• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK DAN MONARKI

N/A
N/A
I'm Girl

Academic year: 2023

Membagikan "RESUME SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK DAN MONARKI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME

SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK DAN MONARKI

Dosen Pengempu : Rohimatush Shofiyah, S.Si

Disusun oleh:

Muhammad Yuzaq Alfatih (2310641039)

PROGAM STUDI TEHNIK MESIN FAKULTAS TEHNIK

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JEMBER

2023/2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Pemerintahan Republik

Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum.Pemerintahan republik adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat dan dipimpin oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu.

Indonesia adalah negara berbentuk kesatuan dengan pemerintahan berbentuk republik dan sistem pemerintahan berbentuk quasi presidensial (presidensial dengan ciri-ciri parlementer).

Begitu juga dengan bentuk pemerintahan jika dipimpin dari, oleh, dan untuk rakyat maka disebut republik dan jika berasal dari dan oleh raja untuk rakyat maka disebut monarki. Machiavelli dalam bukunya “II Prinsipe” mengungkapkan bahwa bentuk negara (hanya ada dua pilihan) jika tidak republik tentulah Monarkhi.Selanjutnya menjelaskan negara sebagai bentuk genus sedangkan Monarkhi dan republik sebagai bentuk speciesnya.

Perbedaan dalam kedua bentuk Monarkhi dan republik (Jellinek, dalam bukunya “Allgemene Staatslehre“) didasarkan atas perbedaan proses terjadinya pembentukan kemauan negara itu terdapat dua kemungkinan:

1. Apabila cara terjadinya pembentukan kemauan negara secara psikologis atau secara alamiah, yang terjadi dalam jiwa/badan seseorang dan nampak sebagai kemauan seseorang/individu maka bentuk negaranya adalah Monarkhi.

2. Apabila cara proses terjadinya pembentukan negara secara yuridis, secara sengaja dibuat menurut kemauan orang banyak sehingga kemauan itu nampak sebagai kemauan suatu dewan maka bentuk negaranya adalah Republik.

Begitu halnya jika jalannya pemerintahan bergantung pada dukungan parlemen dan di kepalai oleh perdana mentri, kanselir, konsul atau sejenisnya maka disebut perlementer, sedangkan jika jalannya pemerintahan tidak bergantung kepada parlemen maka disebutpresidensial.Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Hukum

(3)

B. Bentuk Pemerintahan Republik

Dalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut, republik konstitusional dan republik parlementer.

Republik absolut

1. Dalam sistem republik absolut pemerintahan diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan.Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai politik.Dalam pemerintahan ini parlemen memang ada namun tidak berfungsi.

2. Republik konstitusional

3. Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan.Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi.Di samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.

4. Republik parlementer

Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala negara.Namun, presiden tidak dapat diganggu-gugat.Sedangkan kepala pemerintahan berada di tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen.Dalam sistem ini kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada kekuasaan eksekutif.

C. Sistem Pemerintahan Presidensial

Untuk mengetahui sistem pemerintahan presidensial, terlebih dahulu akan dibahas mengenai sistem pemerintahan.

a) Sistem Pemerintahan

Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.Dalam arti yang sempit, pemerintaha adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang

(4)

bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1. Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan

2. Legislatif yang berati kekuasaan membentuk undang-undang 3. Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran

atas undang-undang.

Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif. Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.

Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala negaranya dan berkewajiban membentuk departemen- departemen yang akan melaksakan kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin oleh seorang menteri.

Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet.Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan ministrial.

a) Kabinet Presidensial

Kabinet presidensial adalah suatu kabinet dimana pertanggung jawaban atas kebijaksanaan pemerintah dipegang oleh presiden.Presiden merangkap jabatan sebagai perdana menteri sehingga para menteri tidak bertanggung jawab kepada perlemen/DPR melainkan kepada presiden. Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet presidensial adalah Amarika Serikat dan Indonesia

b) Kabinet Ministrial

Kabinet ministrial adalah suatu kabinet yang dalam menjalankan kebijaksaan pemerintan, baik seorang menteri secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama seluruh anggota kebinet bertanggung jawab kepada

(5)

parlemen/DPR. Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet ini adalah negara-negara di Eropa Barat.

b) Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementem

Sistem pemerintahan Negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar yaitu:

1. Sistem Pemerintahan Presidensial

a. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial

1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangung jawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.

Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

b. Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial

1. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.

Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.

3. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

(6)

c. Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial

1. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

2. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas

3. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

2. Sistem Pemerintahan Parlementer

a. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer

1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan umum dan memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.

3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif.Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.

4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet.

5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki.Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan.Ia hanya berperan sebagai simbol kedaulatan dan keutuhan negara.

