• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Teori Perilaku Konsumen dan Produsen

N/A
N/A
Bintang Rahman

Academic year: 2025

Membagikan "2. Teori Perilaku Konsumen dan Produsen"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Teori Perilaku

Konsumen

(2)

Teori Perilaku Konsumen:

Kardinal

(3)

TEORI PERILAKU KONSUMEN

PENDEKATAN KARDINAL

PENDEKATAN

ORDINAL

(4)

Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Kardinal

Konsumen mengonsumsi barang/jasa untuk mendapatkan kepuasan (utility) Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung dengan

satuan util

Mempelajari perilaku konsumen dalam mengonsumsi satu macam barang

Istilah yang dipelajari: Total Utility (TU), Marginal Utility (MU)

Berlaku Hukum Gossen I

(law of diminishing marginal utility)

Total Utility (TU):

Kepuasan total yang

didapatkan oleh konsumen ketika mengonsumsi sejumlah

barang/jasa tertentu

Marginal Utility (MU):

Tambahan kepuasan yang didapatkan oleh konsumen ketika menambah 1

barang/jasa yang dikonsumsi

 

(5)

Simak Ceritanya:

Air Putih (Gelas)

Total Utility (TU)

0

1 2 3 4

0

100 150 175 175

-

+10

+50 +20 50

Marginal Utility (MU)

5

150 -25

Uti l

Air Putih (Gelas)

1 2 3 4 5

0 25 50 100 150 175

-25

MU TU MU = 0

TU

maksimum

MU TU

(6)

Hukum Gossen 1

Law of Diminishing Marginal Utility

Util

Air Putih (Gelas)

1 2 3 4 5

0 25 50 75 100 125 150 175

-25

HUKUM GOSSEN 1:

“Ketika menambah terus konsumsi suatu barang/jasa, tambahan kepuasannya semakin lama semakin

menurun”

Law of Diminishing Marginal Utility

Kurva MU terus menurun setiap menambah barang/jasa yang

dikonsumsi

(7)

Teori Perilaku Konsumen:

Ordinal

(8)

Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Ordinal

Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang/jasa tidak dapat dihitung

tetapi hanya bisa dibandingkan Mempelajari perilaku konsumen dalam mengonsumsi dua macam barang Istilah yang dipelajari:

Kurva Indiferensi atau Indifference Curve (IC),

Garis Anggaran atau Budget Line (BL) Konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimum dengan budget yang

terbatas

Kurva

Indiferensi

Menggambarkan kombinasi

konsumsi 2 macam barang/jasa dengan

tingkat kepuasan yang sama

Garis Anggaran

Menggambarkan kombinasi

konsumsi 2 macam barang/jasa dengan anggaran yang sama

(9)

Garis Anggaran atau Budget Line (BL)

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasa dengan anggaran yang sama Budget (I) = anggaran untuk dibelanjain tiket bioskop

dan popcorn

Budget (I) = (PX x QX) + (PY X QY)

dimana X adalah tiket bioskop dan Y adalah popcorn

Contoh Kasus:

Zero memiliki anggaran sebesar Rp250.000 untuk membeli tiket bioskop dan popcorn selama satu bulan.

Harga tiket bioskop (P

X

) adalah Rp50.000, sementara harga popcorn (P

Y

) adalah Rp25.000.

Budget (I) = (PX x QX) + (PY x QY) 250.000 = (50.000 x QX) + (25.000 x QY)

250.000 = 50.000QX + 25.000QY QY =

Kalau duit diabisin 0

buat beli tiket bioskop,

MAX bisa beli 5 tiket

QX =

5 QY = 10

Kalau duit diabisin buat beli popcorn,

MAX bisa beli 10 popcorn

QX = 0

Fungsi Budget Line (BL):

(10)

Garis Anggaran atau Budget Line (BL)

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasa dengan anggaran yang sama

Budget (I) = (PX x QX) + (PY x QY) 250.000 = (50.000 x QX) + (25.000 x QY)

250.000 = 50.000QX + 25.000QY QY =

Kalau duit diabisin 0

buat beli tiket bioskop,

MAX bisa beli 5 tiket

QX =

5 QY = 10

Kalau duit diabisin buat beli popcorn,

MAX bisa beli 10 popcorn

QX = 0

Fungsi Budget Line (BL):

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 1 2 3 4 5

10

8

6

4

2

(11)

Kurva Indiferensi atau Indifference Curve (IC)

Menggambarkan kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasa dengan kepuasan yang sama

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0

IC1 IC2

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

IC

IC3 IC4

Kurva Indiferensi Indifference Curve (IC)

Peta Indiferensi Indifference Map

(12)

Keseimbangan Konsumen

Kondisi ketika konsumen bisa mencapai kepuasan maksimum dengan budget yang terbatas

QX (Tiket Bioskop) QY

(Popcorn)

0 1 3 4 5

10

IC1

IC2 IC3 4

2

A

B

C D

(13)

Teori Perilaku Konsumen

Pendekatan Kardinal Pendekatan Ordinal

Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang/jasa tidak dapat dihitung

tetapi hanya bisa dibandingkan Mempelajari perilaku konsumen dalam mengonsumsi dua macam barang Istilah yang dipelajari:

