39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Daya Tampung
Pemetaan zonasi penerimaan peserta didik baru jenjang sekolah menengah pertama kabupaten boyolali tahun pelajaran 2018/2019 dan 2022/2023 tidak mengalami perubahan. Daya tampung penerimaan peserta didik baru jenjang SMPN 1 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 2022/2023.
Tabel II. Daya Tmpung Peserta Didik Baru SMPN 1 Wonosegoro Tahun 2022/2023
No. Nama Sekolah Daya Tampung
Jalur
ZONASI AFIRMASI MUTASI PRESTASI
1 SMPN 1
WONOSEGORO 256 128 38 13 77
a. Untuk kuota Zonasi 50% dengan jumlah 128 anak. Zonasi adalah jalur yang disediakan peserta didik yang telah tinggal di suatu zona selama satu tahun. Dibuktikan dengan kartu keluraga atau surat keterangan dari RT/RW atau pejabat yang berwenang. Dalam hal calon
40
peserta didik tidak memiliki Kartu Keluarga karena keadaan tertentu, maka dapat diganti dengan Surat Keterangan Domisili dari Rukun Tetangga atau Rukun Warga yang dilegalisir oleh Lurah/Kepala Desa atau pejabat setempat lain yang berwenang menerangkan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 1 tahun sejak diterbitkannya Surat Keterangan Domisili.
Keadaan tertentu meliputi: bencana alam;
dan/atau bencana sosial. Tidak perlu nilai UN dan disabilitas bisa ikut. Dihitung jarak rumah calon siswa ke sekolah.di hitung dari lokasi kantor kelurahan sampai SMPN 1 Wonosegoro berdasarkan keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebiudayaan Pemerintah Kabupaten Boyolali.
b. Jalur Afirmasi dengan kuota 15% jumlah siswa 38 anak. Afirmasi diperuntukan untuk siswa yang bersal dari keluarga kurang mampu dengan bukti KIP atau PKH. Kriteria calon siswa yang bisa mendaftar lewat jalur ini antara lain:
41
1) Jalur afirmasi diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dan anak penyandang disabilitas.
2) Peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dibuktikan dengan bukti keikutsertaan peserta didik dalam Program Penanganan Keluarga Tidak Mampu dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
3) Peserta didik yang masuk melalui jalur afirmasi merupakan peserta didik yang berdomisili di dalam/di luar wilayah zonasi sekolah yang bersangkutan.
4) Penentuan peserta didik dalam jalur afirmasi diprioritaskan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang terdekat dengan sekolah
c. Jalur perpindahan orang tua / wali dimana di sertakan surat tugas dari lembaga atau intansi dimama orang tua calon peserta didik bekerja.
Di SMPN Wonosegoro membuka kuota 5%
atau 13 siswa untuk jalur afirmasi.
42
1) Perpindahan tugas orang tua/wali dibuktikan dengan surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor, atau perusahaan yang mempekerjakan.. Atas nama Muhammad Yusuf Maulana, Ananda Wahyu Kurniawan adalah anak seorang pegawai yang berasal dari luar Boyolali.
2) Anak guru dapat menggunakan jalur perpindahan tugas orang tua/wali untuk menjadi peserta PPDB pada sekolah tempat orang tuanya mengajar. Atas nama Mukhammad Waldan dari kelas C dan Julviana Aura Titis Winasis dari kelas D adalah anak seorang guru yang berumah di Nogosari tetapi mengajar di wonosegoro sehingga ikut bersekolah di SMPN 1 Wonosegoro.
3) Penentuan peserta didik dalam jalur perpindahan tugas orang tua/wali diprioritaskan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang terdekat dengan sekolah.
43
d. Jalur Prestasi dengan Kuota 30% dengan siswa 77 anak. Dengan menunjukkan nilai akademik dan non akademil. Nilai akademik dengan mengumpulkan raport 5 semester terakir.
Nonakademik dengan menunjukan piagam kejuaraan mulai tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional dan internasional. Pretasi kejuaraan bisa di bidang olahraga, seni,budaya, agama, sain tekhnologi, pramuka yang dikeluarkan instansi pemerintah dan induk organisasi resmi. Di SMPN 1 Wonosegoro dari nilai itu dirangking dan diambil 77 anak, dan tidak ada yang lewat non akademik melalui piagam kejuaraan.
