• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Mikroekonomi

N/A
N/A
fadhila ridha ikhwani

Academic year: 2024

Membagikan "Review Mikroekonomi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Review

Mikroekonomi

Pelatihan Guru Persiapan OSN Ekonomi 2023

1

Pasar Input

Pasar Output

Balas Jasa Faktor Produksi Upah, Sewa, Bunga, Profit

Bayar Barang atau Jasa

Menyediakan Faktor Produksi

Memproduksi Barang dan

Jasa Tenaga Kerja, Modal, Tanah, Kewirausahaan

Membeli Barang dan

Jasa

Penerimaan Intervensi

Pemerintah di Pasar

Pajak

Subsidi

Kuota

Price Ceiling

Price Floor

Permintaan Keseimbangan Penawaran Pasar

Struktur Pasar Pasar

Persaingan Sempurna

Pasar Persaingan

Tidak Sempurna

Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar Oligopoli

Pasar Monopoli

Elastisitas Harga Penawaran Elastisitas

Harga Permintaan

Elastisitas Silang Elastisitas

Pendapat an Teori Perilaku

Konsumen

Pendekatan Kardinal Pendekatan

Ordinal

LabaKonsep Biaya Teori Perilaku

Produsen

Jangka Panjang Jangka Pendek

Laba Maksimum

(2)

Teori Perilaku

Konsumen

(3)

TEORI PERILAKU KONSUMEN

PENDEKATAN KARDINAL PENDEKATAN ORDINAL

(4)

Teori Perilaku Konsumen:

Kardinal

(5)

Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Kardinal

Konsumen mengonsumsi barang/jasa untuk mendapatkankepuasan (utility)

Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi

barang/jasa dapat dihitungdengan satuan util Mempelajari perilaku konsumen dalam

mengonsumsi satu macam barang

Istilah yang dipelajari: Total Utility (TU), Marginal Utility (MU)

Berlaku Hukum Gossen I

(law of diminishing marginal utility)

Total Utility (TU):

Kepuasan total yang didapatkan oleh konsumen ketikamengonsumsi sejumlah barang/jasa tertentu

Marginal Utility (MU):

Tambahan kepuasanyang didapatkan oleh konsumen ketika menambah 1 barang/jasa yang dikonsumsi

MU =

∆𝐓𝐔

∆𝐐

(6)

Simak Ceritanya:

Air Putih

(Gelas) Total Utility (TU)

0

1 2 3 4

0

100 150 175 175

-

+100

+50 +25 0

Marginal Utility (MU)

5

150 -25

Util

Air Putih (Gelas)

1 2 3 4 5

0 25 50 100 150 175

-25

MU TU MU = 0

TU maksimum MU TU

(7)

Hukum Gossen 1

Law of Diminishing Marginal Utility

Util

Air Putih (Gelas)

1 2 3 4 5

0 25 50 75 100 125 150 175

-25

HUKUM GOSSEN 1:

“Ketika menambah terus konsumsi suatu barang/jasa, tambahan kepuasannya semakin

lama semakin menurun”

Law of Diminishing Marginal Utility

Kurva MU terus menurun setiap menambah barang/jasa yang dikonsumsi

(8)

Konsep Turunan ( Differential )

1. Pangkat dikali ke depan 2. Pangkat dikurangi 1

(9)

Teori Perilaku Konsumen:

Ordinal

(10)

Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Ordinal

Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang/jasatidak dapat dihitung

tetapi hanya bisa dibandingkan

Mempelajari perilaku konsumen dalam mengonsumsi dua macam barang Istilah yang dipelajari:

Kurva Indiferensiatau Indifference Curve (IC), Garis Anggaranatau Budget Line (BL)

Konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimum dengan budget yang terbatas

Kurva Indiferensi

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasadengan

tingkat kepuasan yang sama

Garis Anggaran

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasadengan

anggaran yang sama

(11)

Garis Anggaran atau Budget Line (BL)

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasa dengan anggaran yang sama

Budget (I) = anggaran untuk dibelanjain tiket bioskop

dan popcorn

Budget (I) = (PX x QX) + (PY x QY) dimanaX adalah tiket bioskop dan Y adalah popcorn

Contoh Kasus:

Zero memiliki anggaran sebesar Rp250.000 untuk membeli tiket bioskop dan popcorn selama satu bulan. Harga tiket bioskop (P

X

) adalah Rp50.000, sementara harga popcorn (P

Y

) adalah Rp25.000.

