NPM : 21024010065 Kelas : B024
Review Materi 1 – 6 Ilmu Usahatani
Materi 1
BENTUK DAN CORAK USAHATANI
Ilmu usahatani adalah ilmu yang menelaah bagaimana tata cara petani menggabungkan dan mengoperasikan beragam faktor-faktor produksi seperti modal, tenaga kerja dan lahan sebagai pedoman bagi petani untuk menentukan bentuk cabang usahatani yang dapat memperoleh hasil yang banyak dan berkelanjutan baik berupa tanaman maupun hewan.
Pengelola usaha tani di indonesia di bagi menjadi 3 golongan:
✓ Individual farm (Usahatani perseorangan)
✓ Collective farm (Usahatani kolektif)
✓ Cooperative farm (Usahatani kooperatif)
Kondisi Usahatani:
1. Ciri dan Sifat Usaha Tani di Indonesia umumnya masih bersifat subsistem.
2. Bentuk Usaha Tani di Indonesia banyak di pengaruhi oleh hukum dan adat setempat.
3. Di Indonesia dikenal 2 macam hak tanah yaitu, yang dimiliki oleh persekutuan hukum dan dimiliki perseorangan.
Faktor-faktor Sosio Biofisik Usaha Tani:
1. Faktor Sosial atau Sistem Sosial
Contohnya : Kerja sama antar petani dalam mengatur saluran irigasi.
2. Faktor Biofisik
Contohnya : Iklim, Kelembaban Udara, Tanah, Air, Mikroorganisme, Hama, dan Penyakit 3. Faktor Lainya
Contohnya : Struktur Masyarakat, Norma dan Kepercayaan, Kebijakan Pemerintah, Kelembagaan Eksternal, Ekonomi Pasar (Harga Input dan Output)
Bentuk Usaha Tani
Diklasifikasikan atas penguasaan faktor produksi oleh petani, antara lain:
● Perorangan
Kondisi ketika seseorang memiliki atau mengendalikan suatu faktor produksi, dengan seseorang tersebut yang menentukan hasilnya.
● Kooperatif
Faktor-faktor produksi dianggap milik bersama dan hasilnya dibagi menjadi faktor-faktor sesuai dengan kontribusi output lainnya
Transformasi Usahatani Subsisten ke Usahatani Komersial
Pertanian yang subsisten ini berdampak pada rendahnya produktivitas dan juga kualitas produk-produk yang dihasilkan oleh para petani dan selanjutnya memberikan konsekuensi terperangkapnya petani pada garis kemiskinan.
Transformasi Usahatani Subsisten ke Usahatani Komersial
1. Peningkatan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani terhadap teknologi baru (inovasi) yang diintroduksi;
2. Penyediaan bantuan (subsidi) agroinput/sarana produksi pertanian;\
3. Dukungan modal usahatani;
4. Penyediaan teknologi yang senantiasa berubah;
5. Perbaikan kelembagaan petani;
6. Penyediaan prasarana transportasi;
7. Penyediaan pasar. Ketujuh cara ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan antara yang satu dengan yang lainnya.
KEDUDUKAN USAHATANI DALAM SISTIM AGRIBISNIS Pengertian Usahatani
Usahatani adalah kegiatan mengatur atau mengelola aset dan metode dalam pertanian.
Termasuk juga sebagai kegiatan penyelenggaraan alat dan teknologi produksi pertanian dalam berbagai usaha yang berkaitan dengan pertanian
Kaitan Ilmu Usahatani dengan:
1. Ilmu Sosial
Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964), melestarikan kekuatan dan hasil manusia untuk kebutuhan masyarakat dengan merumuskan budaya sebagai karya masyarakat secara keseluruhan untuk menghasilkan teknologi dan budaya kebenaran yang dibutuhkan manusia untuk mengendalikan alam di sekitarnya atau budaya material.
2. Ilmu Ekonomi
Petani harus selalu mencari informasi ekonomi dan teknis agar petani dapat memanfaatkan semua peluang yang ada. Selain itu, orientasinya diorientasikan agar alternatif yang dipilih layak secara teknis dan paling menguntungkan secara ekonomi (Ken Suratiyah, 2006: 5).