Peneliti membuat angket yang berisi quesioner guna mencari pendapat atau data dari guru, siswa dan wali murid kelas 7 yang baru menjadi siswa baru di SMPN 1 Wonosegoro. Kuesioner tersebut guna mencari informasi tentang penerimaan sistem PPDB zonasi sekolah tahun ajaran 2022/2023 apakah sudah sesuai dengan harapan mereka.
Populasi siswa kelas 7 SMPN 1 Wonosegoro 256 siswa, dibagi 8 kelas mulai kelas A-H. Peneliti mengambil sample 5 siswa setiap kelas, 5 wali
44
murid setiap kelas dan 20 guru di SMPN 1 Wonosegoro. Untuk perhitungan data peneliti menggunakan teori skala likert.
4.1.2 Hasil Penghitungan Angket Siswa
Dengan perhitungan lingkert dengan nilai maksimal 25 x 5 = 125. Nilai minimal 25 x 1 = 25. Untuk membagi interval menjadi 5 kategori, Anda perlu membagi panjang interval dengan jumlah kategori yang diinginkan. Dalam hal ini, intervalnya adalah 100 dan Anda ingin membaginya menjadi 5 kategori. Mari kita hitung panjang setiap kategori:
Panjang kategori = Interval / Jumlah kategori
= 100 / 5
= 20
Jadi, setiap kategori memiliki panjang 20. Peneliti mengambil batas atas dan batas bawah untuk setiap kategori:
Sangat tidak setuju Batas bawah: 25
Batas atas: 25 + 20 = 45
Kategori tidak setuju:
Batas bawah: 45
Batas atas: 45 + 20 = 65
Kategori kurang setuju :
45 Batas bawah: 65
Batas atas: 65 + 20 = 85
Kategori setuju:
Batas bawah: 85
Batas atas: 85 + 20 = 105
Kategori sangat setuju:
Batas bawah: 105
Batas atas: 105 + 20 = 125
Dengan demikian, interval dengan 5 kategori adalah sebagai berikut:
Kategori sangat tidak setuju : 25 – 45
Kategori tidak setuju : 45 – 65
Kategori kurang setuju : 66 – 85
Kategori setuju : 86 – 105
Kategori sangat setuju : 106 - 125 Tabel III. Hasil Kuesioner 40 Siswa
No. Nama Kelas Nilai Kategori 1 Cahyani Mulan Dadari 7A 109 SS 2 Dewi Lenia Handayani 7A 102 S 3 Dila Aprelia Susanti 7A 105 S 4 Dimas Aditya
Febriansyah
7A 84 KS
5 Ihsan Tri Arifudin 7A 112 SS
46
6 Agni Ranika Putri 7B 115 SS 7 Agung Satya Aji 7B 120 SS
8 Alfin Ardiansah 7B 87 S
9 Alisa Putri Lestari 7B 85 KS 10 Anisa Putri Wibowo 7B 88 S 11 Azka Fairuza Al Ihsan 7C 108 SS 12 Devi Duwita Putri
Pink- Pink
7C 106 SS 13 Dhea Amalia Putri 7C 115 SS
14 Endah Pratiwi 7C 117 SS
15 Ernes Salsa Erlyta Devi
7C 81 KS
16 Nio Novitasari 7D 78 KS
17 Nas'wa Imam Kusuma 7D 119 SS 18 Novianti Dwi Rahayu 7D 113 SS 19 Radika Adi Pratama 7D 87 S 20 Rahayu Dinar Saputra 7D 90 S 21 Miftakhul Khasanah 7E 95 S 22 Moch. Ilyas Prastansah 7E 97 S 23 Muhammad Risky
Fadhilah
7E 100 S 24 Mukhammad Wahyu
Febrian
7E 125 SS 25 Olivia Dhea Utami 7E 99 S 26 Bagus Oka Pratama 7F 102 S 27 Dessy Dwi Utami 7F 106 SS
47
28 Deswita Aulia Putri 7F 115 SS 29 Diah Ayu Febriana 7F 117 SS
30 Dimas 7F 81 KS
31 Muhamad Adly Aziz 7G 78 KS 32 Muhammad Alfitra
Setiawan
7G 119 SS 33 Muhammad Maulana
Arrofi
7G 113 SS
34 Nabila Suciana 7G 87 S
35 Nesa Mariska Devi 7G 90 S 36 Virni Ulun Ekita
Cahya
7H 95 S
37 Dhea Ayu Puspitasari 7H 97 S
38 Suci Nurlita 7H 100 S
39 Kristiyanto 7H 125 SS
40 Dwi Andrianto Saputra 7H 99 S
4.1.3 Hasil Penghitungan Angket Wali Murid
Dengan Skala Lingkert nilai maksimal 150 dan nilai minimal 30. Dengan 5 kategori, maka selisih antara nilai maksimal dan nilai minimal: 150 - 30 = 120. Bagi selisih tersebut dengan jumlah kategori yang diinginkan: 120 / 5 = 24. Titik awal interval dalam penelitian ini, titik awal interval adalah nilai minimal:
30.