(7)

6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen.

Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.

b. Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.

3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

c. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer

1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.

Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

D. Pengertian Sistem Pemerintahan Monark

Sistem pemerintahan monarki adalah sebuah sistem pemerintahan dimana hanya seorang saja yang memegang kekuasaan. Biasanya, untuk dapat mempertahankan dan memimpin suatu pemerintahan monarki tidak terlalu

(8)

dibutuhkan kecakapan dalam hal hukum. Ini karena Undang-Undang telah membatasi dan mengatur kekuasaan raja sudah cukup memberi jaminan bahwa pemerintahan dapat berjalan. Jadi sebuah sistem pemerintahan monarki murni membuat kekuasaan seorang raja sebagai kepala pemerintahan menjadi sangat mutlak dan tak terbatas.

Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos (uovo) yang berarti satu, dan archein (apzɛtv) yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke-20.

Sedangkanpada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih ada.

Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang mutlak dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.

Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara adalah penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu.

Namun dalam negara-negara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung hanya berkuasa selama 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain dalam persekutuan. Pada zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan kebanyakannya adalah monarki konstitusional, yaitu penguasa monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.

Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang sebenarnya.

Pada kebiasaannya penguasa monarki itu akan mewarisi tahtanya. Tetapi dalam sistem monarki demokratis, tahta penguasa monarki akan bergilir-gilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional serta monarki demokratis.

Bagi kebanyakan negara, penguasa monarki merupakan simbol kesinambungan serta kedaulatan negara tersebut. Selain itu, penguasa monarki biasanya ketua agama serta panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara.

Contohnya di Malaysia, Yang dipertuan Agung merupakan ketua agama Islam, sedangkan di Britania Raya dan negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II

(9)

adalah ketua agama Kristen Anglikan. Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya peran sebagai ketua agama tersebut adalah bersifat simbolis saja.

E. Jenis jenis monark

1. Turun-temurun dan Elektif.

Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun-temurun dan elektif. Monarki secara turun-menurun adalah tipe yang normal.

Kebanyakan monarki dahulunya dikenal dengan istilah turun-temurun. Dan kehidupan dari monarki turun-temurun ini memiliki banyak karakter.

Monarki ala turun - menurun mewarisi tahta sesuai dengan peraturan rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki-laki yang tertua biasanya menjadi raja, menggantikan posisi raja atau ayahnya sendiri. Rangkaian pergantian bisa juga ditentukan dengan konstitusi atau melalui sebuah aksi legislature.

Peraturan tersebut memiliki bermacam rupa diberbagai Negara seluruh dunia. Awalnya kerajaan Roman merupakan monarki elektif. Masa kerajaan Roman dahulunya menganut pemilih dari kampus. Semenjak abad pertengahan konstitusi monarki elektif telah berubah dan bukan merupakanhal yang luar biasa. Bagaimanapun, perjalanan masa ke masa monarki ala elektif mengalami perubahan menuju monarki ala turun- temurun. Garner menganggap inggris sebagai monarki elektif, karena parlement menuntut dan menggunakan hukum mengatur mutlak rangkaian pergantian.

2. Monarki mutlak dan terbatas.

Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas.

Garner menyatakan monarki mutlak adalah monarki yang benar-benar raja.

Kehendaknya adalah hukum dalam merespek segala perkara yang ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali kemauannya sendiri. Dibawah sistem ini Negara dan pemerintahan tampak identik. Louis XIV raja Negara francis menyatakan dengan sombongnya bahwa" aku adalah Negara. Ini merupakan deskripsi yang tepat dari posisi monarki yang mutlak. Tsart

(10)

dariRussia, Raja Prussia dan kaisar Ottoman merupakan contoh monarki yang mutlak.

Monarki terbatas memiliki kekuatan yang dibatasi oleh konstitusi yang tertulis atau dengan prinsip fundamental yang tak tertulis, seperti monarkinya Negara inggris. Monarki dinegara England hanya sebatas nama saja dalam pemerintahan; raja adalah pemerintahan namun tidak memerintah. Kekuatan atau kekuasaan merupakan teori saja, namun pemerintahan dipimpin oleh yang lainnya.

Monarki dinegara jepang juga terbatas. Disana kaisar tidak memiliki kekuasaan apapun dipemerintahan, jadi, jelasnya raja adalah simbol Negara dan kesatuan rakyat" didalam pengertian yang nyata, monarki yang terbatas hanyalah bentuk pemerintahan yang demokrasi.

F. Bentuk pemerintahan Monarki 1. Monarki Absolut

Dalam Monarki Absolut, pemerintahan di kepelai oleh seorang raja,ratu,syah atau kaisar (sebutan untuk jabatan ini antara satu wilayah dengan wilayah lain kadang berbeda yang kekuasaannya tidak terbatas.

