• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Script

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Script"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Pembelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup. (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas

IX SMA Negeri 2 Gorontalo).

Ni ketut maryani, Dr.Fityane Lihawa, M.Si , Nurfaika S.Si, M.Sc

Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi

F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Niketut_maryani@ymail.com

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan model Cooperative Tipe Script terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup. Penelitian ini dilaksanakan untuk

mengetahui pengaruh penerapan model

Cooperative script yang digunakan dalam pembelajaran

Geografi terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini melibatkan kelompok perlakuan kelas (XI

IS-1) dan kelompok Respon kelas (XI IS-3). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa

besar perbedaan hasil belajar siswa yang menerapkan model

Cooperative Script dengan hasil

belajar siswa yang hanya menggunakan model pembelajaran

Convensional. Populasi penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas XI (Sebelas IS) SMA Negeri 2 Gorontalo. Sampel diambil dengan

menggunakan tehnik cluster random sampling kemudian ditentukan kelas eksperimen sebanyak

31 siswa yaitu kelas XI IS1,

kelas Respon sebanyak 32 siswa yaitu kelas XI IS3.

Instrumen

penelitian menggunakan tes. Tes ini dilaksanakan pada siswa yang ada dikelompok perlakuan

dan juga pada kelompok Respon.

Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa dan Model Cooperative Tipe Script

1.

PENDAHULUAN

Belajar merupakan salah satu kebutuhan yang harus dimiliki oleh manusia karena dengan

belajar manusia akan dapat berkembang dan dapat mengetahui apa yang belum diketahuinya.

Belajar secara menyeluruh merupakan cara yang efektif dan alamiah bagi seseorang. Kita

mengetahui bahwa otak dapat menyerap berbagai fakta, tetapi kerumitan bahasa yang digunakan

dalam memahami informasi terkadang membuat anak tidak bebas bereksperimen dan bahkan

membuat stres.

Pada umumnya yang sering terjadi disekolah-sekolah adalah penggunaan metode

pembelajaran yang belum diterapkan secara maksimal kepada siswa. Demikian pula yang terjadi

di SMA Negeri 2 Gorontalo, sehingga pembelajaran menjadi cenderung belum efektif, antara

lain kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan-penjelasan guru, perhatian siswa pada

(2)

materi hanya terjadi pada awal pembelajaran saja, keterlibatan siswa sulit untuk ditumbuhkan,

dan siswa cenderung lebih banyak berdiam diri, kurang mengajukan pertanyaan walaupun telah

diberikan kesempatan untuk bertanya.

Faktor yang menyebabkan terjadinya hal itu adalah penggunaan metode pembelajaran

yang cenderung monoton yaitu ceramah dan kurangnya minat siswa dalam belajar geografi.

Penggunaan metode diskusi kelompokpun belum mampu untuk melibatkan seluruh siswa secara

aktif, kreatif dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dan siswa belum dapat

memberikan pendapat maupun tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. Akibatnya

berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.

Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dan menigkatkan motivasi

belajar, sikap belajar, maupun berfikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil

pembelajaran yang lebih optimal. Karena itulah perkembangan model pembelajaran dari waktu

ke waktu terus mengalami perubahan.

Sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model

pembelajaran, kini yang banyak mendapat respon adalah model pembelajaran

kooperatif

(cooperative learning). Pada model pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran,

sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam

pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka

bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.

Setiap individu memiliki cara atau gaya berfikir yang berbeda dalam memecahkan suatu

permasalahan sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan dalam memecahkan masalah ini

terletak pada diri pelajar. Terkadang juga permasalahan yang diterjemahkan oleh siswa sesuai

pola pikir masing-masing individu.

Oleh karena itu guru harus mampu memciptakan suasana belajar yang baik, misalnya

menggunakan model atau metode dan tehnik pendekatan dalam pembelajaran yang dapat

menigkatkan hasil belajar siswa. Guru juga harus mengetahui kemampuan-kemampuan yang ada

pada siswa peserta didik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Jika dalam suatu proses pembelajaran di dalam kelas hanya menggunakan pembelajaran

langsung dengan metode ceramah maka perhatian siswa tidak akan terpusat pada penjelasan guru

karena diakibatkan dengan rasa jenuh mereka. Oleh karena itu, pembelajaran dalam kelas harus

(3)

melibatkan seluruh siswa secara langsung untuk membahas konsep teori dan materinya agar

mudah deipahami dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative script.

Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa dapat berkelompok berpasangan

dan bergantian secara lisan dalam megerjakan tugas dari bagian-bagian materi yang diberikan.

Sehingga dengan cara berpasangan ini, siswa dapat lebih memahami materi yang diberikan oleh

guru, akibat dari keterlibatannya secara langsung dalam diskusi kelompok berpasangan tersebut.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui

perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran cooperative script

dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaraan

Convensional pada pembelajaran

geografi pada materi Pelestarian Lingkungan Hidup”.

II. KAJIAN TEORITIK

2.1 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia memperoleh pelajaran.

Hasil belajar dapat berupa nilai, sikap dan keterampilan. Penilaian berfungsi sebagai alat untuk

mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana (2006:23) Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa

sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interpretasi hasil

penilaian. Penilaian dilaksanakan setiap saat proses belajar- mengajar sehingga pelaksanaannya

berkesinambungan. Hasil belajar siswa juga bisa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari

dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa.

Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses

penilaian hasil belajar yaitu; (1) Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pembelajaran,

(2) Mengkaji kembali maateri pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran,

(3) Menyusun alat-alat penilaian baik tes maupun nontes, yang cocok digunakan dalam menilai

jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran, dan (4) Menggunakan

hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian.

2.2 Motivasi

Menurut Uno (2007 :1) Menjelaskan bahwa motivasi adalah kekuatan baik dalam diri

maupun luar diri yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu dalam motivasi tercakup konsep-konsep seperti

kebutuhan untuk berpretasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan dan keingintahuan seseorang

(4)

terhadap sesuatu. Dari berbagai teori motivasi dapat disimpulkan bahwa, motivasi didasarkan

atas dorongan pencapain kepuasan dan juga kebutuhan.

2.3 Model Pembelajaran Cooperative Script

Menurut Brosseau yang dikutip oleh Hadi (2007:18) pembelajaran

cooperative script

adalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai

cara-cara berkolaborasi. Siswa bersama dengan

pesangannya memecahkan masalah secara

bersama-sama. Siswa dituntut untuk beraktivitas sendiri, Siswa menemukan sendiri suatu konsep

atau mampu memecahkan masalah sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam pembelajaran

cooperative script

terjadi suatu kesepakatan untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah

dengan mandiri.

Pada pembelajaran

cooperative script

masalah yang dipecahkan bersama akan

disimpulkan bersama. Peran guru sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai

tujuan belajar. Selain itu, guru mengontrol siswa selama pembelajaran berlangsung dan guru

memberikan pengarahan jika siswa merasa kesulitan. Pada interaksi siswa selama pembelajaran

berlangsung terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi,

saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama.

Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran

cooperative script

benar-benar memberdayakan

potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan yang telah didapatkan dan juga

keterampilannya, jadi

A.

Langkah- Langkah Pembelajaran Cooperative Tipe Script

Dansereau (dalam Hadi 2007:22) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam

pembelajaran

cooperative script

sebagai berikut; (1) Guru membagi siswa untuk berpasangan,

(2) Guru membagikan wacana/materi kepada masing-masing siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan, (3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar Sesuai kesepakatan siswa yang menjadi pembicara

membacakan ringkasan atau prosedur pemecahan masalah selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan dan pemecahan masalahnya. Sementara pendengar:

(a) Menyimak /mengoreksi /menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) Membantu

mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan

materi lainnya Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas, Dan (4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan.

(5)

B.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Script

Kelebihan Model Pembelajaran

Cooperative Script

yaitu; (1) Melatih pendengaran,

ketelitian / kecermatan, (2) Setiap siswa mendapat peran dalam diskusi, setiap siswa,

(3) Mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya dan (4) Melatih siswa

mengevaluasi hasil diskusi untuk diselesaikan bersama.

Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Script yaitu ; (1) Hanya digunakan untuk

mata pelajaran tertentu dan (2) Membutuhkan waktu yang relatif lama.

III. HASIL PENELITIAN

A.

Hasil Penelitian

Dalam uraian berikut ini akan dideskripsikan tentang data hasil belajar siswa pada mata

pelajaran geografi khususnya pada pokok bahasan lingkungan hidup yang di laksanakan di SMA

Negeri 2 Gorontalo. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka penulis mengambil

2 kelas yaitu kelas XI IS-1 sebagai kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran

Cooperative Script

) dengan jumlah 31 orang dan kelas XI IS-3 sebagai kelas kontrol

(menggunakan Model pembelajaran

Convensional

) dengan jumlah siswa 32 orang.