3. Ilmu Manajemen
Manajemen usahatani adalah kemampuan petani untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan memantau faktor-faktor produksi yang dikuasai/dimiliki sehingga dapat menghasilkan keluaran yang diharapkan.
4. Ilmu Keteknikan Pertanian
Penerapan teknologi inovatif di bidang pertanian berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian yang pada gilirannya berpotensi meningkatkan taraf hidup, salah satunya ditunjukkan dengan peningkatan ketahanan pangan petani. Adopsi teknologi ini berkorelasi positif dengan status ketahanan pangan rumah tangga pertanian, yaitu petani yang mengadopsi inovasi teknologi lebih dalam akan memiliki tingkat ketahanan pangan yang lebih baik.
Keterkaitan Usahatani Ke Depan dan Ke Belakang dalam Sistem Agribisnis
Agribisnis dalam arti luas mengacu pada kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bahan baku pertanian, sebagian atau seluruh mata rantai produksi, pengolahan input dan output produksi (agribisnis), pemasaran input pertanian, dan kegiatan yang melibatkan instansi yang
mendukung. Agribisnis adalah tiga sektor ekonomi yang saling terkait. Ketiga sektor agribisnis tersebut adalah sektor penyediaan input, sektor produksi pertanian, dan sektor pemasaran produk.
Strategi Keberhasilan Sistem Agribisnis 1. Memperluas lahan pertanian abadi (LP2B) 2. Kerja sama seimbang antar subsistem agribisnis 3. Nilai tambah pada produk pertanian
LAHAN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI POKOK USAHATANI Pengertian
Lahan usaha tani adalah bagian permukaan bumi yang dimanfaatkan manusia dengan cara mengorganisasi dan mengkoordinasikan produk pertanian seefektif dan seefisien mungkin untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar.
Kepemilikan Lahan Sebagai Faktor Produksi Pokok Usahatani
Indonesia adalah negara agraris di mana sebagian besar dari penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian, sehingga lahan/tanah memiliki manfaat yang sangat berarti dalam sumber penghidupan manusia. Menurut Defidelwina (2019) kepemilikan lahan cenderung membuat pemiliknya lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan lahannya untuk menjaga keberlanjutan usahatani mereka. Mereka akan berpikir mengenai keberlanjutan dari usahataninya sampai antar generasi, karena sebagaimana diketahui bahwa usahatani padi sawah khususnya adalah usahatani yang umumnya dilakukan secara turun temurun.
Status Kepemilikan Lahan 1. Lahan milik sendiri 2. Lahan sewa
3. Lahan sakap dan lahan gadai
Lokasi Lahan Sebagai Faktor Produksi Pokok Usahatani
Penentuan lokasi lahan adalah hal yang penting. Dalam economic location menentukan tingkat sewa tanah, yaitu:
1. Letak tanah
2. Prasarana ke lokasi
3. Jarak lokasi dari pemukiman
Karakteristik (kesuburan dan ketinggian) Lahan Sebagai Faktor Produksi Pokok Usahatani:
1. Vulkanik, 2. Podzoli, 3. Alluvial,
4. Andosol, 5. Regosol, 6. Mediteran.
TENAGA KERJA SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI POKOK USAHATANI Tenaga Kerja Usahatani adalaha seseorang yang terlibat dalam kegiatan usaha tani berupa bercocok tanam tanpa atau memiliki lahan pertanian atau bekerja pada orang lain guna mendapatkan upah dari hasil kerja atau mendapatkan produksi dari usahatani tersebut.
Petani memiliki peran sebagai manajer, juru tani, dan manusia yang hidup sebagai masyarakat (Mosher, 1968).
Perencanaan dalam tenaga kerja usahatani :
● kultivator
● manajer
● biaya dan pendapatan
Karakteristik Tenaga Kerja dalam Budidaya Usahatani Karakteristik petani menyangkut beberapa aspek yaitu : 1. umur
2. pendidikan
3. pengalaman usahatani dan 4. jumlah tanggungan petani
Karakteristik tenaga kerja dalam bidang usahatani menurut Tohir (1983) adalah sebagai berikut:
1) Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani bersifat tidak kontinyu dan tidak merata 2) Dalam usahatani penyerapan tenaga kerjanya sangat terbatas
3) Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan, dan dispesialisasikan
4) Memiliki keanekaragaman corak dan kadangkala tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Materi 5
MODAL SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI POKOK USAHATANI
Modal adalah salah satu faktor di antara tiga faktor yang telah disatupadukan pada proses produksi yaitu tanah, tenaga kerja dan modal.
