• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran cooperative script

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran cooperative script"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KETERAMPILAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Kiki Listiawati, Lira Hayu Afdetis Mana, Afrini Rahmi.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sasta Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This purpose of the study to describe the skills of re-writing the fairy tale the of students of the seventh grade of SMP Negeri 1 Lunang Pesisir Selatan Regency before and after using the Cooperative Script model, and to describe the Effect of Cooperative Script Model on the Skills of Writing the fairy tale Class VII Students of SMP Negeri 1 Lunang Pesisir Selatan Regency. Type of research is quantitaive research by using method of Pre-experiment. The sample of this research is the students of class VII.D SMP Negeri 1 Lunang Pesisir Selatan Regency the total is 28 students. The result of this research is Frist, the skill of rewriting fairy tale of class VII students of SMP Negeri 1 Lunang Pesisir Selatan Regency before using Cooperative Script learning model get the average value 60,70 is in the range of 56-65% qualified enough (C). Second, the skill of rewriting class VII students' tale of SMP Negeri 1 Lunang Pesisir Selatan Regency after using Cooperative Script learning model obtained 79.35 mean score is in the range of 76-85% qualified well (B). Third, there is a significant influence of the use of Cooperative Script learning model on the skills of rewriting fairy tale class VII of SMP Negeri 1 Lunang Pesisir Selatan Regency because tcount (6.49)>ttable (1.70).

Keywords: Cooperative Script, Re-Writing, Fairy Tale

PENDAHULUAN

Menulis merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Empat aspek keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Keterampilan menulis dongeng merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikembangkan ditingkat SMP/MTsN. Hal ini sesuai dengan

(2)

tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006 SMP yang menetapkan bahwa keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa karena melatih siswa mengungkapkan pikiran, menceritakan pengalaman, perasaan dalam bentuk tulisan.

Salah satu bentuk keterampilan menulis adalah keterampilan dalam menulis dongeng. Menulis dongeng ini termasuk dalam salah satu Standar

Kompetensi (SK) 8.

Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng, Kompetensi Dasar (KD) 8.2. Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah seorang guru bahasa Indonesia Ibu Misdawati S.Pd di SMP Negeri 1 Lunang. (1) dalam wawancara kerterampilan menuliskan kembali dongeng siswa masih kurang mengguasai kosa kata sehingga agak lambat dalam keterampilan menuliskan kembali dongeng. (2) siswa belum terampil dalam menuliskan kembali dongeng

yang dibaca atau didengar karena siswa masih kesulitan dalam menuangkan ide yang ada di dalam pikirannya. (3) siswa masih sulit untuk menuliskan kembali dongeng yang telah dibacanya, karena siswa kurang memahami unsur-unsur yang terdapat di dalam dongeng.

Selain wawancara dengan salah seorang guru tersebut, wawancara juga dilakukan dengan dua orang siswa kelas VII, di SMP Negeri 1 Lunang. Siswa berpendapat bahwa menuliskan kembali dongeng adalah kegiatan yang sulit karena siswa harus memulai kata pertama dan mengingat dongeng yang telah dibaca atau didegar sehingga sulit untuk menuliskan kembali dongeng.

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dilihat bahwa keterampilan siswa dalam menuliskan kembali dongeng masih rendah, siswa kurang terampildalam menuangkan ide yang ada di dalam pikirannya. Untuk pemecahan masalah ini, maka perlu menggunakan model pembelajaran yang dapat mempengaruhi minat siswa. Salah satu model yang dapat menunjang keberhasilan dalam

(3)

menulis khususnya dalam menuliskan kembali dongeng, maka model yang digunakan adalah model pembelajaran cooperative script.

Menurut Istarani (2011:15) model pembelajaran cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam materi yang ada secara bergantian sesama pasangannya masing-masing.

Model pembelajaran cooperative script, salah satu model pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat menuliskan kembali dongeng yang dibaca atau didengar dan dapat menentukan unsur intrinsik yang terdapat dalam dongeng.

Kemudian siswa dapat memahami dengan jelas cara menuliskan kembali dongeng dan lebih mudah

menuangkan idenya berdasarkan dongeng yang dibaca atau didengar.