Secara umum, deskripsi data hasil belajar geografi dari kedua kelas tersebut dapat

disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel Deskripsi Data Penelitian

Keterangan :

N

= Jumlah siswa

Skor Min = Skor Minimum

Skor Max = Skor Maximum

E

= Siswa kelas eksperimen (Menggunakan Pembelajaran Cooperative Script)

K

= Siswa kelas kontrol (Menggunakan model Convensional)

Sumber data N Skor Min Skor Max Mean Median (Me) Modus (Mo) St. Deviasi

Post

Test

E

31

50

95

76,89

82,9

77,5

10,10744

K

32

50

90

71,25

67,9

70,5

10,05998

(6)

1.

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model

C

ooperative Script

Jumlah siswa pada kelompok ini berjumlah 31 orang. Data hasil belajar siswa diperoleh

dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar matematika yang terdiri atas 5 butir soal

berstruktur dengan rentang skor 0-100. Skor minimum yang diperoleh kelompok ini adalah 50

dan skor maksimum adalah 95. Nilai rata-rata hitung (

𝑋

) yang diperoleh setelah data

dikelompokkan adalah 76,8871; modus (Mo) adalah 82,9; median (Me) adalah 77,5 dan standar

deviasi adalah 10,10744.

Data hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Pembelajaran

Cooperative Script

dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model

Cooperative Script

No.

Kelas

Interval

fi

fkum

f

relatif

xi

fi.xi

xi

2

fi.xi

2 (%)

1

50-57

1

1

3.22580645

53.5

53.5

2862.25

2862.25

2

58-65

5

6

16.1290323

61.5

307.5

3782.25

18911.3

3

66-73

3

9

9.67741935

69.5

208.5

4830.25

14490.8

4

74-81

13

22

41.9354839

77.5

1007.5

6006.25

78081.3

5

82-89

6

28

19.3548387

85.5

513

7310.25

43861.5

6

90-97

3

31

9.67741935

93.5

280.5

8742.25

26226.8

Jumlah

31

2370.5

184434

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 9 orang siswa atau 29,04 % memperoleh skor

di bawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, 13 orang siswa atau 41,94 % berada

pada kelas interval yang memuat skor rata-rata dan 9 orang siswa atau 29,03 % memperoleh skor

di atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata.

(7)

Gambar histogram skor hasil belajar siswa (pos test) yang menggunakan

model Cooperative

Script

2.

Deskripsi Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan

Model Convensional

Jumlah siswa dalam kelompok ini adalah 32 orang. Skor minimum yang diperoleh adalah

50, skor maksimumnya adalah 90. Adapun skor rata-ratanya ( ) adalah 71,25; Modus (Mo)

adalah 67,9; Median (Me) adalah 70,5; dan standar deviasi adalah 10,05998.

Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa yang menggunakan metode Konvensional

tampak pada Tabel dibawah ini:

Tabel Daftar Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan

Model

Convensional

No. Kelas Interval fi fkum frelatif xi fi.xi xi2 fi.xi2 (%) 1 50-56 3 3 9.375 53 159 2809 8427 2 57-63 4 7 12.5 60 240 3600 14400 3 64-70 9 16 28.125 67 603 4489 40401 4 71-77 6 22 18.75 74.5 447 5550.25 33301.5 5 78-84 7 29 21.875 81 567 6561 45927 6 85-91 3 32 9.375 88 264 7744 23232 Jumlah 32 2280 165689 0 2 4 6 8 10 12 14 F r e k e n s i Kelas Interval 57,5 49,5 65,5 73,5 81,5 89,5 97,5

(8)

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 16 orang siswa atau 50% memperoleh skor di

bawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, 6 orang siswa atau 18,75% berada pada

kelas interval yang memuat skor rata-rata dan 10 orang siswa atau 31,25 % memperoleh skor di

atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data yang terdapat pada dafrar

distribusi frekuensi di atas dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini:

Gambar Histogram skor hasil belajar siswa (pos test) yang menggunakan

model Convensional

B.

Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa syarat-syarat untuk analisis parametrik

Uji t dua sampel bebas yang meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas data telah

dipenuhi. Hal ini berarti bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat menggunakan

analisis parametrik Uji t

(Polled Varians)

. Sedangkan untuk membuat keputusan pengujian

hipotesis digunakan uji satu pihak yakni uji pihak kanan.

Hasil perhitungan uji t ditunjukkan

pada gambar kurva penerimaan dan penolakan H

0

sebagai berikut;

Gambar Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho 0 2 4 6 8 10 F r e k e n s i Kelas Interval 56,5 49,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5 Daerah Penolakan H0 Daerah PenerimaanH0 α = 0,05

1,658

3,0050

(9)

Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung= 3,0050 dan nilai ttabel = 1,658 pada

taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = 61. Hal ini menunjukkan bahwa

thitung= 3,0050>t(1 – α) =

1,658ini berarti H

0

ditolak sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa

Hasil

belajar siswa yang diajar menggunakan

model Cooperative script

lebih tinggi dibanding dengan

hasil belajar yang diajar dengan menggunakan

model Convensional.

C.

Pembahasan

Dalam pembelajaran menggunakan

Cooperative Script dimana siswa membentuk

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua orang berpasangan dalam membahas materi yang

telah diberikan oleh guru, dimana ini benar-benar memberdayakan potensi siswa untuk

mengaktualisasikan pengetahuan yang telah didapatkan dan juga keterampilanya. Menggunakan

model Cooperative Script ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa kompak dalam

bekerja sama dengan kelompoknya. Sedangkan pada kelas kontrol proses pembelajararan

dengan menggunakan model

Convensional

dimana guru hanya dengan ceramah dan Tanya

jawab saja terhadap siswa sehingga dalam mengikuti pelajaran tersebut siswa kurang optimal,

merasa jenuh dan kurang semangat.

Selanjutnya adalah pelaksanaan perlakuan pada kedua sampel tersebut. Untuk kelas

eksperimen diberikan perlakuan Model pembelajaran

Cooperative Script

sedangkan kelas

kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran

Convensional. Setelah memberikan perlakuan

pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, guru memberikan post-test. Tujuan dari Pemberian

post-test ini untuk melihat hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran

Cooperative Script yaitu pada kelas eksperimen dan hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

Convensional

pada kelas kontrol. Dari

hasil yang diperoleh, untuk kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dengan dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran

Cooperative Script

terdapat 25 siswa yang tuntas dan 6

siswa yang tidak tuntas, dengan melihat lembar hasil penilaian siswa seperti pada Lampiran 12,

Sedangkan untuk kelas kontrol degan jumlah 32 siswa dengan dibelajarkan menggunakan model

Convensional,

dimana terdapat 17 siswa yang tuntas dan 15 siswa yang tidak tuntas, dengan

lembar hasil penilaian dapat dilihat pada Lampiran 12. Nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk

kelas eksperimen

x

1

76

,

8871

dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh adalah

25

,

71

2

(10)

pembelajaran

Cooperative Script memiliki nilai rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan

kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Convensional.

Pada kegiatan tes evaluasi hasil belajar, kelas eksperimen dengan model pembelajaran

Cooperative Script pada tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model

Convensional. Hipotesis ini

menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative script dapat membuat siswa

lebih aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dan mendapatkan pengalaman belajar

yang baru sehingga akan berpengaruh pada penigkatan hasil belajar Geografi materi pelestarian

Lingkungan Hidup. Penerapan Model pembelajaran

cooperative script

siswa dapat lebih

memahami materi yang diberikan oleh guru, akibat dari keterlibatannya secara langsung dalam

diskusi kelompok berpasangan tersebut.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh

t

hitung

3,0050

dan

t

tabel

1,658

.

Dengan demikian H0 ditolak dan H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa yang diajar menggunakan pembelajaran model pembelajaran

Cooperative Script lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

Convensional, pada pokok bahasan Lingkungan Hidup. Dimana nilai rata-rata siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol.

Salah satu yang menyebabkan rata-rata skor kedua kelas berbeda adalah model belajar

untuk kelas eksperimen dimana siswa berkelompok/berpasangan dan bergantian secara lisan

dalam megerjakan tugas dari bagian-bagian materi yang diberikan. Pada kelas eksperimen nilai

rata-rata lebih tinggi sebab adanya penggunaan model pembelajaran

Cooperative script yang

menitik beratkan pada aktifitas siswa dalam belajar

.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa,

Terdapat

perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa yang menggunakan penerapan model

pembelajaran

Cooperative Script

pada kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran

Convensional

pada kelas kontrol. Pembelajaran

dengan menggunakan

model

Cooperative

Script

pada pokok bahasan lingkungan hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

terbukti

bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yakni 76,8871 lebih tinggi

(11)

Cooperative Script

dapat menciptakan keterampilan siswa dalam menyelesaikan

masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelajaran geografi khususnya pada pokok bahasan

lingkungan hidup.

V. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1.

Diharapkan kepada Guru, sekiranya dengan penerapan

Model cooperative Script dalam

proses pembelajaran, profesionalitas guru dalam mengajar dapat mengalami peningkatan,

terbukti dari hasil penelitian ini yang menunjukkan perbedaan hasil belajar yang

signifikan.

2.

Untuk Sekolah, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif

acuan dalam mengambil kebijakan pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa.

3.

Bagi Mahasiswa yang akan melakukan penelitian dengan penemuan yang lebih lanjut,

sekiranya lebih memperhatikan kontrol terhadap metode dan media pembelajaran yang

dapat membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dan

mendapatkan pengalaman belajar yang baru sehingga akan berpengaruh pada

peningkatan hasil belajar Geografi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010.

Manajemen Penelitian

. Jakarta: Rineka Cipta

Hadi, S. 2007. Pengaruh Pembekalan Model Cooperative Script Terhadap Ketrampilan Berfikir

Kritis, Ketrampilan Metakognitif, dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa Laboratorium

UM (Makalah Disajikan pada Seminar Tesis). Malang. Jurnal Pendidikan

(online).http://jurnal-online.um.ac.id, diakses tanggal 22 februari 2013

Uno Hamsa . 2007.

Model Pembelajaran: Menetapkan Proses Belajar Mengajar yang kreatif

dan efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Khayyizatul, Muniroh

. 2010. Peningkatan hasil Belajar Siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif ipe script. Malang: UM.Jurnal Pendidikan (online).

http://jurnal.Unnes.ac.id,

diakses tanggal 22 februari 2013

Nurhamiden, Halid. 2011.

Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiri Terhadap Belajar Siswa

Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.

UNG

Verina, Shofina. 2009.

Penelitian Yang Relevan

. Malang: UM. Jurnal pendidikan (Online)

(12)

Sudjana, Nana. 2005.

Metode Statistika

. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 2006.

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar

. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Sugiyono. 2012.

Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D

. Bandung: alfabeta

Sugiyono. 2011.

Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D

. Bandung: alfabeta

Sumardi. 2009.

Geografi SMA Lingkungan Fisik dan Sosial.Pusat perbukuan: Depertemen

Pendidikan Nasional.

Samadi. 2010. Geography. Jakarta:Yudhistira

Trianto. 2011.

Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis

. Jakarta:Prestasi

Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group

Gambar

Tabel  Deskripsi Data Penelitian
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model  Cooperative  Script No
Gambar histogram skor hasil belajar siswa (pos test) yang menggunakan   model Cooperative  Script
Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 16 orang siswa atau 50% memperoleh skor di  bawah  dari  kelas  interval  yang  memuat  skor  rata-rata,  6  orang  siswa  atau  18,75%  berada  pada  kelas interval yang memuat skor rata-rata dan 10 orang siswa atau

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat dua buah komunikasi atau mitos politik di dalam iklan Nasional Demokrat versi “Himne” tersebut, yang pertama yaitu mitos politik yang pertama adalah kata

Dari apa yang dikemukakan Nabi berkenaan dengan model pernikahan yang terjadi pada zaman jahiliyyah hanya ada satu model saja yang diadopsi oleh Nabi,

role playing untuk meningkatkan self-efficacy karir peserta didik kelas X SMK Negeri 1 Masohi dirancang setelah penyebaran pre-test sampel yang kategori self- efficacy

Berdasarkan hasil penelitian dukungan sosial keluarga dengan tingkat depresi yang dilakukan subjek penelitian didapatkan pada dukungan keluarga yang baik dengan

Siswa dapat mengajukan,menanggapi/ menjawab pertanyaan mengenai materi pembelajaran dengan baik. Siswa dapat menyampaikan pendapat mengenai materi pembelajaran

Terkait laju pertumbuhan ikan semakin besar konsentrasi yang digunakan dan semakin lama paparan timbal, maka laju pertumbuhan (laju pertumbuhan spesifik dan laju

menggunakan beberapa bagian tertentu tumbuhan dari jenis yang berbeda untuk membuat ramuan yang kemudian dibutuhkan proses lebih lanjut (dengan direbus hingga

Penjelasan umum UULH-1997 juga menegaskan bahwa Pancasila, sebagai dasar dan falsafah negara, merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada