• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Korelasi Media Komunikasi dengan Produksi Sayur Kubis di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Korelasi Media Komunikasi dengan Produksi Sayur Kubis di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komoditas hortikultura memiliki peran yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan manusia. Keberadaan komoditas hortikutura diperuntukkan dalam memenuhi kecukupan gizi dan permintaan pasar, baik berskala nasional maupun internasional. Kontribusi yang dimiliki cukup besar dalam sistem perekonomian baik bagi keluarga dan negara sehingga pendapatan hasil dari sektor pertanian untuk negara berdasarkan data badan pusat statistik telah mencapai 196 triliyun rupiah pada tahun 2017 (BPS, 2018).

Dalam dunia pertanian masa kini telah memasuki revolusi 4.0 dengan mengakui keberadaan teknologi yang diharapkan untuk mencukupi kebutuhan petani baik dari segi informasi maupun komunikasi. Petani meskipun dengan adanya kemajuan media komunikasi namun pada dasarnya masih banyak yang menggunakan cara lama ataupun tradisional. Kondisi ini menjadi hambatan akan kemampuan petani yang rendah dalam pemanfaatan media komunikasi dengan melihat akan pentingnya sebuah informasi bagi petani untuk mengelola usahatani itu sendiri.

Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas mulai dari konsumsi rumah tangga hingga industri kuliner. Salah satu faktor penyebab kubis menjadi sayuran yang populer adalah kandungan gizi dan tampilan yang segar ketika dikonsumsi. Tanaman kubis kebanyakan dijumpai di wilayah yang memiliki hawa sejuk dan berada di ketinggian antara 800-1000 meter diatas permukaan laut (Mdpl) dan bertipe iklim basah namun, meskipun demikian kubis juga dapat ditanam di daerah dengan suhu yang lebih hangat pada varietas tertentu (Hartono et al., 2019).

Salah satu produksi kubis yang cukup tinggi berada di pulau Jawa. Hal ini karena berdasarkan data statistik yang dirilis pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki hasil produksi kubis sebesar 1.407.932 kuintal. Provinsi Jawa

(2)

Tengah yang menempati posisi pertama untuk produksi kubis sehingga dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Kubis Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, 2016-2018(1)

Kabupaten/Kota

2016 2017 2018

Luas Lahan

(ha)

Produksi (ku)

Luas Lahan

(ha)

Produksi (ku)

Luas Lahan

(ha)

Produksi (ku)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kab. Banyumas 1 2 1 25

Kab. Purbalingga 78 12. 113 187 25. 781 195 41. 800

Kab. Banjarnegara 3. 386 794. 545 2. 793 583. 021 2. 973 600. 071 Kab. Wonosobo 4. 017 686. 129 3. 613 623. 032 3. 772 654. 353 Kab. Magelang 4. 260 816. 452 3. 789 724. 611 2. 954 575. 465

Kab. Boyolali 692 88. 676 577 53. 312 436 37. 205

Kab. Klaten 32 300 2 172 5 210

Kab. Wonogiri 63 6. 505 67 9. 481 58 11. 552

Kab. Karanganyar 226 40. 039 257 46. 158 192 38. 907

Kab. Semarang 980 238. 360 1. 067 264. 743 1. 136 250. 334 Kab. Temanggung 1.419 304. 692 839 178. 034 924 210. 733

Kab. Kendal 119 25. 116 30 5. 693 61 14. 860

Kab.batang 216 37. 255 211 33. 084 210 32. 014

Kab. Pekalongan 13 1. 915 15 4. 653 24 7. 850

Kab. Pemalang 448 112. 314 127 13. 015 160 15. 869

Kab. Tegal 1. 167 222. 890 1. 108 195. 015 948 169. 360

Kab. Brebes 1. 699 318. 290 1. 540 281. 550 1. 506 286. 290 Jawa Tengah 18. 816 3 .706 593 16. 196 3. 041 867 15. 555 3. 036 898

Keterangan : (1)Bentuk produksi kubis adalah daun krop

(2)Satuan produksi dalam satuan ku.

Sumber : (BPS, 2018).

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kubis di provinsi Jawa Tengah mencapai 3.036.898 kuintal, data ini berdasarkan data pada tahun 2018 untuk melihat angka sumbangan produksi kubis yang besar di Indonesia. Kabupaten Semarang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan memiliki luas wilayah sekitar 95.020.674 hektar yang terdiri atas 19 kecamatan, 27 kelurahan dan 208 desa.

Hal ini dapat dinyatakan keadaan luas wilayah yang terbilang besar dan luas sehingga tidak lepas dari sektor pertanian. Wilayah tersebut memiliki keunggulan di sektor hortikultura dalam produk buah dan sayur salah satunya di daerah Kecamatan Getasan yang berlokasi di lereng Gunung Merbabu adalah kubis yang memiliki produksi sebesar 250.334 kuintal pada tahun 2018. Komoditas sayur kubis di Kabupaten Semarang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan di

(3)

daerahnya dan di daerah lain dalam bentuk kegiatan ekspor (Nurjayanti dan Subekti, 2017).