Maka interval terbagi :
48
Kategori Sangat Tidak Setuju : 30 – 54 Kategori Tidak Setuju : 55 – 78 Kategori Kurang Setuju : 79 – 102
Kategori Setuju : 103 – 126
Kategori Sangat Setuju : 127 – 150 Tabel IV. Hasil Kuesioner Orang Tua Siswa Wonosegoro No. Nama Orang Tua Nilai Kategori
1 Ahmad sutanto 98 KS
2 Kuncoro 90 KS
3 Sunadi 109 S
4 Ngabtiyanto 108 S
5 Supar 113 S
6 Suyanto 117 S
7 Narno 123 S
8 Margiyanto 104 S
9 Karso 105 S
10 Suwito 109 S
11 Suwarno 112 S
12 Sukamto 136 SS
13 Sukamto 102 KS
14 Sunardi 98 KS
15 Pujiman 95 KS
16 Sairoji 90 KS
49
17 Sunanto 94 KS
18 Sukimin 96 KS
19 Purnadi 99 KS
20 Sarimin 102 KS
21 Edi susanto 123 S
22 Sunardi 89 KS
23 Sapto hadi 80 KS
24 Setu 87 KS
25 Tukiman 119 S
26 Wahyu waliyanto 121 S
27 Pujiyono 95 KS
28 Mulyanto 102 KS
29 Sunaryo 107 S
30 Sukir haranto 121 S
4.1.4 Hasil Angket Guru
Peneliti mengambil sample 20 guru. Dengan Skala Lingkert nilai maksimal 100 dan nilai minimal 20.
Dengan 5 kategori, maka selisih antara nilai maksimal dan nilai minimal: 100 - 20 = 80. Bagi selisih tersebut dengan jumlah kategori yang diinginkan: 80 / 5 = 16.
Titik awal interval dalam penelitian ini, titik awal interval adalah nilai minimal: 30.
Maka interval terbagi :
50
Kategori Sangat Tidak Setuju : 20 – 36 Kategori Tidak Setuju : 37 – 52 Kategori Kurang Setuju : 53 – 68
Kategori Setuju : 67- 84
Kategori Sangat Setuju : 85 – 100 Tabel V. Hasil Kuoesioner Persepsi Guru
No. Nama Guru Nilai Kategori
1 Sutrinem 82 S
2 Bayu wisnu wardhana 88 SS
3 Winda apriani 91 SS
4 Prasetya rudi setyawan 66 KS
5 Jarot prasetyo 55 KS
6 Tukirin 100 SS
7 Aris mustofa 92 SS
8 Sri suwarni 78 S
9 Sri rahayu estuningsih 84 S
10 Arif budi wibowo 87 SS
11 Tarjinah 93 SS
12 Waluyo sejati 97 SS
13 Watoto 67 S
14 Sana 50 KS
15 Sri endrayati 70 S
16 Joko turyanto 99 SS
51
17 Didik subagiyo 69 S
18 Sukartini 80 S
198 Sri wiyati 82 SS
20 Sudaryoko 90 SS
4.1.5 Perbandingn Nilai UN tahun ajaran 2022/2023
Daya saing siswa tentu penting dalam pendidikan, karena dengan daya saing setiap siswa akan berusaha berkembang. Daya saing memberi jiwa kompetisi yang positif bagi siswa. Perubahan kurikulum dari Nilai Ujian Nasional ke sistem zonasi tentunya berdampak pada daya saing siswa dan sekolah. Seperti mata uang memiliki dua sisi, baik dan buruk perubahan sistem penerimaan siswa baru ini. Zonasi sekolah memberi dampak baik bagi pemerataan pendidikan tapi untuk daya saing siswa tentu ini akan berdampak sebaliknya. Siswa yang bertempat tinggal dekat sekolahan tentunya akan merasa aman dimana pasti masuk di zonasi sekolah. bagi siswa yang bertempat tinggal jauh dari sekolahan tentu akan kawatir karena jauh dari zonasi. Untuk data nila da dilampiran.
