• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Perlindungan Hak Asasi Perempuan dibawah Umur (Anak) Korban Kekerasan Seksual (Perkosaan) Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Perlindungan Hak Asasi Perempuan dibawah Umur (Anak) Korban Kekerasan Seksual (Perkosaan) Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BABI PENDAHULUAN

Persoalan kcjahatan dengan modus kekerasan menjadi problem yang serius yang dihadapl oleh hampir sctiap bangsa dan Negara di muka burni ini. Dalam wilayah sosial kcseharian, masalah kekerasan dikaitkan dengan kasus-kasus kriminalitas yang cenderung semakin keras atau brutal. Pencurian, perampasan dan

perkosaan yang disertai kekerasan disamping pembunuhan dalam

berbagai

bentuk yang sadis, meoambah daftar agenda perbincangan soal kekerasan. 13

Hal itu mengisyaratkan balw;a kejahatan dengan modus kekerasan sepertinya tetap mengalami pasang surut ditengah masyarakat. Problem kriminalitas tetap mcnjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, yang kemunculannya sering kali tidak dapat diduga atau tiba-tiba saja terjadi disuatu lingkungan dan komunitas yang sebelurnnya tidak pemah diprediksi akan melahirkan kcjahatan berkatagori

pemberatan.

Manusia yang menjadi korban kejaha1an itu sama artinya dengan dirampas hak-hak azasioya. Eksistensi hak-hak azasi maousia (HAM) dikalahkan oleh perilaku

yang lebih meogedepaokao kebiadabao (kekejiao).

Diantara manusia Indonesia yang rawan menjadi korban kejahatan kekerasan adalah kaum perempuao, baik dalam soal pembunuhan, perkosaan, pengaoiayaao, pelecehao seksual maupun laiMya. Wanita sangat rentan menjadi korban kejahatao

13 Haeder Nashir, Agama dan krisis Ki!manusian J.fodern, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1991, hat 64.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

2

(Victim

of Crime)

dibidang kesusilaan. Pcrempuan sedang menjadi objek pengibirian dan pelecehan bak-haknya. Perempuan sedang tidak berdaya menghadapi kcbiadaban inividual, kultural, struktural yang dibenarlcan. Nilai-nilai kcsusilaan yang scharusnya dijaga kesuciannya scdang dikoyak dan dioodai oleh oaluri kebinaU111gan yang diberikan untuk berlaku sebagai adidaya.

Tiodak kekerasan terhadap perempuan merupakan ancamao terus-menerus bagi perempuan manapun didunia, \\'3laupun diakui bahwa aogka tindak kekerasan terhadap laki-laki Jebih tinggi dibandingkao terhadap perempuan. Akan tetapi, harus diingat bahwa kcdudukan perempuan discbagian dunia yang tidak dianggap sejajar

dengan laki-laki, membuat masalah ini menjadi momok bagi perempuan terhadap kejahatan (Fear of Crime) jauh lcbih tinggi dibandingkan dengan apa yang dirasakan kaum pria Pemyataao ini berlaku diseluruh dunia tanpa memandang batas wilayah maupun wal.."tu. Kenyataan menunjullan bahwa sebagian besar korban kejahatan adalah perempuan, tetapi dapat dipahami bahwa kerentanao wanita sccara kodrati (dalam aspek jasmaniah) membuat

Fear of C

rime mereka lebih tinggi.

Perkosaan telah menjadi salah satu jenis kejahatan dibidang seksual yang membutuhkan perhatian yang serius, mcngingat kasus ini dapat mengakibatkan persoaalan komplikatif (serius dan beragam) dalam kehidupan kcmasyarakatan dan

!..enegaraan, terutama kchidupan kaum perempuan, anak-anak dan masa depan suatu keluarga dan dalam hal ini yang menjadi dasar hukum perkosaan adalah pasal 285 KUHP yang berbunyi " Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan diam, dihukum karena memperkosa dengan hukuman pcnjara selama-Jamanya dua betas tahun".

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

4) Ketentuan saksi pidana terhadap pelaku tindak kekerasan seksual anak di bawah umur sangat penting dalam mencegah dan mengurangi kasus-kasus yang sering terjadi.

Korban kejahatan sebagai saksi di Pengadilan yang melihat, mendengar, dan mengalaminya sendiri terutama untuk kasus perkosaan, hakim memberikan keringanan untuk korban

Kejahatan seksual pada anak di bawah umur dalam kaitan perlindungan anak dan pemberatan hukuman berupa kebiri kimia terhadap pelaku kejahatan dapat ditarik benang

Berbagai upaya perlindungan telah dilakukan oleh Komnas HAM, Komnas Perempuan dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sebagai Lembaga Negara yang memberikan perhatian serius

Kekerasan seksual yang dilakukan oleh mantan pacar EL dengan berhubungan badan kemudian kelamin perempuan dicolok menggunakan jari untuk merasa puas bersama EL, hal ini dilakukan selama

Dialog tatap muka yang dilakukan oleh pihak- pihak yang terlibat dalam proses penanganan kekerasan seksual sebagai bentuk tindak lanjut aduan kasus kekerasan seksual yang telah diterima

Perlindungan Hukum Kasus Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik terhadap Perempuan Korban Perbudakan Seks di Salatiga Tanya Conti a Grace Avelia Hongadi b a Universitas Surabaya,

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh UPTD PPA Kota Medan sebagai penyelenggara perlindungan perempuan dan anak, dalam proses penanganan kasus kekerasan seksual pada