Indikator penilaian dalam menuliskan kembali dongeng berpatokan pada pendapat Muhardi dan Hasanuddin (1992:20-38) yaitu ada enam yang di pakai hanya tiga karena sudut pandang dan gaya bahasa merupakan unsur penunjang, sedangkan tema dan amanat adalah amanat sejalan dengan tema karena amanat dapat berupa pendapat pengarang tentang tema yang dikemukakan sedangkan tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalan karyanya jadi amanat dalam sebuah fiksi dapat terjadi lebih dari satu, asal semuanya itu terkait dengan tema.

Indikator yang di pakai menurut Muhardi dan Hasanuddin adalah sebagai berikut (1) alur adalah peristiwa, konflik, dan klimaks. (2) latar adalah memperjelas keadaan, suasana, tempat, dan waktu terjadinya peristiwa. (3) penokohan adalah hal-hal yang berkaitan dengan penamaan, karakter dan fisik tokoh.

Model pembelajaran cooperative script ini dilakukan agar dapat merangsang pemikiran siswa

(4)

dan dapat meningkatkan kerja siswa lebih giat dan lebih termotivasi dalam menuliskan kembali dongeng yang dibaca atau didengar.

Pembelajaran model cooperative script ini dapat dilakukan dengan cara siswa belajar dalam berpasangan. Setiap pasangan membahas permasalahan yang sama yaitu menuliskan kembali dongeng yang dibaca atau didengar dengan menentukan unsur intrinsik dongeng yang telah ditentukan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penting dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh model cooperative script terhadap keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa, maka dapat melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model pembelajaran Cooperative Script Terhadap Keterampilan Menuliskan Kembali Dongeng Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, menurut Sugiyono

(2011:7), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Menurut Sugiyono (2011:72) penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Penelitian ini menggunakan eksperimen karena melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh perlakuan (treatment) model pembelajaran Cooperative Script terhadap keterampilan menuliskan kembali dongeng.

Rancangan penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Desaign.

Menurut Suryabrata (2011:101), One Group Pretest-Postest Desaign ini menggunakan satu kelompok subjek.

Pertama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1

(5)

Lunang Kabupaten Pesisir Selatan tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 222 orang yang terdiri dari 8 kelas, yaitu kelas VII.A sebanyak 20 orang, kelas VII.B sebanyak 30 orang, kelas VII.C sebanyak 29 orang, kelas VII.D sebanyak 28 orang, kelas VII.E sebanyak 28 orang, kelas VII.F sebanyak 30 orang, kelas VII.G sebanyak 29 orang, dan kelas VII.H sebanyak 28 orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ini. (1) variabel bebas yaitu model pembelajaran Cooperative Script. (2) variabel terikat yaitu keterampilan menuliskan kembali dongeng.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Menurut Arikunto, (2006:136), siswa ditugaskan untuk menuliskan kembali dongeng yang dibaca atau didengar berdasarkan unsur intrinsik dongeng tanpa menggunakan model Cooperative Script. Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini.

(1) siswa diberikan pretest (tes awal) sebelum menggunakan model pembelajaran Cooperative Script

dengan judul “Kancil dan Monyet”.

(2) siswa diberikan perlakuan dengan melaksanakan semua langkah yang terdapat di dalam model pembelajaran Cooperative Script. (3) siswa diberikan postest menugaskan siswa menuliskan kembali dongeng secara individual dengan judul “Si Kancil dan Buaya”.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada subbab ini akan dianalisis data keterampilan menuliskan kembali dongeng sebelum menggunakan model pembelajaran cooperative script siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir selatan.

Keterampilan Menuliskan Kembali Dongeng Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan

Nilai yang diperoleh dalam menuliskan kembali dongeng Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Script. Pertama, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong sempurna (S) dengan nilai berkisar antara 96-100% dengan frekuensi 1

(6)

orang (3,57%) yang berada pada nilai ubah 10. Kedua, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong baik (B) dengan nilai berkisar antara 76-85% dengan frekuensi 1 orang (3,57%) yang berada pada nilai ubah 8. Ketiga, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong lebih dari cukup (LdC) dengan kisaran 66-75% dengan frekuensi 5 orang (17,86%) yang berada pada nilai ubah 7. Keempat, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong cukup (C) dengan kisaran nilai antara 56-65%

dengan frekuensi 7 orang (25%) yang berada pada nilai ubah 6. Kelima, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong hampir cukup (HC) dengan kisaran nilai rata- rata 45-55% dengan frekuensi 6 orang (21,43%) yang berada pada nilai ubah 5. Keenam, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong kurang (K) dengan kisaran nilai rata- rata 36-44% dengan frekuensi 5 orang (17,85%) yang berada pada nilai ubah 4. Ketujuh keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong kurang sekali (KS) dengan kisaran nilai antara 26-35% dengan frekuensi 3

orang (10,72%) yang berada pada nilai ubah 3.