Perintah penguasa merupakan hukum yang harus di patuhi oleh rakyatnya.pada diri penguasa terdapat kekuasaan exsekutif, legeslatif,dan yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya. Satu contoh yang banyak di kenal adalah Perancis pada masa kekuasaan Louis XIV. Louis XIV menyebut l'etat c'est moi (Negara adalah saya) Artinya tidak ada perbedaan antara lembaga Negara dengan diri pribadi sang Raja,segala kehendaknya bearti undang-undang yang mesti di patuhi oleh rakyat.

2. Monarki konstitusional

Bentuk monarki absolut banyak di praktekkan pada masa lalu, Ketika partisiasi rakyat dibatasi ataubahkan tidak diperkenalkan sama sekalisekali.

Perkembangan politik yang terjadi, terutama setelah lahirnya Revolusi Industri, menyadarkan rakyat bahwa mereka memiliki hak asasi yang tidak dapat di anbil alih secara paksa karena itu berkembang kehendak untuk membatasi kekuasaan Raja agar tidak bersifat mutlak (Absolut ). Disisi lain

(11)

partisipasi politik Rakyat juga harus di beri ruang.penguasa pun mesti memperhatikan kepentinagan rakyat dan bekarja keras untuk mewujutka tujuan bersama. Semua itu termasuk dala suatu undang-undang dasar (Konstitusi) yang di andaikan sebagai suatu kontrak Sosial antara penguasa dan rakyat. Karena kekuasaan raja di batasi oleh undan-undang dasar (Konstitusi), maka bentuk pemerintahan di sebut monarki konstitusional.

G. Kelebihan dan Kekurangan Monarki a. Kelebihan

a) Pemerintahan terbaik bagi masyarakat terdahulu. Masyarakat terdahulu secara umum memiliki sifat suka berbicara, kurang didalam beralasan, suka berkuasa dan bernafsu, bahkan juga suka berkelahi dan menginginkan semangat toleransi. Monarki mutlaklah yang bisa menjinakkan dan membuat mereka disiplin. J.S. Mill, menegaskan bahwa despostisme merupakan pemerintahan mode logis dimana sesuai untuk distribusi para barbarian.

b) Bentuk pemerintahan stabil.

Monarki tidak bergantung pada legislature, bahkan tidak bisa dipindahkan diatas sebuah vote yang tidak cocok didalam pemilihan secara umum.

Monarki terus memerintah menurut pengalaman dan kebijaksanaannya.

Sedangkan batas akhir jabatannya bersifat seumur hidup.

c) Konsekuensi kontinuitas kebijaksanaan.

Monarki bisa merubah segala kebijaksanaan, bila itu perlu untukkesejahteraan dan keselamatan Negara.

d) Kegiatan dan ketepatan waktu dalam administrasi.

Kita ketahui bahwa monarki tidak bergantung pada legislature atau opini publik untuk izin terhadap ukuran administrasi, monarki bisa mengambil langkah kegiatan dan ketepatan waktu untuk melaksanakan semua program dan kebijaksanaan. Dia tidak perlu menghabiskan waktu diatas meja perdebatan dan diskusi.

e) Menghasilkan keadilan sosial.

(12)

Bentuk pemerintahan monarki dituntut untuk menegaskan kepentingan dan pengembangan keadilan sosial. Karena monarki tidak bergantung pada dukungan kekuasaan kelompok khusus, maka dia bisa menghasilkan pandangan keadilan didalam satu permasalahan, dimana mempengaruhi individual dan golongan masyarakat.

b. Kekurangan

a) Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman monarki.

Aristotle menyatakan bahwa secara histori diketahui hanya sedikit monarki yang bisa menutupi kondisi ini. Bagaimanapun, kehendak, pengalaman, pengetahuan dan kebebasan seseorang sangat terbatas.

b) Monarki mutlak memimpin untuk menuju kezaliman. Sejarah membuktikan bahwa sangat sedikit dari monarki yang bisa menindas kezaliman, bahkan untuk setia dalam hal kesejahteraan bersama. Sebagian besar monarki terbukti keji, korupt dan tidak mampu.

c) Menghalangi karakter perkembangan rakyat.

Kebanyakan argument menyatakan dan melawan monarki mutlak, karena terhalangnya perkembangan personalitas rakyat.