4.2 Pembahasan
52
4.2.1 Dari data angket siswa bisa dilihat tanggapan siswa dengan penerapan dengan sistem zonasi sangat setuju 17 siswa, yang setuju 17 siswa, yang kurang setuju 6 siswa, yang tidak setuju 0 siswa, yang sangat tidak setuju 0 siswa. dari data ini penelitu bisa menyimpulkan program penerimaan siswa baru dengan sistem zonasi bisa diterima baik oleh para siswa SMPN 1 Wonosegoro.
4.2.2 Dari hasil qoesioner wali murid di hasilkan data sangat setuju 1 orang, setuju 14 orang, kurang setuju 15 orang, tidak setuju 0 orang dan sangat tidak setuju 0 orang. Peneliti menyimpulkan orang tua wali mendukung sistem zonasi karena tidk ada jawaban yang tidak setuju dan sangat tidak setuju. meskipun ada yang menjawab kurang setuju tentunya wali murid menginginkan perbaikan di dalam penerimaan siswa baru di SMPN 1 Wonosegoro. dalam penerapan penerimaan siswa baru sistem zonasi di SMPN 1 Wonosegoro.
4.2.3 Dari hasil koesioner guru di hasilkan data sangat setuju 10 orang, setuju 7 orang, kurang setuju 3 orang, tidak setuju 0 orang dan sangat tidak setuju 0 orang.
Peneliti mmenyimpulkan guru setuju dengan sitem
53
zonasi dalam penerimaan siswa baru di SMPN 1 Wonosegoro.
4.2.4 Daya saing nilai masuk PPDB sebelum dan sesudah simtem zonasi diterapkan di SMPN 1 Wonosegoro.
Sebelum zonasi tahun ajaran 2016/2017 masih menggunakan sistem penerimaan siswa baru dengan Nilai Ujian Nasional. Dari data nilai bisa dilihat bahwa nilai UN siswa yang masuk SMP Negeri 1 Wonosegoro mengalami penurunan. Di tahun Ajaran 2016/2017 dengan tiga mapel yaitu Matematika, IPA, Bahasa Indonesia nilai rata-rata UN 267. Sedangkan tahun 2022/2023 menjadi 251. Peneliti melihat diterapkan zonasi tahun 2022/2023 terlihat siswa yang masuk ke SMPN 1 Wonosegoro murun kualitas dilihat dari nilai UN. Itu wajar karena siswa yang masuk tidak ada seleksi nilai. Dari quesioner angket pemerataan pendidikan juga tidak terlalu signifikan, dalam arti pembangunan fasilitas sekolah dan penambahan tenaga pendidik dan non kependidikan juga tetap sama di SMPN 1 Wonosegoro. Peneliti melihat nilai siswa yang masuk di SMPN 1 Wonosegoro akan mempengaruhi daya saing di sekolahan. Tentu peneliti melihat siswa akan belajar lebih keras bila dilingkungan yang lebih bersaing.
54
Tidak hanya itu, tentunya untuk para guru harus lebih berjuang dalam mengajar. Tentunya nilai UN menjadi acuan peneliti melihat kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran.