• Tidak ada hasil yang ditemukan

The data of this research is the students’ ability to rewrite a fairy tale at class VII SMP Negeri 27 Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "The data of this research is the students’ ability to rewrite a fairy tale at class VII SMP Negeri 27 Padang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG

Atika Yurizal, Upit Yulianti DN, Rina Sartika

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research was based on several things. First,the students were not interested in learning writing. Second, students have difficulties when writing a fairy tale due to lack of reading. Third, students did not able to write a fairy tale well because it was difficult to express thoughts, creativity, imagination when writing fairy tale. The purpose of this researchwas to describe the students’ ability to rewrite fairy tale at class VII SMP Negeri 27 Padang. The type of this research was quantitative research using descriptive method. The population of this researchwas students at class VII SMP Negeri 27 Padang, consisting of 218 students. This research used Proportional Random Sampling, the sample in this researchwas 28 students. The data of this research is the students’ ability to rewrite a fairy tale at class VII SMP Negeri 27 Padang. The instrument in this researchwas a performance test used to collect data to describe students’ ability to rewrite fairy tale. Based on the data analysis result, it can be concluded as follows: the students’ ability in rewritinga fairy tale at class VII SMP Negeri 27 Padang obtained an average value of 63.09. It is in the range of 56-65% with a scale of 10, with sufficient qualification (C). Of the four indicators that have been tested, Indicator 1 (Characterization) obtained the average value of 78.56 in the range of 76-85% on a scale of 10, with good qualification (B), Indicator 2 (Plot) obtained an average score of 20.84 in the range of 16-25% on a scale of 10, with poor qualification (B), Indicator 3 (Background) obtained the average value of 66.66 in the range of 66-75% on a scale of 10, with more than enough qualification (LdC), Indicator 4 (Moral Value) obtained an average score of 47.61 in the range of 46-55% on a scale of 10, with almost adequate qualification (HC).

Keywords: Ability, Rewrite, Fairy Tale

PENDAHULUAN

Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung karena melalui tulisan kita dapat menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.Menulis juga sangat penting untuk dikembangkan, melalui

kegiatan menulis seseorang bisa menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan oleh sebab itu menulis dapat dikatakan kegiatan yang bersifat produktif. Suatu tulisan yang baik, harus bersifat informatif kepada pembaca, tulisan harus diungkapkan dengan menggunakan kalimat yang jelas, logis, sistematis, dengan diperkaya oleh kosakata

(2)

yang benar dan tepat dalam tulisanya, sehingga pembaca akan mudah menemukan sebuah informasi.

Menurut Rosidi (2009:2), menulis adalah suatu kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung”. Selain itu Dalman (2014:3) menyatakan bahwa menulis adalah suatu kegiatan komunikasi yang berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Salah satu bentuk keterampilan menulis adalah menuliskan kembali dongeng yang pernah dibaca atau didengar. Dongeng merupakan cerita pendek kolektif kesusastraan lisan dan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran, dan bahkan sindiran. Jadi, dongeng merupakan suatu kejadian yang tidak pernah terjadi dan sama sekali tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Menurut Djamaris (2002: 68) dongeng adalah tentang sesuatu hal yang tidak pernah terjadi dan hanya cerita khayal semata.

Berdasarkan penjelasan diatas kemampuan menuliskan kembali dongeng merupakan salah satu kemampuan yang

harus dikuasai oleh siswa, sehingga kemampuan menuliskan kembali dongeng termasuk Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMP kelas VII semester 1, Standar Kompetensi (SK) 8.Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng, dan Kompetensi Dasar (KD)8.2.menuliskan kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar. Indikator yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menulis dongeng sesuai dengan unsur-unsur dongeng.

Menurut Danandjaya 1984:83) dongeng merupakan cerita pendek kolktif kesusastraan lisan dan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi.

Dongeng diceritakan untuk hiburan, walaupun banyak melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran, atau bahkan sindiran.

Jadi, dongeng merupakan suatu kejadian yang tidak pernah terjadi dan sama sekali tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Dongeng sebuah cerita yang bertujuan untuk menghibur dan menggambarkan tentang sesuatu hal yang ada agar disajikan pelajaran oleh manusia.

Berdasarkan hasil yang diamati serta wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 27 Padang dengan Bapak Dafri, S.Pd, pada tanggal 28 Juli 2016, diperoleh informasi bahwa keterampilan

(3)

menulis siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang masih tergolong rendah khususnya dalam menulis dongeng. Permasalahan yang sering dialami siswa saat proses belajar mengajar, khususnya menulis dongeng adalah sebagai berikut: Pertama, pembelajaran menulis belum sepenuhnya diminati oleh siswa, karena menulis termasuk pelajaran yang kurang menarik dan membosankan bagi siswa. Kedua, siswa sulit memperoleh ide dalam menulis karena siswa malas berpikir tentang hal apa yang akan ditulisnya. Ketiga, siswa sulit menuangkan ide dalam pembelajaran menulis dongeng karena penguasaan kosakatanya masih kurang. Keempat, siswa memiliki kendala saat menulis dongeng karena kurang membaca. Kelima, siswa belum mampu menulis dongeng dengan baik karena sulit mengekspresikan pikiran, kreativitas, imajinasinya saat menulis dongeng.

Wawancara selanjutnya juga dilakukan dengan tiga orang siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi mengenai masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis dongeng.

Pertama, siswa kesulitan saat memilih tema yang tepat untuk dongeng yang akan ditulis karena malas memikirkan tema untuk dongeng yang akan ditulisnya.

Kedua, siswa sulit menemukan kosakata yang cocok untuk dongeng yang akan

ditulis karena kosakata yang dimiliki siswa masih sangat terbatas. Ketiga, kurangnya minat siswa dengan materi pembelajaran menulis dongeng. Pemilihan lokasi penelitian ini di SMP Negeri 27 Padang dengan alasan sebagai berikut ini.

Pertama, setelah dilakukan pengamatan langsung ke sekolah ditemukan masalah yang berkaitan dengan menulis dongeng.

Kedua, di sekolah tersebut belum pernah ada penelitian sebelumnya tentang kemampuan menulis dongeng. Ketiga, dipilihnya siswa kelas VII karena pelajaran menulis dongeng tersebut terdapat dalam kurikulum yang sedang mereka pelajari.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang. Ditinjau dari penokohan, alur, latar, dan amanat.

Rumusan penelitian ini

“Bagaimanakah kemampuan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang, ditinjau dari penokohan, alur, latar, dan amanat?

METODE PENELITIAN

Data kemampuan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang diperoleh dengan cara tes unjuk kerja yaitu membagikan sebuah dongeng dengan tema “Kuda Berkulit Harimau” yang akan dibaca oleh siswa sebelum ditulis kembali dengan bahasa

(4)

sendiri. Data dikumpulkan pada tanggal 6- 8 November 2017. Jumlah sampel penelitian ini 28 orang siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.Dikatakan sebagai penelitian kuantitatif karena mengacu kepada pendapat Arikunto (2006:10) yang menyatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, apabila pengumpulan dan menafsirkan data peneliti mengunakan rumus-rumus statistik.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII1-VII7 SMP Negeri 27 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017, berjumlah 218 orang siswa yang tersebar di dalam tujuh kelas, jumlah populasi yang akan diambil menjadi sampel adalah 218 siswa. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 siswa,diperlukan teknik penarikan sampel.Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah Proportional Random Sampling, yaitu penarikan sampel secara acak berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas.Sampel penelitian ini adalah 28 orang (15% X jumlah populasi yang ada).

Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran populasi dan sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian No. Kelas Populasi Sampel

15%

1. VII1 31 4

2. VII2 32 4

3. VII3 32 4

4. VII4 30 4

5. VII5 30 4

6. VII6 32 4

7. VII7 31 4

Jumlah 218 28

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data kemampuan menulis kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang dikumpulkan dengan menggunakan tes unjuk kerja, dengan tema yang telah ditentukan. Penilaian yang dilakukan untuk kemampuan menulis kembali dongeng berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Indikator tersebut adalah (1) penokohan (2) alur (3) latar, (4) amanat. Penilaian untuk setiap aspek indikator dengan skala 1 sampai 3. Setelah data menuliskan kembali dongeng siswa dinilai, maka diperoleh skor tertinggi 10 dan skor terendah 4.

(5)

Tabel 2 Nilai Kemampuan

MenuliskanKembali Dongeng Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang

Secara Keseluruhan

No Kode Sampel

Skor per

Indikator Jumlah Skor 1 2 3 4

1 01 3 2 3 2 10

2 02 3 3 2 2 10

3 03 3 1 2 1 7

4 04 3 2 2 1 8

5 05 2 2 2 1 7

6 06 3 2 1 1 7

7 07 2 1 2 1 6

8 08 2 2 2 1 7

9 09 2 1 2 1 6

10 10 3 2 2 3 10

11 11 3 2 2 2 9

12 12 2 2 2 1 7

13 13 3 3 2 2 10

14 14 2 2 2 1 7

15 15 2 1 3 1 7

16 16 2 1 2 1 6

17 17 3 2 2 1 8

18 18 2 2 2 1 7

19 19 3 1 2 1 7

20 20 2 1 2 1 6

21 21 1 1 1 1 4

22 22 2 2 2 2 8

23 23 3 2 3 1 9

24 24 1 1 1 2 5

25 25 3 2 2 2 9

26 26 2 2 2 3 9

27 27 2 2 2 2 8

28 28 2 2 2 1 7

Nilai kemampuan menulis kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang secara keseluruhan ditentukan dengan menggunakan rumus persentase. Berikut ini adalah contoh penerapan rumus persentase pada sampel 01.