Kurva Indiferensi atau Indifference Curve (IC),

Garis Anggaran atau Budget Line (BL) Konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimum dengan budget yang

terbatas Konsumen mengonsumsi barang/jasa

untuk mendapatkan kepuasan (utility) Kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung dengan

satuan util

Mempelajari perilaku konsumen dalam mengonsumsi satu macam barang

Istilah yang dipelajari: Total Utility (TU), Marginal Utility (MU)

Berlaku Hukum Gossen I

(law of diminishing marginal utility)

(14)

Teori Perilaku

Produsen

(15)

Teori Perilaku Produsen:

Jangka

Pendek

(16)

TEORI PERILAKU PRODUSEN

JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG

(17)

Teori Perilaku Produsen: Jangka Pendek

Mengasumsikan faktor produksi modal (K) bersifat tetap, sementara faktor produksi tenaga kerja (L) bersifat variable

Total Product (TP) = Q

Produk total yang diproduksi produsen dengan sejumlah tenaga kerja tertentu

Marginal Product (MP)=

Tambahan produk (return) yang

diproduksi produsen ketika menambah 1 tenaga kerja

 

Istilah yang dipelajari: Total Product (TP), Marginal Product (MP), Average

Product (AP)

Berlaku law of diminishing return Produsen membutuhkan input (faktor produksi) untuk memproduksi output (barang/jasa)

Average Product (AP)=

Rata-rata produk yang

dihasilkan/diproduksi oleh 1 tenaga kerja

 

(18)

Simak

Ceritanya:

T. Kerja (L)

Kop i

0

(Q)

1 2 3 4

0

5 15 21 24

0

+5

+1 +60 +

3 MP

5

24 0

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

1 2 3 4 5

0 5 15

-6

MP TP

MP = 0 TP

maksimum

MP TP

AP

0

5 7,5

7 6 4,8

6

18 -6 3

Zero baru membuka usaha kedai kopi mendapatkan data seperti ini:

6 1821

24

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

2 3 4 5

0 6

5 10 15 20 25

6 3

MP = AP AP

maksimum 1

(19)

Law of Diminishing Return

Kondisi: di jangka pendek, faktor produksi modal tetap, cuma bisa ngubah faktor

produksi tenaga kerja

Kalau nambah 1 tenaga kerja, MP gak bisa terus-terusan naik, pada suatu saat pasti MP

akan turun

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

1 2 3 4 5

0 5 15

-6

6 1821

24

Kopi (Q)

T. Kerja (L)

2 3 4 5

0 6

5 10 15 20 25

6 3

1

MP naik di awal karena masih ada

spesialisasi tenaga kerja. MP kemudian turun karena sudah tidak ada spesialisasi tenaga

kerja

Law of diminishing return:

“Fenomena ketika menambah 1 tenaga kerja, marginal product (MP) atau return yang

dihasilkan tambahan tenaga kerja tadi menurun”

(20)

Teori Perilaku Produsen:

Jangka

Panjang

(21)

Teori Perilaku Produsen: Jangka Panjang

Istilah yang dipelajari:

Kurva isokuan atau isoquan dan kurva isocost

Produsen berusaha mencapai biaya seminimum mungkin untuk

memproduksi sejumlah output (barang/jasa) tertentu

Kurva Isoquan

Menggambarkan kombinasi 2

macam input (modal dan tenaga kerja) yang menghasilkan jumlah output yang sama

Mengasumsikan faktor produksi modal (K)

dan faktor produksi tenaga kerja (L) bersifat variable

Produsen membutuhkan input (faktor produksi) untuk memproduksi output (barang/jasa)

Kurva Isocost

Menggambarkan kombinasi 2

macam input (modal dan tenaga kerja) dengan biaya produksi yang sama

(22)

L K

0 1 2

Q1 = 100 3

6 9

6 A

B

C D

Q2 = 150

Kurva Isoquan

Menggambarkan kombinasi 2 macam input (modal dan tenaga kerja) yang menghasilkan jumlah output yang sama

(23)

Kurva Isocost

Menggambarkan kombinasi 2 macam input (modal dan tenaga kerja) dengan biaya produksi yang sama

L K

0 1 2

3

A

C

B 5

10

8 4

D

Isocost

1

Isocost

2

Isocost

3

9

7

(24)

Keseimbangan Produsen

Kondisi ketika produsen bisa memproduksi memproduksi sejumlah barang/jasa tertentu dengan biaya produksi seminimum mungkin

L K

0 1 2

Q1 = 100 2

A

C

B 5

10

8 4

D

Isocost

1

Isocost

2

Isocost

3

9

7

(25)

Skala Produksi: Kondisi Constant Return to Scale

Kondisi ketika produsen ekspansi dengan persentase kenaikan pertambahan output yang sama dengan persentase kenaikan input yang dibutuhkan

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak

indiferensi, yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen..

Dalam pendekatan ordinal, konsumen dengan pendapatan tertentu akan mengurangi penggunaan makanan anorganik dan mulai menambah konsumsi makanan organik, namun kepuasan dari

 Akan dilihat menggunakan teori tingkah laku konsumen: pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal... Teori Tingkah Laku Konsumen Dapat

Ekonomi mikro merupakan ilmu yang memiliki beberapa pokok bahasan, salah satunya adalah studi mengenai Teori perilaku konsumen. Terdapat suatu alasan ketika konsumen membeli

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat

Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasanb.

Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang