yang berjudul “Reaksi Ulama Terhadap Praktek Khiyar Dalam Perspektif Sistem Jual Beli Beras Hukum Ekonomi Islam” telah memenuhi persyaratan dan telah disetujui untuk diuji. Khiyar dalam Sistem Jual Beli Beras Perspektif Hukum Ekonomi Islam telah memenuhi syarat untuk dikenakan sidang munaqasyah. berjudul: Reaksi Umat Beragama Terhadap Praktik Khiyar Dalam Sistem Jual Beli Beras Dari Perspektif Hukum.
Bagaimana tanggapan para pemuka agama terhadap praktik khiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya Kabupaten Lombok Tengah dalam perspektif Hukum Ekonomi Syariah. Untuk mengetahui bagaimana praktik pkhiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya Kabupaten Lombok Tengah. Untuk mengetahui tanggapan tokoh agama terhadap praktik khiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya Kabupaten Lombok Tengah Perspektif Hukum Ekonomi Syariah.
Karena sistem jual beli beras diterapkan di desa Murbaya yang masih dalam masa khiyar. Bagaimana praktik jual beli hasil bumi petani padi sebelum panen di Desa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Barat; 9 Mega Patmawaniwati, Praktik Jual Beli Prapanen Petani Padi di Desa Wakan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur (Tinjauan Ekonomi Islam), (Skripsi, IAIN Mataram, 2015).
Perdagangan yang berjaya ialah sebarang perdagangan tanpa pembohongan dan pengkhianatan, manakala jual beli Gharar, orang Islam tidak boleh menjual sesuatu yang tidak jelas (gharar). Jual beli urbun (wang terlebih dahulu), seorang muslim tidak boleh membeli dan menjual urbun, atau mengambil wang pendahuluan secara tunai, kerana diriwayatkan bahawa Rasulullah saw membeli dan menjual urbun yang diharamkan (Hadis Riwayat oleh Imam Malik) 23.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Bagaimana Praktik Khiyar Dalam Sistem Jual Beli padi
- Bagaimana Respon Tokoh Agama Terhadap Terhadap
- Tujuan dan Manfaat
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
- Ruang Lingkup Peneltian
- Setting Penelitian
- Telaah Pustaka
- Kerangka Teoritik
- Pengertian Jual Beli
- Dasar Hukum Jual Beli
- Rukun dan Syarat Jual Beli
- Bentuk Bentuk Jual Beli Yang di Larang
- Jenis Jenis Jual Beli Yang Dilarang
- Khiyar Dalam Jual Beli
- Metode Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Kehadiran Peneliti
- Sumber Data dan Jenis Data
- Pengumpulan Data
- Analisis Data
- Validasi Data
- Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian yang digunakan oleh peneliti ini mengacu pada Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah UIN Mataram.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Gambaran Data dan Temuan
- Sejarah Desa Murbaya
- Letak Geografis Desa Murbaya
- Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Murbaya
- Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Desa Murbaya
- Jumlah Penduduk Masyarakat Desa Murbaya
- Luas Tanah Desa Murbaya
Praktik Khiyar dalam sistem Jual Beli Padi di Desa Murbaya
- Pelaksanaan Khiyar dalam Sistem Jual Beli Padi
- Bentuk Perjanjian Khiyar dalam Sistem Jual Beli Padi
Praktik khiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya Kabupaten Lombok Tengah sudah dilakukan sejak lama dan masih berjalan hingga saat ini. Mengenai praktik pelaksanaan khiyar dalam sistem jual beli beras yang dilakukan oleh masyarakat Desa Murbaya diawali dengan kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Apa namanya jual beli sesuatu, sudah pasti penjual dan pembeli akan bernegosiasi terlebih dahulu.
Sebagian besar penjual mengungkapkan adanya bentuk kesepakatan yang dilakukan seperti tidak menerima beras sebagai objek jual beli pada saat awal kesepakatan antara penjual dan pembeli. Intinya, dalam akad khiyar akad jual beli beras di Desa Murbaya antara penjual dan pembeli seringkali membuat kesepakatan dengan sistem saling percaya. Seringkali permasalahan yang muncul dari praktek penerapan khiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya adalah pihak penjual yang pada awalnya mengadakan perjanjian dengan pembeli, baik dalam hal kesepakatan harga dan sebagainya, sering kali pembeli tidak langsung bayar dan tidak langsung datang mengambil beras.
Reaksi tokoh agama terhadap praktik khiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya Kabupaten Lombok Tengah. Dalam mengetahui reaksi para pemuka agama mengenai praktek khiyar dalam sistem jual beli beras di desa Murbaya. Praktik penerapan khiyar dalam sistem jual beli beras yang dilakukan oleh masyarakat Desa Murbaya telah menjadi kebiasaan masyarakat Murbaya secara turun temurun, hal ini diungkapkan oleh Ustadz Mustofa Ali selaku tokoh agama di Desa Murbaya.
Kami sebagai pemuka agama dan warga kampung Murbaya sendiri sudah lama mengenal praktek pelaksanaan akad khiyar dalam jual beli beras di kampung ini satu sama lain. Selama praktik jual beli beras yang mereka lakukan saling menguntungkan dan tidak pernah menimbulkan konflik, maka menurut saya sah-sah saja untuk dilanjutkan. Saya sendiri memiliki sawah dan saya juga ikut serta dalam jual beli seperti yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
Ustadz Nasrudin juga mengungkapkan hal yang sama, yang mengatakan bahwa ia mengetahui bahwa praktik khiyar telah dilakukan oleh penduduk desa Murbaya sejak lama, namun seringkali masyarakat tidak terlalu memperhatikan hukum jual beli yang berlaku secara umum. baik dalam fikih Islam maupun pedoman peraturan lainnya. Saya rasa masyarakat di desa ini banyak yang mengetahui tentang pelaksanaan akad khiyar di desa ini, namun mereka menganggap hal tersebut sebagai hal yang sepele, menurut saya, jual beli seperti itu sudah tidak baik lagi, setahu saya saya curang. sering dilakukan oleh para pedagang (penjual pedi), yaitu. Pernyataan Ustadz Mulyadi tersebut didasarkan pada praktek pelaksanaan akad khiyar dalam jual beli beras yang dilakukan oleh masyarakat Murbaya.Kebiasaan ini sudah berlangsung sangat lama, namun kami sebagai nomor.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Praktik Khiyar dalam Sistem Jual Beli Padi di Desa
Khiyar ru'yah, yaitu khiyar (hak suara) bagi pembeli untuk mengesahkan atau membatalkan jual beli yang dilakukannya atas suatu barang yang tidak dilihatnya pada waktu akad, dapat terjadi karena barang yang akan dibeli itu tidak ada. tersedia di tempat akad berlangsung, atau yang sulit dilihat seperti ikan kaleng (sarden), khiyar ru'yah, menurut mereka mulai dari saat pembeli melihat barang yang akan dibelinya. Khiyar rukyah yang terjadi dalam praktek jual beli beras di Desa Murbaya pada dasarnya berhak bagi pembeli untuk melanjutkan atau membatalkan jual beli beras dengan penjual. Karena beras yang akan diperjualbelikan tidak ada pada saat kedua belah pihak (penjual dan pembeli) melakukan akad jual beli.
Pada dasarnya khiyar rukyah akan berlaku setelah pembeli melihat beras yang ingin dibelinya. Penjelasan mengenai khiyar di atas sesuai dengan kejadian yang peneliti peroleh dari hasil wawancara langsung dengan penjual dan pembeli beras. Dari uraian di atas maka praktek jual beli beras yang tidak jelas barangnya dijadikan barang dimana, jual beli sesuatu yang tidak dapat diserahkan merupakan jual beli yang haram dalam Islam yang sifatnya acak sehingga mengakibatkan salah satu pihak dirugikan, seperti praktek jual beli beras yang masih menjadi kesepakatan kedua belah pihak, sebagaimana dikemukakan oleh sebagian besar pembeli beras, bahwa dalam jual beli beras, hanya inilah keuntungan yang dapat diperoleh oleh penjual.
Sehubungan dengan itu dalam jual beli harus dipenuhi syarat-syarat jual beli yang salah satunya berkaitan dengan objek jual beli yang harus diserahkan pada saat akad, dimana objek jual beli ini Prakteknya adalah beras yang masih ada di rumah penjual. Berdasarkan praktek yang diuraikan di atas, jual beli beras yang masih dalam kesepakatan antara kedua belah pihak tidak dapat berpindah dari penjual kepada pembeli, karena beras merupakan pokok jual beli. Selain itu, praktik jual beli beras oleh warga Desa Murbaya tidak memiliki aturan atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh penjual atau pembeli beras ketika datang untuk membayar beras yang telah ditawarkan oleh kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli.
Jadi amalan jual beli beras yang masih dalam kesepakatan kedua belah pihak atau yang biasa disebut khiyar dan yang dilakukan oleh masyarakat murbaya adalah jual beli yang tidak memenuhi rukun dan syarat jual beli. yaitu barang atau benda yang diperjualbelikan tidak dapat dipindahtangankan pada saat akad berlangsung. Jual beli ini termasuk jual beli yang dilarang karena tidak pasti yang membuat pembeli merasa kecewa dan dirugikan.
Analisis Respon Tokoh Agama Terhadap Praktik Khiyar dalam
PENUTUP
Kesimpulan
Praktik khiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya K Kabupaten Lombok Tengah mengandung unsur ketidaksetujuan yang dialami pembeli, selain itu tidak adanya kesadaran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam hal menegur penjual dan pembeli sehingga praktek seperti ini masih berlangsung dan menimbulkan perselisihan antara penjual dan pembeli. Reaksi tokoh agama terhadap praktik khiyar dalam sistem jual beli beras di Desa Murbaya Kabupaten Lombok Tengah ditinjau dari sudut pandang fiqh muamalah dan reaksi tokoh agama ada pendapat yang mengatakan boleh dan ada yang mengatakan itu tidak diperbolehkan. Adapun pendapat para tokoh agama yang membolehkan salah satunya menjadi Ustadz Mustofa Ali sepanjang praktik jual beli beras yang mereka lakukan saling menyenangkan dan tidak pernah menimbulkan konflik maka menurut saya sah juga untuk tetap dilakukan.
Salah satu tokoh agama yang tidak memperbolehkan hal ini adalah Ustadz Hamdiyanto, masyarakat harus sadar dan tidak mengulangi kebiasaan buruk seperti ini, juga kita tidak boleh menunggu terjadi konflik antara penjual dan pembeli baru kita paham, kita harus sadar bahwa praktek seperti ini tidak baik untuk melanjutkan lagi. Saya sebagai tokoh agama di desa ini akan mendidik pendapat bahwa dalam jual beli, baik beras maupun barang lainnya, kita harus menghormati kesepakatan yang kita buat di awal akad.
Saran-saran
Andriyani PangestiKhiyar Aib Jual Beli Baju Bekas Perspektif Hukum Islam di Pasar Pringsewu, http://repository. radenintan.ac.id/. Dwi Sakti Muhamad Huda, Tinjauan Hukum Islam tentang Penerapan Khiyar Dalam Jual Beli Barang Elektronik Online di Toko Online Kamera Mbantul, http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11139. diakses di 19:22, Rabu, 10 April 2019. Ela Eliska, Analisis Eksistensi Khiyar dalam jual beli studi banding empat mazhab, https://repository.ar-raniry.ac.id/270/1/ela eliska. pdf. diakses di 25:08, Selasa 9 April 2019.
Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Dar el- Marefah, 1996, bind 3. Sulaiman Rasyid, Islamic Fiqh, Bandung: Sinar Baru Algensido, 2012.