Fungsi Modal (4):
1. Berkolaborasi atau saling terikat dengan faktor produksi dalam usaha tani untuk menghasilkan jasa atau barang,
2. Mempercepat terjadinya proses produksi,
3. Menaikkan tingkat produktivitas serta hasil produksi secara keseluruhan, 4. Adanya peningkatan kualitas pada sebuah perusahaan.
Sifat Modal
Modal dapat menghemat lahan (land saving capital) dan menghemat tenaga kerja (labour saving capital), penggunaan tanah dan tenaga kerja ini dapat dikurangi dengan adanya modal dan peralatan. selain itu, modal juga dapat menyerap tenaga kerja tinggi seperti penggunaan teknologi kimiawi, biologis, dan panca usaha.
Kegunaan Modal
1. Presentation Modal Aktif
modal secara langsung maupun tidak langsung akan dapat meningkatkan jumlah produksi contohnya secara langsung ialah pupuk dan bibit yang unggul. Contoh tidak langsungnya terasering
2. Modal Pasif
Modal tersebut digunakan hanya untuk sekedar mempertahankan produk dalam waktu tertentu, contohnya ialah pada penggunaan bungkus, kantung plastik, dan gudang penyimpanan.
3. Modal Tetap
Modal yang bisa berkali-kali digunakan dalam kegiatan proses produksi. Dalam modal tetap terdapat modal yang dapat dipindahkan atau digerakkan, kemudian hidup ataupun mati contohnya seperti ternak, cangkul, dan sabit. Terakhir terdapat modal yang tidak bisa dipindah, ada yang hidup ataupun mati, contohnya yaitu bangunan dan tanaman keras.
4. Modal Tidak Tetap
juga bergantung pada berapa jumlah produksinya. Contohnya yaitu, benih pupuk, dan pestisida.
Materi 6
MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI POKOK USAHATANI
Manajemen (pengelolaan) adalah salah satu dari faktor produksi usahatani. Manajemen memiliki definisi sebagai proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan dari organisasi secara efektif dan efisien.
Perencanaan adalah berbagai macam kegiatan yang ditentukan dan dipertimbangkan untuk menciptakan atau mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan dalam usahatani dapat berupa:
● Modal
● Manusia atau petani
● Material atau bahan
● Mesin atau alat
● Pemilihan lokasi
● Persiapan lahaN
● Pola tanam
● Masa (waktu) kegiatan
● Analisis biaya
● Target produksi setiap kali panen
● Pemasaran
Pengorganisasian adalah suatu tindakan usaha menghubungkan perilaku antar anggota sehingga dapat bekerja sama secara efektif dan efisien yang kemudian akan menciptakan kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas tertentu pada kondisi lingkungan yang tidak menentu guna mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian dalam usahatani yaitu meliputi:
● Pengelompokkan pekerja
● Pemilihan orang dalam kelompok kerja
● Pemberian jadwal dan tugas yang harus dikerjakan.
Pelaksanaan dalam kegiatan usahatani dapat berupa :
● Penjarangan
● Pemangkasan tanaman
● Penyiangan
● Pembumbunan
Pengarahan tidak hanya ditujukan pada pelaksanaan usahatani di lapangan melainkan juga diarahkan dalam bentuk motivasi.
● Pengendalian hama dan penyakit
● Panen
● Pascapanen
Pengawasan adalah suatu proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan usahatani untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengawasan dapat diukur melalui :
● Monitor kegiatan usahatani; Mengadakan evaluasi melalui rapat anggota yang membahas pelaporan seluruh kegiatan pelaksanaan usahatani.
● Pemecahan masalah dalam usahatani; Meliputi penilaian kinerja, pelurusan penyimpangan, pemberian solusi terhadap kendala dan hambatan selama pelaksanaan kegiatan usahatani.
Tujuan pengelolaan usahatani yaitu menggerakkan perusahaan sedemikian rupa maka dari itu diperoleh pendapatan yang maksimal dari perusahaan secara terus menerus dengan menggunakan sumber daya dan dana yang terbatas secara efektif dan efisien.