Budget (I) = (PXx QX) + (PY x QY)

250.000 = (50.000 x QX) + (25.000 x QY) 250.000 = 50.000QX+ 25.000QY

QY = 0

Kalau duit diabisin buat belitiket bioskop, MAX bisa beli5 tiket

QX = 5 QY = 10

Kalau duit diabisin buat belipopcorn,

MAX bisa beli10 popcorn

QX = 0

Fungsi Budget Line (BL):

(12)

Garis Anggaran atau Budget Line (BL)

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasa dengan anggaran yang sama

Budget (I) = (PXx QX) + (PYx QY)

250.000 = (50.000 x QX) + (25.000 x QY) 250.000 = 50.000QX+ 25.000QY

QY = 0

Kalau duit diabisin buat belitiket bioskop, MAX bisa beli5 tiket

QX = 5 QY = 10

Kalau duit diabisin buat belipopcorn,

MAX bisa beli10 popcorn

QX = 0

Fungsi Budget Line (BL):

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 1 2 3 4 5

10 8

6

4

2

(13)

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 5

10

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 5

10

Rotasi Garis Anggaran

(14)

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 5

10

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 5

10

Rotasi Garis Anggaran

(15)

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 5

10

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 5

10

Pergeseran Garis Anggaran

(16)

Kurva Indiferensi atau Indifference Curve (IC)

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasa dengan kepuasan yang sama

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0

IC1 IC2

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

IC

IC3 IC4

Kurva Indiferensi Indifference Curve (IC)

Peta Indiferensi Indifference Map

(17)
(18)

Keseimbangan Konsumen

Kondisi ketika konsumen bisa mencapaikepuasan maksimum dengan budget yang terbatas

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 1 3 4 5

10

IC1

IC2 IC3

4

2 A

B

C D

(19)

Teori Perilaku Konsumen

Pendekatan Kardinal Pendekatan Ordinal

Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang/jasa tidak dapat dihitung

tetapi hanya bisa dibandingkan

Mempelajari perilaku konsumen dalam mengonsumsi dua macam barang Istilah yang dipelajari:

Kurva Indiferensi atau Indifference Curve(IC), Garis Anggaran atau Budget Line (BL)

Konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimum dengan budget yang terbatas Konsumen mengonsumsi barang/jasa untuk

mendapatkankepuasan (utility)

Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi

barang/jasadapat dihitungdengan satuan util Mempelajari perilaku konsumen dalam

mengonsumsi satu macam barang

Istilah yang dipelajari: Total Utility (TU), Marginal Utility (MU)

Berlaku Hukum Gossen I

(law of diminishing marginal utility)

(20)

Teori Perilaku

Produsen

(21)

TEORI PERILAKU PRODUSEN

JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG

(22)

Teori Perilaku Produsen:

Jangka Pendek

(23)

Teori Perilaku Produsen: Jangka Pendek

Mengasumsikan faktor produksi modal (K) bersifat tetap, sementara faktor produksi tenaga kerja (L) bersifat variable

Total Product (TP) = Q

Produk total yang diproduksi produsen dengan sejumlah tenaga kerja tertentu

Marginal Product (MP)=

Tambahan produk (return) yang diproduksi produsen ketikamenambah 1 tenaga kerja

∆𝐓𝐏

∆𝐋 = ∆𝐐

∆𝐋

Istilah yang dipelajari: Total Product (TP), Marginal Product (MP), Average Product (AP) Berlaku law of diminishing return

Produsen membutuhkan input (faktor produksi) untuk memproduksi output (barang/jasa)

Average Product (AP)=

Rata-rata produkyang dihasilkan/diproduksi oleh 1 tenaga kerja

𝐐 𝐋

(24)

Simak Ceritanya:

T. Kerja

(L) Kopi (Q)

0

1 2 3 4

0

5 15 21 24

0

+5 +10

+6 +3 MP

5

24 0

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

1 2 3 4 5

0 5 15

-6

MP TP

MP = 0 TP maksimum

MP TP

AP

0

5 7,5

7 6 4,8

6

18 -6 3

Zero baru membuka usaha kedai kopi mendapatkan data seperti ini:

6 1821

24

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

2 3 4 5

0 6

5 10 15 20 25

6 3

MP > AP AP naik

1

MP = AP AP maksimum

MP < AP

AP turun

(25)

Law of Diminishing Return

Kondisi: di jangka pendek, faktor produksi modal tetap, cuma bisa ngubah faktor produksi tenaga kerja