N= x 100 N= x 100 N= 83,33

Tabel 3

Distibusi Frekuensi Kemampuan MenuliskanKembali Dongeng Siswa

Kelas VII SMP Negeri 27 Padang Secara Keseluruhan

No X

Nilai

Keseluruhan

F FX

1 83,33 5 416,65

2 75 3 225

3 66,66 4 266,64

4 58,33 10 583,3

5 50 4 200

6 41,66 1 41,66

7 33,33 1 33,33

Jumlah 28 1766,58

M=

M=

M= 63,09

Berdasarkan tabel 3 tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kemampuan menuliskankembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang.Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 83,33 berjumlah 5 orang (17,85%) berada pada kualifikasi baik (76-85%).

Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 75 berjumlah 3 orang (10,71%) berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%).

Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 66,66 berjumlah 4 orang (14,28%) berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66- 75%). Keempat, siswa yang mendapatkan nilai 58,33 berjumlah 10 orang (35,71%) berada pada kualifikasi cukup (56-65%).

(6)

Kelima, siswa yang mendapatkan nilai 50 berjumlah 4 orang (14,28%) berada pada kualifikasi hampir cukup (46-55%).

Keenam, siswa yang mendapatkan nilai 41,66 berjumlah 1 orang (3,57%) berada pada kualifikasi kurang (36-45%).

Ketujuh, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 berjumlah 1 orang (3,57%) berada pada kualifikasi kurang sekali (26-35%).

Berdasarkan tabel 3 tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 63,09. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis kembali dongengsiswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang secara keseluruhan tergolongcukup karena berada pada tingkat penguasaan (56-65%) pada skala 10.

Tabel 4

Pengklasifikasian Nilai MenuliskanKembali Dongeng Siswa

Kelas VII SMP Negeri 27 Padang Secara Keseluruhan

No Rentangan

Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentasi (%)

1 96-100 % Sempurna 0 0,00

2 86-95 % Baik Sekali 0 0,00

3 76-85 % Baik 5 17,86

4 66-75%

Lebih dari

Cukup 7 25,00

5 56-65 % Cukup 10 35,72

6 46-55 %

Hampir

Cukup 4 14,28

7 36-45 % Kurang 1 3,57

8 26-35 %

Kurang

Sekali 1 3,57

9 16-25 % Buruk 0 0,00

10 0-15 %

Buruk

Sekali 0 0,00

Jumlah 28 100 %

Berdasarkan tabel 4 tersebut, diperoleh gambaran mengenai kemampuan menuliskankembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang.Pertama, siswa yang berada pada kualifikasi baik (76-85%) berjumlah 5 orang.Kedua, siswa yang berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%) berjumlah 7 orang.Ketiga, siswa yang berada pada kualifikasicukup (56-65%) berjumlah 10 orang.Keempat, siswa yang berada pada hampir cukup (46- 55%) berjumlah 4 orang.Kelima, siswa yang berada pada kualifikasi kurang (36- 45%) berjumlah 1 orang.Ketujuh, siswa yang berada pada kualifikasi kurang sekali (26-35%) berjumlah 1 orang. Jika dideskripsikan ke dalam bentuk diagram, maka dapat dilihat sebagai berikut:

(7)

Gambar 1 Diagram Kemampuan

MenuliskanKembali Dongeng Siswa Kelas VII SMP Negeri 27 Padang

Secara Keseluruhan

Berdasarkan pada diagram batang tersebut, kemampuan menuliskankembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang meliputi enam kategori, antara lain, baik (B), lebih dari cukup (LdC), cukup (C), hampir cukup (HC), dan kurang (K), kurang sekali (KS).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang adalah dengan menghitung skor mentah dari jawaban siswa. Skor tersebut kemudian diubah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Berikut ini adalah gambaran tentang kemampuan

menulis kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa kemampuan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 27 Padang diperoleh nilai rata-rata 63,09 berada pada rentangan nilai 56-65% dengan skala 10, dengan kualifikasicukup (C). Dari keempat indikator yang telah diujikan. Indikator 1 (Penokohan) diperoleh nilai rata-rata hitung 78,56 berada pada rentangan 76- 85% pada skala 10, dengan kualifikasi baik (B). Indikator 2 (Alur) diperoleh nilai rata-rata hitung 20,84 berada pada rentangan 16-25% pada skala 10, dengan kualifikasi buruk(B). Indikator 3 (Latar) diperoleh nilai rata-rata hitung 66,66 berada pada rentangan 66-75% pada skala 10, dengan kualifikasi lebih dari cukup

1 1

4

10

7 5

0 5 10 15 20 25 30

Frekuensi

Kualifikasi 28

24 20 16 12 8 4 2 1 0

(8)

(LdC). Indikator 4 (Amanat) diperoleh nilai rata-rata hitung 47,61 berada pada rentangan 46-55% pada skala 10, dengan kualifikasi hampir cukup (HC).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pragmatik. Jakarta: RinekaCipta.

Danandjaya, James. 1984. Folklor Indonesia. Jakarta: Grafiti.

Dalman. 2014. KeterampilanMenulis.

Jakarta: Rajawali Pers.

Djamaris, Edwar. 2002.Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Rosidi, Imron. 2009. Menulissiapatakut.

Yogyakarta:Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

Grazing and “substantial damage” In administering the EP Act, DER will apply the following guidance in determining whether or not the grazing of stock constitutes substantial damage