013) dalam penelitiannya, dijelaskan bahwa masyarakat Kota Samarinda masih merasa kurang puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan dalam menggunakan angkutan kota Samarinda.

(4)

4

Padahal menurut Uma dan Chandramowleeswaran (2015) kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor utama yang berkaitan dengan loyalitas pelanggan dan hubungan yang kontinu diantara keduanya. Kualitas pelayanan yang buruk dapat menyebabkan menurunnya simpati dan loyalitas pengguna jasa (Saribanon, 2016).

Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi dan perbaikan kinerja angkutan kota agar masyarakat dapat lebih memilih untuk menggunakan angkutan kota Samarinda.

Kinerja angkutan kota merupakan perilaku yang ditampilkan oleh setiap angkutan kota dalam menjalankan perannya untuk mencapai hasil’ yang di inginkan (Trianto, 2019). Kinerja angkutan kota yang baik harus mampu menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien, serta mampu memenuhi tuntutan dan kegiatan masyarakat (Oktariansyah, 2017). Oleh karena itu pereferensi masyarakat dalam memilih moda angkutan juga perlu dipertimbangkan agar perbaikan kinerja angkutan kota Samarinda dapat dilakukan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat Kota Samarinda. Preferensi penting untuk dipertimbangkan karena membantu memahami apa yang mendorong kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan terhadap transportasi umum, sehingga nantinya dapat membantu merancang transportasi umum yang baik dan menarik (Izmail, 2012).

Dengan mempertimbangkan preferensi pemilihan moda angkutan dan evaluasi kinerja angkutan kota Samarinda nantinya akan digunakan sebagai masukan dalam merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja angkutan kota Samarinda yang berperan sebagai angkutan umum di Kota tersebut. sehingga harapannya rekomendasi yang dirumuskan dapat menjadi solusi untuk menciptakan pelayanan angkutan kota yang dapat memuaskan pelaku perjalanan di Kota Samarinda dan dapat mengoptimalkan penggunaan angkutan kota Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Kecenderungan masyarakat Kota Samarinda untuk lebih memilih meggunakan kendaraan pribadi yang juga merupakan transportasi online dibandingkan dengan kendaraan umum karena dinilai lebih mampu menjawab kebutuhan masyarakat, dibuktikan dengan jumlah penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat dari tahun 2013-2015 sebesar 35% (BPS Prov. Kaltim, 2016).

Hal tersebut sebanding dengan rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan

(5)

5 angkutan kota, terlihat dari jumlah pengguna yang terus mengalami penurunan dari tahun 2016-2018 sebesar 74% (Kota Samarinda Dalam Angka, 2019). Berdasarkan penelitian Nugraha (2013) dijelaskan bahwa masyarakat Kota Samarinda masih merasa kurang puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh angkutan kota Samarinda. Sehingga adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana meningkatkan kinerja angkutan kota Samarinda berdasarkan preferensi pemilihan moda dan evaluasi kinerja terhadap angkutan kota Samarinda?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fakta dan permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang maka adapun tujuan penelitian ini yaitu merumuskan rekomendasi peningkatan kinerja angkutan kota Samarinda berdarkan preferensi pemilihan moda dan evaluasi kinerja terhadap angkutan kota Samarinda.

1.4 Sasaran Penelitian

Adapun sasaran penelitian untuk menunjang tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Menganalisis preferensi pemilihan moda angkutan kota Samarinda 2. Mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota Samarinda

3. Mengevaluasi kinerja operasional angkutan kota Samarinda

4. Merumuskan rekomendasi peningkatan kinerja angkutan kota Samarinda

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dari penelitian ini adalah trayek B karena memiliki jumlah armada terbanyak yaitu sebesar 524unit atau 36% dari total jumlah angkutan kota yang beroperasi di Kota Samarinda (Dinas Perhubungan Kota Samarinda, 2018). Trayek tersebut melalui rute dengan beberapa titik yang ‘berpotensi besar menjadi pemicu bangkitan atau tarikan’ perjalanan, dengan penggunaan lahan yang paling dominan yaitu permukiman dan perdagangan jasa,‘sehingga diharapkan

(6)

6

mampu mewakili karakteristik pengguna angkutan’ kota. Adapun wilayah operasi dari trayek B jurusan Pasar Pagi - Pusat Kota - Jembatan I - Terminal Lempake yaitu Kel. Pasar Pagi - Kel. Pelabuhan - Kel. Karang Mumus -Kel. Sidodadi - Kel.Bugis - Kel. Jawa - Kel. Sidomulyo - Kel. Sei Pinang Luar - Kel. Sei Pinang Dalam, Berikut ini merupakan peta trayek B.

(7)

7

Gambar 1. 1 Peta Lokasi Studi (Dinas Perhubungan Kota Samarinda, 2019 dan Hasil Olah Digitasi, 2020)

(8)

8

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

(9)

9

1.5.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini yaitu membahas terkait rekomendasi untuk meningkatkan kinerja angkutan kota Samarinda dengan menganalisis pereferensi pemilihan moda angkutan kota Samarinda, mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota Samarinda, dan mengevaluasi kinerja operasional angkutan kota Samarinda yang difokuskan pada trayek B.

1.5.3 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi dalam penelitian ini yaitu merumuskan rekomendasi peningkatan kinerja angkutan kota Samarinda berdasarkan pereferensi pemilihan moda angkutan kota Samarinda, evaluasi kinerja pelayanan menurut‘Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek dan evaluasi kinerja operasional menurut‘Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 687/AJ.206 Tahun’ 2002 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap’ Dan’Teratur.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan terkait perencanaan angkutan kota di Kota Samarinda.

2. Dapat digunakan sebagai pembelajaran dan bahan kajian ilmiah yang berhubungan dengan transportasi terutama untuk transportasi umum.

1.7 Pola Pikir Penelitian

Adapun pola pikir dalam penelitian ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, sasaran penelitian, dan output dari penelitian ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut.

(10)

10

Latar Belakang

Kota Samarinda memiliki intensitas kegiatan yang tinggi sehingga berdampak pada peningkatan pergerakan, oleh karena itu dibutuhkan sarana pergerakan yaitu berupa moda transportasi. Masyarakat Kota Samarinda cenderung lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat terhitung dari tahun 2013-2015 sebesar 35% dan terus mengalami peningkatan mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk (BPS Prov. Kaltim, 2016). Padahal peningkatan penggunaan kendaraann pribadi akan menimbulkan permasalahan polusi udara dan suara serta kemacetan, sehingga dirasa kurang efektif. Adapun alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan penggunaan transportasi umum yang memiliki kelebihan daya tampung yang lebih tinggi sehingga dapat mengurangi kendaraan pribadi dan menciptakan efisiensi jaringan jalan. Angkutan umum di Kota Samarinda adalah angkutan kota Samarinda dengan jenis mobil penumpang umum (MPU) yang memiliki kapasitas kendaraan mampu menampung 13 orang/unit, dengan jumlah sebanyak 1.527 unit dan sebanyak 18 terayek. Saat ini minat masyarakat Samarinda masih rendah dalam menggunakan angkutan kota dilihat dari jumlah pengguna yang terus mengalami penurunan terhitung dari tahun 2016-2018 sebesar 74% yang disebabkan karena kualitas pelayanan yang kurang baik. Sehingga perlu adanya evaluasi dan perbaikan kinerja layanan angkutan kota Kinerja angkutan kota dengan mempertimbangkan pereferensi masyarakat dalam memilih moda angkutan umum agar perbaikan kinerja angkutan kota Samarinda dapat dilakukan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat Kota Samarinda.

Permasalahan

1. Kecenderungan masyarakat Kota Samarinda untuk lebih memilih meggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum.

2. Jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat dari tahun 2013-2015 sebesar 35%.

3. Kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan kota Samarinda, padahal moda angkutan kota yang ada tersedia dalam jumlah yang banyak yaitu 1.527 unit.

4. Pengguna angkutan kota terus mengalami penurunan dari tahun ketahun, terhitung dari tahun 2016-2018 mengalami penurunan sebesar 74%

5. Masyarakat Kota Samarinda kurang puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan angkutan kota Samarinda

Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan kinerja angkutan kota Samarinda berdasarkan preferensi pemilihan moda angkutan dan evaluasi kinerja angkutan kota Samarinda?

Sasaran Penelitian

1. Menganalisis pereferensi pemilihan moda angkutan kota Samarinda 2. Mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan kota Samarinda 3. Mengevaluasi kinerja operasional angkutan kota Samarinda

4. Merumuskan rekomendasi peningkatan kinerja angkutan kota Samarinda

Hasil Penelitian Rekomendasi peningkatan kinerja angkutan kota samarinda

Tujuan Penelitian

Merumuskan rekomendasi peningkatan kinerja angkutan kota Samarinda berdasarkan preferensi pemilihan moda angkutan dan evaluasi kinerja angkutan kota Samarinda

Gambar 1. 2 Kerangka Pola Pikir Penelitian (Penulis, 2020)

(11)

11

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

(12)

12

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Analisa Kinerja Angkutan Umum Trayek A Jalur Pasar Pagi – Loa Buah

Untuk Biaya Operasional Kendaraan (BOK) trayek Aie Pacah – Lubuk Begalung – Pasar Raya pada tahun 2013 lebih kecil dibandingkan dari tahun 2005.. Kata kunci : Biaya

Terhadap kondisi yang dihadapi saat ini di kota Samarinda, pada keempat indikator Faktor Alam dinilai sedang- sedang saja tidak ada masalah serius yang bisa mempengaruhi

berjudul : Perlindungan Hukum Bagi Penumpang Angkutan Udara Atas Pemindahan Jadwal Dalam Hal Force Majeure (Studi Kasus Pada PT..