Berikut merupakan tabel yang menunjukkan data luas panen dan produksi kubis berdasarkan kecamatan dibawah naungan Kabupaten Semarang :

Tabel 1.2. Luas Panen Dan Produksi Menurut Kecamatan Di Kabupaten Semarang, 2017-2018 (1)

Kecamatan

2017 2018

Luas Panen (ha)

Produksi (ku)

Luas Panen (ha)

Produksi (ku)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Getasan 839 219.361 926 205.126

2. Tengaran 32 2.028 19 2.757

3. Banyubiru 55 9.162 58 9.515

4. Sumogawe 112 28.000 105 26.336

5. Ambarawa 1 2 - -

6. Bandungan 28 5.200 28 5.600

Kab. Semarang 1.067 264.743 1.136 250.334

Keterangan : (1)Bentuk daun kubis adalah bentuk krop/kol Sumber: (BPS, 2019)

Produksi kubis berdasarkan data Tabel di atas menunjukkan bahwa Kecamatan Getasan lebih banyak memproduksi sayur kubis dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Produksi kubis di Kecamatan Getasan memiliki jumlah 205.126 kuintal pada produksi tahun 2018 hal ini menjadikan Kecamatan Getasan menjadi wilayah penelitian dengan melihat besarnya jumlah produksi yang dimiliki.

Desa Nogosaren merupakan salah satu desa dibawah naungan Kecamatan Getasan serta akan menjadi lokasi penelitian. Desa ini memiliki letak wilayah yang bersebelahan langsung dengan gunung telomoyo serta memiliki jumlah penduduk dengan pertumbuhannya yang cukup pesat. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan salah satu petani setempat menunjukkan bahwa produksi sayur kubis di area desa ini cukup baik. Namun sistem tanamnya menyesuaikan musim tanam serta pemanfataan media yang menjadi sumber informasi hanya sebagai sarana komunikasi antar petani dan penggunaan televisi dan radio sebagai sarana hiburan.

Informasi pertanian yang dibutuhkan oleh petani dalam mengelola usahatani tentunya beragam dengan menyesuaikan komoditas apa yang digunakan. Pada bidang pertanian informasi dapat diterima oleh petani dan dapat diakses melalui beberapa

(4)

media komunikasi yang tersedia di sekitar petani. Media komunikasi yang digunakan pada umumnya tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam dunia pertanian.

Keberadaan media komunikasi dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi petani dalam proses produksi usahatani yang dikelola. Sumber informasi yang diperoleh dapat dalam bentuk media komunikasi (smartphone, radio, televisi dan koran/majalah) maupun saluran interpersonal (penyuluh pertanian, pedagang dan sebagainya). Peran media komunikasi diharapkan agar dapat memberikan informasi terkait pertanian sehingga petani dapat mengelola usahatani dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas telah menjelaskan mengenai topik yang akan diangkat dalam penelitian nantinya maka dapat memberikan rumusan masalah terkait hubungan antara media komunikasi dengan produksi sayur kubis.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan media komunikasi dengan produksi sayur kubis di Desa Nogosaren?

2. Bagaimana penilaian petani dalam penggunaan media komunikasi dengan produksi sayur kubis di Desa Nogosaren?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hubungan media komunikasi dengan produksi sayur kubis di Desa Nogosaren.

2. Mengetahui penilaian petani dalam penggunaan media komunikasi dengan produksi sayur kubis di Desa Nogosaren.

(5)

1.4 Batasan Penelitian

1. Pelaksanaan penelitian berada di Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

2. Sumber informasi dari penelitian adalah petani Desa Nogosaren yang membudidayakan sayur kubis dan yang menggunakan salah satu media komunikasi dalam keseharianya.

3. Penelitian ini terdiri atas 5 variabel diantaranya adalah smartphone (X1), radio (X2), televisi (X3), koran (X4) dan merupakan produksi sayur kubis (Y).

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan agar bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya adalah:

1. Bagi Peneliti

Dapat memberikan tambahan pengetahuan serta studi kepustakaan tentang bagaimana hubungan antara media komunnikasi dengan hasil produksi sayur kubis.

2. Pihak Desa

Dapat memberi gambaran tentang variabel media apa saja yang memiliki hubungan dengan hasil produksi sayur kubis sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukkan kepada masyarakat Desa Nogosaren dalam pemanfaatan media komunikasi.

3. Bagi Pihak Akademis

Penelitian ini dapat memberikan penambahan ilmu dan sebagai referensi atau bahan studi lanjutan dalam melakukan penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan media komunikasi sebagai sumber informasi yang berhubungan dengan hasil produksi sayur khususnya mengenai produksi sayur kubis di Desa Nogosaren dan dapat menjadi acuan bagi civitas akademisi yang ingin meneliti hal tersebut.

(6)

1.6 Model Hipotetis

Model hipotetis korelasi media komunikasi dengan produksi sayur kubis di Desa Nogosaren digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Model Hipotetis Penelitian Keterangan:

X1: Smartphone X2: Radio X3: Televisi X4: Koran

Y: Produksi sayur kubis (kg)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak institusi untuk menambah ilmu pengetahuan terkait hubungan dukungan keluarga dengan stigmatisasi dalam merawat

In Figure F-2, the lattice parameter percentage changes for rutile TiO2 are plotted as a function of temperature, using the standard lattice parameter values in PDF 01-072- 4812 as