Kalau nambah 1 tenaga kerja, MP gak bisa terus- terusan naik, pada suatu saat pasti MP akan turun

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

1 2 3 4 5

0 5 15

-6

6 1821

24

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

2 3 4 5

0 6

5 10 15 20 25

6 3

1

MP naik di awal karena masih ada spesialisasi tenaga kerja. MP kemudian turun karena sudah tidak ada

spesialisasi tenaga kerja

Law of diminishing return:

“Fenomena ketika menambah 1 tenaga kerja, marginal product (MP) atau return yang dihasilkan

tambahan tenaga kerja tadi menurun”

(26)

Teori Perilaku Produsen:

Jangka Panjang

(27)

Teori Perilaku Produsen: Jangka Panjang

Istilah yang dipelajari:

Kurva isokuan atau isoquandan kurva isocost Produsen berusaha mencapai biaya

seminimum mungkin untuk memproduksi sejumlah output (barang/jasa) tertentu

Kurva Isoquan

Menggambarkan kombinasi 2 macam input (modal dan tenaga kerja) yang menghasilkanjumlah output yang sama

Mengasumsikan faktor produksi modal (K) dan faktor produksi tenaga kerja (L)

bersifat variable

Produsen membutuhkan input (faktor produksi) untuk memproduksi output (barang/jasa)

Kurva Isocost

Menggambarkan kombinasi 2 macam input (modal dan tenaga kerja) dengan biaya produksi yang sama

Dengan anggaran (cost) tertentu, produsen berusaha untuk memproduksi output

(barang/jasa) semaksimum mungkin

(28)

L K

0 1 2

Q1= 100

3 6 9

6 A

B

C D

Q2= 150

Kurva Isoquan

Menggambarkan kombinasi 2 macam input (modal dan tenaga kerja) yang menghasilkanjumlah output yang sama

(29)

Kurva Isocost

Menggambarkan kombinasi 2 macam input (modal dan tenaga kerja) dengan biaya produksi yang sama

L K

0 1 2

3

A

C

B 5

10

8 4

D

Isocost1 Isocost2 Isocost3

9

7

(30)

Keseimbangan Produsen

Kondisi ketika produsen bisa memproduksi memproduksi sejumlah barang/jasa tertentu

denganbiaya produksi seminimum mungkin

L K

0 1 2

Q1= 100

2

A

C

B 5

10

8 4

D

Isocost1 Isocost2 Isocost3

9

7

Cost Minimization

Kondisi ketika produsen bisamemaksimumkan produksi outputdenganbiaya produksi tertentu

Output Maximization

(31)

Skala Produksi: Kondisi Constant Return to Scale

Kondisi ketika produsen ekspansi dengan persentase kenaikan pertambahan output yang sama dengan persentase kenaikan input yang dibutuhkan

(32)

Constant vs. Increasing vs. Decreasing Return to Scale

Kondisi ketika produsen ekspansi dengan tiga kemungkinan skenario

A B C

(33)

Constant vs. Increasing vs. Decreasing Return to Scale

Kondisi ketika produsen ekspansi dengan tiga kemungkinan skenario

(34)

Fungsi Cobb-Douglass

Fungsi produksi pengaruh tenaga kerja (L) dan modal (K) ke barang yang diproduksi (Q)

Referensi

Dokumen terkait

kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi purna beli terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan

Dalam pendekatan ordinal, konsumen dengan pendapatan tertentu akan mengurangi penggunaan makanan anorganik dan mulai menambah konsumsi makanan organik, namun kepuasan dari

Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara

a) Pendekatan utiliti (nilaiguna) kardinal atau Marginal Utility : bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utiliti) setiap konsumen dapat diukur dengan uang atau

Pada prinsipnya yang dibicarakan dalam perilaku konsumen ini adalah bagaimana fungsi permintaan konsumen itu terbentuk. terdapat empat pendekatan untuk mempelajari

Pada prinsipnya yang dibicarakan dalam perilaku konsumen ini adalah bagaimana fungsi permintaan konsumen ini terbentuk. Terdapat empat pendekatan untuk mempelajari

TREY Dengan demikian, teori perilaku konsumen merupakan sebuah teori berupa studi yang mempelajari bagaimana seseorang konsumen mencari, memilih, membeli, menggunakan, serta

Proses Keputusan Pembelian Konsumen  Perilaku pasca pembelian: – Harapan konsumen dibandingkan dengan kinerja kenyataan yang dibeli – Kepuasan pasca pembelian mempengaruhi