Pengaruh Penerapan Model Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup. (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas
IX SMA Negeri 2 Gorontalo).
Ni ketut maryani, Dr.Fityane Lihawa, M.Si , Nurfaika S.Si, M.Sc
Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi
F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo
Niketut_maryani@ymail.comABSTRAK
Pengaruh Penerapan model Cooperative Tipe Script terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup. Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui pengaruh penerapan model
Cooperative script yang digunakan dalam pembelajaran
Geografi terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini melibatkan kelompok perlakuan kelas (XI
IS-1) dan kelompok Respon kelas (XI IS-3). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa
besar perbedaan hasil belajar siswa yang menerapkan model
Cooperative Script dengan hasil
belajar siswa yang hanya menggunakan model pembelajaran
Convensional. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI (Sebelas IS) SMA Negeri 2 Gorontalo. Sampel diambil dengan
menggunakan tehnik cluster random sampling kemudian ditentukan kelas eksperimen sebanyak
31 siswa yaitu kelas XI IS1,
kelas Respon sebanyak 32 siswa yaitu kelas XI IS3.
Instrumen
penelitian menggunakan tes. Tes ini dilaksanakan pada siswa yang ada dikelompok perlakuan
dan juga pada kelompok Respon.
Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa dan Model Cooperative Tipe Script
1.
PENDAHULUAN
Belajar merupakan salah satu kebutuhan yang harus dimiliki oleh manusia karena dengan
belajar manusia akan dapat berkembang dan dapat mengetahui apa yang belum diketahuinya.
Belajar secara menyeluruh merupakan cara yang efektif dan alamiah bagi seseorang. Kita
mengetahui bahwa otak dapat menyerap berbagai fakta, tetapi kerumitan bahasa yang digunakan
dalam memahami informasi terkadang membuat anak tidak bebas bereksperimen dan bahkan
membuat stres.
Pada umumnya yang sering terjadi disekolah-sekolah adalah penggunaan metode
pembelajaran yang belum diterapkan secara maksimal kepada siswa. Demikian pula yang terjadi
di SMA Negeri 2 Gorontalo, sehingga pembelajaran menjadi cenderung belum efektif, antara
lain kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan-penjelasan guru, perhatian siswa pada
materi hanya terjadi pada awal pembelajaran saja, keterlibatan siswa sulit untuk ditumbuhkan,
dan siswa cenderung lebih banyak berdiam diri, kurang mengajukan pertanyaan walaupun telah
diberikan kesempatan untuk bertanya.
Faktor yang menyebabkan terjadinya hal itu adalah penggunaan metode pembelajaran
yang cenderung monoton yaitu ceramah dan kurangnya minat siswa dalam belajar geografi.
Penggunaan metode diskusi kelompokpun belum mampu untuk melibatkan seluruh siswa secara
aktif, kreatif dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dan siswa belum dapat
memberikan pendapat maupun tanggapan terhadap pendapat teman sekelasnya. Akibatnya
berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dan menigkatkan motivasi
belajar, sikap belajar, maupun berfikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil
pembelajaran yang lebih optimal. Karena itulah perkembangan model pembelajaran dari waktu
ke waktu terus mengalami perubahan.
Sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model
pembelajaran, kini yang banyak mendapat respon adalah model pembelajaran
kooperatif
(cooperative learning). Pada model pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran,
sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam
pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka
bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.
Setiap individu memiliki cara atau gaya berfikir yang berbeda dalam memecahkan suatu
permasalahan sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan dalam memecahkan masalah ini
terletak pada diri pelajar. Terkadang juga permasalahan yang diterjemahkan oleh siswa sesuai
pola pikir masing-masing individu.