Kebanyakan argument menyatakan dan melawan monarki mutlak, karena terhalangnya perkembangan personalitas rakyat.

d) Kritikan Thomas Paine atas monarki mutlak. Dalam hal koneksi ini tidak akan menyimpang dari kutipan pemikir terkenal pada abad 18, dia menulis, sistem monarki mutlak tidak memilki karakter yang pasti. Jadi Monarki adalah pemerintahan yang melalui kecelakaan dan nafsu medium.

(13)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA A. Sistem Pemerintahan Monark

1. Ketangka berfikir

Monarki merupakan suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja yang mempunyai kekuasaan yang absolut atau mutlak atas rakyatnya. Raja tidak dipilih oleh rakyatnya, namun raja mempunyai kekuasaan yang turun temurun, mulai dari si pemimpin pada masa itu lalu diturunkan kepada anak- anaknya.

2. Landasan teori

Garner menyatakan bahwa setiap pemerintahan yang didalamnya menerapkan kekuasaan yang akhir atau tertinggi pada personel atau seseorang, tampa melihat pada sumber sifat-sifat dasar pemilihan dan batas waktu jabatannya maka itulah monarki. Pendapat lain menegaskan, monarki merupakan kehendak atau keputusan seseorang yang akhirnya berlaku dalam segala perkara didalam pemerintahan.

Jellinek menegaskan bahwa monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan menekankan bahwa karakteristik sifat-sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk memperlihatkan kekuasaan tertinggi Negara.

B. Sistem Pemerintahan Republik 1. Kerangka Berfikir

Pemerintahan di suatu negara memiliki berbagai bentuk, seperti republik konstitusional, republik parlementer, dan republik absolut. Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan, dengan kekuatannya ditentukan oleh konstitusi. Pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen. Dalam sistem parlementer republik, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintah berada di tangan pengurus yang bertanggung jawab kepada parlemen. Kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada kekuasaan eksekutif dalam sistem ini. Dalam sistem republik

(14)

absolut, pemerintahan adalah diktator tanpa batasan kekuasaan. Parlemen ada, tetapi tidak berfungsi.

2. Landasan teori

Pemerintahan di suatu negara didasarkan pada konstitusi dan undang- undang yang mengatur kehidupan masyarakat.Konstitusi berfungsi sebagai pengatur kehidupan masyarakat dan dapat menjadi dasar bagi bentuk pemerintahan dalam suatu negara.Istiat juga memiliki peran dalam mengatur kehidupan masyarakat, dengan hukum adat yang berlaku sejak dahulu [1].Dalam sistem pemerintahan republik konstitusional, kekuasaan presiden ditentukan oleh konstitusi dan pengawasan yang dilakukan oleh parlemen.Dalam sistem pemerintahan parlementer republik, kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada kekuasaan eksekutif, dengan pembebasan menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem pemerintahan republik absolut, pemerintahan adalah diktator tanpa batasan kekuasaan dan parlemen tidak berfungsi [2].

(15)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam sistem pemerintahan negara republik, lembaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial (parlemen).Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada di luar pengawasan langsung badan legislatif.Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan legislatif.

Setelah mempelajari bentuk pemerintahan monarki dapat kita simpulkan bahwa setiap tata pemerintahan memiliki kekurangan dan kelebihan. kombinasi dari bentuk-bentuk pemerintahan monarki terdahulu telah membawa kita kearah yang lebih baik.

Bentuk pemerintahan ibarat anggota tubuh yang urgen dalam diri kita.

tanpa kita sadari tanpa sistem atau bentuk tersebut kita tidak akan sempurna dalam hidup karna tidak adannya konsep yang jelas dalam menggunakannya. Disinilah dibutuhkan sistem pemerintahan yang jelas supaya arah dan tujuan Negara terarah dan tepat sasaran.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

AyasNo More.Senin, 03 Desember 2012.http://ay45.blogspot.com/2012/12/bentuk- pemerintahan-republik.html.bahodopi.24 November 2014

Abu Daud Busroh, Sistem Pemerintahan Daerah Republik Indonesia, Jakarta, 1989 Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2004

Referensi

Dokumen terkait

Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional negara kebangsaan 3.1 Memahami fungsi lembaga-lembaga negara dalam Undang-Undang Dasar.. Negara Republik Indonesia

Dalam pada itu, sistem pemerintahan dalam arti luas adalah sistem hubungan kekuasaan antara lembaga-lembaga negara yang terdapat dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah Daerah yang mengatur dan mengurus sendiri

A. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 ( Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Pengaturan Administrasi Pemerintahan dalam Undang-Undang ini menjamin bahwa Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan terhadap Warga Masyarakat

Penegasan Sistem Pemerintahan Presidensial Pasca Amandemen UUD 1945  Perubahan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  Pasal 6A ayat 1

Undang-undang ini membahas tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Mahkamah Konstitusi untuk menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat dan kehidupan