Gambar 1 Diagram Keterampilan Menuliskan Kembali Dongeng Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran

Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan

Keterampilan Menuliskan Kembali Dongeng Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan

Nilai yang diperoleh dalam menuliskan kembali dongeng Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Script. Pertama, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong sempurna (S) dengan nilai berkisar

0 4 8 12 16 20 24 28

Buruk sekali Buruk Kurang sekali Kurang Hampir cukup Cukup Lebih dari cukup Baik Baik sekali Sempurna

Frekuensi

Kualifikasi

(7)

antara 96-100% denga frekuensi 6 orang (21,43%) yang berada pada nilai ubah 10. Kedua, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong baik (B) dengan kisaran 76-85% dengan frekuensi 8 orang (28,58%) yang berada pada nilai ubah 8. Ketiga, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong lebih dari cukup (LdC) dengan kisaran nilai antara 66-75%

dengan frekuensi 5 orang (17,86%) yang berada pada nilai ubah 7.

Keempat, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong cukup (C) dengan kisaran nilai antara 56,65 % dengan frekuensi 4 orang (14,28%) yang berada pada nilai ubah 6. Kelima, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong hampir cukup (HC) dengan kisaran nilai 45-55% dengan frekuensi 3 orang (10,71%) yang berada pada nilai ubah 5. Keenam keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa yang tergolong kurang (K) dengan kisaran nilai 36- 34% dengan frekuensi 2 orang (7,14%) yang berada pada nilai ubah 4.

Gambar 2 Diagram Keterampilan Menuliskan Kembali Dongeng Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran

Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Keterampilan Menuliskan Kembali Dongeng Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan

Pengaruh keterampilan menuliskan kembali dongeng sebelum menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan dengan cara membandingkan variabel X1 dengan variabel X2. Data nilai keterampilan menuliskan kembali dongeng sebelum

0 4 8 12 16 20 24 28

Buruk sekali Buruk Kurang sekali Kurang Hampir cukup Cukup Lebih dari cukup Baik Baik sekali Sempurna

Frekuensi

Kualifikasi

(8)

menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dimasukan kedalam variabel X1 dan data keterampilan menuliskan kembali dongeng dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dimasukan kedalam variabel X2.

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui nilai thitung sebesar . Nilai ttabel diperoleh dari tingkat kesalahan α = 0,05; derajat kebebasan = n – 1 = 28 – 1 = 27 sehingga didapat ttabel = 1,70. Hasil analisa menunjukkan bahwa thitung

( ) > ttabel (1,70). Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran Cooperative Script terhadap keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, keterampilan menuliskan kembali

dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan sebelum menggunakan model pembelajaran Cooperative Script secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi lebih dari cukup dengan rata-rata hitung sebesar 60,70. Kedua, keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan model pembelajaran Cooperative Script secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi baik dengan rata-rata hitung sebesar 79,35. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran Cooperative Script dalam keterampilan menuliskan kembali dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai thitung

( ) >ttabel (1,70), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu

(9)

Pendekatan Prakmatik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada.

Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992.

Prosedur Analisis Fiksi.

Padang: UNP Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif.

Suryabrata, Sumadi. 2011.

Metodologi Penelitian.

Jakarata: PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Bolak Tahun Pembelajaran

Apakah ada pengaruh model pembelajaran cooperative script yang signifikan terhadap kemampuan memahami teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Medan Tahun

Dari hasil yang diperoleh, untuk kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dengan dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script terdapat 25 siswa yang

Model pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong

Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script Pembelajaran cooperative Script adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berpasangan untuk bekerja sama saling membantu mengkonstrusi

Diagram 1 Keterampilan Menulis Teks Deskripsi tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction Siswa Kelas VII MTsN 2 Pesisir Selatan Data secara lengkapnya tentang

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pada ranah kognitif dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Script

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kemampuan memahami teks bioagrafi ―Putu Wijaya‖ yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Cooperative Script dan metode