Oleh karena itu guru harus mampu memciptakan suasana belajar yang baik, misalnya
menggunakan model atau metode dan tehnik pendekatan dalam pembelajaran yang dapat
menigkatkan hasil belajar siswa. Guru juga harus mengetahui kemampuan-kemampuan yang ada
pada siswa peserta didik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Jika dalam suatu proses pembelajaran di dalam kelas hanya menggunakan pembelajaran
langsung dengan metode ceramah maka perhatian siswa tidak akan terpusat pada penjelasan guru
karena diakibatkan dengan rasa jenuh mereka. Oleh karena itu, pembelajaran dalam kelas harus
melibatkan seluruh siswa secara langsung untuk membahas konsep teori dan materinya agar
mudah deipahami dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative script.
Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa dapat berkelompok berpasangan
dan bergantian secara lisan dalam megerjakan tugas dari bagian-bagian materi yang diberikan.
Sehingga dengan cara berpasangan ini, siswa dapat lebih memahami materi yang diberikan oleh
guru, akibat dari keterlibatannya secara langsung dalam diskusi kelompok berpasangan tersebut.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui
perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran cooperative script
dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaraan
Convensional pada pembelajaran
geografi pada materi Pelestarian Lingkungan Hidup”.
II. KAJIAN TEORITIK
2.1 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia memperoleh pelajaran.
Hasil belajar dapat berupa nilai, sikap dan keterampilan. Penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Menurut Sudjana (2006:23) Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa
sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interpretasi hasil
penilaian. Penilaian dilaksanakan setiap saat proses belajar- mengajar sehingga pelaksanaannya
berkesinambungan. Hasil belajar siswa juga bisa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari
dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa.
Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses
penilaian hasil belajar yaitu; (1) Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pembelajaran,
(2) Mengkaji kembali maateri pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran,
(3) Menyusun alat-alat penilaian baik tes maupun nontes, yang cocok digunakan dalam menilai
jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran, dan (4) Menggunakan
hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian.
2.2 Motivasi
Menurut Uno (2007 :1) Menjelaskan bahwa motivasi adalah kekuatan baik dalam diri
maupun luar diri yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu dalam motivasi tercakup konsep-konsep seperti
kebutuhan untuk berpretasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan dan keingintahuan seseorang
terhadap sesuatu. Dari berbagai teori motivasi dapat disimpulkan bahwa, motivasi didasarkan
atas dorongan pencapain kepuasan dan juga kebutuhan.
2.3 Model Pembelajaran Cooperative Script
Menurut Brosseau yang dikutip oleh Hadi (2007:18) pembelajaran
cooperative script
adalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai
cara-cara berkolaborasi. Siswa bersama dengan
pesangannya memecahkan masalah secara
bersama-sama. Siswa dituntut untuk beraktivitas sendiri, Siswa menemukan sendiri suatu konsep
atau mampu memecahkan masalah sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam pembelajaran
cooperative script
terjadi suatu kesepakatan untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah
dengan mandiri.
Pada pembelajaran
cooperative script
masalah yang dipecahkan bersama akan
disimpulkan bersama. Peran guru sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai
tujuan belajar. Selain itu, guru mengontrol siswa selama pembelajaran berlangsung dan guru
memberikan pengarahan jika siswa merasa kesulitan. Pada interaksi siswa selama pembelajaran
berlangsung terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi,
saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama.
Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran
cooperative script
benar-benar memberdayakan
potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan yang telah didapatkan dan juga
keterampilannya, jadi
A.
Langkah- Langkah Pembelajaran Cooperative Tipe Script
Dansereau (dalam Hadi 2007:22) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam
pembelajaran
cooperative script
sebagai berikut; (1) Guru membagi siswa untuk berpasangan,
(2) Guru membagikan wacana/materi kepada masing-masing siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan, (3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar Sesuai kesepakatan siswa yang menjadi pembicara
membacakan ringkasan atau prosedur pemecahan masalah selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan dan pemecahan masalahnya. Sementara pendengar:
(a) Menyimak /mengoreksi /menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) Membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan
materi lainnya Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas, Dan (4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
B.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Script
Kelebihan Model Pembelajaran
Cooperative Script
yaitu; (1) Melatih pendengaran,
ketelitian / kecermatan, (2) Setiap siswa mendapat peran dalam diskusi, setiap siswa,
(3) Mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya dan (4) Melatih siswa
mengevaluasi hasil diskusi untuk diselesaikan bersama.
Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Script yaitu ; (1) Hanya digunakan untuk
mata pelajaran tertentu dan (2) Membutuhkan waktu yang relatif lama.
III. HASIL PENELITIAN
A.
Hasil Penelitian
Dalam uraian berikut ini akan dideskripsikan tentang data hasil belajar siswa pada mata
pelajaran geografi khususnya pada pokok bahasan lingkungan hidup yang di laksanakan di SMA
Negeri 2 Gorontalo. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka penulis mengambil
2 kelas yaitu kelas XI IS-1 sebagai kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran
Cooperative Script
) dengan jumlah 31 orang dan kelas XI IS-3 sebagai kelas kontrol
(menggunakan Model pembelajaran
Convensional
) dengan jumlah siswa 32 orang.
Secara umum, deskripsi data hasil belajar geografi dari kedua kelas tersebut dapat
disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel Deskripsi Data Penelitian
Keterangan :
N
= Jumlah siswa
Skor Min = Skor Minimum
Skor Max = Skor Maximum
E
= Siswa kelas eksperimen (Menggunakan Pembelajaran Cooperative Script)
K
= Siswa kelas kontrol (Menggunakan model Convensional)
Sumber data N Skor Min Skor Max Mean Median (Me) Modus (Mo) St. Deviasi
Post
Test
E
31
50
95
76,89
82,9
77,5
10,10744
K
32
50
90
71,25
67,9
70,5
10,05998
1.
Deskripsi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model
C
ooperative Script
Jumlah siswa pada kelompok ini berjumlah 31 orang. Data hasil belajar siswa diperoleh
dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar matematika yang terdiri atas 5 butir soal
berstruktur dengan rentang skor 0-100. Skor minimum yang diperoleh kelompok ini adalah 50
dan skor maksimum adalah 95. Nilai rata-rata hitung (
𝑋
) yang diperoleh setelah data
dikelompokkan adalah 76,8871; modus (Mo) adalah 82,9; median (Me) adalah 77,5 dan standar
deviasi adalah 10,10744.
Data hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Pembelajaran
Cooperative Script
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model
Cooperative Script
No.
Kelas
Interval
fi
fkum
f
relatifxi
fi.xi
xi
2fi.xi
2 (%)1
50-57
1
1
3.22580645
53.5
53.5
2862.25
2862.25
2
58-65
5
6
16.1290323
61.5
307.5
3782.25
18911.3
3
66-73
3
9
9.67741935
69.5
208.5
4830.25
14490.8
4
74-81
13
22
41.9354839
77.5
1007.5
6006.25
78081.3
5
82-89
6
28
19.3548387
85.5
513
7310.25
43861.5
6
90-97
3
31
9.67741935
93.5
280.5
8742.25
26226.8
Jumlah
31
2370.5
184434
Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 9 orang siswa atau 29,04 % memperoleh skor
di bawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, 13 orang siswa atau 41,94 % berada
pada kelas interval yang memuat skor rata-rata dan 9 orang siswa atau 29,03 % memperoleh skor
di atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata.
Gambar histogram skor hasil belajar siswa (pos test) yang menggunakan
model Cooperative
Script
2.
Deskripsi Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan
Model Convensional
Jumlah siswa dalam kelompok ini adalah 32 orang. Skor minimum yang diperoleh adalah
50, skor maksimumnya adalah 90. Adapun skor rata-ratanya ( ) adalah 71,25; Modus (Mo)
adalah 67,9; Median (Me) adalah 70,5; dan standar deviasi adalah 10,05998.
Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa yang menggunakan metode Konvensional
tampak pada Tabel dibawah ini:
Tabel Daftar Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan
Model
Convensional
No. Kelas Interval fi fkum frelatif xi fi.xi xi2 fi.xi2 (%) 1 50-56 3 3 9.375 53 159 2809 8427 2 57-63 4 7 12.5 60 240 3600 14400 3 64-70 9 16 28.125 67 603 4489 40401 4 71-77 6 22 18.75 74.5 447 5550.25 33301.5 5 78-84 7 29 21.875 81 567 6561 45927 6 85-91 3 32 9.375 88 264 7744 23232 Jumlah 32 2280 165689 0 2 4 6 8 10 12 14 F r e k e n s i Kelas Interval 57,5 49,5 65,5 73,5 81,5 89,5 97,5Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 16 orang siswa atau 50% memperoleh skor di
bawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, 6 orang siswa atau 18,75% berada pada
kelas interval yang memuat skor rata-rata dan 10 orang siswa atau 31,25 % memperoleh skor di
atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data yang terdapat pada dafrar
distribusi frekuensi di atas dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini:
Gambar Histogram skor hasil belajar siswa (pos test) yang menggunakan
model Convensional
B.
Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa syarat-syarat untuk analisis parametrik
Uji t dua sampel bebas yang meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas data telah
dipenuhi. Hal ini berarti bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat menggunakan
analisis parametrik Uji t
(Polled Varians)
. Sedangkan untuk membuat keputusan pengujian
hipotesis digunakan uji satu pihak yakni uji pihak kanan.
Hasil perhitungan uji t ditunjukkan
pada gambar kurva penerimaan dan penolakan H
0sebagai berikut;
Gambar Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho 0 2 4 6 8 10 F r e k e n s i Kelas Interval 56,5 49,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5 Daerah Penolakan H0 Daerah PenerimaanH0 α = 0,05
1,658
3,0050
Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung= 3,0050 dan nilai ttabel = 1,658 pada
taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = 61. Hal ini menunjukkan bahwa
thitung= 3,0050>t(1 – α) =
1,658ini berarti H
0ditolak sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa
Hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan
model Cooperative script
lebih tinggi dibanding dengan
hasil belajar yang diajar dengan menggunakan
model Convensional.
C.
Pembahasan
Dalam pembelajaran menggunakan
Cooperative Script dimana siswa membentuk
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua orang berpasangan dalam membahas materi yang
telah diberikan oleh guru, dimana ini benar-benar memberdayakan potensi siswa untuk
mengaktualisasikan pengetahuan yang telah didapatkan dan juga keterampilanya. Menggunakan
model Cooperative Script ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa kompak dalam
bekerja sama dengan kelompoknya. Sedangkan pada kelas kontrol proses pembelajararan
dengan menggunakan model
Convensional
dimana guru hanya dengan ceramah dan Tanya
jawab saja terhadap siswa sehingga dalam mengikuti pelajaran tersebut siswa kurang optimal,
merasa jenuh dan kurang semangat.
Selanjutnya adalah pelaksanaan perlakuan pada kedua sampel tersebut. Untuk kelas
eksperimen diberikan perlakuan Model pembelajaran
Cooperative Script
sedangkan kelas
kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran
Convensional. Setelah memberikan perlakuan
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, guru memberikan post-test. Tujuan dari Pemberian
post-test ini untuk melihat hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran
Cooperative Script yaitu pada kelas eksperimen dan hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Convensional
pada kelas kontrol. Dari
hasil yang diperoleh, untuk kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dengan dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran
Cooperative Script
terdapat 25 siswa yang tuntas dan 6
siswa yang tidak tuntas, dengan melihat lembar hasil penilaian siswa seperti pada Lampiran 12,
Sedangkan untuk kelas kontrol degan jumlah 32 siswa dengan dibelajarkan menggunakan model
Convensional,
dimana terdapat 17 siswa yang tuntas dan 15 siswa yang tidak tuntas, dengan
lembar hasil penilaian dapat dilihat pada Lampiran 12. Nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk
kelas eksperimen
x
1
76
,
8871
dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh adalah
25
,
71
2